Indikator

Stochastic adalah indikator osilator yang digunakan dalam analisis teknikal. Stochastic melacak hubungan antara setiap harga penutupan dan rentang terbaru dari harga tertinggi dan terendah.

Stochastic mengukur kemampuan trader bearish atau bullish untuk menutup harga perdagangan dekat dengan titik tertinggi atau terendah hari itu. Ketika harga naik, mereka cenderung menutup dekat dengan batas atas, dan sebaliknya ketika harga turun.
Stochastic adalah indikator untuk analisa teknikal yang dikembangkan oleh George Lane yang terdiri dari dua garis yang dikenal sebagai %K dan %D.
Stochastic didasarkan pada fakta bahwa ketika harga naik, harga penutupan mendekati tertinggi hari itu. Sebaliknya, ketika harga turun, harga penutupan lebih dekat dengan terendah sesi.
Stokastik dihitung dengan mempertimbangkan harga penutupan sesi, serta rentang harga periode penghitungan. Berikut ini, kami akan menjelaskan rumus yang digunakan.
Rumus untuk menghitung dua garis indikator stokastik adalah:
%K = 100 * (C-Min) / (Max-Min)
Keterangan:
Untuk perhitungan %K, biasanya digunakan nilai 14, yaitu, 14 sesi. Demikian juga, untuk %D, biasanya digunakan nilai n antara 3 dan 5 periode.
Jadi, %D adalah rata-rata bergerak antara 3 dan 5 periode dari %K. Oleh karena itu, D% adalah indikator yang diratakan dari %K.
Perlu diingat juga bahwa simple moving average (SMA) adalah rata-rata aritmatika dari sejumlah pengamatan konstan yang dipilih. Untuk setiap periode baru, nilai terbaru diambil dan nilai terlama dibuang.
Stokastik klasik yang telah dijelaskan ini dikenal sebagai Stokastik Cepat. Ada juga versi lain yang digunakan yang dikenal sebagai Stokastik Lambat dan menggunakan 3 parameter. Yang terakhir adalah penyempurnaan baru yang diterapkan pada garis-garis dengan nilai default (untuk n) biasanya adalah 3.
👉 Pelajari Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading untuk bekal Anda trading.
Fungsi stokastik terlihat ketika nilai-nilai tidak berada dalam tren yang kuat. Ini digunakan untuk menentukan zigzag yang berbeda di mana harga bergerak dan memberikan sinyal beli dan jual.
Stokastik adalah indikator yang dinormalisasi yang bergerak dalam skala dari 0 hingga 100 dan memiliki dua area atau level penting. Kami menganggap bahwa stokastik akan menunjukkan bahwa:
Sinyal perubahan tren yang diberikan oleh stokastik lebih kuat jika stokastik berada di zona overbought atau oversold.
Area ini ditandai pada grafik di bawah ini, menandai zona overbought (di atas garis atas) dan oversold (di bawah garis bawah).

Kita dapat mengikuti strategi berikut ini dengan indikator stokastik, yaitu dengan mengamati persilangan garis:
Persilangan garis menandakan perubahan arah harga. Namun, masalahnya adalah tidak mungkin untuk mengukur amplitudo pergerakan tersebut.

Perlu dijelaskan bahwa, ketika kami berbicara tentang sinyal beli, kami maksudkan bahwa trader seharusnya membuka posisi panjang (buy/long) atau menutup posisi pendek (sell/short). Begitu pula dengan sinyal jual, berarti trader seharusnya membuka posisi pendek (short selling) atau menutup posisi panjang.
Strategi lain yang dapat diikuti adalah sebagai berikut:
👉 Anda bisa menerapkan stochastic pada trading di berbagai aset seperti forex, futures, CFD, dan Opsi.
Strategi berikut juga dapat diikuti dengan mempertimbangkan divergensi stokastik, yaitu membandingkan garis %K dan %D dengan data kutipan:

Seperti yang kita lihat pada grafik di atas, divergensi bullish berarti bahwa garis stokastik menunjukkan tren naik, sementara aset yang dianalisis menunjukkan tren turun. Sebaliknya, jika itu adalah divergensi bearish.
👉 Grafik Lilin Jepang (Japanese Candlesticks) Di Pasar Saham: Jenis, Grafik, Dan Analisa
Strategi piramida dengan stokastik ini akan akan secara signifikan meningkatkan keuntungan dalam posisi yang menang. Namun, Anda harus jauh lebih ketat dengan stop loss (batasi kerugian).
Di antara keuntungan indikator stokastik, kita dapat menyoroti:
Namun, kita juga memiliki beberapa kerugian: