Obligasi Pemerintah: Jenis dan Cara Membelinya

Berbeda dengan apa yang mungkin dipercayai banyak orang, negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tidak hanya dibiayai melalui pajak saja, tetapi memiliki lebih banyak alat untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan seperti obligasi pemerintah.
Di antara instrumen-instrumen ini, dalam kasus Indonesia adalah Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), dan Saving Bond Retail (SBR) yang dikeluarkan oleh pemerintah dan tersedia untuk masyarakat umum. Di artikel ini, kita akan fokus hanya pada obligasi pemerintah.
Sebelum memulai, penting untuk memahami apa itu aset pendapatan tetap dan bagaimana perbedaannya dengan aset ekuitas. Mari kami jelaskan secara singkat: aset pendapatan tetap adalah jenis pinjaman yang dikeluarkan oleh agen ekonomi dengan tujuan mendapatkan modal tertentu untuk membiayai aktivitasnya.
Penerbit akan memberikan imbalan berupa kupon kepada siapa pun yang membeli surat berharga yang telah dikeluarkannya dengan membayar sejumlah uang tertentu. Biasanya, kupon-kupon ini dibayarkan setiap bulan atau enam bulan sekali. Selain pembayaran kupon-kupon ini, penerbit berjanji untuk mengembalikan modal yang awalnya dipinjamkan oleh investor pada tanggal jatuh tempo surat berharga tersebut. Sekarang, mari kita jelaskan apa yang dimaksud dengan obligasi pemerintah.
Apa itu Obligasi Pemerintah?
Secara singkat, obligasi pemerintah adalah instrumen pendapatan tetap yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan negara. Sama seperti perusahaan, negara dapat menawarkan sebagian dari utangnya kepada masyarakat umum sehingga investor dapat membelinya dan memperoleh imbal hasil.
Seperti yang dikatakan, ini adalah keuntungan bagi kedua belah pihak: negara memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan berbagai proyek atau menutup sejumlah pengeluaran. Sementara itu, masyarakat menginvestasikan uangnya dalam instrumen ini dan sebagai balasannya secara berkala menerima kupon (uang) yang telah ditentukan sebelumnya.

Negara biasanya menerbitkan obligasi untuk menutupi defisitnya. Namun, penting untuk diingat bahwa otoritas keuangan dapat menggunakan instrumen ini sebagai alat untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Ketika obligasi dibeli kembali, likuiditas dalam mata uang lokal meningkat karena pemegang obligasi menerima dana.
Dana yang diterima dapat diinvestasikan kembali atau dibelanjakan. Selain itu, ketika uang disimpan di bank, institusi ini dapat memberikan lebih banyak pembiayaan kepada perusahaan dan individu sehingga mendorong aktivitas ekonomi.
Mengenai hal di atas, kita harus memperhatikan bahwa di Indonesia kebijakan moneter ditentukan oleh Bank Indonesia (BI).
Contoh Obligasi Pemerintah
Untuk melihatnya lebih jelas, mari ambil contoh: negara menerbitkan obligasi dengan harga 1 juta rupiah per unit. Untuk setiap unitnya, negara akan memberikan kupon sekitar 6% per tahun. Dengan demikian, investor yang tertarik untuk memperoleh surat berharga ini harus membayar sesuai nilai yang ditetapkan pada saat penerbitan.
Ketika akhir periode tersebut tiba, katakanlah lima tahun, penerbit (negara) harus mengembalikan kepada investor jumlah yang dibayarkan oleh investor pada hari penerbitan untuk mendapatkan obligasinya.
Perbedaan Antara Obligasi Pemerintah, Surat Perbendaharaan Negara (SPN), dan Global Bonds
Obligasi pemerintah memiliki perbedaan penting yang harus diperhatikan dibandingkan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh negara untuk pembiayaan.
SPN diterbitkan untuk periode kurang dari 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Pembayaran bunga secara diskonto adalah pembayaran atas bunga yang tercermin secara implisit di dalam selisih antara harga pada saat penerbitan dan nilai nominal yang diterima pada saat jatuh tempo..
Obligasi pemerintah diterbitkan untuk periode tertentu: satu hingga lima tahun. Dan dalam periode jatuh tempo ini juga terletak perbedaan satu-satunya antara obligasi pemerintah dan global bonds. Alasannya karena global bonds memiliki waktu jatuh tempo yang panjang, bahkan bisa sampai 50 tahun.
Secara ringkas, SPN jangka waktunya pendek, obligasi pemerintah jangka menengah hingga 5 tahun, dan global bonds jangka panjang karena bisa sampai dengan 50 tahun.
Cara Mengakses Obligasi Pemerintah dan Global Bonds
Baik obligasi pemerintah maupun global bonds dapat diakses melalui dua cara:
- Pasar primer: investor mendapatkan obligasi langsung dari penerbit saat penerbitan. Dalam hal ini, mereka diperoleh melalui lelang, metode di mana investor menawar untuk mendapatkan harga terbaik dari transaksi.
