Candlestick Jepang
Apa yang dimaksud dengan grafik lilin Jepang atau Japanese candlesticks? Apa saja jenisnya? Saat melakukan analisis teknikal, jangan lupakan pentingnya menggunakan grafik lilin Jepang. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa strategi dasar di market dengan memahami grafik lilin Jepang.
Grafik lilin Jepang adalah gambaran yang menunjukkan perkembangan harga suatu aset dalam periode tertentu. Berbeda dengan grafik analisis teknikal lainnya, grafik lilin Jepang memberikan empat data penting saat menganalisis perubahan harga: harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah.
OHLC dalam bahasa Inggris Open, High, Low, Close adalah 4 harga yang ditandai oleh lilin Jepang (pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan).
Dalam lilin Jepang terkandung informasi 4 macam harga: harga tertinggi, harga terendah, harga penutupan dan harga pembukaan.
Pada gambar di atas, Anda dapat melihat dengan jelas empat harga yang telah disebutkan di atas, yaitu:
👉 10 Chart Pattern (Pola Grafik) Utama: Strategi untuk Sukses Trading
Di sisi lain, Anda juga dapat melihat bahwa jika harga penutupan sesi di atas harga pembukaan, bentuk lilin berwarna hijau dan sebaliknya berwarna merah. Dengan kata lain:
Lilin Jepang terbentuk dari dua komponen, yaitu batang dan sumbu. Berikut adalah gambar yang lebih detail.
Pada gambar di atas, Anda melihat bahwa batang lilin adalah selisih antara harga pembukaan dan penutupan. Jika harga pembukaan > harga penutupan, maka batang lilin berwarna merah (bearish). Sebaliknya, jika harga pembukaan < harga penutupan, batang lilin berwarna hijau (bullish).
Komponen lain dari lilin adalah sumbu. Kami menyebut sumbu atas sebagai selisih antara harga tertinggi dengan harga pembukaan/penutupan (tergantung apakah itu lilin bullish atau bearish). Di sisi lain, sumbu bawah merupakan selisih antara harga minimum dengan harga pembukaan/penutupan.
Ada banyak jenis dan varian lilin. Di bawah ini, kami akan memperkenalkan jenis lilin paling dasar, berdasarkan ukuran batang dan sumbunya, serta data apa yang dapat ditunjukkan oleh bentuk-bentuk ini. Pada gambar berikut ini, Anda dapat melihat berbagai jenis lilin dasar.
Jenis lilin dapat diklasifikasikan sebagai:
1- Lilin dengan batang penuh dan besar: ini adalah lilin dengan batang yang besar dan sumbu yang hampir tidak terlihat. Jenis lilin ini menunjukkan bahwa pergerakan telah satu arah dan tidak banyak keraguan tentang pembelian atau penjualan.
2- Lilin dengan tubuh penuh dan kecil: ini adalah lilin dengan batang yang kecil dan sumbu yang hampir tidak terlihat. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi sedikit pergerakan selama sesi.
3- Lilin kosong: ini adalah lilin tanpa batang atau sumbu, menunjukkan bahwa 4 harga lilin (harga maksimum, harga minimum, harga penutupan, harga pembukaan) tidak berubah selama sesi. Ini biasanya terjadi ketika tidak ada pergerakan selama sesi.
4- Lilin dengan batang kosong dan sumbu panjang: batangnya kosong karena harga penutupan dan pembukaan sama, tetapi harga maksimum dan minimum yang dicapai telah jauh dari batang. Artinya, ada banyak volatilitas selama sesi tersebut, dan ini biasanya menunjukkan perubahan tren.
5- Lilin dengan batang kosong dan sumbu atas: semua harga tetap sama, kecuali harga maksimum yang dicapai.
6- Lilin dengan batang kosong dan sumbu bawah: semua harga tetap sama, kecuali harga minimum yang dicapai.
Ada banyak jenis lilin lainnya, tetapi mereka adalah variasi dari yang telah disebutkan sebelumnya. Bagaimanapun, tidak begitu penting untuk mengetahui setiap jenis lilin yang ada, melainkan jenis strategi yang harus diikuti ketika Anda menemui satu atau serangkaian bentuk tertentu. Di bawah ini, kami akan menyebutkan beberapa strategi dasar tentang cara trading dengan lilin Jepang.
Sebagai ringkasan visual, berikut adalah daftarnya:
Berikut ini adalah beberapa strategi lilin yang penting untuk disimak, tergantung pada jumlah lilinnya baik satu, dua atau tiga lilin:
Baik hammer maupun inverted hammer adalah pola lilin Jepang yang dapat menunjukkan peluang investasi di pasar. Mari kita jelajahi dasar di balik strategi trading yang menggunakan pola ini:
Palu
Hammer pattern adalah pola yang biasanya muncul saat tren penurunan mendekati akhirnya.
Karakteristik:
Palu Terbalik:
Inverted hammer, di sisi lain, terbentuk pada akhir tren bearish, tetapi menunjukkan kemungkinan pembalikan menjadi bullish.
Karakteristik:
Sebuah bullish engulfing candle terjadi ketika sebuah lilin bullish didahului oleh lilin bearish dengan tubuh kecil dan tren bearish sebelumnya. Ini menunjukkan perubahan tren dari bearish menjadi bullish. Ini adalah pola yang dapat diandalkan dan sering terjadi. Untuk bearish engulfing, penjelasannya sama, hanya saja perubahan trennya dari bullish menjadi bearish.
Sebuah bullish abandoned baby dibentuk oleh sebuah lilin bullish yang didahului oleh doji (batang kosong dengan sumbu kecil) dan tren bearish sebelumnya. Ini adalah pola yang mirip dengan bullish engulfing, hanya saja abandoned baby adalah perubahan tren yang lebih kuat dan jelas. Sebuah bearish abandoned baby memiliki penjelasan yang sama, hanya saja perubahan trennya dari bullish menjadi bearish.
Bullish 3-method formation terdiri dari dua lilin dengan batang besar dan bullish, dengan tiga lilin lebih kecil dan bearish di antara mereka. Ini terjadi dalam tren bullish dan lilin yang ada di tengah hanyalah beberapa stop sebelum melanjutkan tren bullish. Ini adalah pola yang cukup dapat diandalkan. Bearish 3-method formation adalah persis sama, hanya saja trennya adalah bearish.
👉 Panduan Cepat Membaca Trend Grafik Trading
Selain itu, ada tiga pola lilin lain yang sangat andal dan mirip, yaitu:
Seperti yang telah Anda lihat, lilin Jepang sangat berguna dalam analisis teknikal karena mereka dapat menunjukkan kemungkinan pola tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, lilin ini pun cukup mudah dipahami setelah Anda terbiasa dengannya. Namun, perlu diingat bahwa hanya mengandalkan pada analisis lilin untuk keputusan investasi memiliki risiko yang tinggi. Lilin hanyalah satu dari beberapa alat dalam analisis teknikal. Oleh karena itu, saat berinvestasi Anda sebaiknya mempertimbangkan lebih banyak faktor, seperti peristiwa makroekonomi, analisis fundamental, rasio profitabilitas seperti PER, dan lainnya.
💡 Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?