Saham

Tren bank digital mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak tahun 2020, bahkan saat ini sudah ada sederet daftar saham bank digital yang masuk bursa saham Indonesia. Bagi Anda yang saat ini sedang mencari saham jenis growth stock, beberapa saham bank digital yang akan kami ulas di artikel ini bisa jadi jawabannya.
Sebelum bank digital sepopuler seperti sekarang, konsep bank digital sebenarnya sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 2016 dan baru mulai masif berkembang di awal tahun 2020 sampai sekarang. Bank digital pertama di Indonesia adalah Jenius, sebuah bank digital yang diluncurkan oleh Bank BTPN di tahun 2016.
Dari semakin banyaknya bank digital di Indonesia yang masuk bursa saham, tidak semua bank tersebut adalah murni bank digital. Ada bank yang termasuk bank hybrid dan ada juga bank hasil transformasi dari bank konvensional ke bank digital. Ini penjelasan apa itu saham bank digital dan bagaimana fundamental perusahaannya, serta beberapa contoh sahamnya yang ada di IDX.

Secara sederhana, bank digital adalah sebuah bank yang memiliki layanan perbankan berbasis online, yang memungkinkan nasabah untuk mengakses berbagai layanan perbankan tanpa perlu datang secara fisik ke kantor cabang bank. Namun secara legalitas perusahaan, mereka juga tetap memiliki kantor fisik dengan jumlah terbatas dan tidak sebanyak bank konvensional pada umumnya.
Dengan layanan dan produk perbankan yang bisa diakses secara online, bank digital tidak membutuhkan kantor cabang yang banyak. Hal ini juga yang saat ini sedang dikembangkan oleh big banks Indonesia seperti BCA, BNI, Mandiri, dan BRI, di mana bank-bank besar tersebut mulai mengurangi jumlah kantor cabangnya dan mulai fokus ke layanan perbankan digital.
Semakin masifnya perkembangkan teknologi finansial di Indonesia dan regulasi bank digital yang semakin baik, kedua hal ini bisa memberikan kepastian bagi bisnis bank digital yang diprediksi bisa terus bertumbuh di masa depan. Selain itu, faktor permodalan juga punya pengaruh yang besar dalam meningkatkan akses bank digital ke jutaan masyarakat Indonesia.
Inilah salah satu alasan kenapa banyak bank digital yang memutuskan untuk IPO dan memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan dana segar dari investor yang bisa digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan afliasi dengan group besar. Contoh daftar saham bank digital yang sukses dengan IPO-nya adalah Bank Jago atau dikenal investor sebagai saham ARTO, yang mengalami kenaikan hingga ribuan persen pasca IPO dan menjadi saham multibagger di Indonesia.
Baca juga: Saham Multibagger: Apa itu, Ciri-ciri, dan Cara mencarinya
Nama saham ARTO masuk ke dalam jajaran 10 saham multibagger di Indonesia yang punya kenaikan tertinggi pasca IPO dan mampu bersaing dengan saham big banks seperti BBCA. Fakta menariknya adalah saham ARTO menjadi saham multibagger dalam waktu yang relatif jauh lebih singkat daripada BBCA dengan didukung fundamental yang kuat. Salah satu investor terkenal di indonesia yang kaya raya dari cuan saham ARTO adalah Andry Hakim, yang saat itu membeli saham tersebut di harga Rp400 per lembar saham dan menjualnya di harga Rp16 ribu per lembar saham.
Sebagai saham growth stock, saham bank digital seperti ARTO memang menawarkan pertumbuhan bisnis yang sangat pesat bagi investor dan menawarkan potensi kenaikan harga saham yang tinggi di masa depan. Berikut adalah deretan daftar saham bank digital terbaik di Indonesia.
