Strategi ICT Trading dengan Fair Value Gap (FVG): Cara Identifikasi

Fair Value Gap adalah salah satu metode populer dalam ICT trading. Metode ini memberikan informasi mendasar bagi para trader melalui pola grafik tertentu. Jadi penting dalam memahami fair value gap trading saat Anda ingin mendalami kemampuan Anda dalam trading.
Namun, FVG bukan sekedar indikator visual. Pola pada FVG menjadi petunjuk penting untuk melihat jejak yang trader besar tinggalkan saat mereka menyuntikkan dana atau menarik likuiditas dari pasar secara tiba-tiba. Sehingga, aksi ini seringkali menyebabkan pergerakan harga ke satu arah secara signifikan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu Fair Value Gap. Kemudian, kami juga akan membahas bagaimana cara menggunakan metode ini dalam operasi trading Anda. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Jika Anda adalah seorang pemula, pelajari Cara Belajar Trading dari Nol, Ini Tipsnya!
Apa itu Fair Value Gap (FVG) dalam trading?
Sederhananya, Fair Value Gap adalah ketidakseimbangan likuiditas yang terbentuk ketika harga bergerak dengan agresif. Sehingga, meninggalkan “kekosongan/celah” yang terjadi antara candlestick. Dalam metodologi trading ICT (Inner Circle Trader), gap ini merepresentasikan area di mana belum terjadi pertukaran seimbang antara pembeli dan penjual.
Oleh karena itu, pasar berpotensi kembali ke area tersebut untuk “mengisi” kekosongan yang terjadi.
Secara teknikal, Fair Value Gap adalah terbentuk ketika ada pergerakan harga secara signifikan ke satu arah. Kondisi ini menciptakan celah yang menunjukkan adanya tekanan beli atau jual secara dominan. Gap tersebut dapat kita klasifikasikan menjadi dua, yaitu:
- Bearish FVG: Celah yang terjadi di antara low dan high dari candle selanjutnya pada pergerakan turun.
- Bullish FVG: Celah yang muncul di antara low dan high dari candle selanjutnya pada pergerakan naik.
👉 Bullish dan Bearish: Apa Perbedaannya?
Struktur semacam ini mencerminkan momentum, ketidakseimbangan, dan yang paling penting yaitu niat pasar. Gambar di bawah ini (timeframe harian dari Nasdaq) menunjukkan kita 4 area FVG. Area pertama (warna biru) menunjukkan Bullish FVG, kemudian tiga area selanjutnya (warna merah) menunjukkan Bearish FVG.

Kesimpulannya, konsep ini sangat berkaitan erat dengan Order Block yang menggambarkan jejak aktivitas pelaku pasar institusional di balik pergerakan harga yang terjadi.
Kapan FVG Terbentuk?
Munculnya FVG biasanya pada saat volatilitas pasar sedang tinggi karena beberapa hal berikut:
- Pengumuman berita ekonomi penting
- Pembukaan sesi pasar (terutama sesi New York)
- Terjadi breakout pada struktur kunci dari harga (induced liquidity)
Hal utama yang perlu Anda pahami yaitu bahwa tidak semua FVG memiliki bobot yang sama. Dalam ICT, suatu FVG dapat kita anggap valid ketika mendapat dukungan dari pergerakan institusional. Yaitu, pergerakan yang sebelumnya mencari likuiditas (misalnya melalui induced liquidity, stop hunt, dan sejenisnya), sebelum akhirnya mendorong harga secara agresif ke satu arah.
Dengan kata lain, ini bukan soal menemukan gap, namun tentang memahami konteks yang mendahuluinya. Kemudian, hal ini juga tentang memahami apa yang coba dicapai harga saat menciptakan gap tersebut.
Terakhir, relevansi FVG hanya berlaku dalam konteks tertentu dan bisa jadi tidak berlaku dalam konteks lainnya. Kita dapat mengumpamakan FVG sebagai sebuah alat, yaitu palu. Namun, jika Anda tidak tahu cara menggunakannya, maka alat tersebut tidak akan berguna.
👉 Jam Buka Bursa Saham Indonesia, AS dan Asia
Contoh Cara Mengidentifikasi Fair Value Gap melalui TradingView
Anda dapat mengidentifikasi FVG pada TradingView dengan cukup mudah jika mengetahui apa yang perlu diperhatikan.
Misalnya, saat Anda melakukan observasi pada tiga candle yang berurutan, perhatikan dua hal berikut:
- Jika titik terbawah dari candle 1 berada di atas titik tertinggi dari candle 3, maka Anda berada di area bearish FVG.
- Jika titik tertinggi dari candle1 beradai di bawah titik terendah dari candle 3, maka Anda berada di area bullish FVG.
Gambar di bawah ini, menunjukkan dua kondisi yang telah kami sebutkan di atas. Area berwarna biru menunjukkan bullish FVG, kemudian area berwarna merah menunjukkan bearish FVG.

