Panduan Lengkap Strategi PO3 dalam Trading untuk Pemula!

Sistem atau teknik The Power of Three adalah strategi yang banyak trader institusi gunakan untuk mengidentifikasi pergerakan pasar. Ada tiga fase utama pergerakan pasar dala strategi PO3 yaitu akumulasi, manipulasi dan ekspansi. Memahami metode ini akan membuat trading Anda lebih akurat dan terhindar dari liquidity traps atau jebakan likuiditas!

Dalam dunia trading, salah satu strategi Smart Money utama yang kita kenal yaitu strategi PO3.
Namun, apa sebenarnya strategi ini? Apa saja kondisi yang harus terpenuhi? Kemudian, apakah strategi ini layak untuk kita terapkan ketika melakukan trading? Mari kita lihat dalam artikel ini!
👉 Sebelumnya, Anda juga dapat membaca terlebih dahulu panduan trading untuk pemula
Apa itu strategi PO3 dalam trading?
Strategi PO3 (Power of Three) adalah konsep trading yang dipopulerkan oleh ICT (Inner Circle Trader), seorang trader yang terkenal karena ilmunya dalam analisis institusional dan manipulasi pasar. PO3 adalah model yang menunjukkan arah dan menjadi model yang dapat kita kombinasikan dengan model lain. Sehingga, membantu kita untuk masuk ke dalam pergerakan sepanjang sesi.
Kenapa strategi ini memiliki sebutan Power of Three?
Strategi PO3 merupakan akronim dari Power of Three. Ini karena setiap tiga pergerakan yang algoritma hasilkan memiliki tiga fase, yaitu akumulasi, manipulasi, dan distribusi.
👉🏻 Baca juga Trend Analysis: Panduan Praktis untuk Trader untuk lebih mengetahui bahasa teknikal untuk membantu memahami PO3
Cara Kerja Strategi PO3 dalam trading
Pada bagian ini, kita akan melihat secara lebih detail bagaimana cara kerja dari setiap fase pada strategi PO3.
Fase 1: Akumulasi
Ini adalah gerakan sideways atau konsolidasi sebelum tren terbentuk. Sehingga, fase ini mirip dengan struktur Wyckoff sebelum terjadinya pergerakan.
Jangan bingung ketika membedakan antara fase Akumulasi PO3 dengan fase Akumulasi Wyckoff. Pada PO3, akumulasi terjadi pada semua pergerakan sideways/konsolidasi/lateral. Sedangkan pada Wyckoff gerakan lateral tersebut terbagi menjadi akumulasi dan distribusi.
Akumulasi adalah zona di mana terjadi persiapan untuk pergerakan tren berikutnya. Dengan kata lain, ini zona ketika investor ritel mencoba mengambil posisi pada suatu aset. Kemudian, posisi tersebut selalu melibatkan penempatan perintah stop-order.
Apabila Anda sudah mengenal metode Wyckoff, akumulasi ICT adalah gabungan dari fase A dan B, yaitu penghentian harga dan zona manipulasi.
Fase 2: Manipulasi
Fase ini adalah fase manipulasi. Pada metode Wyckoff, hal ini kita kenal dengan Shake out (SO) atau Upthrust (UT) akhir sebelum pergerakan tren.
Fase ini adalah pergerakan yang algoritma gunakan untuk mendapatkan likuiditas. Misalnya, kita berada dalam kondisi PO3 bullish, maka akan terjadi manipulasi yang menyebabkan SO. Shake out berhasil memicu stop dari trader yang memasang posisi long saat terjadi konsolidasi.
Perintah stop merupakan perintah jual yang algoritma gunakan untuk membeli semua yang dijual kepada mereka.
Kemudian, SO akan membuat banyak trader yang gegabah mengambil posisi short. Posisi short ini akan algoritma gunakan untuk membeli lebih banyak lagi.
Fase 3: Distribusi
Fase ini merupakan pergerakan harga yang sebenarnya, menjadi pergerakan yang diincar oleh algoritma. Namun, kami ingatkan Anda sekali lagi, jangan bingung antara distribusi PO3 dan distribusi Wyckoff.
Dalam PO3, distribusi adalah pergerakan tren yang membawa harga menuju target likuiditas. Dalam metode Wyckoff, fase ini kita sebut dengan fase E.
Berikut kami sajikan gambar yang menunjukkan skema PO3 bullish dan PO3 bearish.