| No. | Emiten Bank Digital | Tahun IPO | |||
| 1 | Bank Jago (ARTO) | 2016 | |||
| 2 | Bank Neo Commerce (BBYB) | 2015 | |||
| 3 | Allo Bank (BBHI) | 2015 | |||
| 4 | Bank Raya | 2003 | |||
| 5 | Bank Aladin Syariah (BANK) | 2021 | |||
| 6 | Amar Bank (AMAR) | 2020 | |||
| 7 | Superbank (SUPA) | 2025 |
| No. | Emiten Bank Digital | Tahun IPO |
| 1 | Bank Jago (ARTO) | 2016 |
| 2 | Bank Neo Commerce (BBYB) | 2015 |
| 3 | Allo Bank (BBHI) | 2015 |
| 4 | Bank Raya | 2003 |
| 5 | Bank Aladin Syariah (BANK) | 2021 |
| 6 | Amar Bank (AMAR) | 2020 |
| 7 | Superbank (SUPA) | 2025 |
Berapa jumlah bank digital di Indonesia? Dari 18 bank digital yang resmi beroperasi di Indonesia, 7 bank digital di antaranya diketahui sudah go public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelum dikenal luas sebagai Bank Jago, bank ini sebenarnya bukanlah murni bank digital. Melainkan, transformasi dari bank konvensional ke bank digital yang dulunya bernama Bank Artos. Barulah pada tahun 2016, Bank Artos resmi berganti nama menjadi Bank Jago hingga sekarang.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bank Jago memiliki kemitraan strategis dengan berafiliasi dengan Gojek. Melalui kemitraan Bank Jago dengan Gojek, pengguna Gojek bisa mengintegrasikan rekening Bank Jago dengan akun Gojek. Selain itu, pengguna Gojek bisa membuka rekening tabungan Bank Jago langsung dari aplikasi Gojek dan menggunakan Bank Jago sebagai metode pembayaran di aplikasi Gojek tanpa perlu top up GoPay.
Dalam 3 tahun terakhir, saham ARTO memiliki kinerja fundamental sebagai berikut:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 1,56 triliun | Rp 1,55 triliun | Rp 1,77 triliun | ||||
| Laba operasional bersih | Rp 71,04 miliar | Rp 126,85 miliar | Rp 199,13 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 8,3% | 6% | 8,3% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 0,8% | 0,2% | 0,4% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 104,3% | 93,8% | 98,2% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 61,8% | 56,2% | 32,9% (semester I-2025) |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 1,56 triliun | Rp 1,55 triliun | Rp 1,77 triliun |
| Laba operasional bersih | Rp 71,04 miliar | Rp 126,85 miliar | Rp 199,13 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 8,3% | 6% | 8,3% |
| Non-performing Loan (NPL) | 0,8% | 0,2% | 0,4% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 104,3% | 93,8% | 98,2% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 61,8% | 56,2% | 32,9% (semester I-2025) |
Profitabilitas saham ARTO kembali solid dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih, lonjakan laba operasional, serta rebound NIM ke level tertinggi. Kualitas aset juga cukup sehat dengan NPL yang rendah dan LDR yang efisien mendekati 100%, menunjukkan likuiditas yang terkendali daripada tahun 2023. Nilai CAR yang menunjukkan penurunan menandakan ada ekspansi agresif dari Bank Jago yang menggerus permodalan sehingga bisa memunculkan kebutuhan penambahan modal di masa depan.

Daftar saham bank digital lainnya yang menarik bagi investor adalah saham BBYB atau Bank Neo Commerce di pasar modal Indonesia. Bank Neo Commerce adalah transformasi bank konvensional ke bank digital, yang sebelumnya bernama Bank Yudha Bakti.
Di tahun 2020, Bank Yudha Bakti memutuskan untuk bertransformasi menjadi bank digital dan resmi berganti nama menjadi Bank Neo Commerce. Salah satu platform digital yang menjalin kemitraan dengan Bank Neo Commerce adalah Akulaku, yang notabene adalah pemilik saham mayoritas di bank digital tersebut.
Dengan mengintegrasikan Bank Neo Commerce dan Akulaku, Anda sebagai pengguna Akulaku bisa melakukan pembayaran tagihan dengan menggunakan Bank Neo Commerce sebagai metode pembayarannya.
