Analisis Fundamental

EV/EBITDA adalah hasil dari membagi nilai perusahaan dengan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization). Ini adalah metode menilai valuasi suatu saham.
EBITDA adalah perkiraan laba berulang perusahaan, sedangkan EV (Enterprise Value) mengukur nilai total perusahaan. Ini adalah rasio untuk menilai suatu saham perusahaan mahal atau murah berdasarkan kemampuan menghasilkan laba usaha.
👉 Berbicara mengenai valuasi saham, Anda juga sebaiknya memahami konsep Earning per Share sebelum terjun membeli saham.
Untuk mengetahui valuasi saham mahal atau murah berdasarkan EV/EBITDA, pertama-tama Anda harus tahu EV. Berikut rumusnya:
Kemudian Anda harus mengetahui angka EBITDA yaitu pendapatan kotor sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Sehingga rumus EBITDA:
Rasio EV/EBITDA normal dianggap antara 6 dan 9 (data ini berbeda-beda tergantung sumber). Berbeda dengan PER, ada lebih banyak variasi antara perusahaan dan sektor sebelum menentukan valuasi saham. Namun, seperti halnya dengan multiplikator lainnya, perlu diperhatikan rata-rata EV/EBITDA dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan hasil rasio yang rendah, sinyalnya adalah saham perusahaan mungkin murah. Jika nilai rasio EV/EBITDA tinggi, interpretasinya adalah saham tersebut mungkin mahal.
Penting juga untuk menekankan bahwa yang penting bukan hanya melihat rasio, tetapi menganalisis apakah perusahaan telah mampu menghasilkan keuntungan sepanjang waktu.
Namun kondisi bisnis yang sedang dialami perusahaan juga berpengaruh. Jika bisnis dalam kondisi harapan pertumbuhan tinggi, harga sahamnya akan tinggi, begitu juga EV-nya. Akibatnya, rasio cenderung tinggi. Sebaliknya terjadi pada perusahaan yang sudah mapan dengan pertumbuhan rendah.
👉 Selain mencari nilai EV/EBITDA untuk menentukan pilihan investasi pada saham apa, pentin juga mempeajari manajemen keuangan demi sukses finansial. Pelajari juga: Manajemen Keuangan yang Efektif: Strategi Praktis untuk Sukses Finansial
EV/EBITDA memiliki interpretasi yang sangat mirip dengan Price Earning Ratio (PER). Dalam hal ini, EV/EBITDA menghubungkan nilai total perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berulang (recurring income). Sementara itu PER adalah melihat saham murah atau mahal berdasarkan perolehan laba per saham.
Bisa juga dikatakan bahwa EV/EBITDA menunjukkan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk membayar seluruh nilai perusahaan (saham + hutang) dengan laba berulang (EBITDA) yang dihasilkan jika tetap konstan.
👉Jika Anda akan memulai trading, pelajari jenis-jenisnya dalam artikel berikut: Sistem Trading: Kenali Berbagai Jenisnya
Menarik untuk melihat EV/EBIT dan membandingkannya dengan EV/EBITDA. Secara umum, EBIT adalah Earning Before Interest and Taxes. Artinya pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi bunga dan pajak.
Perbedaan antara EBIT dan EBITDA adalah, terutama, penyusutan dan amortisasi (pendekatan terhadap investasi untuk mempertahankan aktivitas produktif). Ini menunjukkan bahwa EBIT menunjukkan kinerja perusahaan tanpa biaya operasional.
Oleh karena itu, perbedaan yang sangat besar antara dua rasio menunjukkan kebutuhan investasi yang kuat untuk mempertahankan keuntungan. Jika EBIT memberitahu efektivitas perusahaan, EBITDA memberitahu kuat atau tidaknya kas yang dimiliki perusahaan.
👉 Alternatif lain mencari keuntungan dari saham adalah dividen, baca penjelasannya: Pengertian Dividen: Jenis-jenis, Syarat, dan Kapan Dibagikan
Di antara kelebihan EV/EBITDA, kita dapat menemukan:
Namun, kita harus mempertimbangkan beberapa kekurangan:
👉 Panduan Lengkap Analisis Fundamental untuk Investor Pemula
Mari kita lihat contoh perhitungan EV/EBITDA. Misalkan kita memiliki data berikut:
Pertama, kita hitung nilai perusahaan:
Sekarang, kita lanjutkan dengan EBITDA:
Namun karena pajak dinyatakan dalam persen, kita harus tahu laba sebelum pajak. Sehingga bisa menyusunnya seperti ini:
Dan sekarang kita bisa melangkah ke langkah terakhir:
Oleh karena itu, perusahaan tampaknya menunjukkan rasio EV/EBITDA yang rendah. Meskipun kita harus membandingkannya dengan historis dan perusahaan lain di sektor yang sama.
*Dalam contoh ini, kami mengasumsikan bahwa perusahaan tidak memiliki investasi keuangan saat ini.
Pelajari cara melihat kinerja fundamental perusahaan pada artikel yang telah kami buat dengan klik link yanng ada pada kalimat ini.