Bullish dan Bearish: Apa Perbedaannya?

Paa artikel ini, kami akan membahas salah satu hal utama yang harus Anda pelajari pada dunia trading. Hal tersebut adalah pasar Bullish (bull) dan Bearish (bear). Namun, mengapa keduanya memiliki sebutan itu? Apa itu bullsih dan bearish? Strategi apa yang dapat Anda terapkan ketika berada pada salah satu kedaan tersebut? Yuk, simak artikel berikut!

Perbedaan Bullish dan Bearish

Pengertian Bullish dan Bearish

Pada bagian ini, kami akan memberikan pengertian bullish dan bearish pada pasar saham. Sehingga, Anda dapat memahami perbedaan dari keduanya.

Apa itu bullish pada pasar saham?

Bull menggambarkan investor yang optimis terhadap masa depan pasar, sehingga kekuatan serta terjadinya tren kenaikan secara besar-besaran pada pasar. Hal ini menjadi salah satu variasi pergerakan pasar yang kita ketahui sebagai bullish.

Makna bull menyimbolkan profil dari para investor pembeli yang memiliki kepercayaan tinggi pada pasar sehingga melakukan pembelian saham guna memperoleh keuntungan. Sikap tersebut membuat nilai suatu saham pada pasar naik dengan alami dan terkonsolidasi.

Sehingga, bullish adalah keadaan di mana pasar memiliki kepercayaany yang tinggi dari para investor. Oleh karena itu, keadaan pasar akan cenderung naik secara signifikan.

Apa itu bearish pada pasar saham?

Bear menggambarkan suatu pesimisme, dikarenakan para investor cenderung memiliki pendekatan yang lebih pesimis untuk berinvestasi. Istilah bearish mengacu pada simbol beruang yang merupakan kebalikan dari keadaan bullish di mana pasar mengalami penurunan secara berkelanjutan.

Keadaan bear menjadi lambang bagi profil para investor penjual yang tidak percaya pada situasi pasar sehingga bertaruh pada tren bearsih pasar saham untuk mendapatkan keuntungan

Kesimpulannya, bearish adalah keadaan di mana kepercayaan para investor menurun sehingga menyebabkan penurunan yang siginifikan pada pasar.

Bullish dan Bearsih: Asal mula istilah keduanya

Setelah mengetahui pengertian keadaan pasar bull dan bear, kini saatnya kita mencari tahu alasan keduanya disebut dengan “bull” dan “bear“.

Mengapat tren naik disebut dengan bullish?

Banteng atau bull saat menyerang dengan tanduknya, akan menyerang dari bawah ke atas. Hal tersebut menjadi gambaran sempuran untuk gerakan pasar dengan tren naik, yaitu dari bawah lalu ke atas.

Gambaran lain berkaitan dengan hewan ini adalah saat berdiri dengan empat kakinya. Dapat kita lihat bahwa ketika berdiri, leher banteng akan memiliki sudut yang mengarah ke atas.

Mengapa tren turun disebut dengan bearish?

Sebaliknya, seekor beruang akan menyerang dari atas ke bawah, sehingga menjadi simbol yang sesuai dari tren pasar yang mulai menurun dari posisi tertingginya.

Gambaran lain berkaitan dengan hewan ini sama seperti bullish, yaitu ketika berdiri dengan keempat kakinya. Posisi leher beruang akan lebih condong ke bawah ketika berdiri empat kaki.

Di samping itu, terdapat banyak teori lain tentang cara penggunaan istilah bullish dan bearish pada pasar, misalnya:

Para pemburu beruang, akan menjual kulit sebelum berburu oleh karena permintaan pasar yang tinggi (persis ketika kita melakukan posisi short). Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan harganya akan turun sejak mereka menjualnya hingga mereka menyerahkannya. Dari sebab itu, istilah “bear” bagi orang yang membuka posisi dan berpikir bahwa pasar akan mengalami tren turun. Pada abad ke-17, peribahasa “menjual kulit beruang sebelum memburunya” memiliki arti sebagai tindakan yang tidak bijaksana. Kemudian, pada abad ke-18 istilah “bear skin” berubah menjadi “bear market” yang kemudian sering mereka gunakan sebagai istilah pada saham yang para spekulator jual.

