Operating Expense (OpEx): Pendekatan Praktis untuk Pengelolaan Biaya Operasional

Ketika kita menganalisis sebuah perusahaan, kita sering fokus pada investasi besar dan strategi pertumbuhan. Tapi, bagaimana dengan pengeluaran yang seperti minyak di mesin, menjaga semuanya berjalan lancar hari demi hari? Di sinilah Operating Expense (OpEx) berperan.

Apa itu Operating Expense dalam Perusahaan?
OpEx (Operating Expense) mengacu kepada pengeluaran berulang dan diperlukan untuk menjaga operasional harian perusahaan. Ini termasuk biaya, seperti gaji, sewa, utilitas, perlengkapan kantor, dan pengeluaran lain yang diperlukan untuk menjaga aktivitas bisnis tetap berjalan. OpEx dicatat sebagai pengeluaran dalam laporan laba rugi perusahaan dan penting untuk mengevaluasi efisiensi operasional dan kesehatan keuangan jangka pendek.
Baiklah, bayangkan perusahaan seperti mesin yang bergerak di pasar keuangan. Tentu saja, ia membutuhkan bahan bakar untuk beroperasi, tetapi juga membutuhkan hal-hal, seperti pembayaran karyawan, sewa kantor, dan perlengkapan yang diperlukan untuk beroperasi. Ini adalah pengeluaran yang menjaga mesin perusahaan tetap berjalan, dan itulah yang dilakukan OpEx. Ini adalah pengeluaran yang diperlukan untuk menjaga operasi harian perusahaan tetap berjalan.
Tapi, mengapa penting untuk memahami OpEx saat menganalisis sebuah perusahaan? Nah, pikirkan seperti ini: jika kamu tidak menjaga mobilmu dalam kondisi baik, kemungkinan besar kamu akan menghadapi masalah di jalan. Demikian pula, jika Anda tidak mengelola pengeluaran operasional dengan benar, perusahaan Anda bisa menghadapi kesulitan keuangan atau bahkan kehilangan daya saing di pasar.
Jadi, saat Anda meninjau keuangan sebuah perusahaan, jangan lupakan OpEx. Ini adalah bahan bakar yang menjaga mesin keuangan perusahaan tetap berjalan dan memungkinkan Anda untuk mengevaluasi efisiensi operasional dan kesehatan keuangan jangka pendek.
👉 Saham Bukit Asam Tbk (PTBA): Bagaimana Cara Membelinya & Opini
Pengeluaran apa Saja yang Termasuk dalam Operating Expense Perusahaan?
Ketika menganalisis sebuah perusahaan, memahami berbagai pos yang membentuk OpEx adalah penting untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang efisiensi operasional dan kesehatan keuangannya. Mari kita uraikan komponen utama OpEx:
- Biaya Penjualan, Umum, dan Administratif (SG&A): Biaya ini mencakup berbagai biaya yang terkait dengan aktivitas penjualan, pemasaran, administrasi, dan operasi umum perusahaan. Hal ini termasuk gaji karyawan, sewa kantor, utilitas, asuransi, bahan kantor, dan biaya lain yang terkait dengan manajemen sehari-hari bisnis.
- Depresiasi dan Amortisasi: Meskipun secara teknis bukan biaya tunai, depresiasi dan amortisasi dianggap sebagai bagian dari OpEx karena mewakili alokasi bertahap biaya aset berwujud dan tidak berwujud selama masa manfaatnya. Depresiasi diterapkan pada aset tetap, seperti bangunan dan mesin, sedangkan amortisasi diterapkan pada aset tidak berwujud, seperti paten dan merek dagang.
- Biaya Operasional Lainnya: Selain biaya SG&A dan depresiasi/amortisasi, OpEx dapat mencakup berbagai biaya lain yang diperlukan untuk menjaga operasi perusahaan tetap berjalan. Ini dapat mencakup biaya, seperti transportasi, persediaan, perjalanan bisnis, penyelenggaraan acara, dan lain-lain.
Item-item ini bersama-sama membentuk OpEx total perusahaan dan memberikan gambaran rinci tentang biaya yang diperlukan untuk menjaga dan mengoperasikan bisnis sehari-hari.
Bagaimana Cara Menghitung Operating Expense?
Faktanya adalah tidak ada rumus tunggal dan standar untuk menghitung OpEx karena tergantung pada biaya spesifik setiap perusahaan. Namun, OpEx dapat ditentukan dengan menjumlahkan semua biaya operasional yang diperlukan untuk menjaga operasi bisnis.
Jadi, untuk menentukan OpEx, kita harus tahu cara mengidentifikasinya di dalam laporan keuangan. Mengidentifikasi OpEx dalam laporan keuangan mungkin tampak rumit, tetapi sebenarnya ada cara yang cukup sederhana untuk melakukannya. Kuncinya adalah dengan melihat Laporan Laba Rugi perusahaan.
