Capital Expenditure (CapEx) dan Dampaknya Terhadap Perusahaan

Dalam artikel berikut ini, kami akan menguraikan salah satu konsep terpenting dalam analisis keuangan perusahaan, yaitu Capital Expenditure Apa itu CapEx? Bagaimana cara menghitungnya melalui penerapan rumus? Dan yang paling penting dari semuanya, bagaimana cara menafsirkan hasilnya?
Dalam artikel ini, kita melihat semuanya.

Apa itu Capital Expenditure Perusahaan?
Capital Expenditure atau CapEx adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk investasi jangka panjang, seperti akuisisi aset tetap atau pelaksanaan proyek ekspansi dan modernisasi.
Pengeluaran ini biasanya dibiayai dengan sumber daya sendiri atau melalui pinjaman jangka panjang dan dicatat sebagai pengeluaran modal.
Bayangkan perusahaan yang sedang Anda analisis seperti sebuah mobil. Kita semua tahu bahwa untuk menjaga agar tetap dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik, sesekali Anda perlu membawanya ke bengkel untuk perawatan, bukan? Nah, CapEx seperti perawatan itu untuk perusahaan Anda.
Ini adalah uang yang Anda investasikan dalam hal-hal seperti membeli peralatan baru, memperbarui fasilitas Anda, atau bahkan membangun pabrik baru. CapEx membantu memastikan bisnis Anda terus berjalan dengan lancar dan siap untuk tumbuh.
Tapi inilah kuncinya: CapEx bukan hanya pengeluaran, itu adalah investasi! Ini adalah uang yang Anda alokasikan untuk mempertahankan, meningkatkan, dan memperluas bisnis Anda dalam jangka panjang.
Sekarang setelah Anda memahaminya, mari kita kembali melihat definisi teknis yang sekarang akan Anda pahami dengan sempurna. CapEx mengacu pada pengeluaran dana yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh, memelihara, atau meningkatkan aset berwujud yang diharapkan menghasilkan manfaat ekonomi pada masa depan. Aset-aset ini dapat mencakup mesin, peralatan, infrastruktur, atau properti. CapEx dicatat sebagai pengeluaran investasi dalam laporan laba rugi perusahaan.
👉 Pelajari cara mendapatkan keuntungan melalui dividen: Pembagian Dividen: Pertimbangan dalam Memilih Saham
Bagaimana Cara Menghitung Capital Expenditure?
Rumus CapEx atau Pengeluaran Modal tidak tunggal dan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan spesifikasi perhitungannya. Namun, secara umum, CapEx dihitung menggunakan rumus dasar berikut ini:

Dimana:
- Change in Net Fixed Assets (Perubahan dalam aset tetap bersih): Merupakan selisih antara aset tetap bersih pada akhir periode dan awal periode. Aset tetap bersih adalah total aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan.
- Depreciation (Penyusutan): Merupakan total biaya penyusutan yang dicatat selama periode tersebut.
Tunggu sebentar karena kami punya kabar baik. Sebenarnya, untuk menghitung CapEx, Anda tidak perlu melakukan perhitungan atau membutuhkan rumus. Anda hanya perlu mengidentifikasinya dalam laporan keuangan.
Mengidentifikasi CapEx dalam laporan keuangan mungkin tampak rumit, tetapi sebenarnya ada cara yang cukup sederhana untuk melakukannya. Kuncinya adalah dengan melihat laporan arus kas perusahaan.
Dalam laporan arus kas, ada bagian khusus yang disebut “Arus Kas dari Investasi” atau “Arus Kas dari Aktivitas Investasi” (tergantung pada sumber yang dikonsultasikan, mungkin memiliki nama yang berbeda). Di sinilah Anda dapat menemukan informasi tentang investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam aset jangka panjang, seperti pabrik, properti, dan peralatan.
Cara paling umum untuk mengidentifikasi CapEx (Belanja Modal) dalam laporan arus kas adalah dengan mencari item baris “pembelian pabrik, properti, dan peralatan” atau “belanja modal”. Item baris ini mewakili uang yang telah dihabiskan perusahaan untuk memperoleh atau meningkatkan aset berwujud yang diharapkan memberikan manfaat dari waktu ke waktu.
Jadi, jika Anda ingin mengetahui berapa banyak perusahaan telah berinvestasi dalam CapEx selama periode tertentu, cukup cari jumlah yang tercatat di bawah item baris “pembelian pabrik, properti, dan peralatan” atau “belanja modal” dalam laporan arus kas. Ini akan memberi Anda gambaran yang jelas tentang berapa banyak yang telah dialokasikan untuk investasi modal selama periode tersebut. Semudah itu!
