Memahami Pengertian dan Contoh Nilai Intrinsik Saham

Nilai intrinsik merupakan hal penting yang harus investor pahami dalam memilih saham. Hal ini menjadi dasar sehingga mereka tidak salah dalam memilihnya.

Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang pengertian nilai intrinsik, cara menghitungnya, dan contoh dari penghitugan nilai tersebut. Simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Simak artikel tentang bursa saham: Bursa Saham: Segala yang Perlu Diketahui Untuk Memulai Investasi
Apa itu Nilai Intrinsik?
Nilai ini adalah harga wajar dari suatu saham perusahaan, terlepas dari berapa harga saham tersebut di pasar saham saat ini. Analisis dan penghitungan nilainya menggunakan value analysis berdasarkan faktor fundamental perusahaan. Hal ini mencakup laba, utang, arus kas, pertumbuhan, dan prospek jangka panjangnya.
Sebagai contoh, jika nilai intrinsik dari sebuah saham berdasarkan hasil analisis nilai yang Anda lakukan adalah sebesar Rp500/saham dan harga pasarnya adalah Rp1.000/saham, saham perusahaan yang Anda analisa tersebut masuk ke kategori overvalued. Sebaiknya, Anda tidak akan membeli saham tersebut karena banyak investor yang akan melakukan aksi take profit secara besar-besaran. Hal ini membuat harga saham tersebut turun tajam setelah Anda membelinya.
Berbeda halnya jika nilai tersebut pada sebuah saham yang Anda analisa adalah sebesar Rp1.000/saham dan harga pasarnya berada di level Rp500/saham. Saham tersebut termasuk undervalued yang menjadikannya peluang investasi dengan membeli saham perusahaan tersebut di saat harganya tergolong murah jika kita bandingkan dengan harga wajarnya. Kemudian, Anda dapat menjualnya saat harganya mendekati harga wajarnya.
Investor sering menggunakan analisis ini untuk mengevaluasi nilai saham sehingga menemukan beberapa pilihan saham perusahaan dengan harga murah namun menguntungkan. Harapannya, harga saham tersebut bisa naik mendekati harga wajarnya. Namun, hal lain yang perlu Anda ketahui adalah nilai tersebut tidak selalu bisa menjadi patokan untuk bisa menghasilkan cuan investasi yang maksimal. Namun, Anda bisa mendapatkan cuan dengan melihat apakah perusahaan juga rutin membagikan dividen.
Hal ini karena tergantung pada metodologi yang Anda gunakan untuk menghitungnya beserta asumsi tentang masa depan perusahaan.
Selain itu, investor saham juga pasti sudah tahu bahwa pasar saham termasuk pasar yang volatile yang bisa sewaktu-waktu mengalami perubahan harga di waktu tertentu. Dalam hal ini, fluktuasi harga di pasar sahaham dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan emosional. Oleh karena itu, nilai intrinsik terkadang tidak bisa Anda jadikan tolok ukur untuk menggambarkan suatu harga saham perusahaan.
👉 Berikut merupaka panduan analisis fundamental: Panduan Lengkap Analisis Fundamental untuk Investor Pemula
Bagaimana Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham?
Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Namun, metode yang paling sederhana dan paling sering investor gunakan adalah dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF).
Metode DCF ini merupakan cara valuasi saham menggunakan konsep time of value money dengan mempertimbangkan estimasi arus kas masa depan perusahaan dan mendiskontokannya dengan tingkat diskonto. Tujuannya adalah untuk mendapatkan NPV. Hasil Net Present Value (NPV) dapat Anda jadikan sebagai nilai intrinsik saham tersebut.
Rumus menghitung nilai intrinsik saham dengan DCF:

Untuk menghitung nilai intrinsik saham menggunakan metode DCF, Anda bisa mengikuti langkah-langkahnya berikut:
- Mengidentifikasi arus kas masa depan: Pertama, estimasikan arus kas masa depan perusahaan, yang mencakup keuntungan yang telah Anda kurangi dengan biaya modal dan pajak.
- Memilih tingkat diskonto: Kemudian, pilih tingkat diskonto untuk mencerminkan time of value money. Tingkat diskonto digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari setiap arus kas masa depan.
- Menghitung NPV: Terakhir, jumlahkan nilai sekarang dari semua arus kas masa depan perusahaan untuk mendapatkan NPV, yang merupakan nilai intrinsik saham.
👉 Ini cara menghitung ROA: Menghitung ROA (Return On Asset): Pengertian & Rumus
👉 Pelajari juga cara menghitung ROI: Cara Menghitung ROI – Return on Investment
Contoh Penghitungan
Misalnya, perusahaan ABCD. Arus kasnya selama 3 tahun adalah sebagai berikut:
Tahun | Arus Kas Masa Depan |
1 | Rp200 |
2 | Rp400 |
3 | Rp550 |
Jika tingkat diskonto asumsinya 10% per tahun, berapa nilai DCF-nya?
DCF = Rp200 / (1 + 0,10)^1 + Rp400 / (1 + 0,10)^2 + Rp550 / (1 + 0,10)^3
DCF= Rp181.81 + Rp330.5785 + Rp413.22 = Rp925,61
Jika jumlah saham perusahaan ABCD yang beredar sebanyak 10 lembar saham dan harga sahamnya adalah Rp50 per saham. Sehingga, market cap saham perusahaan tersebut adalah Rp500. Oleh karena itu, saham perusahaan ABCD layak untuk Anda beli karena memiliki nilai NPV atau DCF yang lebih besar dari pada market cap.
*Seluruh nilai yang tercantum bukanlah angka real karena hanya sebagai asumsi saja.
👉 Beberapa istilah lain yang harus Anda pahami juga: Indeks Profitabilitas: ROA, ROE, ROCE, ROS
Apa Itu Nilai Intrinsik Opsi?
Pada nilai intrinsik opsi, terjadi penghitungan selisih antara harga kesepakatan dan harga aset saat ini. Jika selisih nilainya negatif, maka nilai intrinsiknya adalah nol. Yaitu, penghukuran hanya terjadi pada keuntungan pemilik opsi saja.
Demikian pula, jika harga kesepakatan dan harga aset sama (at the money), nilai intrinsiknya juga nol. Pada kondisi ini, tidak ada hasil uang dari pelaksanaan opsi tersebut.
Cara lain untuk melihatnya, yaitu opsi tersebut in the money, ada nilai intrinsik untuk investor.
Mari kita lihat contohnya. Pertama, untuk opsi call (pembelian), jika harga kesepakatan adalah Rp20.000, sedangkan harga asetnya adalah Rp25.000, nilai intrinsiknya adalah Rp5.000. Jika biaya yang dibayarkan untuk derivatif adalah Rp2.000, keuntungan bersih untuk investor adalah Rp3.000, apabila nilainya dipertahankan pada Rp5.000 hingga kontrak derivatif berakhir.
Untuk opsi put (penjualan) sedikit berbeda. Jika harga kesepakatan adalah Rp13.000, dan harga asetnya adalah Rp10.000, nilai intrinsiknya adalah Rp3.000. Tetapi investor harus membayar biaya untuk kontrak derivatif sebesar Rp4.000. Pada kondisi ini, investor tidak mendapatkan keuntungan, karena mengalami kerugian sebesar Rp1.000, jika nilainya bertahan pada Rp 3.000 hingga jatuh tempo.
Selain itu, Anda harus memperhitungkan bahwa harga opsi tidak hanya bergantung pada nilai intrinsik, tetapi juga pada nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik ini mencerminkan dampak faktor eksternal, seperti berapa lama waktu yang tersisa hingga derivatif jatuh tempo.
👉 Pelajari juga berinvestasi pada indeks saham: Investasi Indeks Saham: Cara Berinvestasi dan Jenis-Jenisnya
Keuntungan Mengevaluasi
Menganalisis nilai intrinsik saham termasuk analisis fundamental yang memberikan keuntungan bagi investor. Berikut merupakan keuntungannya:
Keuntungan |
✅ Mengidentifikasi peluang investasi dengan menemukan saham-saham perusahaan yang undervalued. |
✅ Menunjukkan jumlah keuntungan yang ada dalam kontrak opsi. |
✅ Menunjukkan apakah suatu saham undervalued atau overvalued. |
✅Menghitung arus kas perusahaan di masa depan, yang menentukan apakah perusahaan tersebut layak diinvestasikan atau tidak. |
Dari sejumlah keuntungan di atas, kita menjadi tahu alasan mengapa investor perlu mengetahui nilai intrinsik saham. Hal ini karena pada nilai intrinsik saham ada banyak faktor yang bisa investor analisis seperti aset, pendapatan, dan prospek bisnis yang bisa menentukan apakah layak berinvestasi pada perusahan tersebut atau tidak.
👉 Pelajari artikel kami selanjutnya untuk Anda yang ingin memulai trading: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai intrinsik. Jika harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik, sebuah saham dianggap overvalue. Sebaliknya, jika lebih rendah, dianggap undervalue. Jika sama, dianggap fair value.
Fungsi utama nilai intrinsik adalah membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dengan memberikan perkiraan nilai wajar suatu saham berdasarkan data keuangan dan ekonomi perusahaan.
.