Bank Indonesia: Suku Bunga BI Rate Maret 2025 Tetap 5,75%

Kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga BI Rate adalah kebijakan yang dinamis menginat kondisi ekonomi dunia dan Indonesia yang mengalami perubahan dengan cepat. Terbaru, suku bunga BI rate Maret 2025 tetap menjadi 5,75%. BI terakhir kali memangkas suku bunga BI Rate pada Januari 2025 sebesar 25 basis poin (bps)

Apa itu Bank Indonesia dan kebijakan suku bunga BI? Bagaimana perannya dan kapan pertemuan para Gubernur BI dilaksanakan untuk membuat kebijakan moneter? Kami akan membahasnya di artikel ini!

Informasi suku bunga Bank Indonesia (BI) rate dan informasi lengkap mengenai bank Indonesia
Sumber: Bloomberg

Suku bunga BI terbaru: Bank Indonesia pertahankan suku bunga BI Rate Maret 2025

Suku bunga BI rate Maret 2025 tetap 5,75%. Keputusan ini diambil setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Maret 2025. SebelumnyaBank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur 14-15 Januari 2025 akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga sekitar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.

Dengan demikian, maka suku bunga BI rate Februari 2025 adalah:

  • Suku bunga BI Rate: 5,75%
  • Suku bunga Deposit Facility: 5%
  • Suku bunga Lending Facility: 6,5%
Sumber: Bank Indonesia

Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 terkendali dalam sasaran 2,5%, stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tetap di kisaran 4,7% hingga 5,5% menurut BI.

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan BI-Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar Rupiah.

Perry Warjiyo

BI memberikan sinyal bahwa akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dengan melihat kondisi global yang juga terlihat lesu.

BI tetap mempertahankan suku bunga dengan melihat ketidakpastian global yang tetap tinggi akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang makin luas. Di Amerika Serikat, kebijakan ini membuat laju pertumbuhan ekonomi jadi lebih lambat di tengah meningkatnya pemberian intensif fiskal. Sementara itu laju penurunan inflasi tidak secepat yang diperkirakan.

Ekonomi Eropa, Jepang dan India juga terkena dampak rambatan kebijakan tarif impor AS saat permintaan domestik belum meningkat. Sementara itu di China perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa ditopang dengan kebijakan pelebaran defisit fiskal 2025 dari yang ditargetkan.

Adapun, kondisi perekonomian AS juga terlihat dari penurunan yield US Treasury dan melemahnya indeks mata uang dolar AS (DXY). Sehingga BI memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada kisaran 3,2%. Lebih lanjut, di tengah ketidakpastian penurunan Fed Funds Rate (FFR), saat ini banyak aliran modal global yang terkonsentrasi di AS bergeser menjadi ke komoditas emas dan obligasi di negara maju dan negara berkembang.

Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk tetap menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran terus dioptimalkan sehingga bersinergi dengan stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Perry Warjiyo, 19 Maret 2025

👉🏻 Saham dan Kripto Anjlok, Apa Investasi yang Menguntungkan?

Kalender Bank Indonesia

Dalam melihat jadwal kegiatan Bank Indonesia di kalender Bank Indonesia beberapa agenda yang perlu Anda cermati adalah:

  • Perilisan data cadangan devisa Indonesia
  • Statistik data utang luar negeri Indonesia
  • Data Neraca Pembayaran Indonesia
  • Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengenai keputusan suku bunga acuan BI

Jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI

Bank Indonesia melaksanakan RDG BI setiap bulan atau ada 12 kali pertemuan sepanjang tahun. Berikut jadwalnya:

  • 14-15 Januari 2025
  • 18-19 Februari 2025
  • 18-19 Maret 2025
  • 22-23 April 2025
  • 20-21 Mei 2025
  • 17-18 Juni 2025
  • 15-16 Juli 2025
  • 19-20 Agustus 2025
  • 16-17 September 2025
  • 21-22 Oktober 2025
  • 18-19 November 2025
  • 16-17 Desember 2025

Apa itu Bank Indonesia?

Bank Indonesia adalah bank sentral negara Indonesia yang bertugas dan memiliki tujuan mencapai stabilitas nilai Rupiah, memelihara sistem pembayaran dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

BI adalah bank sentral yang independen, tugas dan wewenangnya tercantum dalam UU Nomor 4 Tahun 2023. Saat ini Gubernur Bank Indonesia adalah Perry Warjiyo. Adapun dalam melaksanakan tugasnya, Gubernur BI dibantu oleh Deputi Gubernur, yang seluruhnya kemudian disebut sebagai Dewan Gubernur BI.

Sejarah Bank Indonesia

Cikal bakal adanya Bank Indonesia adalah Bank Courant en Bank Ven Leening. Ini adalah bank pertama di Indonesia yang tugasnya menunjang kegiatan perdagangan dengan memberi pinjaman kepada pegawai VOC. Kemudian pada tahun 1818, Bank Caourant en Bank Van Leening tutup karena krisis keuangan.

Lalu pada tahun 1828, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa kepada De Javasche Bank (DJB) sebagai bank sirkulasi. Wewenang DJB antara lain mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda. DJB merupakan bank sirkulasi pertama di Asia.

Kemudian pada masa penjajahan Jepang tahun 1942, DJB dilikuidasi dan digantikan dengan Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG). Lantas, setelah pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, NICA kembali mendirikan DJB untuk mencetak uang dan mengedarkan uang untuk mengacaukan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, Indonesia telah membentuk bank sirkulasi yaitu Bank Negara Indonesia (BBNI) yang menyebabkan dualisme bank sirkulasi dan muncul peperangan mata uang (currency war).