Dalam laporan laba rugi perusahaan, di bawah laba kotor terdapat beberapa pos pengeluaran yang dikurangkan dari laba kotor untuk mencapai laba operasional atau EBIT. Pos-pos pengeluaran tersebut adalah yang membentuk total OpEx perusahaan.
👉 Untuk informasi lebih lanjut: Panduan Lengkap Analisis Fundamental untuk Investor Pemula
Contoh Mengidentifikasi OpEx Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Marilah kita lihat contoh cara mengidentifikasi OpEx dari perusahaan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) yang termasuk dalam sektor consumer goods.

Terlihat bahwa pendapatan SIDO meningkat secara stabil selama 5 tahun terakhir, meskipun pertumbuhannya tidak terlalu tinggi. Yang menarik adalah kemampuan mereka dalam memperbaiki Margin Laba Kotor secara konsisten sehingga pertumbuhan Laba Kotor mencapai 17,4%. Sementara itu, biaya operasional (OPEX) hanya meningkat 13,1% per tahun sehingga pertumbuhan laba operasional mencapai 20,8%. Beban bunga SIDO sangat rendah yang membuat Rasio Times Interest Earned (TIER) sangat tinggi dan ini merupakan hal yang positif. Di bagian akhir laporan keuangan, laba bersih terus meningkat dengan laju pertumbuhan 16,6% selama 5 tahun terakhir.
Dalam hal ini, SIDO mampu tumbuh dan mengendalikan biaya operasional sehingga labanya bisa meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Konsistensi ini penting karena menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Setelah mengetahui bahwa perusahaan dapat memperoleh laba secara konsisten, langkah selanjutnya adalah melihat apakah biaya yang dikeluarkan untuk pertumbuhan masih wajar.
Dari tabel terlihat bahwa untuk tumbuh, SIDO hanya membutuhkan belanja modal (CapEx) yang relatif kecil dibandingkan pendapatannya. Rasio belanja modal terhadap pendapatan berada di kisaran 4%–5% per tahun. Inilah sebabnya SIDO mampu memberikan dividen yang cukup besar kepada pemegang sahamnya. Selama 5 tahun terakhir, rasio pembayaran dividen (DPR) selalu lebih tinggi dari 75%. Jika SIDO terus tumbuh, kemungkinan besar dividen yang diterima investor akan terus meningkat.
👉 Untuk informasi lebih lanjut: Bagaimana Cara Menilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Fundamental?
Bagaimana Menafsirkan Operating Expense?
Ketika berbicara tentang menafsirkan OpEx sebuah perusahaan, sangat penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor kunci:
- Perbandingan dengan sektor: Melihat bagaimana OpEx perusahaan dibandingkan perusahaan lain di sektor yang sama dapat memberikan perspektif penting tentang efisiensi operasionalnya. OpEx yang lebih tinggi atau lebih rendah dari rata-rata sektor dapat menunjukkan kekuatan atau kelemahan dalam manajemen biaya perusahaan dibandingkan pesaingnya.
- Laba operasional dan margin operasional: OpEx adalah komponen penting untuk menghitung Laba Operasional (juga dikenal sebagai EBIT) dan Margin Operasional sebuah perusahaan. Ini adalah dua metrik paling relevan dari laporan laba rugi karena mewakili profitabilitas operasi bisnis perusahaan. OpEx yang lebih rendah dapat menghasilkan Laba Operasional dan Margin Operasional yang lebih tinggi, yang berarti profitabilitas yang lebih besar bagi perusahaan.
- Evaluasi margin: Idealnya, kita mencari Margin Operasional setinggi mungkin karena ini menunjukkan efisiensi yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan dari operasi bisnis. Namun, untuk menentukan apakah margin tersebut baik atau buruk, sangat penting untuk membandingkannya dengan margin sektor. Jika Margin Operasional perusahaan secara signifikan lebih rendah dari rata-rata sektor, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan mengeluarkan terlalu banyak biaya dibandingkan pendapatannya. Hal ini yang dapat mempengaruhi profitabilitas jangka panjangnya.
Pada akhirnya, saat menafsirkan OpEx, penting untuk tidak hanya mempertimbangkan jumlah pengeluaran operasional perusahaan, tetapi juga bagaimana pengeluaran tersebut dibandingkan perusahaan lain di sektor yang sama. Selain itu, bagaimana pengeluaran tersebut mempengaruhi metrik kunci, seperti Laba Operasional dan Margin Operasional. Ini memberikan pandangan yang lebih lengkap tentang efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan dalam konteks industrinya.
