logo RankiaIndonesia

Apa itu Jackson Hole & Dampaknya pada Pasar

Jackson Hole Symposium untuk membahas masa depan ekonomi global

Setiap tahun, perhatian dunia tertuju pada sebuah kota kecil di negara bagian Wyoming Amerika Serikat, yaitu Jackson Hole. Meskipun tampak seperti destinasi wisata, nyatanya kota ini menjadi tempat penting salah satu pertemuan paling penting bagi bank sentral dan berdampak besar bagi pasar keuangan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu Jackson Hole Symposium. Kemudian, kami juga akan membahas siapa saja bank sentral utama yang hadir pada pertemuan tersebut dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian dunia. Terakhir, kita juga akan melihat pengaruh pertemuan di 2025 pada indeks-indeks saham utama dunia.

Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!

👉 FOMC putuskan pangkas suku bunga The Fed Oktober jadi 25 bps

Apa itu Jackson Hole Meeting?

Jackson Hole adalah konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Bank of Kanas City. Acara ini pertama kali terlaksana pada tahun 1978. Namun, pertemuan ini baru mulai mendapatkan reputasinya di kancah global pada tahun 1982.

Hal tersebut karena tempat acara berpindah ke suatu kote kecil bernama Jackson Hole sehingga menarik ketua The Fed, Paul Volcker untuk hadir. Ia adalah penggemar berat kegiatan memancing dan tertarik untuk menggabungkan pekerjaannya dengan suasana terbuka di Wyoming.

Simposium ini, mempertemukan bank-bank sentral terkemuka, menteri keuangan, ekonom, dan pemimpin keuangan global untuk membahas tren ekonomi dunia. Tujuannya adalah membahas kebijakan moneter serta isu-isu struktural yang berdampak langsung pada perekonomian global.

Meskipun tidak ada kebijakan yang secara resmi mereka umumkan pada forum ini, pidato dan diskusi yang berlangsung sering kali membentuk ekspektasi pasar dan memengaruhi arah kebijakan moneter selanjutnya. Perlu Anda ingat bahwa ekspektasi investor merupakan salah satu motor utama pergerakan harga dipasar. Khususnya dalam jangka pendek hingga menengah.

👉 Apa itu Kebijakan Fiskal? Penjelasan Lengkap

Kapan Jackson Hole Meeting Diselenggarakan?

Simposium Jackson Hole adalah diselenggarakan setiap tahun pada akhir Agustus. Biasanya, acara tersebut berlangsung selama tiga hari (Kamis hingga Sabtu). Tanggal pastinya bisa berubah setiap tahun namun selalu di pekan akhir bulan Agustus.

Di tahun 2025 ini, pertemuan tersebut berlangsung dari Kamis, 21 Agustus hingga Sabtu, 23 Agustus 2025. Jadwal ini sesuai dengan pola jadwal yang sudah menjadi tradisi selama beberapa dekade terakhir.

Bank Sentral yang Hadir di Pertemuan Jackson Hole

Sejumlah tokoh berpengaruh dalam ekonomi global hadir pada pertemuan ini. Di antara peserta utama, hadir para pemimpin bank sentral utama dunia. Berikut beberapa nama penting yang hadir pada pertemuan tahun 2024:

  • Jerome Powell, Ketua Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed)
  • Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB)
  • Kazuo Ueda, Gubernur Bank of Japan (BoJ)
  • Para pemimpin bank sentral lain dari Kanada, Inggris, Australia, serta perwakilan lembaga multilateral seperti IMF

👉🏻 Bursa Efek Tokyo: Pengertian dan Sejarahnya

Beberapa akademisi dan ekonomi terkemuka dari berbagai institusi global juga ikut menghadiri pertemuan ini.

Meskipun diskusi berlangsung secara tertutup, mereka menyiarkan pidato secara langsung. Terutama pidato dari Ketua The Fed yang menjadi fokus utama dari pasar. Setiap kata yang ia sampaikan dapat memicu perubahan sentimen dan menjadi katalis bagi pergerakan pasar keuangan.

jackson hole adalah
Christine Lagarde, Kazuo Ueda, dan Jerome Powell: Pemimpin Bank Sentral Utama Dunia

Hasil Pertemuan Jackson Hole di Tahun 2025

Pada hari Jumat, 22 Agustus 2025 pukul 21.00 WIB, Jerome Powell di Jackson Hole adalah menyampaikan pesan tegas untuk pasar keuangan global. Ia menyampaikan bahwa Federal Reserve akan kembali ke cara tradisionalnya.

Mereka akan meninggalkan pendekatan average inflation targeting, yaitu kebijakan yang menargetkan rata-rata inflasi 2% dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, The Fed kembali menegaskan bahwa inflasi tidak boleh melebihi 2% per tahun. Sehingga, tidak lagi dihitung sebagai rata-rata inflasi dalam beberapa tahun seperti sebelumnya.

