Risiko Valuta Asing: Apa Saja Penyebab & Cara Menghindarinya?

Risiko valuta asing (valas) lebih terkenal sebagai risiko nilai tukar. Adapun risiko valuta asing adalah merujuk pada kemungkinan adanya fluktuasi nilai tukar antara dua mata uang yang berbeda. Ini dapat mempengaruhi secara negatif nilai investasi valuta asing atau transaksi dalam mata uang asing.

Memahami jenis risiko valuta asing dan cara mengatasinya
Sumber: Karolina Grabowska/Pexel

Apa itu risiko valuta asing?

Dengan kata lain, risiko valuta asing adalah risiko yang terjadi ketika perusahaan atau individu melakukan transaksi dalam mata uang yang berbeda dari mata uang lokal. Kemudian mengalami kerugian karena perubahan yang tidak menguntungkan. Mereka bisa mengalami kerugian karena mata uang negara lain memberikan dampak buruk pada mata uang mereka sendiri.

Anda bisa menggunakan konsep risiko valuta asing dalam bidang keuangan untuk menggambarkan ketidakpastian yang mereka hadapi. Terutama ketika melakukan transaksi internasional dalam mata uang yang berbeda dari mata uang lokal mereka. Hal yang menyebabkan ketidakpastian adalah fluktuasi nilai mata uang di pasar valuta asing.

Siapa yang bisa terkena dampak risiko valuta asing?

Risiko valuta asing adalah risiko yang bisa memberikan dampak kepada perusahaan atau investor yang berpartisipasi dalam transaksi internasional. Nilai tukar antar mata uang yang terlibat dalam transaksi dapat memberikan risiko valas.

Fluktuasi ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam biaya dan pendapatan perusahaan, yang dapat memengaruhi profitabilitas dan hasil keuangan mereka. Demikian pula, bagi investor yang memiliki aset dalam mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar dapat memengaruhi nilai investasi mereka dan pengembalian yang mereka dapatkan dari investasi tersebut.

Risiko valuta adalah sangat relevan bagi perusahaan yang mengimpor atau mengekspor produk atau layanan. Sebab nilai tukar dapat memengaruhi harga barang dan jasa. Selain itu, risiko fluktuasi nilai tukar ini juga bisa memengaruhi perusahaan yang memiliki anak perusahaan atau cabang di luar negeri. Kondisi ini terjadi saat mengkonsolidasikan laporan keuangan mereka.

Untuk mengelola risiko valuta asing, perusahaan dan investor dapat menggunakan berbagai alat dan strategi, seperti lindung nilai risiko valuta (hedging). Lindung nilai melibatkan penggunaan instrumen keuangan, seperti kontrak berjangka (Futures) atau Opsi, yang memungkinkan perusahaan dan investor menetapkan nilai tukar untuk tanggal di masa depan. Dengan cara ini, mereka dapat melindungi diri dari fluktuasi yang merugikan dalam nilai tukar dan mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan transaksi internasional mereka.

Hal menarik tentang risiko valuta adalah bahwa itu tidak selalu negatif. Kadang-kadang, fluktuasi nilai tukar dapat menguntungkan perusahaan dan investor. Misalnya, perusahaan eksportir dapat mendapatkan keuntungan dari depresiasi mata uang lokal mereka, karena produk mereka menjadi lebih murah dan kompetitif di pasar internasional, yang dapat meningkatkan penjualan dan profitabilitas mereka.

>>> Dari Saham hingga Forex, Apa Rekomendasi Investasi Terbaik?

Faktor yang memengaruhi risiko valuta asing

Berikut beberapa faktor yang bisa memengaruhi terjadinya risiko valuta asing:

  • Perbedaan tingkat inflasi: semakin tinggi inflasi suatu negara makan akan semakin rendah nilai mata uangnya.
  • Kondisi perdagangan: saat nilai ekspor suatu negara meningkat dan harga ekspor juga meningkat, maka nilai mata uang kita terhadap negara tujuan ekspor juga akan cenderung menurun. Apabila nilai ekspor lebih tinggi dari pada impor maka nilai mata uang akan menguat, namun jika sebaliknya maka mata uang akan melemah.
  • Perbedaan suku bunga: saat suku bunga suatu negara tinggi berarti negara menawarkan keuntungan lebih. Ini akan membuat nilai tukar akan menguat. Sebaliknya, saat suku bunga rendah maka nilai tukar akan melemah.