Apa Perbedaan CapEx dan OpEx?
Sekarang, mari kita bicara tentang perbedaan antara CapEx dan OpEx. CapEx dan OpEx seperti dua sisi dari mata uang yang sama di dunia keuangan perusahaan. Dalam satu kalimat, kita bisa mengatakan bahwa CapEx adalah investasi dan OpEx adalah pengeluaran.
- CapEx atau Capital Expenditure seperti investasi jangka panjang untuk mengembangkan bisnis. Ini adalah uang yang Anda habiskan untuk hal-hal besar dan tahan lama, seperti peralatan baru, renovasi fasilitas, atau bahkan pembangunan kantor pusat baru.
- Di sisi lain, OpEx atau Operating Expense adalah pengeluaran yang dilakukan sehari-hari untuk mempertahankan bisnis agar berjalan lancar. Ini termasuk hal-hal, seperti gaji, sewa, perlengkapan kantor, dan biaya operasional berulang lainnya. Ini seperti, biaya perawatan mobilmu, seperti bensin dan oli, yang diperlukan agar mobil berfungsi setiap hari.
Perbedaan kunci antara CapEx dan OpEx adalah jangka waktu dan tujuan masing-masing. Sementara CapEx berfokus pada investasi jangka panjang yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi perusahaan, OpEx berfokus pada biaya operasional harian yang diperlukan untuk mempertahankan aktivitas bisnis.
👉Kami juga memiliki panduan trading untuk pemula: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
Rasio Keuangan Lainnya
- Margin Operasional: Ukuran profitabilitas perusahaan yang menunjukkan berapa banyak penjualan yang menjadi keuntungan sebelum pajak dan bunga. Ini dihitung dengan membagi laba operasional dengan total pendapatan dan dinyatakan sebagai persentase. Margin operasional yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan dari operasi bisnis.
- CapEx (Capital Expenditure): Mengacu kepada pengeluaran dana yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh, memelihara, atau meningkatkan aset berwujud yang diharapkan dapat menghasilkan manfaat ekonomi pada masa depan. Ini termasuk investasi dalam peralatan, mesin, infrastruktur, dan aset jangka panjang lainnya yang penting untuk operasi dan pertumbuhan perusahaan. CapEx dicatat sebagai pengeluaran investasi dalam laporan keuangan dan sangat penting untuk pertumbuhan dan daya saing jangka panjang perusahaan.
- Modal yang Diinvestasikan: Jumlah total uang yang telah dialokasikan oleh perusahaan untuk aset berwujud dan tidak berwujud, seperti peralatan, properti, teknologi, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan operasi komersialnya.
- ROE (Return on Equity): Ukuran profitabilitas keuangan yang membandingkan laba bersih perusahaan dengan ekuitas pemegang saham. Dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas dan dinyatakan sebagai persentase. ROE menunjukkan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan sehubungan dengan investasi pemegang saham di perusahaan.
Singkatnya, sama seperti CapEx membantu kita mengetahui biaya modal fisik perusahaan, OpEx memungkinkan kita mengetahui biaya berulang dari operasi harian perusahaan. Jadi, makin rendah dibandingkan dengan sektor lainnya, berarti perusahaan tersebut lebih efisien.
Operating Expense atau OpEX berhubungan dengan analisis fundamental suatu perusahaan atau bisnis. Karena itu, sebaiknya Anda juga memperlengkapi diri dengan topik pembahasan lain seputar analisis fundamental. Silakan kunjungi artikel-artikel berikut ini untuk mendalaminya.
- EBITDA: Cara Mengukur Profitabilitas Perusahaan Secara Efektif
- Pahami Earnings per Share (EPS)
- Apa itu ROIC? Pengertian & Rumusnya!
- Free Cash Flow (FCF)/Arus Kas Bebas: Rumus, Jenis, dan Penjelasannya
FAQs – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Jika CapEx adalah pengeluaran modal untuk membeli aset tetap yang digunakan dalam jangka panjang, maka OpEx adalah biaya operasional atau pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari perusahaan. Dari sisi fungsinya, OpEx digunakan untuk mendanai kegiatan operasional harian perusahaan.
Biaya operasional atau yang dikenal sebagai OpEx meliputi biaya untuk peralatan, perbaikan, komisi, tunjangan, bahan baku, serta gaji karyawan. Biaya-biaya ini secara langsung berhubungan dengan pembelian dan produksi barang atau jasa.
OpEx tidak termasuk dalam biaya barang terjual atau cost of goods sold (COGS) yang terdiri dari biaya langsung yang terlibat dalam produksi barang dan jasa perusahaan. COGS mencakup biaya tenaga kerja langsung, bahan langsung atau bahan baku, dan biaya overhead untuk fasilitas produksi.