👉 Untuk informasi lebih lanjut: Analisis fundamental di pasar saham.
Jenis-Jenis Capital Expenditure
Ada dua jenis CapEx, yaitu Maintenance CapEx dan Expansion CapEx. Berikut ini adalah penjelasan tentang kedua jenis CapEx.
1. Maintenance CapEx (CapEx Pemeliharaan)
Jenis CapEx ini mengacu pada investasi yang dilakukan untuk menjaga aset yang sudah ada agar tetap beroperasi. Ini mencakup biaya untuk perbaikan, penggantian, atau peningkatan peralatan dan properti yang diperlukan untuk kelangsungan operasi bisnis. Maintenance CapEx memastikan bahwa aset perusahaan tetap efisien dan memenuhi standar kualitas serta keamanan yang diperlukan.
Rumus untuk Maintenance CapEx dapat dinyatakan sebagai berikut ini:

2. Expansion CapEx (CapEx Ekspansi)
Di sisi lain, CapEx ekspansi mengacu pada investasi yang dilakukan untuk menambahkan aset baru atau meningkatkan yang sudah ada dengan tujuan meningkatkan kapasitas operasional perusahaan atau memasuki pasar baru. Jenis CapEx ini tidak diperlukan untuk mempertahankan operasi bisnis saat ini, tetapi dilakukan dengan tujuan mendorong pertumbuhan, daya saing, dan profitabilitas jangka panjang.
Oleh karena itu, rumus CapEx ekspansi adalah sebagai berikut ini:

Sekarang, mari kita kembali ke metafora mobil kita:
Contoh CapEx ekspansi dan pemeliharaan
- Pemeliharaan: Bayangkan bisnis Anda seperti mobil. Anda perlu memastikan bahwa mobil tersebut dalam kondisi baik dan berfungsi dengan benar, bukan? Itu berarti membawanya ke bengkel secara teratur, mengganti oli, memeriksa rem, dan menjalani uji emisi untuk memastikan bahwa mobil tersebut memenuhi standar keselamatan dan kinerja. Nah, semua ini seperti CapEx pemeliharaan untuk perusahaan. Ini adalah investasi yang diperlukan untuk memastikan bisnis Anda terus beroperasi dengan lancar dan dapat mempertahankan posisinya di pasar.
- Ekspansi: Sekarang, bagaimana jika Anda ingin lebih dari sekadar menjaga mobil Anda dalam kondisi baik? Bagaimana jika Anda ingin membuatnya lebih cepat, lebih aman, atau lebih nyaman untuk bersaing dalam balapan atau mencapai jarak yang lebih jauh? Nah, itu seperti CapEx ekspansi untuk perusahaan. Ini adalah investasi tambahan yang Anda lakukan untuk menambahkan kemampuan baru, menjelajahi pasar baru, atau sekadar mengungguli pesaing. Ini tidak diperlukan agar bisnis Anda terus berfungsi, tetapi sangat penting jika Anda ingin membawa perusahaan Anda ke tingkat berikutnya dan mencapai tujuan baru.
👉 Perhitungan CapEx sangat penting saat menghitung metrik seperti Arus Kas Bebas, metode yang paling umum digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik perusahaan.
Baiklah, kita sudah cukup banyak membahas teori tentang apa itu CapEx. Jadi, mari kita praktikkan sekarang.
Contoh Praktis Mengidentifikasi Capital Expenditure
Marilah kita lihat contoh cara mengidentifikasi CapEx dari perusahaan Arpeni Pratama Ocean Line (ticker: APOL).

Jika kita melihat tabel di atas, kita dapat melihat bahwa arus kas dari operasi hingga tahun 2008 cukup baik dan cenderung meningkat. Namun, ada tanda peringatan yang sangat mengkhawatirkan. Perusahaan mengeluarkan dana untuk belanja modal (capex) yang terus meningkat setiap tahun. Belanja modal ini digunakan untuk ekspansi usaha, seperti membeli peralatan produksi, tanah, dan bangunan. Sebagai perusahaan pengiriman, belanja modal digunakan untuk membeli kapal dengan harapan meningkatkan volume pengiriman. Sayangnya, belanja modal yang dikeluarkan selalu lebih besar daripada arus kas yang dihasilkan oleh bisnisnya.