👉 Cara Belajar Trading dari Nol, Ini Tipsnya!

Bullish dan Bearsih: Apa strategi yang dapat Anda lakukan?

Disediakan grafik indeks S&P 500 di bawah ini, untuk dapat melihat pasar bullish dan bearish selama 15 tahun terakhir.

Strategi ketika pasar sedang bullish

Hal penting yang harus Anda pahami adalah secara historis pasar bullish memiliki durasi yang jauh lebih panjang apabila kita bandingkan dengan pasar bearsih. Dari sebab itu, imbal hasil yang dapat Anda peroleh selama pasar bullish jauh lebih besar dari pada kerugian pada saat pasar bearish. Tentu saja keadaan tersebut terjadi dengan asumsi pasar bullish terjadi secara alami dan dengan tujuan investasi jangka panjang.

Berikut merupakan beberapa strategi yang dapat Anda lakukan pada saat pasar sedang bullish:

  • Berinvestasi Saham (Buy & Hold): Saat keadaan pasar sedang bullish, strategi yang paling sering investor lakukan adalah membeli saham perusahan yang memiliki fundamental yang kuat dan melakukan hold dalam jangka waktu yang panjang. Anda dapat memilih perusahaan yang memiliki riwayat kinerja yang baik, manajemen perusahaan yang kompeten, dan memiliki keunggulan kompetitif di pasar.
  • Berinvestasi Indeks Saham Melaui Reksa Dana atau ETF: ETF yang memiliki acuan pada indeks saham populer seperti S&P 500 dapat menjadi salah satu pilihan menarik. Hal tersebut dapat menawarkan diversifikasi secara instan dengan biaya yang rendah. Lakukan riset dan pemilihan pada ETF yang mereplikasi perilaku dari indeks saham terbaik dunia.
  • Berinvestasi Real Estat: Pertimbangkan juga untuk berinvestasi real estat saat keadaaan pasar sedang bullish. Biasanya, harga properti akan cenderung mengalami kenaikan. Namun, jika tidak ingin terpapar pada aset jangka panjang tersebut, REIT dapat menjadi pilihan Anda.
  • Berinvestasi dengan Metode DCA untuk Meningkatkan Paparan dan Memanfaatkan Bunga Majemuk: Dollar Cost Averaging (DCA) merupakan cara berinvestasi dengan sejumlah uang tetap dalam suatu aset secara teratur, berapa pun harganya. Strategi ini dapat membantu mengurangi dampak volatilitas pasar dan mengakumulasi aset seiring berjalannya waktu. Dengan cara menginvestasikan kembali keuntungan serta dividen, investor dapat memanfaatkan kekuatan bunga majemuk. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan investasi eksponensial dari waktu ke waktu, terutama pada pasar bullish saat harga aset meningkat.

👍 Apa Itu Exchange Traded Funds (ETF) dan Bagaimana Cara Kerjanya?

👍 Mengenal DIRE atau REIT: alternatif investasi di sektor properti

Strategi ketika pasar sedang bearish

Pergerakan pada pasar bear biasanya terjadi dalam waktu yang lebih penek tetapi terjadi secara cepat. Misalnya ketika covid terjadi, kita menyadari bahwa tren pasar turun secara signifikan dan tidak dapat melakukan tindakan apa pun.

Berikut merupakan dua pendekatan yang dapat Anda terapkan ketika pasar dalam keadaan bearish:

  • Profil Konservatif:
    • DCA: Jenis investor memliki visi jangka yang sangat panjang. Mereka cenderung menunggu “badai” berlalu serta mengambil kesempatan untuk memberikan kontribusi baru pada portofolionya. Para investor melakukan hal tersebut karena berpikir bahwa perusahaan dengan neraca yang sehat akan mengalami penurunan akibat pasang surut. Katakanlah, bahwa hal ini merupakan peluang yang bagus untuk rerata posisi turun kuat, lalu pasar bearish telah berlalu. Mulai dengan akumulasi modal yang lebih besar pada titik yang lebih rendah sehingga Anda dapat melipatgandakan nilai investasinya saat pasar bullish telah mulai.