Anda dapat menandai area antara candle dengan membuat tanda kotak (rectangle) di grafik. Biasanya, harga akan kembali ke area ini sehingga memberikan reaksi. Kemudian harga akan melanjutkan pergerakan sebelumnya. Itulah cara membaca fair value gap pada grafik saat trading harian.
Kita dapat menyebut ini sebagai zona minat institusional.
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, tidak semua FVG memiliki bobot yang sama. Hal yang paling penting adalah memahami struktur harga sebelum FVG terbentuk. Ini karena FVG hanya mengkonfirmasi niat dari smart money yang telah mengambil likuiditas sebelum harganya kembali bergerak.
👉 Grafik Lilin Jepang (Japanese Candlesticks) Di Pasar Saham: Jenis, Grafik, Dan Analisa
Cara Menggunakan Fair Value Gap dalam Strategi ICT Trading
Pada bagian inilah semuanya menjadi lebih menarik. FVG bukan sekedar pengetahuan dalam membaca pergerakan harga. Ini adalah trading tools yang kuat karena menggambarkan adanya “niat” di balik pergerakan harga. Namun, niat tersebut bisa bersifat valid atau malah menipu.
Penting untuk Anda perhatikan bahwa FVG bisa saja menjadi konfirmasi dari sebuah manipulasi pasar (jebakan). Sehingga, ini menjadi salah satu kegunaan paling kuat dari FVG bagi trader profesional, yaitu mendeteksi aksi manipulatif pasar.
Dengan kata lain, dengan memiliki pemahaman yang baik pada FVG, tidak hanya membantu Anda mengikut pergerakan institusional. Namun, hal tersebut juga dapat melindungi Anda dari sinyal palsu yang secara sengaja pelaku besar ciptakan untuk menjebak trader ritel.
Mari kita bahas kedua sinyal tersebut secara lebih detil pada bagian selanjutnya!
Manipulasi dalam FVG
Dalam hal ini, kita membutuhkan dua FVG, yaitu:
- Satu FVG yang berguna untuk menjebak (fake move)
- Satu lagi FVG yang membatalkan jebakan tersebut (real move)
Setup seperti ini hampir selalu muncul dalam situasi yang kita kenal sebagai liquidity grab atau liquidity inducement.
Pada gambar berikut (timeframe 15 menit Nasdaq), Anda dapat melihat pergerakan naik yang tampaknya kuat (bullish FVG). Namun, secara tiba-tiba arahnya berbalik dan membentuk bearish FVG sehingga banyak buyer terjebak.

Dalam setup seperti ini, entry yang ideal yaitu pada saat harga kembali ke FGV target. Oleh karena itu, sebaiknya kita menurunkan timeframe (misalnya 5 menit). Kemudian, tunggu konfirmasi berupa perubahan struktur harga (structural change) sebelum melakukan entry.
Gambar selanjutnya (TF 5 menit) memperlihatkan dengan jelas perubahan struktur tersebut. Sehingga, memberikan kita akses pada likuiditas eksternal.