Ini berarti APOL harus mencari sumber dana lain untuk membiayai belanja modalnya. Dari bagian total arus kas dari pembiayaan, terlihat bahwa belanja modal ditutupi dengan penerbitan surat utang (penerbitan/pelunasan utang). Mengingat rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) APOL sudah cukup tinggi, hal ini dapat mengancam bisnisnya. Utang harus dibayar, dan ada bunga yang harus dibayar. Saya menandai bagian bunga kas dengan warna merah untuk menunjukkan besarnya bunga yang harus dibayar. Terlihat bahwa akibat penambahan utang terus menerus, arus kas yang diperoleh dari bisnis semakin banyak terpakai untuk membayar bunga. Hal ini semakin diperparah ketika pada tahun 2009, APOL menambah kebutuhan operasionalnya seperti terlihat pada bagian perubahan modal kerja. Total arus kas dari operasi menurun tajam. Kondisi ini semakin memburuk dengan perubahan kurs yang semakin mengurangi arus kas.
Pada tahun 2009, arus kas APOL mengalami defisit sebesar 467 miliar rupiah. Apa artinya? APOL memiliki kewajiban sebesar 467 miliar yang harus dibayar dan tidak ada sumber dana yang tersedia untuk membayarnya!
Seperti yang Anda lihat, cukup mudah untuk menemukan total CapEx dan yang paling penting, tanpa harus menerapkan rumus yang rumit.
👉 Perusahaan Terbaik di Indonesia, Begini Profilnya
Spesifikasi Lain tentang Capital Expenditure
Marilah kita lihat beberapa detail saat menghitung CapEx dari sebuah perusahaan.
- Tidak dapat mengidentifikasi secara terpisah CapEx pemeliharaan dan CapEx ekspansi kecuali perusahaan memberitahukannya dalam laporan tahunan mereka. Di beberapa perusahaan, CapEx pemeliharaan dapat diperkirakan setara dengan depresiasi dan amortisasi. Jadi kami sarankan untuk tidak melakukan praktik tersebut agar tidak membuat kesalahan.
- Apakah akuisisi dapat dianggap sebagai CapEx? Tergantung. Jika sebuah perusahaan tidak melakukan akuisisi secara rutin setiap tahun dan hanya melakukan beberapa akuisisi strategis sesekali, maka tidak masuk akal untuk menghitung akuisisi sebagai CapEx. Jika aktivitas alami perusahaan adalah menjadi Serial Acquirer, yaitu perusahaan yang secara rutin melakukan akuisisi setiap tahun dan hal ini adalah sesuatu yang biasa, maka masuk akal untuk mempertimbangkan akuisisi tersebut sebagai CapEx ekspansi dan menambahkannya ke CapEx total.
Bagaimana Menginterpretasikan Capital Expenditure?
Menginterpretasikan CapEx sangat penting untuk memahami kesehatan keuangan dan strategi investasi perusahaan. Salah satu cara umum untuk mengevaluasi CapEx adalah menghitung proporsinya terhadap total penjualan perusahaan.
CapEx Tinggi
Untuk melakukan ini, cukup bagi jumlah total CapEx dengan total penjualan perusahaan selama periode yang sama. Ini akan memberi Anda gambaran tentang berapa banyak dari total pendapatan perusahaan yang dialokasikan untuk investasi modal.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki CapEx sebesar 500 juta dan total penjualannya adalah 5 miliar selama periode yang sama, maka CapEx terhadap penjualan akan menjadi 10% (500 juta / 5 miliar * 100%). Ini berarti bahwa untuk mempertahankan pertumbuhan dan aktivitasnya dan/atau memperluasnya, perusahaan perlu menginvestasikan 1 juta dalam CapEx untuk setiap 10 juta yang dihasilkan.
Namun, apa arti proporsi ini dan bagaimana kita bisa menginterpretasikannya? Nah, membandingkan proporsi ini dengan perusahaan lain di sektor yang sama bisa sangat berguna. Jika Anda menemukan bahwa perusahaan memiliki CapEx terhadap penjualan yang lebih tinggi dari rata-rata sektor, itu bisa berarti bahwa perusahaan sedang melakukan investasi signifikan untuk mempertahankan daya saingnya atau mendorong pertumbuhannya. Di sisi lain, jika CapEx terhadap penjualan lebih rendah dari rata-rata sektor, itu bisa menunjukkan bahwa perusahaan tidak cukup berinvestasi dalam aset berwujud. Hal ini bisa memengaruhi kemampuannya untuk tetap bersaing atau untuk berkembang pada masa depan.