Selama 3 tahun terakhir saham BBYB memiliki fundamental seperti berikut:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 2,9 triliun | Rp 2,74 triliun | Rp 1,79 triliun | ||||
| Laba operasional bersih | -Rp 575 miliar | Rp 28,46 miliar | Rp 461,55 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 18,39% | 17,30% | 14,81% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 0,95% | 0,30% | 0,23% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 77,37% | 89% | 54,99% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 27,86% | 26,69% | 46,73% |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 2,9 triliun | Rp 2,74 triliun | Rp 1,79 triliun |
| Laba operasional bersih | -Rp 575 miliar | Rp 28,46 miliar | Rp 461,55 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 18,39% | 17,30% | 14,81% |
| Non-performing Loan (NPL) | 0,95% | 0,30% | 0,23% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 77,37% | 89% | 54,99% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 27,86% | 26,69% | 46,73% |
Hal menarik dari saham BBYB adalah bank digital ini berhasil meningkatkan laba operasional bersih dari kerugian yang mereka alami di tahun 2023. Namun di sisi lain kita perlu melihat bahwa pendapatan bunga bersih mengalami tren penurunan. Penurunan pendapatan bunga bersih dan NIM bisa menjadi indikasi bahwa mereka mengurangi agresivitas penyaluran pinjaman. Namun meski turun NIM BBYB masih sehat, berada di kisaran 14-15%.
Penurunan NIM sejalan dengan kondisi NPL yang membaik (semakin rendah). Menunjukkan penyaluran kredit yang lebih selektif dengan manajemen risiko yang lebih matang dibanding periode agresif sebelumnya.
LDR juga mengalami penurunan yang memberikan informasi bahwa BBYB menahan ekspansi kredit dan memperbesar likuiditas. Secara keseluruhan, BBYB tengah bertransformasi menuju profitabilitas stabil dengan profil risiko yang lebih sehat dan modal yang kuat.

Bank digital selanjutnya yang sahamnya sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Allo Bank. Bank digital ini memutuskan untuk IPO setelah resmi diakuisisi oleh PT Mega Corpora pada tahun 2021 lalu. Dalam perjalanannya menjadi bank digital di Indonesia, Allo Bank diketahui sudah beberapa kali berubah nama yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Harda.
Allo Bank bukanlah murni bank digital karena merupakan transformasi dari Bank Harda ke bank digital. Bank digital milik Chairul Tanjung ini berafiliasi dengan CT Corp, yang memang menjadi pemilik saham mayoritas di Allo Bank. Dengan berafiliasi dengan Bank Mega dan Transmart dari CT Corp, pemilik kartu debit Allo Bank bisa menarik uang dan melakukan transaksi keuangan melalui ATM Bank Mega.
Kinerja fundamental saham BBHI selama 3 tahun terakhir:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 1,04 triliun | Rp 1,12 triliun | Rp 1,05 triliun | ||||
| Laba operasional bersih | Rp 444,57 miliar | Rp 467,11 miliar | Rp 379,88 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 9,01% | 8,88% | 10,43% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 0,08% | 0,81% | 0,61% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 150,77% | 122,69% | 96,57% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 83,35% | 82,58% | 83,1% (semester I-2025) |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 1,04 triliun | Rp 1,12 triliun | Rp 1,05 triliun |
| Laba operasional bersih | Rp 444,57 miliar | Rp 467,11 miliar | Rp 379,88 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 9,01% | 8,88% | 10,43% |
| Non-performing Loan (NPL) | 0,08% | 0,81% | 0,61% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 150,77% | 122,69% | 96,57% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 83,35% | 82,58% | 83,1% (semester I-2025) |
Laba operasional bersih turun di kuartal III-2025, namun sebenarnya bisa memberikan potensi peningkatan laba operasional dari 2024. Mengingat laba ini lebih tinggi dari kuartal III-2024 yang hanya tercatat Rp 335,03 miliar.
Apalagi pendapatan bunga bersih naik 28,85% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Terutama karena mendapat dukungan dari peningkatan NIM dan likuiditas yang terjaga. NIM yang melonjak signifikan menunjukkan portofolio kredit yang lebih produktif dengan perbaikan kualitas aset kredit.