Baca lebih lengkap kebijakan moneter suku bunga negara-negara yang memengaruhi kebijakan suku bunga Indonesia:

Jenis risiko valuta asing

Risiko valuta asing adalah merujuk pada ketidakpastian yang perusahaan dan investor akan menghadapinya saat melakukan transaksi internasional dalam mata uang yang berbeda dari mata uang mereka sendiri.

Ada tiga jenis risiko valuta asing yang dapat memengaruhi faktor ekonomi ini. Berikut ini, kami akan menjelaskan yang paling umum dan relevan.

Risiko transaksi

Pertama, risiko valuta asing adalah risiko transaksi. Ini merupakan risiko yang muncul saat melakukan operasi pembelian dan penjualan barang dan jasa dalam mata uang asing. Jenis risiko ini sangat memengaruhi perusahaan yang mengimpor atau mengekspor produk atau jasa.

Sebagai contoh risiko valuta asing yang masuk dalam jenis risiko transaksi yaitu saat perusahaan di Indonesia mengimpor komponen elektronik dari Jepang.

Risiko ini terjadi jika Rupiah melemah terhadap Yen Jepang antara saat kesepakatan melakukan pembelian hingga melakukan pembayaran. Perusahaan Indonesia harus membayar lebih banyak Rupiah dari perkiraan awal, yang dapat memengaruhi profitabilitasnya.

Risiko ekonomi

Risiko ekonomi atau risiko kompetitif terkait dengan fluktuasi nilai tukar yang dapat mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan di pasar. Ini adalah risiko yang relevan bagi perusahaan dengan kehadiran di pasar internasional dan yang bersaing dengan perusahaan lokal atau asing.

Contoh risiko valuta asing adalah perusahaan furnitur asal Indonesia yang mengekspor perabotan ke Amerika Serikat. Perusahaan ini bisa terpengaruh jika Rupiah menguat terhadap Dolar AS. Produk perusahaan Indonesia bisa menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif. Sebab pembeli akan membandingkan harga dengan hasil produksi lokal atau dari negara lain dengan mata uang yang lebih lemah.

>>> Inflasi: Pengaruhnya Pada Ekonomi dan Kekuatan Beli Masyarakat Indonesia

Risiko akuntansi

Risiko translasi atau akuntansi muncul ketika perusahaan memiliki anak perusahaan atau cabang di luar negeri dan harus mengkonsolidasikan laporan keuangan mereka dalam satu mata uang. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi nilai aset dan kewajiban anak perusahaan asing ketika mereka mengkonversikan ke mata uang lokal perusahaan induk.

Misalnya, jika perusahaan Indonesia memiliki anak perusahaan di Inggris. Kemudian poundsterling melemah terhadap Rupiah. Nilai aset anak perusahaan dalam poundsterling akan berkurang ketika mereka mengkonversi ke Rupiah dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk.

Menyadari risiko ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya bisa menjadi kunci sukses perusahaan dan profitabilitas investasi dalam lingkungan ekonomi yang global.

>>> Pelajari cara mengelola keuangan dengan membaca artikel berikut: Manajemen Keuangan yang Efektif: Strategi Praktis untuk Sukses Finansial

Manajemen risiko valuta asing

Manajemen risiko valuta asing adalah cara menghindari risiko valuta asing atau meminimalisir risiko tersebut. Risiko valuta asing dalam operasi internasional dan jenis-jenisnya sangatlah penting untuk dipahami.

Tujuannya kita bisa menggunakan manajemen risiko valuta asing dengan tepat untuk meminimalkan dampak negatifnya. Berikut ini, kami menyajikan beberapa strategi dan contoh untuk mengelola risiko valuta asing.