CapEx Rendah
Penting untuk tidak terlalu kaku dan memahami bahwa CapEx terhadap penjualan itu relatif dan interpretasinya harus mempertimbangkan konteks spesifik setiap perusahaan. CapEx yang rendah terhadap penjualan tidak selalu merupakan tanda negatif. Sebenarnya, itu bisa menunjukkan efisiensi operasional dan posisi kompetitif yang kuat.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang telah melakukan investasi modal besar dalam beberapa tahun sebelumnya mungkin berada dalam posisi di mana ia sudah memiliki infrastruktur modern, teknologi mutakhir, dan kapasitas produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam kasus ini, perusahaan mungkin perlu mengeluarkan lebih sedikit untuk mempertahankan dan memperluas bisnisnya dibandingkan pesaingnya. Itulah yang terjadi pada TISG pada tahun 2023. Jika Anda melihat lagi gambaran CapEx, Anda akan melihat bahwa itu sangat rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di mana perusahaan berinvestasi besar-besaran untuk memperluas kapasitas produksinya.
Ini mungkin terjadi karena investasi pada masa lalu telah menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif sehingga memungkinkan perusahaan untuk beroperasi lebih efisien dan menguntungkan saat ini. Selain itu, perusahaan dengan dasar aset berwujud yang terawat dengan baik mungkin memerlukan investasi modal yang lebih sedikit pada masa depan untuk mempertahankan posisinya di pasar atau bahkan berkembang.
Oleh karena itu, saat menilai CapEx perusahaan terhadap penjualan, sangat penting untuk mempertimbangkan rekam jejak investasi masa lalunya, posisi kompetitifnya saat ini, dan kemampuannya untuk menghasilkan pengembalian yang berkelanjutan dari aset yang ada. CapEx yang rendah terhadap penjualan dalam konteks ini bisa menjadi indikator positif dari manajemen keuangan yang efisien dan strategi investasi yang bijaksana pada masa lalu.
Rasio Lain yang Perlu Diperhatikan
Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, kita juga dapat menghitung rasio-rasio berikut ini:
- CapEx/Aset tidak lancar: Rasio ini menunjukkan dampak CapEx terhadap aset tidak lancar.
- CapEx/Depresiasi: Jika rasio ini tinggi, berarti sebagian besar CapEx dialokasikan untuk memperluas kapasitas produksi. Namun, jika rasio ini rendah, berarti pengeluaran lebih banyak digunakan untuk pemeliharaan.
Anda juga dapat menghitung rasio CapEx terhadap laba bersih, EBITDA, atau penjualan untuk mengetahui berapa banyak investasi modal yang diperlukan untuk mencapai satu satuan moneter dari laba bersih.
Marilah kita lihat sebuah kasus: jika Capex adalah 14,5 miliar dan keuntungan bersih adalah 5 miliar, kita membagi 14,5 miliar dengan 5 miliar yang menghasilkan angka 2,9. Ini berarti bahwa untuk setiap 2,9 miliar CapEx, diperoleh 1 miliar keuntungan bersih.
Penting untuk diingat bahwa CapEx tidak selalu konstan dari tahun ke tahun. Jika sebuah perusahaan sedang dalam fase ekspansi, kemungkinan besar akan ada beberapa tahun peningkatan CapEx atas penjualan seiring dengan investasi dalam fasilitas baru, peralatan, atau teknologi. Namun, setelah investasi ini mulai menghasilkan pengembalian, mungkin CapEx atas penjualan akan stabil atau bahkan menurun seiring dengan perusahaan menormalkan tingkat investasinya dalam aset modal.
Apa Perbedaan CapEx dan OpEx?
Sekarang, mari kita bicara tentang perbedaan antara CapEx dan OpEx.
CapEx dan OpEx seperti dua sisi dari mata uang yang sama dalam dunia keuangan perusahaan. Dalam satu kalimat, kita bisa mengatakan bahwa CapEx adalah investasi dan OpEx adalah pengeluaran.
- CapEx atau Capital Expenditure adalah seperti investasi jangka panjang untuk mengembangkan bisnis Anda. Ini adalah uang yang Anda habiskan untuk hal-hal besar dan tahan lama, seperti peralatan baru, renovasi fasilitas, atau bahkan pembangunan kantor pusat baru.
- Di sisi lain, OpEx atau Operating Expenditure adalah pengeluaran yang dilakukan sehari-hari untuk menjaga bisnis Anda berjalan lancar. Ini termasuk hal-hal seperti gaji, sewa, persediaan kantor, dan biaya operasional berulang lainnya. Ini seperti biaya perawatan mobil Anda, seperti bensin dan oli yang diperlukan agar mobil berfungsi setiap hari.