Penurunan LDR juga menunjukkan kondisi yang sehat. Adanya peningkatan dana pihak ketiga serta strategi penyeimbangan portofolio mulai efektif sehingga likuiditas lebih stabil. CAR juga cukup tinggi bisa menjadi bantalan modal yang besar untuk menyerap risiko. BBHI memiliki ruang ekspansi kredit yang cukup besar.

Bank Raya adalah salah satu daftar saham bank digital hybrid yang ada di Indonesia. Di mana, bank ini menggabungkan layanan perbankan digital dan jaringan offline BRI Group. Naiknya popularitas Bank Raya di masyarakat karena bank ini menyandang status sebagai anak usaha Bank BRI, yang dulunya bernama BRI Agro dan resmi berganti nama menjadi Bank Raya di tahun 2021 lalu.
Selain berafiliasi dengan BRI Group, Bank Raya juga berafiliasi dengan group besar lainnya seperti KoinWorks, Majoo, iGrow, hingga Modalku dalam menyediakan layanan perbankan digital dan pembiayaan kepada masyarakat.
Kinerja fundametal saham AGRO selama 3 tahun terakhir:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 487,83 miliar | Rp 571,97 miliar | Rp 512,211 miliar | ||||
| Laba operasional bersih | Rp 24,35 miliar | Rp 50,89 miliar | Rp 41,98 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 3,91% | 4,44% | 5% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 4,4% | 3,22% | 4,56% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 84,21% | 87,62% | 79,4% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 43,84% | 44,29% | 42,35% |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 487,83 miliar | Rp 571,97 miliar | Rp 512,211 miliar |
| Laba operasional bersih | Rp 24,35 miliar | Rp 50,89 miliar | Rp 41,98 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 3,91% | 4,44% | 5% |
| Non-performing Loan (NPL) | 4,4% | 3,22% | 4,56% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 84,21% | 87,62% | 79,4% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 43,84% | 44,29% | 42,35% |
Sebagai catatan, pendapatan bunga bersih AGRO kuartal III-2025 naik 23% (yoy) dan laba operasional bersih naik 23,9% dari periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi peningkatan profitabilitas di akhir tahun 2025 setelah periode konsolidasi dan pergeseran model bisnis menuju bank digital.
Dari sisi NIM juga terlihat adanya perbaikan yield aset dan penguatan kemampuan menghasilkan margin bunga dari aset produktif. Tapi peningkatan NPL di kuartal III-2025 menunjukkan adanya tekanan kualitas kredit yang perlu jadi perhatian serius agar pertumbuhan laba tidak tergerus oleh biaya pencadangan.
Dari sisi likuiditas, penurunan LDR menunjukkan likuiditas yang longgar. AGRO memiliki ruang besar untuk menyalurkan kredit baru. Permodalan juga besar ditunjukkan dengan CAR di kisaran 42-44%.

Saham bank digital nomor lima yang sudah go public di BEI adalah Bank Aladin Syariah dengan kode emiten BANK. Bank ini terkenal sebagai murni bank digital syariah pertama di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dari seluruh layanannya yang bisa kita akses secara online oleh nasabah.
Bank Aladin Syariah sebelumnya bernama Bank Net Syariah dan resmi berganti nama menjadi Bank Aladin Syariah pada tahun 2021. Afiliasi terbesar Bank Aladin Syariah adalah menggandeng CIMB Niaga untuk layanan kustodian dan bermitra dengan Flip dan Halodoc dalam menyediakan layanan perbankan syariah, serta menjalin kerjasama dengan Nanobank Syariah untuk mempermudah nasabah untuk melakukan pendaftaran haji.