Menggunakan instrumen keuangan

Salah satu langkah paling umum untuk cara menghindari risiko valuta asing adalah dengan melindungi diri dari risiko perubahan nilai tukar dengan menggunakan instrumen keuangan. Bisa menggunakan kontrak berjangka, opsi, dan swap mata uang. Instrumen ini memungkinkan untuk menetapkan nilai tukar tertentu pada tanggal di masa depan.

Sehingga membantu perusahaan dalam mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Misalnya, sebuah perusahaan Indonesia akan menerima pembayaran dalam Dolar AS dalam tiga bulan ke depan. Maka perusahaan ini bisa membeli kontrak berjangka IDR/USD untuk menjamin nilai tukar tertentu. Sehingga bisa menghindari kerugian potensial akibat perubahan nilai tukar.

>>> Trading CFD Bagi Pemula: Panduan Sederhana Memahami Contract for Difference

Penagihan dalam mata uang lokal (mata uang eksportir)

Opsi lain untuk manajemen risiko valuta asing adalah dengan menggunakan metode penagihan dalam mata uang lokal. Ini berarti melakukan transaksi internasional dalam mata uang negara perusahaan yang melakukan penjualan atau memberikan layanan.

Dengan cara ini, risiko nilai tukar dipindahkan ke pembeli atau pelanggan. Misalnya, sebuah perusahaan Indonesia yang mengekspor produk ke Amerika Serikat bisa menagih dalam Rupiah dari pada Dolar, sehingga menghindari risiko fluktuasi nilai tukar.

Diversifikasi

Diversifikasi operasi dan investasi dalam berbagai mata uang dan pasar juga dapat membantu mengurangi risiko investasi valuta asing. Dengan diversifikasi, sebuah perusahaan atau investor dapat menyeimbangkan kerugian dalam satu mata uang dengan keuntungan dalam mata uang lain.

Sehingga mengurangi eksposur global terhadap risiko nilai tukar. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki pendapatan dalam Dolar dan Rupiah, dan Dolar melemah terhadap Rupiah, kerugian dalam Dolar bisa sebagian atau seluruhnya dikompensasi oleh keuntungan dalam Rupiah.

Membuat perjanjian khusus

Terakhir, alternatif cara menghindari risiko valuta asing adalah menetapkan perjanjian perdagangan yang mencakup klausul penyesuaian nilai tukar. Klausul-klausul ini memungkinkan penyesuaian harga barang dan jasa berdasarkan fluktuasi nilai tukar.

Sehingga tidak ada pihak yang terlibat yang menanggung risiko nilai tukar sepenuhnya. Misalnya, kontrak antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Inggris bisa mencakup klausul yang menyesuaikan harga produk berdasarkan perubahan nilai tukar antara Rupiah dan Poundsterling.

Kesimpulannya, strategi-strategi ini bisa sangat penting untuk melindungi keuangan dan profitabilitas perusahaan dan investor dalam lingkungan ekonomi yang global.

Asuransi nilai tukar

Mengingat kita telah menganalisis berbagai cara untuk manajemen risiko valuta asing dan menghindari risiko valuta asing, penting untuk menyebutkan instrumen keuangan khusus yang bisa berguna dalam konteks ini: asuransi nilai tukar.

Asuransi nilai tukar adalah alat yang memungkinkan perusahaan dan investor melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar mata uang, menjamin nilai tukar tetap untuk operasi tertentu pada tanggal di masa depan.

Asuransi nilai tukar berfungsi melalui kontrak antara lembaga keuangan dan kliennya, dimana mereka menyetujui nilai tukar untuk jumlah mata uang dan tanggal jatuh tempo tertentu. Dengan mengasuransikan nilai tukar, klien melindungi diri dari kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi nilai mata uang yang terlibat dalam operasi tersebut.

Misalnya, mari kita anggap bahwa perusahaan Indonesia berencana menerima pembayaran dalam bentuk Yen Jepang, tiga bulan lagi, tetapi khawatir bahwa Yen akan terdepresiasi terhadap Rupiah dalam periode tersebut.

Tentu ini akan mengurangi nilai dalam Rupiah dari pembayaran tersebut. Perusahaan dapat pergi ke lembaga keuangannya dan mengambil asuransi nilai tukar, menetapkan nilai tukar tertentu untuk transaksi tersebut. Dengan cara ini, perusahaan memastikan menerima jumlah dalam Rupiah yang diharapkan, terlepas dari variasi nilai tukar di masa depan.