👉 Temukan Rekomendasi 10+ Broker Forex Terbaik untuk Trading di Indonesia
Contoh Strategi PO3 dan Cara Membacanya
Pada gambar berikut, Anda dapat melihat contoh konkret cara menggunakan strategi PO3 pada Nasdaq dalam grafik harian. Grafik ini merupakan pergerakan Nasdaq yang terjadi pada Februari hingga Maret 2025. Perhatikan gambar yang telah kami tandai sebagai fase Wyckoff dan fase PO3.
Konsolidasi yang terjadi merupakan keseluruhan dari struktur Wyckoff, sedangkan manipulasi hanya bagian akhir dari bullish candle. Bagian yang keluar dari struktur Wyckoff.
Dalam contoh ini, tidak terdapat UT, namun ada pergerakan yang memanipulasi dan membuat para investor ritel berpikir bahwa harga sedang bergerak menembus resistance.
Distribusi adalah pergerakan ke bawah yang melewati seluruh struktur dan keluar dari bagian bawah.

Sampai di titik ini kita hanya membicarakan fase-farse yang ada. Namun, salah satu kekuatan dari PO3 adalah kemampuannya dalam menunjukkan seberapa jauh distribusi akan berlangsung.
PO3 selalu memiliki distribusi yang memenuhi dua kali hingga dua setengah kali ukuran manipulasi.
Kadang-kadang distribusi dapat mencapai 4 kali ukuran manipulasi. Ini terjadi ketika tidak ada perubahan struktur pada zona -2 dan -2,5.
Namun, jika ada perubahan struktur pada zona tersebut, kemungkinan besar akan ada PO3 baru dengan arah yang berlawanan. Dalam banyak situasi yang terjadi di pasar kita dalam melihat bagaimana harga menghubungkan beberapa PO3. Nanti akan kami jelaskan di akhir artikel.
Untuk melihat hal tersebut dalam grafik, kita dapat menggunakan Fibonacci Extension dengan parameter nilai yang telah kami sebutkan sebelumnya (-2, -2,5, dan -4). Nilai 0 hingga 1 sebagai impuls terakhir dari manipulasi.
Berikut skema yang dapat Anda perhatikan (PO3 bearish). Penting untuk Anda catat, bahwa manipulasi selalu menjadi cara terakhir yang dapat menarik harga keluar dari konsolidasi.

Perhatikan dalam grafik Nasdaq dengan time frame harian yang telah kita bahas sebelumnya. Kami menganggap manipulasi sebagai peregangan akhir yang mengeluarkan harga dari struktur. Kemudian, dengan menggunakan Fibonacci Extension, kami melihat bagaimana harga mencapai targetnya di nilai -2.

Sejauh ini, kami telah menjelaskan model PO3 dengan tiga fasenya, meskipun hal ini tidak selalu terjadi. Faktanya, begitu melihat perubahan struktur dalam pergerakan tren, kita dapat menggunakan PO3 untuk melihat sejauh mana distribusi dapat berlangsung. Oleh karena itu, kami akan menggunakan leg bullish terakhir sebelum strukturnya berubah menjadi manipulasi dan tidak akan ada konsolidasi.
Berikut skema yang akan kami tunjukkan dalam gambar.

Ingat, seperti yang telah kami katakan sebelumnya, salah satu sifat penting dari PO3 adalah perubahan struktur di zona -2 hingga -2,5. Jika struktur pergerakan harga berubah saat mencapai target pertama, berarti akan menghasilkan PO3 ke arah yang berlawanan. Hal yang mungkin tampak tidak relevan, namun menjadi salah satu dasar dalam melakukan trading.
👉 Strategi Trading Terbaik: Cara Menjadi Trader Profesional Dari Awal
Apa yang terjadi ketika ada perubahan struktur pada PO3?
Mari kita lihat penjelasannya!
Misalkan, kita mengharapkan pergerakan naik ke zona likuiditas tertentu, namun harga mengalami penurunan sebelum mencapai target.
Dengan menggunakan PO3, kita akan memiliki informasi yang sangat berharga. Ini karena saat harga mencapai -2/-2,5, struktur akan berubah sehingga kita dapat menggambar PO3 yang baru. Namun, kali ini arahnya dapat kita atur sesuai dengan keinginan.
Paga gambar berikut, Anda dapat melihat PO3 bearish pada Emas yang mencapai target sehingga strukturnya berubah dan menghasilkan PO3 bullish. Kecenderungan kami pada emas yaitu bullish, sehingga perubahan struktur ini membuat kami mengambil posisi long. Namun, dalam operasi ini stop terpicu (tidak ada metode yang sempurna).