Perbedaan utama antara CapEx dan OpEx adalah jangka waktu dan tujuan masing-masing. Sementara CapEx berfokus pada investasi jangka panjang yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi perusahaan, OpEx berfokus pada biaya operasional harian yang diperlukan untuk menjaga aktivitas bisnis.
Jenis Proyek Investasi apa yang Biasanya Dibiayai dengan CapEx dan OpEx?
Proyek investasi biasanya dibiayai dengan CapEx (pengeluaran modal) atau dengan OpEx (pengeluaran operasional), tergantung pada jenis investasi yang dikembangkan.
Proyek Investasi Capital Expenditure
Secara umum, proyek investasi yang melibatkan akuisisi aset tetap atau peningkatan kapasitas produksi perusahaan biasanya dibiayai dengan CapEx.
Beberapa contoh proyek investasi yang biasanya dibiayai dengan CapEx termasuk:
- Akusisi mesin, peralatan, atau bangunan.
- Proyek ekspansi atau modernisasi pabrik.
- Instalasi sistem produksi yang lebih efisien atau canggih secara teknologi.
- Pengembangan produk atau layanan baru yang memerlukan investasi signifikan dalam penelitian dan pengembangan.
Proyek Investasi OpEx
Di sisi lain, proyek investasi yang melibatkan pengeluaran berulang atau pengeluaran yang diamortisasi dalam jangka pendek biasanya dibiayai dengan OpEx (pengeluaran operasional). Beberapa contoh proyek investasi yang biasanya dibiayai dengan OpEx termasuk:
- Akusisi bahan baku atau input.
- Akusisi alat atau peralatan dengan nilai dan umur pakai yang lebih rendah.
- Akusisi perangkat lunak atau lisensi.
- Perbaikan atau pemeliharaan preventif di pabrik.
- Pelatihan karyawan.
- Iklan atau kampanye pemasaran.
👉 Pelajari panduan trading pemula melalui artikel yang sudah kami sediakan: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
Rasio Lainnya:
- Biaya Penjualan, Umum, dan Administratif (SG&A): Biaya yang terkait dengan aktivitas penjualan, pemasaran, administrasi, dan operasi umum perusahaan. Ini termasuk biaya seperti iklan, gaji karyawan administrasi, dan sewa kantor.
- Modal yang Diinvestasikan: Jumlah total uang yang telah dialokasikan perusahaan untuk aset berwujud dan tidak berwujud, seperti peralatan, properti, teknologi, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan operasi bisnisnya.
- ROE (Return on Equity): Ukuran profitabilitas keuangan yang membandingkan laba bersih perusahaan dengan ekuitas pemegang saham. Dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas dan dinyatakan sebagai persentase. ROE menunjukkan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan sehubungan dengan investasi pemegang saham di perusahaan.
Singkatnya, CapEx perusahaan adalah kumpulan investasi yang dilakukan selama periode tertentu yang memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan aktivitasnya, berkat reinvestasi atau perluasan peralatan, mesin, dan/atau paten teknologi.
Selain CapEx, Anda juga bisa mempelajari hal lain saat menganalisis suatu perusahaan. Kami sudah siapkan artikel-artikel terpilih khusus untuk Anda.
- Bagaimana Cara Menilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Fundamental?
- Apa itu ROIC? Pengertian & Rumusnya!
- Peran Cash Flow dalam Pertumbuhan dan Keberlanjutan Bisnis
- Free Cash Flow (FCF)/Arus Kas Bebas: Rumus, Jenis, dan Penjelasannya
FAQs – Pertanyaan yang Sering Diajukan
CapEx dan OpEx memiliki definisi dan fungsi yang berbeda. CapEx adalah pengeluaran modal untuk membeli aset tetap yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan OpEx adalah biaya operasional yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perusahaan.
Menghitung CapEx secara rinci dan akurat sangat penting bagi perusahaan agar dapat mengelola dan mencegah penurunan nilai aset. Dengan melakukan CapEx, perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai asetnya, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan aset perusahaan.
Pengeluaran sehari-hari adalah pembelian yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari, seperti sewa, tagihan utilitas, dan perlengkapan kantor. Sementara itu, pengeluaran modal atau CapEx dianggap sebagai pembelian aset, atau investasi jangka panjang yang dilakukan untuk bisnis daripada pengeluaran bisnis umum.