- Pasar sekunder: investor memperoleh obligasi dari investor lain tanpa perlu menghadiri penerbitan. Setelah diterbitkan, obligasi tersebut dapat diperdagangkan di market dan harganya ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
Apakah Obligasi Ini Berisiko?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah ya. Risiko utama yang dihadapi adalah risiko kredit, yaitu negara tidak memenuhi kewajiban pembayarannya kepada investor. Dan meskipun kita berpikir bahwa hanya perusahaan yang bisa bangkrut, sejarah telah memberi kita banyak contoh negara yang bangkrut dan tidak dapat membayar hutang mereka.
Pada umumnya, meskipun tiap negara berbeda, obligasi ini (government bonds) memiliki risiko lebih rendah daripada obligasi perusahaan (corporate bonds) sehingga keuntungan yang dihasilkannya lebih rendah dibandingkan obligasi perusahaan. Selalu ingat jargon dasar investasi: risiko lebih tinggi keuntungan lebih tinggi (high risk high gain) dan sebaliknya.
Obligasi dari pemerintah ditandai dengan risiko yang rendah meski tiap negara bisa berbeda. Tingkat risiko setiap penerbit ditentukan oleh apa yang disebut agensi penilaian atau rating, yang berdasarkan indikator tertentu, mempublikasikan kualitas kredit yang dimiliki setiap negara. Rating yang lebih baik, risiko lebih rendah dan keuntungan yang lebih rendah.
Jenis Risiko Yang Paling Penting
Obligasi pemerintah tidak hanya memiliki risiko gagal bayar, tetapi juga ada beberapa risiko lain yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah empat hal yang paling penting:
- Risiko suku bunga: perubahan suku bunga secara langsung mempengaruhi harga aset tetap. Ini dikenal sebagai sensitivitas terhadap suku bunga, di mana makin tinggi suku bunga, makin rendah harga obligasi (dan sebaliknya). Namun, risiko ini hanya berlaku jika investor ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo.
- Risiko inflasi: ini adalah salah satu sumber risiko utama dari pendapatan tetap. Kenaikan biaya hidup mengakibatkan penurunan nilai dari yang dijanjikan oleh penerbit. Kupon obligasi lima tahun akan bernilai lebih rendah daripada kupon yang dibayar hari ini.
- Risiko likuiditas: setelah obligasi diperdagangkan di pasar sekunder, mungkin terjadi kasus di mana mereka kurang likuid karena tidak memiliki cukup pesanan beli dan jual. Ini dapat berarti bahwa mungkin tidak selalu mudah untuk membeli atau menjualnya di pasar.
- Risiko valuta asing atau risiko nilai tukar: investasi dalam mata uang asing memiliki risiko tambahan saat mengonversi hasil investasi tersebut ke mata uang nasional. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi terus menerus dalam harga mata uang (nilai tukar).
Kelebihan dan Kekurangan Obligasi Pemerintah
Beberapa kelebihan utama obligasi ini adalah:
- Cocok untuk investor dengan toleransi risiko rendah karena kemungkinan gagal bayarnya kecil.
- Dapat dijual kembali di pasar sekunder.
- Dapat diakses dengan membelinya secara langsung atau melalui dana investasi.
Selain kelebihan, ada juga beberapa kekurangannya:
- Suku bunga yang rendah dibandingkan alternatif investasi lainnya.
- Tunduk pada risiko, seperti inflasi, nilai tukar, dan suku bunga.
- Ada kasus di mana negara juga dapat mengalami kemungkinan gagal bayar.
Cara Untuk Memperoleh Obligasi Pemerintah di Indonesia
Mari kita lihat dengan cepat melalui cara apa kita dapat memperoleh obligasi pemerintah di Indonesia.
- Melalui situs web berbagai mitra distibusi yang meliputi bank, sekuritas, agen.
- Di setiap kantor mitra distribusi.
Obligasi Pemerintah Yang Paling Aman
Semua produk obligasi pemerintah relatif aman karena berdasarkan histori yang ada, pemerintah Indonesia tidak pernah mengalami telat dan gagal bayar.
Jadi, Anda bisa memilih berbagai produk obligasi seperti yang disebutkan di awal artikel, yakni Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), dan Saving Bond Retail (SBR). Untuk membelinya, Anda perlu memiliki Single Investor Identification (SID) yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melalui sekuritas.
👉 Cara Beli Obligasi Pemerintah: ORI, SBR hingga ST!
FAQs – Pertanyaan Yang Sering Diajukan
Terdapat beberapa jenis obligasi yang dapat dipilih oleh masyarakat, antara lain adalah obligasi negara ritel Indonesia (ORI), sukuk ritel (SR), sukuk negara tabungan (ST), serta saving bond ritel (SBR).
Obligasi FR merupakan instrumen investasi yang sangat aman karena pemerintah Indonesia menjamin 100 persen pembayaran pokok dan kuponnya.
Saat ini obligasi pemerintah dapat kamu beli melalui dua cara yaitu lewat pasar obligasi primer atau perdana dan lewat pasar sekunder. Pembelian obligasi di pasar primer hanya bisa dilakukan saat penjualan perdana (Initial Public Offering/IPO) pada waktu yang ditetapkan.
Setelah Anda membaca artikel dari kami tentang investasi di obligasi pemerintah, mungkin Anda juga ingin mengetahui instrumen investasi lainnya. Karena itu, Anda bisa membaca artikel kami tentang investasi di emas.