Berikut adalah kinerja fundamental Bank Aladin Syariah dalam 3 tahun terakhir:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan Bank sebagai Mudharib | Rp 334,50 miliar | Rp 613,44 miliar | Rp 595,58 miliar | ||||
| Laba operasional bersih | - Rp 226,74 miliar | - Rp 73,73 miliar | Rp 128,15 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) / Net Operating Margin (NOM) | -4,77% | -0,99% | 1,73% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) / Non Performing Financing | - | 0,04% | 0,21% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) / Financing to Depos it Ratio | 95,31% | 87,72% | 85,31% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 96,17% | 64,96% | 52,45% |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan Bank sebagai Mudharib | Rp 334,50 miliar | Rp 613,44 miliar | Rp 595,58 miliar |
| Laba operasional bersih | - Rp 226,74 miliar | - Rp 73,73 miliar | Rp 128,15 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) / Net Operating Margin (NOM) | -4,77% | -0,99% | 1,73% |
| Non-performing Loan (NPL) / Non Performing Financing | - | 0,04% | 0,21% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) / Financing to Depos it Ratio | 95,31% | 87,72% | 85,31% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 96,17% | 64,96% | 52,45% |
Bank Aladin Syariah mencatatkan kenaikan pendapatan yang konsisten. Pada kuartal III-2025, mereka mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39,15% (yoy). Bahkan, di tahun ini BANK berhasil membalikkan keadaan dari yang sebelumnya merugi menjadi untung Rp 128,15 miliar.
Kita juga melihat adanya perbaikan yield dari Net Operating Margin menunjukkan pengelolaan yang efektif dari manajemen. Sehingga, BANK bisa mulai bisa menghasilkan laba melalui aset produktifnya.
Di sisi NPF, ada kenaikan yang menunjukkan tekanan kualitas kredit. Meskipun masih di bawah batas wajar, jika NPF terus mengalami kenaikan, dapat menghambat pertumbuhan kredit. Selanjutnya, BANK masih memiliki likuiditas yang longgar meskipun FDR mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

Amar Bank adalah murni bank digital yang layanannya bisa nasabah akses tanpa harus melakukan kunjungan fisik ke kantor cabang. Salah satu produk fintech unggulan dari Amar Bank adalah Tunaiku, sebuah platform pinjaman online resmi OJK.
Bank digital ini dulunya bernama Amin Bank dan baru resmi berganti nama menjadi Amar Bank sejak tahun 2014, serta memutuskan terjun sebagai pelaku pasar modal Indonesia pada tahun 2020.
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 921,30 miliar | Rp 1,16 triliun | Rp 987,90 miliar | ||||
| Laba operasional bersih | Rp 177,97 miliar | Rp 214,99 miliar | Rp 228,39 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 20,23% | 24,38% | 24,33% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 9,23% | 10,25% | 9,66% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 376,61% | 267,68% | 190,39% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 119,23% | 126,31% | - |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 921,30 miliar | Rp 1,16 triliun | Rp 987,90 miliar |
| Laba operasional bersih | Rp 177,97 miliar | Rp 214,99 miliar | Rp 228,39 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 20,23% | 24,38% | 24,33% |
| Non-performing Loan (NPL) | 9,23% | 10,25% | 9,66% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 376,61% | 267,68% | 190,39% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 119,23% | 126,31% | - |
Berdasarkan kinerja 3 tahun terakhir, saham AMAR cukup menarik untuk dilirik investor karena fundamentalnya. Berikut penjelasannya:
Amar Bank telah mencatatkan laba operasional yang lebih besar daripada tahun 2024 di Kuartal III-2025. Harapannya, pendapatan juga mengalami kenaikan di tahun 2025. Ini karena pendapatan di Kuartal III-2025 mengalami kenaikan sebesar 17,75% YoY.
Namun, di sisi Anda harus memperhatikan tingkat Non-Performing Loan (NPL) yang berada di taraf "kurang sehat" selama 3 tahun. Bank Amar harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit baru sehingga tidak menimbulkan risiko kerugian yang tinggi.
Risiko lainnya adalah tingkat LDR yang lebih dari 100% dalam 3 tahun terakhir. Mereka sangat agresif dalam penyaluran kredit, namun dengan tingkat NPL yang tinggi menunjukkan bahwa kredit tersebut seringkali macet.