Oleh karena itu, sebaiknya kita mempertimbangkan dua hal berikut:
- Fair Value Gap pertama (kotak biru): Anda dapat mendeteksi bahwa ini adalah jebakan dan bukan pergerakan yang valid. Ini karena saat harga kembali ke area terebut (kotak biru), harganya akan menembus dengan sangat agresif secara disengaja (bukan sekedar menyentuh lalu melanjutkan pergerakan naik). Ini menandakan bahwa niat awalnya bukan untuk melanjutkan tren, namun untuk memanipulasi likuiditias.
- Fair Value Gap kedua (kotak merah): Dalam kasus ini, harganya meninggalkan FVP (terlihat jelas setelah timeframe diturunkan). Kemudian, saat harga kembali ke area tersebut, harganya akan menyentuh batas likuiditas namun tidak dapat menembusnya lebih dalam. Sesaat setelahnya, harga akan langsung mengalami penurunan tajam.
👉 Pelajari strategi ICT Trading lainnya, yaitu PO3
FVG yang Valid
Dalam pergerakan tren, harga akan secara alami membentuk Fair Value Gap. FVG ini menjadi indikasi bahwa tren masih sehat. Sehingga, ketika terjadi koreksi harga menuju FVG, itu akan menjadi zona entry potensial selama harga belum menyentuh zona likuiditas utama.
Namun, ketika harga mendekati area likuiditas, kita harus mulai waspada karena ada kemungkinan jebakan pasar akan terjadi.
Melalui gambar berikut (TF 15 Nasdaq), kita dapat melihat bahwa selama tren naik berlangsung, ada banyak FVG bullish yang terbentuk. Namun, satu FVG terakhir justru mengambil likuiditas, kemudian harga langsung berbalik arah dan membentuk FVG bearish. Pada titik inilah kita masuk ke dalam zona jebakan.

Pada kasus FVG yang valid dan benar-benar mengincar likuiditas, caranya sama, yaitu menurunkan timeframe. Misalnya, Anda dapat menurunkan timeframe ke 1 menit dan cari perubahan struktur harga.
Pada gambar berikut, terlihat bahwa dari tiga contoh, hanya yang pertama memiliki potensi menyentuh stop loss. Sedangkan dua sisanya memberikan entry yang jelas. Kemudian, target dari entry ini tetap, yaitu zona likuiditas berikutnya.

Perhatikan perbedaannya dengan skenario jebakan. Dalam tren naik yang sehat, ketika harga kembali ke struktur FVG dan menyentuhnya sebagai area support, harganya tetap melanjutkan kenaikan tanpa keluar dari struktur tersebut (kotak biru). Bahkan, ketika harganya sempat masuk ke dalam zona.
Sebaliknya, dalam skenario jebakan, harga tidak hanya gagal mempertahankan struktur FVG. Namun, harganya akan menembus zona dengan kuat ke arah yang berlawanan. Ini menandakan bahwa FVG terebut merupakan jebakan untuk mengambil likuiditas dari trader ritel.
👉 Ternyata Segini Penghasilan Trader!
Perbedaan Fair Value Gap dan Imbalance dalam ICT Trading
Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, ada beberapa perbedaan antara imbalance dan FVG, yaitu:
- Imbalance adalah ketidakseimbangan yang terjadi antara buyer dan seller. Ini juga termasuk gap yang lebih tidak terstruktur.
- Menurut metodologi ICT, FVG adalah bentuk imbalance yang lebih spesifik dan terstruktur. Kemudian, FVG juga mewakili aktivitas institusional yang jelas. Biasanya ditandai dengan tiga candle berurutan tidak saling bersinggungan (low candle pertama lebih kecil dari high candle ketiga)
Singkatnya, setiap FVG merupakan suatu imbalance, namun tidak semua imbalance kita kategorikan sebagai FVG. Perbedaan utamanya terletak pada struktur harga dan niat di balik pergerakan tersebut.
FVG mengindikasikan intervensi institusional, sedangkan imbalance bisa saja hanya gap teknikal tanpa adanya bobot yang signifikan.
Imbalance Terpopuler: NWOG
Salah satu bentuk imbalance yang paling umum adalah gap. Dan gap yang paling sering kita temui adalah NWOG (New Week Opening Gap). Adapun, NWOG adalah celah harga antara penutupan hari Jumat dan pembukaan pada hari Minggu malam.
Namun, NOWG sendiri bukanlah suatu alat. Ini karena NWOG tidak menunjukkan niat institusional secara langsung. Namun, memiliki fungsi penting sebagai penentu target harga.
Jika kita menemukan NWOG namun harganya menjauh dari area gap tersebut, sebaiknya kita abaikan untuk sementara waktu. Sebaliknya, NWOG mulai berperan penting ketika harga berbalik arah dan mulai bergerak menuju area gap. Pada saat itu, probabilitas entry menjadi sangat tinggi.
Kita bisa mengetahui bahwa harga sedang menargetkan NWOG dengan melihat adanya perubahan struktur harga pada timeframe kecil (5-15 menit). Harga yang tadinya menjauh mulai menunjukkan niat untuk kembali ke gap dan pada akhirnya berpotensi menutup gap tersebut sepenuhnya.
Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan dua NWOG terakhir pada indeks Nasdaq yang terjadi pada 7 Mei 2025 dan 14 Mei 2025. Dua contoh tersebut, yang menjadi target utamanya adalah menutup celah.