Alat & Konsep Utama untuk Menerapkan Strategi PO3
Berikut beberapa alat dan konsep yang harus Anda pahami untuk menerapkan model tersebut:
Penanganan
Ketika PO3 menunjukkan bahwa kita berada dalam fase manipulasi, Anda harus menggunakan segala cara untuk menyadari hal tersebut.
Contohnya, saat kami menggunakan volume dan struktur Wyckoff. Terdapat volume yang melampaui support atau resistance (true range dengan struktur Wyckoff) membuat kami curiga. Sehingga, ketika terjadi perubahan struktur setelahnya, kami akan menggambar PO3.
Perhatikan contoh yang kami ambil dari Nasdaq dengan time frame 15 menit pada 12 Maret 2025 berikut. Candle yang mengambil likuiditas memiliki volume yang sangat tinggi. Segera setelahnya, hal tersebut mengubah strukturnya.

Dengan mendeteksi volume dan perubahan stuktur dapat menguatkan kita secara mental dalam PO3 serta dan meyakinkan kita untuk menentukan arah pergerakan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah ini manipulasi atau tren yang sehat, kita dapat mengetahuinya dengan strategi Fair Value Gap (FVG). Strategi ini juga termasuk ke dalam ICT Trading.
👉 E-Mini Nasdaq Futures: Apa itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Price Action
PO3 memiliki keterkaitan dengan alat lain dari ICT Trading, misalnya FVG dan tren awal OB. Namun, yang paling menarik adalah melihat price action yang kuat melalui pergerakan. Setelah manipulasi, kami berharap melihat harga bergerak ke arah yang berlawanan sehingga memberikan keyakinan lebih pada pergerakan tersebut.
Perhatikan gambar berikut (grafik Nasdaq, tf 15 menit pada 11 Mei 2025). Terdapat manipulasi (dengan volume besar) pada zona likuiditas sehingga memungkinkan kami untuk menentukan tujuan PO3. Namun, yang lebih relevan pada contoh ini adalah dua zona pergerakan yang kuat (panah bearish).
Dengan melihat pergerakan tersebut, memberikan kami kepercayaan diri untuk mencoba posisi short pada akhir tren bearish.

👉 Price Action: Teknik Analisis Tanpa Indikator, pelajari panduannya!
Identifikasi Zona Likuditas (Liquidity pools)
Terakhir, penting untuk menentukan di mana kita ingin melihat manipulasi. Kami selalu ingin melihat manipulasi pada titik support maupun resistance. Ini menjadi titik henti bagi trader ritel sekaligus menjadi zona likuiditas.
Seorang trader pernah memberi pernyataan berikut:
“Ketika masuk ke dalam perdagangan, pukul kepala Anda dengan batu. Dan ketika Anda bangun, masuklah ke posisi di mana Anda akan menempatkan titik untuk berhenti “
Itulah ide utamanya.
Cara Menggunakan Strategi PO3 dalam Trading
Dalam contoh kasus cara menerapkan strategi PO3 dala trading, kami selalu memulai analisis pada kerangka waktu yang lebih tinggi, untuk mencari manipulasi. Kerangka waktu yang kami gunakan mulai dari mingguan hingga 15 menit. Begitu menemukan manipulasi, kami berhenti untuk memperpendek kerangka waktu dan mulai operasi dengan PO3. Mari kita lihat pada contoh Nasdaq ketika mengalami penurunan baru-baru ini.
Berikut gambar yang menunjukkan manipulasi yang berhasil kami temukan pada grafik harian.

