Bursa

Apa itu penny stock? Penny stock adalah saham dari perusahaan dengan nilai rendah. Di bursa Amerika Serikat, saham ini dikategorikan saham dengan harga di bawah USD 5 per saham atau sekitar 70.000 - 100.000 rupiah per saham.
Penny stock atau saham berharga rendah sering kali menjadi momok bagi investor karena banyak yang mengalami kerugian terjebak di harga rendah tersebut.
Dalam konteks Indonesia, ini adalah saham dari perusahaan publik kecil yang diperdagangkan di papan utama, pengembangan, dan akselerasi. Jika diasumsikan 1 lot adalah 100 saham, penny stock berarti saham-saham dengan harga di bawah 1.000 rupiah. Oleh karena itu, saham gocap atau saham dengan harga 50 rupiah per saham termasuk dalam kategori penny stock.
Tidak semua saham yang masuk dalam kategori ini jelek. Saham gocap yang merupakan bagian dari penny stock memang terkesan bermasalah, tetapi investor harus cermat melihat saham di atasnya. Banyak juga saham dalam kategori ini memiliki harga di bawah 1.000 rupiah yang masih bagus.

Pada tahun 2024 ini, tercatat dari 926 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) ada sekitar 327 saham atau 35% berada di bawah harga 1.000. Jumlah saham dalam golongan ini tidak bisa diabaikan. Investor harus lebih cermat dalam memilih saham yang potensial.
Ada saham yang tidur, tetapi punya potensi pertumbuhan tinggi. Kenapa tidak? Banyak saham di bawah 1.000 atau 500 yang bisa dieksplorasi satu per satu. Karena valuasinya murah, para value investor bisa mempertimbangkan saham-saham ini. Meski harganya murah, tetapi bukan berarti ini saham murahan
Risiko yang terkait dengan investasi dalam penny stock meliputi:
Terlepas dari risikonya, saham ini juga dapat menawarkan keuntungan (baik untuk investor maupun perusahaan) seperti berikut ini:
Beberapa pertimbangan harus diperhatikan saat membelinya adalah:
Berikut ini beberapa strategi untuk berinvestasi pada penny stock:
Rasio alokasi 25:75: Penny stock memiliki risiko yang sangat tinggi. Oleh karena itu, jangan menempatkan seluruh modal. Sebaiknya, alokasikan 25% dana untuk penny stock dan 75% sisanya pada saham konvensional atau blue chip yang lebih stabil.
Persiapkan mental: Selain kesiapan mental untuk menang, Anda juga harus siap menghadapi kegagalan saat berinvestasi di penny stock. Risiko kerugiannya sangat tinggi dan tidak semua sahamnya akan memberikan keuntungan besar. Jadi, persiapkan diri untuk kemungkinan merugi.
Lakukan analisis: Selalu lakukan analisis fundamental terhadap saham, apapun jenisnya. Analisis kondisi fundamental perusahaan akan membantu Anda menghindari kerugian pada masa depan.
Sistem Full Call Auction (FCA) adalah mekanisme perdagangan baru yang diperkenalkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk saham-saham yang memenuhi kriteria tertentu. Ini adalah pengembangan dari sistem Hybrid Call Auction (HCA) yang sudah diterapkan sejak Juni 2023. Dalam FCA, harga beli (bid) dan jual (ask) akan dicocokkan secara otomatis pada waktu tertentu. BEI juga akan menampilkan perkiraan harga menggunakan mekanisme Indicative Equilibrium Price (IEP) dan perkiraan volume perdagangan menggunakan Indicative Equilibrium Volume (IEV).

Sistem FCA diterapkan khusus untuk saham yang tercatat di Papan Pemantauan Khusus (PPK), biasanya saham dengan harga di bawah 50 rupiah. Saham-saham ini seringkali memiliki likuiditas rendah dan frekuensi perdagangan yang tidak tinggi. Tujuan dari mekanisme FCA adalah untuk meningkatkan transaksi dan likuiditas perdagangan, terutama untuk saham dengan frekuensi perdagangan rendah dan harga 50 rupiah atau kurang.
Kriteria Saham Full Call Auction:
Dengan adanya sistem FCA, investor yang tertarik pada saham dengan harga 50 rupiah memiliki mekanisme perdagangan yang lebih terstruktur untuk melakukan transaksi. Ini dapat membantu dalam proses penemuan harga (price discovery) dan mengurangi kemungkinan terbentuknya harga yang tidak wajar.
Selain saham receh, kami juga memiliki berbagai artikel lain yang membahas seputar saham. Silakan disimak, ya!
Jenis-jenis saham perusahaan ala Peter Lynch, saham harta karun!
Saham Terbaik di Indonesia 2024, Layak Dibeli!
10 Saham IHSG dengan Proyeksi Dividen Tertinggi Tahun 2024