Apakah Mempelajari dan Menggunakan Fair Value Gap dalam ICT Trading Bermanfaat?
Tanpa ragu lagi, jawabannya adalah “YA”. Mengusai konsep ini tidak hanya membantu Anda membaca arah pergerakan harga dengan lebih jelas dan terstruktur. Namun, FVG juga memberikan keunggulan dalam beroperasi karena menyetarakan Anda dengan perilaku institusi di pasar.
Namun, ini bukan tentang kita harus memasang posisi ketika FVG muncul. FVG hanyalah satu bagian dari kerangka analisis yang lebih luas yang mencakup likuiditas, struktur pasar, timing, dan psikologi pelaku pasar. Ketika Anda memahami dan mengaplikasikannya dengan tepat, FVG bukan lagi sekedar teori, namun menjadi alat presisi dalam strategi trading.
Ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwa:
Di pasar, pemenangnya bukanlah yang paling pintar, tapi yang paling bisa memahami apa yang sedang ia lihat”.
Kesimpulannya, Fair Value Gap bukan sekadar “kekosongan harga” dalam grafik. Ini dapat menjadi jendela untuk melihat logika internal pasar, sebuah tanda jelas dari jejak yang ditinggalkan para pemain besar. Oleh karena itu, sebagai trader ritel peluang terbaik bukanlah menebak arah pasar, namun membaca jejak tersebut dan memberikan respons dengan jelas.
👉 Trader Paling Sukses di Indonesia & Kisah Suksesnya!
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
FVG adalah celah harga yang terbentuk akibat pergerakan agresif yang tidak menyisakan transaksi yang seimbang antara buyer dan seller. Dalam metodologi ICT, FVG dianggap sebagai jejak institusi, menjadi area di mana likuiditas diambil atau ditinggalkan. Trader memanfaatkannya sebagai sinyal intensi harga dan potensi area reaksi, terutama bila dikonfirmasi oleh struktur pasar dan kontekstualisasi likuiditas sebelumnya.
FVG dapat kita anggap valid ketika terbentuk setelah terjadinya pengambilan likuiditas (inducement) dan diikuti pergerakan tajam yang mencerminkan intervensi institusional. Validitas diperkuat dengan konfirmasi perubahan struktur harga pada timeframe kecil. FVG yang muncul tanpa konfirmasi ini biasanya bersifat lemah dan tidak operasional. Maka, penting untuk selalu membaca konteks sebelum menjadikan FVG sebagai entry point, bukan hanya berdasarkan bentuk candle.
Cara menggunakannya adalah dengan menandai celah (gap) antara tiga candle berurutan, dengan menggunakan time frame H1 ke atas. Nah, saat harga kembali (retrace) ke area FVG, trader dapat mencari sinyal entry (buy/sell). Namun gunakan konfirmasi lainn sepertu market structure shift atau order block. Jika FVG terbentuk setelah break struktur ke atas, maka saat harga kembali alias retrace bisa jadi peluang untuk entry buy.