Dividen

Recording date atau tanggal pencatatan dividen hari di mana perusahaan menentukan dan mencatat siapa saja yang berhak menerima dividen. Dengan kata lain, ini adalah batas waktu untuk menentukan pemegang saham mana yang menerima dividen perusahaan.
Recording date adalah hari perdagangan setelah tanggal ex-dividen (ex date), yaitu hari ketika dividen tidak lagi menjadi hak pembeli baru saham tersebut. Untuk berhak atas dividen yang akan datang, Anda harus membeli saham tersebut setidaknya dua hari kerja sebelum tanggal pencatatan.

Kita harus mempertimbangkan tanggal-tanggal yang terkait dengan recording date:
Cum date dividen adalah tanggal terakhir di mana seorang investor harus memiliki saham sebuah perusahaan untuk berhak menerima dividen yang akan dibagikan. Jika seorang investor membeli saham pada atau sebelum cum date, mereka akan menerima dividen tersebut. Namun, jika mereka membeli saham setelah tanggal ini, dividen akan diberikan kepada penjual saham sebelumnya. Cum date biasanya terjadi beberapa hari sebelum recording date.
Ex date dividen adalah tanggal penting bagi investor yang ingin mendapatkan pembayaran dividen dari sebuah perusahaan. Jika Anda membeli saham pada atau setelah ex date, Anda tidak akan menerima dividen yang akan dibayarkan. Sebaliknya, untuk mendapatkan dividen, Anda harus membeli saham sebelum ex date tersebut. Ex date biasanya jatuh satu hari kerja sebelum recording date dividen.
Recording date dividen adalah tanggal yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan siapa saja pemegang saham yang berhak menerima dividen. Pada tanggal ini, perusahaan mencatat daftar pemegang saham yang akan mendapatkan pembayaran dividen. Jika seseorang membeli saham setelah recording date, mereka tidak berhak mendapatkan dividen tersebut. Ini penting untuk memastikan distribusi dividen hanya kepada pemegang saham yang terdaftar pada waktu yang ditentukan.
Tanggal pembayaran dividen adalah hari di mana perusahaan secara resmi membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. Pada hari ini, para pemegang saham yang tercatat berhak menerima pembayaran dividen sesuai jumlah saham yang dimiliki. Proses ini dilakukan setelah recording date dan ex date dividen untuk memastikan para pemegang saham mendapatkan keuntungan yang sudah diumumkan oleh perusahaan sebelumnya.
Kami menggunakan gambar di bawah ini untuk menjelaskannya.

Urutan tanggal-tanggal ini penting untuk dipahami karena saling berhubungan. Misalnya saja, ex date dan recording date terjadi setelah cum date.
Payment date biasanya ditetapkan beberapa hari setelah recording date. Memahami hubungan antara tanggal-tanggal ini membantu investor merencanakan pembelian dan penjualan saham mereka dengan bijak.
Jika Anda ingin mendapatkan dividen dari saham yang akan segera dibagikan, Anda harus membeli atau memiliki sahamnya hingga penutupan hari cum date.
Jika kamu membeli saham setelah ex date, kamu akan kehilangan hak untuk menerima dividen pada periode pembayaran berikutnya. Akan tetapi, jika Anda memegang saham pada cum date, tetapi menjualnya waktu ex date atau recording date, Anda tetap akan menerima dividen.
Sebagai contoh, perusahaan AAA mengumumkan akan membagikan dividen sebesar 50 rupiah per saham. Pembayaran dividen tersebut akan dilakukan pada tanggal 15 Januari 2020. Tanggal cum date dijadwalkan pada 27 Desember 2019 dan tanggal ex date adalah 30 Desember 2019.
Artinya, setiap investor yang memiliki saham AAA hingga 27 Desember 2019 atau membeli saham pada tanggal 27 Desember 2019 (cum date) berhak mendapatkan dividen sebesar 50 rupiah per saham.
Namun, jika ada investor yang baru membeli saham AAA pada tanggal 30 Desember 2019 (ex date) atau setelahnya, mereka tidak berhak mendapatkan dividen tersebut.
Tanggal-tanggal ini sangat penting, terutama bagi investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari pembagian dividen. Untuk bisa menerima dividen, mereka harus membeli saham tersebut paling lambat pada tanggal cum date.
Dividen yang dibicarakan di atas adalah jenis dividen tunai. Akan tetapi, selain dividen tunai, ada juga dividen jenis lain, yaitu dividen saham. Artinya, para pemegang saham mendapatkan dividen dalam bentuk saham dan bukan dalam bentuk uang tunai. Pemegang saham menerima saham tambahan dari perusahaan secara gratis sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan meningkat.
Mari kita contoh penghitungannya, perusahaan XYZ memberikan dividen saham sebesar 5%. Artinya, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan bertambah sebesar 5%. Untuk setiap 20 saham yang dimiliki, pemegang saham akan mendapatkan 1 saham tambahan. Jika seseorang memiliki 1 juta saham XYZ, mereka akan menerima 50.000 saham baru. Atau jika memiliki 100 saham, akan mendapatkan 5 saham baru.
Keuntungan bagi investor dari dividen dalam bentuk saham adalah tidak dikenakan pajak penghasilan (PPh) sampai saham yang diberikan dijual oleh pemiliknya. Berbeda dengan dividen tunai, dividen yang diterima oleh pemegang saham yang merupakan wajib pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan PPh final sebesar 10%.
Namun, dividen tunai tersebut bisa saja bebas dari pajak dengan syarat harus diinvestasikan kembali ke instrumen investasi sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18 Tahun 2021. Instrumen investasi tersebut antara lain surat utang pemerintah, surat utang BUMN, obligasi swasta, investasi infrastruktur, dan lainnya.
Memahami tanggal-tanggal penting ini dapat membantu Anda merancang strategi investasi yang lebih baik. Berikut ini beberapa strategi yang bisa digunakan terkait dengan tanggal-tanggal tersebut:
Anda juga bisa membaca artikel lain dari kami yang masih membicarakan tentang dividen.
Pengertian Dividen: Jenis-jenis, Syarat, dan Kapan Dibagikan
ETF Dividen Terbaik: Investasi Cerdas untuk Keuntungan Maksimal
10 Saham IHSG dengan Proyeksi Dividen Tertinggi Tahun 2024