Asuransi nilai tukar sangat berguna bagi perusahaan yang melakukan operasi internasional dan terpapar fluktuasi nilai tukar. Karena memungkinkan mereka merencanakan keuangan mereka dan mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan variasi nilai mata uang.

Selain itu, dengan menjamin nilai tukar tetap, perusahaan dapat fokus pada operasi dan strategi bisnis mereka tanpa khawatir tentang kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari fluktuasi nilai tukar.

Kesimpulannya, alat ini sangat berguna dalam bidang perdagangan dan investasi internasional, di mana fluktuasi nilai tukar dapat memiliki dampak signifikan pada hasil keuangan.

Contoh risiko valuta asing

Setelah membahas konsep risiko nilai tukar dan bagaimana mengelolanya melalui alat seperti asuransi nilai tukar, akan sangat berguna untuk menyebutkan beberapa situasi di mana perusahaan dan individu dapat menghadapi jenis risiko ini.

Contoh-contoh risiko valuta asing ini akan membantu memahami lebih baik dampak yang dapat ditimbulkan oleh fluktuasi nilai tukar pada berbagai operasi keuangan dan komersial.

  • Impor barang: Sebuah perusahaan Indonesia yang mengimpor komponen elektronik dari Jepang harus membayar dalam yen Jepang kepada pemasoknya. Jika Rupiah terdepresiasi terhadap Yen, perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak Rupiah untuk menutupi biaya barang yang diimpor, yang dapat mempengaruhi profitabilitasnya.
  • Ekspor produk: Misalkan sebuah perusahaan furnitur Indonesia mengekspor perabotan ke Amerika Serikat dan menerima pembayaran dalam dolar AS. Jika Dolar terdepresiasi terhadap Rupiah, nilai dalam Rupiah dari pembayaran tersebut akan berkurang, yang dapat berdampak negatif pada pendapatan dan keuntungan perusahaan anggur tersebut.
  • Investasi di luar negeri: Seorang investor Indonesia membeli saham dari perusahaan Amerika yang terdaftar dalam Dolar. Jika Dolar melemah terhadap Rupiah, nilai investasi dalam Rupiah akan menurun, bahkan jika harga saham dalam Dolar tidak berubah.
  • Pinjaman dalam mata uang asing: Seseorang mengajukan pinjaman dalam Dolar Amerika untuk membeli properti di negara lain. Jika Rupiah menguat terhadap Dolar, biaya pengembalian pinjaman dalam Rupiah akan lebih rendah, tetapi jika Rupiah melemah, biaya dalam Rupiah akan lebih tinggi, meningkatkan beban keuangan bagi peminjam.
  • Pekerja ekspatriat: Seorang profesional Indonesia yang bekerja di Inggris menerima gajinya dalam Poundsterling dan mengirim uang secara reguler ke Indonesia. Jika Poundsterling melemah terhadap Rupiah, nilai dalam Rupiah dari pengiriman uang akan menurun, yang bisa mempengaruhi daya beli pekerja di Indonesia.

Manajemen risiko valuta asing yang tepat sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar dan melindungi keuntungan dan nilai investasi dan operasi bisnis.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Apa saja contoh dari valuta asing?

Valuta asing pada dasarnya adalah mata uang yang digunakan untuk transaksi di skala internasional. Ini bisa melibatkan dua mata uang negara atau lebih. Nah Valuta Asing atau sering disingkta valas ini ada dua jenis yaitu valas fisik dan non fisik. Valas fisik atara lain mata uang asing berupa logam dan kertas seperti Rupiah, Dolar AS, Euro, Yen Jepang dan Poundsterling. Sedangkan valas non fisik adalah uang asing yang berbentuk surat berharga seperti wesel dan cek.

Apakah valuta asing bisa diperdagangkan?

Valuta asing bisa diperdagangkan, perdagangan ini kita sebut dengan Forex. Pasangan mata uang utama yang diperdagangkan di pasar Forex adalah EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD dan USD/CHF.

Artikel Terkait