Perdagangan Kripto

Seiring perkembangan pasar kripto, USDC adalah salah satu aset kripto yang menjadi safe haven dalam ekonomi digital. Di antara berbagai stablecoin, USD Coin (USDC) telah menempatkan dirinya sebagai komponen utama ekosistem kripto. USDC mampu mengoptimalkan biaya operasional, mengurangi friksi dan memungkinkan berbagai jenis transaksi keuangan yang nyaman, lebih mudah dan praktis.
Di dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam kenapa USDC adalah menjadi salah satu aset terbaik untuk trading di aset kripto saat ini.
USDC adalah stablecoin yang mereplika harga dolar Amerika Serikat (USD). Penerbit USDC adalah Circle Internet Financial yang berkolaborasi dengan Coinbase melalui program Centre. Seluruh USDC yang beredar saat ini mendapatkan backingan 1:1 secara cash dan dalam bentuk obligasi jangka pendek (treasury bills) Amerika Serikat (AS). Aset ini tersimpan di lembaga-lembaga yang terawasi.
Circle menerbitkan laporan bulanan yang diaudit oleh firma "Big Four" (saat ini Deloitte). Mereka merinci komposisi cadangan secara tepat serta kesetaraannya dengan jumlah token yang beredar.
Nilai satu USDC adalah seharusnya tepat sama dengan nilai satu dolar AS (USD). Namun dalam praktiknya, biasanya bergerak beberapa ribu perak (thousandths). Oleh karena itu nilainya bisa berubah sesaat menjadi misalnya US$ 0,9999 atau US$ 1,0001.

Namun, dalam ekosistem kripto spread (selisih harga) yang sangat kecil tersebut biasanya tidak terlalu berpengaruh. Ini karena biaya yang kita keluarkan jika trading menggunakan mata uang fiat seperti USD akan jauh lebih besar daripada menggunakan USDC.
Di sisi lain, trading menggunakan USDC memberikan kita akses pada lebih banyak pasangan altcoin karena tidak semua pasangan perdagangan altcoin tersedia dalam mata uang fiat. Hal ini membuat proses trading menjadi lebih fleksibel dan efisien.
👉 Temukan stablecoin terbaik dalam artikel Stablecoin Terbaik 2025: Apa dan Bagaimana Cara Berinvestasi?
Dengan bertransaksi menggunakan USDC, kita dapat terhindar dari biaya penukaran mata uang fiat ke aset kripto yang biasanya mahal. Hal ini sangat berguna ketika kita ingin membeli kripto yang memiliki likuiditas rendah. Selain itu, pasangan trading berbasis USDC adalah biasanya memiliki biaya transaksi yang lebih rendah daripada pasangan fiat.
Tidak sampai di situ, jika kita menggunakan jaringan layer-2 (L2) yang populer seperti sidechain Ethereum, gas fee untuk setiap transaksi lebih murah daripada biaya yang dikenakan bursa kripto. Hal ini membuat penggunaan USDC menjadi lebih efisien, ekonomis, dan cocok bagi investor yang ingin menghemat biaya ketika bertransaksi dalam ekosistem kripto.
Mari kita lihat penjelasan detailnya:
Pada bagian ini, kita akan melihat contoh gambaran penghematan biaya ketika trading menggunakan USDC darpada mata uang fita. Kami akan mengambil contoh trading fee Binance. Berikut penjelasannya:

Sebenarnya, setelah melakukan deposit ke Binance, kita dapat memilih untuk trading menggunakan mata uang fiat seperi USD maupun menggunakan stablecoin seperti USDC.
Namun, kelebihan utama dari trading menggunakan pasangan USDC adalah terletak pada tingkat likuiditasnya. Umumnya, pasangan USDC memiliki likuiditas yang lebih tinggi dan spread yang lebih ketat karena volume transaksinya lebih besar. Di sisi lain, pasangan fiat cenderung memiliki volume yang lebih rendah dan spread yang lebih lebar.
Dengan likuiditas yang tinggi dan biaya yang lebih rendah, USDC menjadi pilihan yang lebih efisien bagi Anda yang ingin meminimalkan biaya dan memperoleh harga kompetitif di pasar kripto.
👉 10 Bursa Kripto Terbaik di Dunia dan Indonesia
Dengan menggunakan USDC, biaya transaksi di berbagai jaringan Layer 2 (L2) jauh lebih murah. Biaya ini juga terus mengalami penurunan seiring dengan semakin berkembangnya teknologi.
Misalnya, untuk memindahkan USDC di Arbitrum biayanya berkisar US$ 0,01 hingga US$ 0,10 per transaksi. Sebagai perbandingan, biaya transaksi di jaringan utama Ethereum (mainnet) saat volume transaksi sedang tinggi, biayanya bisa mencapai pilihan dolar per transaksi.
Penghematan ini akan semain terasa jika kita sering melakukan swap atau sering berinteraksi dengan protokol DeFi. Oleh karena itu, dengan gas fee yang lebih rendah, penggunaan USDC di jaringan L2 merupakan pilihan yang lebih efisien dan ekonomis bagi investor kripto yang aktif.
Salah satu keunggulan utama USDC adalah regulasinya yang ketat dan transparan. Ini karena Circle (penerbit USDC) telah memiliki lisensi money transmitter di 48 negara bagian AS.
Mereka menyimpan cadangan dana secara terpisah pada institusi perbankan. Kemudian, mereka juga menyimpannya dalam bentuk U.S Treasury Bills (T-Bills) dengan jatuh tempo kurang dari 90 hari.
Berikut beberapa regulasi yang membawahi USDC:
Kemudian, USDC juga telah mendapatkan beberapa lisensi dari beberapa negara lainnya seperti Singapura dan Inggris. Hal ini tentunya semakin memperkuat posisi USDC sebagai stablecoin terpercaya dalam ekosistem kripto global.
👉 Regulator Broker Utama di Dunia
Berikut beberapa langkah cara berinvestasi USDC melalui Binance:



Jawabannya bisa iya dan bisa juga tidak. Meskipun keduanya merupakan stablecoin yang mengikuti nilai dolar AS. USDC dan USDT adalah dua aset kripto yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Namun, USDT tetap menjadi pilihan yang paling praktis karena memiliki likuiditas yang lebih tinggi dan jumlah trading pairs yang lebih banyak. Namun, bagi investor konservatif, USDC adalah menawarkan transparansi yang lebih baik.
👉 Crypto Tether (USDT): Ancaman Besar bagi Bank Sentral?
Berikut beberapa risiko yang harus Anda pertimbangkan ketika Anda menukar aset menjadi USDC:
Meskipun Circle rutin menerbitkan proof of reserves, tetap ada risiko jika bank kostodian tempat mereka menyimpan dana mengalami masalah. Hal ini pernah terjadi pada Silicon Valley Bank pada tahun 2023.
Namun, adanya regulasi baru seperti MiCA memberikan transparansi dan kepastian hukum yang lebih kuat pada sektor ini. Hal tersebut menjadi alasan mengapa USDT tidak lagi terdaftar di exchange Eropa. Di sisi lain, USDC memiliki regulasi yang lebih jelas dengan didukung dolar tunai dan obligasi pemerintah AS jangka pendek.
Kemudian, Anda juga harus memperhatikan risiko pasar, hal ini pernah terjadi sebelumnya. Salah satu risiko terbesar adalah depeg, yaitu ketika stablecoin kehilangan kesetaraan nilainya terhadap Dolar AS. Kondisi ini pernah menyebabkan gagalnya beberapa stablecoin di masa lalu.
Ada juga risiko lain seperti turunnya likuiditas sementara saat pasar panik sehingga memperbesar spread. Kemudian, ada juga risiko teknologi dari blockchain atau jaringan tertentu. Hal ini mencakup bug pada L2, jaringan yang macet karena tingginya volume transaksi, atau adanya serangan bridge lintas chain.
Selama porsi USDC adalah tidak terlalu besar dari total aset yang Anda miliki, menggunakan USDC untuk trading jauh lebih efisien daripada menggunakan mata uang fiat. Hal ini akan terasa dampaknya jika Anda merupakan trader aktif di pasar kripto.
Namun, Anda juga perlu melihat kembali sejarah jatuhnya beberapa stablecoin yang membuat para investor kehilangan sebagian besar modalnya. Meskipun Circle dan USDC memiliki rekam jejak regulasi dan transparansi yang baik, Anda tetap harus waspada.
Sehingga, mengalokasikan sebagian besar aset dalam USDC bukanlah strategi yang bijak. Jika terjadi masalah, dampaknya akan sangat merugikan Anda. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus serupa masing terjadi.
Kesimpulannya, USDC menjadi salah satu stablecoin terpercaya di pasar kripto dengan dukungan dolar AS dan surat utang pemerintah jangka pendek. Adopsinya yang luas di berbagai platform serta auditnya cadangan yang transparan menjadikannya pilihan yang lebih menarik untuk trading kripto dibanding menggunakan mata uang fiat.
👉 Investasi Kripto: Halal atau Haram?