Di atas kertas terlihat sederhana, namun secara statistik kita dapat melihat bahwa banyak investor yang mengalami ketakutan sehingga menjual asetnya pada harga terendah. Penjualan tersebut menyebabkan kerugian dan tidak dapat menghasilkan keuntungan ketika pasar rebound. Mungkin bagi Anda hal ini juga tidak mudah ketika mepertaruhkan modal yang ada dan berada dalam keadaan pasar bearish yang bertahan lama.

  • Profil Trader:
    • Membatalkan Posisi: Langkah ini adalah strategi dengan risiko cukup tinggi yaitu secara bertahap melikuidasi investasi seiring dengan penekanan pada tren bearish, kemudian masuk kembali ketika pasar telah berbalik keadaannya.
    • Perdagangan Pendek Melalui Derivatif: Investor yang berfokus pada investasi jangka pendek melakukan langkah lain dengan mencoba mengambil keuntungan dari penurunan pasar. Melakukan perdagangan singkat dan mendapat keuntungan sangatlah mungkin untuk para investor lakukan. Namun, ketika melakukan perdagangan singkat, Anda akan melihat bahwa penurunan terjadi dengan sangat cepat beserta volatilitas pasar yang tinggi. Misalnya, ketika Covid indeks saham S&P 500 turun sebesar 35% dalam rentang waktu 1 bulan, namun pada periode tersebut terdapat kenaikan sebesar 10%. Secara psikologis menghadapi hal seperti itu serta mencari peluang terhadap tren penurunan bukanlah hal yang mudah.

Bearish dan Bullish: strategi untuk mengikuti tren

Pilihan menarik lainnya yang mungkin investor lakukan adalah dengan mengatur keputusan untuk berada di dalam atau di luar pasar melalui pemantauan tren. Denga begitu, investor dapat mengesampingkan emosi sehingga tidak membuat keputusan yang tidak bijaksana.

Misalnya, investor akan masuk ke dalam pasar apabila harga pada indeks S&P 500 di atas rata-rata pergerakannya selama 10 bulan atau keluar dari pasar jika harganya berada di bawahnya.

Pada gambar di atas, kita melihat sinyal yang dikirimkan sistem antara tahun 2001 hingga 2013.

Pada tabel di bawah, kita dapat melihat statistik untuk menerapkan sistem yang terbukti berhasil sejak tahun 1973 hingga saat ini ke indeks S&P 500.

Informasi gambar di atas, memperlihatkan kepada kita bahwa keuntungan yang bisa Anda peroleh cukup mirip, namun kerugian beruntun dan waktu untuk bangkit dari keadaan tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah teratasi dari sudut pandang psikologis.

Sebagai penutup, memahami dinamika pada pasar bearish dan bullish merupakan hal penting dalam dunia trading. Investor yang optimis mendorong pasar untuk bullish dengan tingkat kepercayaan dan pertumbuhan yang tinggi. Sedangkan pesimisme dan ketidak percayaan terhadap pasar, menimbukan keadaan bearish sehingga terjadi penurunan harga. Pengetahuan dan penerapan strategi yang tepat pada setiap keadaan menjadi penting agar dapat memanfaatkan fluktuasi pasar.

👉 Stockbit vs Ajaib, Mana Aplikasi Trading Saham Terbaik?

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Mana yang lebih baik antara pasar bullish dan bearish?

Investor lebih cenderung merasa lebih percaya diri dalam keadaan pasar bullish. Faktor eksternal seperti penurunan pendapatan serta belanja konsumsi dapat menyebabkan pasar mejadi bearish. Dalam keadaan bearish, para investor akan merasa kurang percaya diri pada investasinya sehingga akan menjual asetnya.

Bagaimana cara mengetahui jika sebuah pasar dalam keadaan bullis atau bearish?

Kita dapat melakukan identifikasi pada pasar bearish saat harga pada pasar mencapai tertinggi dari yang teringgi dan tertinggi dari yang terendah. Sebaliknya, apabila harga pada pasar mencapai terendah dari yang tertinggi dan terendah dari yang terendah maka dapat disebut dengan bearish. Kedua hal tersebut dikenal sebagai indentifikasi tren berdasarkan harga.

Artikel Terkait