Daftar saham bank digital yang terakhir yang baru terjun di pasar modal adalah Superbank dengan kode saham SUPA. Superbank adalah bank transformasi dari Bank Fama International yang baru resmi berganti nama sejak tahun 2023. Bank digital ini berafiliasi dengan group besar seperti Grab, Group Emtek, dan Singtel.
Superbank IPO sudah terlaksana di bulan November 2025. Kemudian, mereka akan melantai di BEI pada tanggal 11 Desember 2025. Superbank akan melepas 5,2 miliar lembar saham dengan rentang Rp 500-Rp 1.030 per lembarnya.
Melalui kemitraannya dengan Grab, Anda bisa menghubungkan apikasi Grab dengan rekening Superbank untuk membayar berbagai layanan seperti GrabMart, GrabBike, GrabFood, GrabCar, dan layanan Grab lainnya.
Walaupun baru listing di BEI, saham Superbank menjadi salah satu saham bank digital yang paling menarik bagi investor. Karena dukungan fundamental perusahaan dalam 3 tahun terakhir seperti berikut:
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 301,1 miliar | Rp 606,84 miliar | Rp 1,10 triliun | ||||
| Laba operasional bersih | - Rp 385,10 miliar | - Rp 366,37 miliar | Rp 60,13 miliar | ||||
| Net Interest Margin (NIM) | 7,18% | 7,88% | 10,64% | ||||
| Non-performing Loan (NPL) | 3,80% | 2,27% | 2,83% | ||||
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 316,89% | 130,01% | 92% | ||||
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 185,63% | 95,84% | - |
| 2023 | 2024 | Kuartal III-2025 | |
| Pendapatan bunga bersih | Rp 301,1 miliar | Rp 606,84 miliar | Rp 1,10 triliun |
| Laba operasional bersih | - Rp 385,10 miliar | - Rp 366,37 miliar | Rp 60,13 miliar |
| Net Interest Margin (NIM) | 7,18% | 7,88% | 10,64% |
| Non-performing Loan (NPL) | 3,80% | 2,27% | 2,83% |
| Loan to Deposit Ratio (LDR) | 316,89% | 130,01% | 92% |
| Capital Adequacy Ratio (CAR) | 185,63% | 95,84% | - |
Superbank menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan laba operasional sebesar Rp 60,13 miliar dan pendapatan bunga bersih yang naik 176% YoY. Mereka menegaskan keberhasilan dari penerapan digital-first Superbank.
Di sisi NPL, meskipun mengalami kenaikan masih dalam taraf yang aman dan menunjukkan bahwa Superbank berhati-hati dalam menyalurkan kredit dan melakukan pengelolaan risiko. Meski NPL dikisaran 3% dianggap sehat, tetap investor perlu berhati-hati karena NPL SUPA jauh lebih tinggi dari saham bank digital lainnya.
LDR mengalami penurunan ke level 92%, karena perusahaan berhasil menjaga keseimbangan antara ekspansi kredit dan pertumbuhan pendanaan. Dengan kinerja yang solid dan rencana melantai di Bursa Efek Indonesia, Superbank bisa menjadi salah satu bank digital terbaik di Indonesia.
Walaupun di luar sana masih banyak investor yang berdebat mana yang lebih baik antara saham bank digital atau big banks. Investor sebenarnya jangan terlalu bingung untuk memilihnya, hal yang terpenting adalah investor harus fokus kepada fundamental perusahaannya.
Sebelum investor melakukan investasi di kedua jenis saham perbankan tersebut, investor bisa melakukan analisa terlebih dahulu dengan mempertimbangkan beberapa rasio keuangan seperti LDR, Net Interest Margin (NIM), NPL, CAR, ROE, dan juga laba bersihnya. Selanjutnya, barulah investor mempertimbangkan bagaimana valuasi saham perbankan tersebut. Apakah saham perbankan tersebut termasuk undervalued atau overvalued.
Beberapa keunggulan saham bank digital daripada saham big banks untuk investor:
Bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara menganalisis fundamental dari suatu saham, Anda bisa simak caranya dengan membaca artikel berikut: Analisis keuangan: Cara Menghitung, dan Jenis-Jenisnya