Hal ini menjadi sebuah gebrakan dalam kebijakan moneter. Sejak krisis yang terjadi pada 2008, The Fed menggunakan pendekatan rata-rata. Artinya, jika inflasi berada di kisaran 1,5% dalam pada tahun 2015-2019, mereka dapat menoleransi inflasi sebesar 2,5%-3% pada periode 2021 hingga 2022.

Hal tersebut dapat terjadi selama rata-rata tetap berada di level 2%. Pada kenyataannya, inflasi jauh melampaui angka tersebut selama pandemi.

Dengan pengumuman ini, Powell menegaskan bahwa fleksibilitas tersebut sudah tidak berlaku lagi. Sehingga, tidak ada lagi bahwa inflasi 3% dapat "menutup" periode ketika inflasi berada di bawah target. Oleh karena itu, mereka harus menjaga inflasi stabil di level 2% setiap tahunnya tanpa mempertimbangkan rata-rata sebelumnya.

👉 Inflasi Januari-Oktober 2,1% Didorong oleh Harga Emas!

Independensi Bank Sentral dan Pemangkasan Suku Bunga

Jerome Powell memanfaatkan pertemuan ini untuk menegaskan kembali independensi keputusan Federal Reserve. Sehingga, seluruh kebijakan moneter bergantung pada data ekonomi, bukan tekanan politik. Hal tersebut memberikan pesan penting, mengingat tahun 2025 adalah tahun yang sensitif secara poltik di AS.

Ia juga memberikan sinyal positif bagi pasar keuangan yaitu peluang besar dimulainya siklus baru pemangkasan suku bunga. Hal tersebut dapat terjadi selama data ekonomi menunjukkan perlunya pelonggaran kebijakan moneter. Pernyataan tersebut tentu saja langsung memengaruhi ekspektasi pasar.

Sebagai hasilnya, pasar segera menyesuaikan proyeksi. Mereka memprediksi adanya kemungkinan pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan The Fed selanjutnya di bulan September.

The Fed
Sumber: CME

👉 Suku bunga Bank sentral Indonesia, BI Rate November Tetap 4,75%

Bagaimana Reaksi Pasar?

Setelah Jerome Powell menyampaikan pidatonya, pasar memiliki reaksi yang positif. Dapat kita lihat dari S&P 500 yang menguat 1,5%, mendekati all-time high indeks tersebut.

Kemudian, Nasdaq mencatatkan salah satu performa terbaiknya di tahun 2025. Ini karena indeks tersebut naik hampir 2%, didorong oleh sektor teknologi dan kecerdasan buatan yang kembali menjadi motor utama.

S&P 500
Respons Pergerakan S&P 500 setelah Pertemuan Jackson Hole | Sumber: TradingView

Kenaikan tersebut juga mendapatkan respons yang moderat dari pasar obligasi. Di sisi lain, terjadi pelemahan dolar AS. Kombinasi dari kedua hal ini memberikan angin segar bagi saham-saham sektor teknologi.

Optimisme ini berlanjut hingga akhir pekan. Tercermin dari pasar kontrak berjangka di hari Senin, 25 Agustus, yang mencatatkan sedikit sekali penurunan. Hal tersebut mengonfirmasi sentimen positif pada sesi perdagangan Jumat, meskipun pasar masih "mencerna" pesan dari Powell.

Namun, di Eropa respons pasar jauh lebih datar. Ini karena Christine Lagarde tidak memberikan informasi baru. Ia hanya menyampaikan bahwa ECB berhasil menurunkan inflasi tanpa mengganggu pasar tenaga kerja maupun menekan pertumbuhan upah.

Dengan demikian, pada sesi perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, pasar Eropa dibuka relatif datar. Tidak ada penurunan yang mengkhawatirkan karena hanya berkisar antara 0,3% hingga 0,5% pada indeks-indeks seperti DAX40, IBEX35, dan Eurostoxx.

👉 Tahukah Anda, bahwa kebijakan dari bank sentral sering membuat pasar bergerak dengan serempak, berikut penjelasannya: Makna Hawkish dan Dovish pada Kebijakan Moneter

Apa yang Bisa Kita Harapkan dari The Fed setelah Jackson Hole Symposium?

Kesimpulannya, Jackson Hole Symposium kali ini memberikan sinyal baru dimulainya era pemangkasan suku bunga dari The Fed. Hal ini tentunya dengan syarat data ekonomi yang mendukung langkah tersebut. Tujuannya jelas, yaitu menjaga inflasi di level 2% per tahun, bukan lagi menghitungnya sebagai rata-rata jangka panjang seperti yang terjadi pada kebijakan sebelumnya.

Selain itu, The Fed kembali menegaskan independensinya dari tekanan politik. Hal ini merupakan pesan positif bagi pasar keuangan. Kombinasi antara arah kebijakan yang lebih jelas dan komitmen terhadap independensi bank sentral menjadi pemicu yang memperkuat sentimen investor setelah adanya pertemuan tersebut.

👉🏻 Salah satu kebijakan moneter yang menarik untuk Anda ketahui: Apa itu Quantitative Easing dan Dampaknya di Pasar?

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Iklan
Artikel terkait