Lalu pada 1951, muncul desakan kuat untuk mendirikan bank sentral. Oleh karena itu pemerintah membentuk Panitia Nasionalisasi DJB untuk membeli 97% saham DJB oleh pemerintah RI. Bank Indonesia kemudian resmi berdiri sebagai bank sentral pada 1 Juli 1953. BI lalu resmi menjadi bank sentral Independen pada tahun 2004 melalui UU No 3 Tahun 2004.

Tugas dan Fungsi Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki tugas dan fungsi utama yaitu mengelola bidang moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran pengelolaan uang Rupiah. Pengelolaan ketiga bidang tersebut diimplemenasikan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan melakukan operasi berbagai instrumen yang sesuai dengan bidang tugas terkait.

  • Moneter: menjaga stabilitas rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran serta turut menjaga stabilitas sistem keungan. Dalam hal ini Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter yang menjadikan inflasi sebagai sasaran yang diutamakan.
  • Stabilitas sistem keuangan: Bank Indonesia menjadi Lender of Last Restort yang berwenang menyediakan likuiditas pada saat krisis. Salah satu tugas BI adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan makroprudensial yang diterapkan terhadap perbankan untuk melakukan kegiatan usaha sehingga bisa mempengaruhi kondisi perekonomian.
  • Sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah: Bank Indonesia memastikan infrastuktur sistem pembayaran yang memadai supaya selalu efisien, aman dan sejalann dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.

Apa pengaruh keputusan suku bunga BI Rate terhadap pasar?

Bank Indonesia menjadi lembaga independen yang sangat penting bagi kesehatan ekonomi Indonesia. Setiap keputusan RDG BI akan memberikan dampak pada pasar keuangan dalam negeri.

Pengaruh pemangkasan suku bunga BI rate

Saat BI memangkas suku bunga, artinya BI ingin ada banyak uang yang beredar di masyarakat alih-alih membuat masyarakat menyimpan uangnya. Berikut penjelasan pengaruh pemangkasan suku bunga BI rate terhadap pasar:

  • Penurunan suku bunga BI bisa membuat pinjaman di bank jadi lebih murah. Ini bisa mendorong baik perusahaan atau perorangan untuk mengambil lebih banyak pinjaman untuk investasi atau konsumsi.
  • Konsumen akan mengalami peningkatan konsumsi karena murahnya bunga yang dikenakan saat mengambil utang. Pada gilirannya hal ini bisa mendorong permintaan agregat dalam ekonomi.
  • Peningkatan harga saham terjadi karena penurunan suku bunga membuat turunnya biaya pembiayaan dan meningkatkan konsumsi serta investasi. Perusahaan bisa melakukan ekspansi dan meningkatkan keuntungan yang kemudian tercermin pada harga saham.
  • Penurunan suku bunga BI bisa menyebabkan depresiasi Rupiah karena investor akan mencari imbal hasil yang lebih tinggi di pasar negara lain. Sehingga ada kecenderungan investor akan menjual mata uang Rupiah.
  • Memiliki efek samping peningkatan inflasi. Ketika konsumsi dan investasi meningkat, harga dapat mulai naik, terutama jika penawaran tidak dapat memenuhi tingkat permintaan.

Pengaruh peningkatan suku bunga BI rate

Saat BI memilih menaikkan suku bunga, maka bank sentral ingin mengurangi likuiditas atau jumlah uang yang beredar. Akibatnya ada perlambatan ekonomi.

  • Kenaikan suku bunga BI bisa membuat pinjaman di bank jadi lebih mahal. Ini bisa membuat perusahaan dan konsumen menahan belanja dan ekspansi bisnis.
  • Konsumen akan menahan belanja karena tingginya bunga pinjaman saat akan mengambil utang.
  • Penurunan harga saham karena penurunan likuiditas akan membuat lebih sedikit modal untuk investasi. Sehingga perusahaan belum akan melakukan ekspansi dan akan tercermin dalam penurunan harga.
  • Peningkatan suku bunga BI bisa menyebabkan kenaikan nilai tukar Rupiah karena investor akan mencari imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan pasar lain.
  • Memiliki efek samping deflasi. Saat konsumsi dan investasi tertahan atau menurun, ketersediaan uang di pasar akan berkurang, permintaan barang juga bisa alami penurunan.

👉🏻 Rapat Bank Sentral Eropa 2025: ECB Rate & Jadwal

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Kapan RDG BI berikutnya?

RDG BI yang akan membahas tingkat suku bunga BI rate akan dilaksanakan pada 22-23 April 2025. Kebijakan moneter mengenai suku bunga BI adalah agenda penting yang perlu diantisipasi oleh investor dan ekonom karena akan memengaruhi pasar keuangan Indonesia, nilai tukar dan memiiki dampak signifikan pada ekonomi.

Kapan BI menaikkan suku bunga?

Mengingat The Fed terus menurunkan suku bunga, saat ini belum ada kenaikan suku bunga BI yang perlu diantisipasi. Namun kita harus tetap melihat perkembangan ekonomi Indonesia dan dunia, terutama jika The Fed mengalami inflasi tinggi lagi.

Kenapa kenaikan dan penurunan suku bunga BI penting?

Kenaikan ataupun penurunan suku bunga BI dilakukan untuk mengontrol inflasi dan memberi stimulasi untuk mendinginkan kondisi ekonomi. Hal ini akan memengaruhi tingkat suku bunga pinjaman dan simpanan, yang juga akan memengaruhi aset investasi Anda.

Artikel Terkait