Setelah menetapkan tujuan, kami akan mempertimbangkan setiap pergerakan naik sebagai peluang untuk memasang posisi short. Namun, kami juga melihat pergerakan naik untuk melihat apakah strukturnya berubah menjadi bearish sehingga harus menurunkan kerangka waktu 1 tingkatan (dari harian menjadi 15 menit).
Pada gambar di bawah ini, kami dapat melihat seluruh bagian pada kerangka waktu 15 menit, di mana kami akan mencari posisi short (panah besar). Kemudian, kami juga mencari area di mana PO3 memberi tahu kami adanya pergerakan (panah kecil). Sehingga, kami dapat melihat adanya perubahan stuktur dari bullish ke bearish.

Seperti yang dapat Anda lihat dari gambar sebelumnya, pergerakan memiliki beberapa area untuk masuk dalam kerangka waktu 15 menit. Namun, kami hanya berfokus pada satu hal, yaitu yang paling mudah untuk dioperasikan.
Ingat, ketika ada perubahan struktur pada -2 atau -2,5, berarti menghasilkan PO3 dengan arah yang berlawanan. Apabila kami memiliki bias bearish (PO3 harian bearish), kami tertarik untuk melihat PO3 bullish yang membalik strukturnya pada -2/-2,5.
Ini karena hal tersebut menghasilkan PO3 bearish yang sepenuhnya selaras dengan jangka waktu yang lebih lama (harian). Ini yang terjadi pada grafik 15 menit antara 28 Februari dan 3 Maret, sehingga menjadi entri termudah yang dapat kita lakukan melalui PO3.

Dalam Kondisi Apa Strategi PO3 Berguna?
Menurut pendapat kami, PO3 berlaku dalam jangka waktu apa pun dan aset apa pun yang memiliki kapitalisasi tinggi. Sehingga Anda juga bisa menggunakan strategi PO3 untuk scalping.
Di satu sisi, yang menjadi kelebihan utama adalah objektivitasnya terhadap pergerakan. Tidak ada keraguan, di pasar futures lebih efisien menggunakan strategi ini daripada menggunakan Elliott Wave.
Namun, yang menjadi kelemahan terbesar dari strategi ini adalah Anda harus mampu menguasai berbagai kerangka waktu dengan sangat baik. Kemudian, Anda juga harus mengetahui dengan jelas manipulasi yang Anda dapatkan dalam grafik dengan kerangka waktu tertinggi. Ini karena manipulasi tersebut akan menghasilkan PO3 dan setiap PO3 yang berlawan arah tidak boleh kita perdagangkan.
Singkatnya, sistem trading PO3 (Power of Three) adalah metode kunci dalam analisis institusional. Sehingga, memungkinkan kita melakukan identifikasi pergerakan harga strategis melalui fase akumulasi, manipulasi, dan distribusi.
Kemudian, metode ini juga memungkinkan kita untuk memahami perilaku pasar utama dalam menghasilkan likuiditas. Selain itu, mengeksekusi perintah di berbagai kerangkan waktu menjadi hal yang sangat penting sehingga kita dapat menangkap peluang dengan lebih akurat dan menghindari perangkap likuiditas.
👉 Anda juga dapat menerapkan strategi PO3 dalam trading kripto melalui Bitget
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Kita dapat menerapkan strategi ini pada semua pasar dengan volume perdagangan yang tinggi. Umumnya, volume perdagangan yang tinggi terjadi pada futures. Namun, strategi ini juga dapat kita gunakan di pasar Forex, saham, maupun kripto.
Tentu saja jawabannya “Iya”. Luar biasa ketika kita dapat menghubungkan PO3 dalam berbagai arah bahkan dalam kerangka waktu 1 menit. Berikut kami akan memberikan contoh dalam gambar di bawah ini, terdapat empat PO3 yang terhubung pada grafik 1 menit.
Untuk dapat memahami berbagai kerangka waktu kita membutuhkan banyak latihan dan waktu. Namun, jika Anda rutin dalam berlatih, dalam 3 atau 4 bulan Anda sudah bisa menguasainya. Anda juga dapat membaca buku-buku yang bertopik ICT trading sehingga lebih memahami secara teori.