Reksa Dana Small Cap: Bagaimana Cara Berinvestasi di dalamnya?

Small cap atau perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil biasanya sebagian besar adalah perusahaan keluarga yang merupakan bagian penting dari jaringan bisnis di banyak negara. Perusahaan kecil memiliki keuntungan berupa fleksibilitas yang besar dalam pengambilan keputusan dan pendekatan yang jauh lebih lokal. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas mengenai produk reksa dana dan ETF small cap.

Selain itu, perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil cenderung mengungguli rekan-rekan mereka dengan kapitalisasi pasar besar, seperti yang telah dibuktikan oleh Eugene Fama dan Kenneth French. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan bahwa tidak semua faktor berfungsi setiap saat.
Jika ekonomi suatu negara atau wilayah berjalan baik, produk small cap ini akan menjadi yang pertama mendapatkan manfaat. Beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan ini adalah digitalisasi, otomatisasi dan likuiditas.
Menganalisis bobot indeks small cap menunjukkan kecenderungan kuat ke sektor kesehatan, bank lokal, dan industri di AS. Sementara itu, di Eropa adalah sektor industri dan real estate yang paling condong. Untuk MSCI Indonesia Small Cap Index, sektor energi dan keuangan mendominasi dengan persentase 19,42% dan 15,77% (data per 30 April 2024).
👉 Ini perbedaan reksa dana dengan ETF yang perlu Anda pahami: ETF atau Reksa Dana: Memahami Perbedaan dan Kelebihannya
Selain itu, melihat komposisi negara dari MSCI World Small Cap:
- AS mengendalikan 59% bobot
- Eropa kecuali Inggris dengan 14%
- Jepang dengan 11%
- Indonesia ada di bagian Other dengan besar 3%

Apa itu Small Cap?
Ini merujuk pada kapitalisasi pasar yang mengukur nilai pasar suatu perusahaan yang diperdagangkan di bursa. Ini dihitung dengan mengalikan harga saham saat ini dari suatu perusahaan dengan jumlah total saham yang beredar.
Kapitalisasi pasar biasanya digunakan untuk membagi saham menjadi tiga kategori berdasarkan ukuran: kapitalisasi besar, menengah, dan kecil.
Klasifikasi bisa sangat beragam, tetapi hampir semua perusahaan yang membuat indeks mengategorikan perusahaan dengan nilai pasar antara 500 miliar hingga 1 triliun rupiah sebagai small cap.
👉 Saham Terbaik di Indonesia 2024, Layak Dibeli!
Mengapa Berinvestasi di Small Cap?
Ada beberapa karakteristik yang membuat investasi di perusahaan kapitalisasi pasar kecil lebih menarik dibandingkan perusahaan kapitalisasi pasar menengah atau besar.
- Pengembalian: Perusahaan kecil memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan tumbuh lebih cepat karena fleksibilitas mereka. Hal ini bisa memberikan keuntungan yang lebih baik bagi investor yang membeli saham sebelum harganya naik.
- Lebih dari 70% dari jaringan bisnis negara: Jika ekonomi berjalan baik, perusahaan-perusahaan kecil ini akan menjadi yang pertama merasakan manfaatnya.
- Mereka kurang dianalisis sehingga mungkin ada penilaian yang lebih keliru dibandingkan perusahaan besar. Akibatnya, ada potensi kenaikan yang lebih besar.
Namun, juga ada beberapa risiko yang harus diperhatikan investor:
- Volatilitas yang lebih tinggi: Secara alami, perusahaan kecil cenderung lebih rentan terhadap volatilitas dibandingkan dengan perusahaan besar karena mereka belum memiliki jejak yang panjang. Jika perusahaan kecil memiliki akses yang terbatas ke modal investasi atau masih dalam tahap pengembangan model bisnis, mereka bisa lebih mudah mengalami fluktuasi harga yang besar. Ini adalah hal yang perlu dipertimbangkan jika Anda tidak memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan harga yang tajam.
- Likuiditas lebih rendah: Likuiditas adalah kemudahan untuk membeli dan menjual saham dengan nilai tertentu. Perusahaan kecil yang kurang dikenal mungkin memiliki lebih sedikit pemegang saham yang siap menjual saham mereka. Sebaliknya, mungkin juga ada lebih sedikit pembeli di pasar ketika Anda ingin menjual saham, dibandingkan saham perusahaan menengah atau besar.
Apa Indeks Small Cap di Indonesia?
Ada beberapa indeks small cap di Indonesia, seperti IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite, IDX SMC Liquid, dan MSCI Indonesia Small Cap Index. Dari ketiganya, yang paling dikenal adalah MSCI indonesia Small Cap Index.
Indeks MSCI dirancang untuk mengukur kinerja segmen small cap di pasar Indonesia. Dengan 52 emiten, indeks ini mencakup sekitar 14% dari keseluruhan ekuitas yang terdaftar di Indonesia. Indeks ini memberikan gambaran tentang performa perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil di Indonesia dan sering digunakan oleh investor sebagai acuan untuk investasi di segmen tersebut. Di bawah ini, terdapat 10 emiten dengan posisi terbesar dalam MSCI Indonesia Small Cap Index per 30 April 2024.

Indeks ini meliputi berbagai perusahaan dari berbagai sektor dan menawarkan diversifikasi yang baik dalam portofolio investasi. Diversifikasi adalah upaya menambah aset investasi dalam portofolio supaya lebih beragam dan mengurangi risiko kerugian. Performa historis indeks ini juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana segmen small cap di Indonesia bereaksi terhadap kondisi pasar yang berubah-ubah.
Selain itu, terdapat juga indeks MSCI yang ada di tingkat global, seperti:
- MSCI World Small Cap Index (USD): mengelompokkan perusahaan dari 23 negara
- MSCI ACWI Small Cap: 23 negara maju dan 25 negara berkembang.
- MSCI USA Small Cap Index: dengan hampir 1.900 perusahaan
- Russell 1000-2000-3000: perusahaan kapitalisasi kecil dari Amerika Serikat
- Eurostoxx Small Caps: perusahaan kecil Eropa.

Dilihat dari grafik di atas, MSCI Indonesia Small Cap terlihat tertinggal dari indeks MSCI yang lain. Meski begitu, indeks small cap ini masih memiliki potensi untuk mengalami peningkatan.
Selanjutnya, kita akan membahas beberapa produk reksa dana dengan portofolio di saham small cap.
👉 Jika mencari alternatif instrumen investasi, Anda dapat membaca artikel ini: Obligasi: Definisi, Jenis & Cara Kerjanya!
Reksa Dana Small Cap
Jika Anda memiliki profil risiko agresif, produk reksa dana small cap bisa Anda pertimbangkan. Berikut ini tiga produk reksa dana small cap.
Ashmore Dana Progresif Nusantara
Tujuan dan Strategi Investasi Reksa Dana Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN) adalah untuk meraih keuntungan jangka panjang dengan berinvestasi pada saham-saham yang sudah dijual ke publik dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ADPN juga memanfaatkan peluang investasi pada perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil.

Sejak peluncurannya, produk investasi ini sudah mengalami peningkatan harga sebesar +60,83%. Beberapa saham yang bisa Anda temukan di dalam portofolionya meliputi BBCA, BMRI, BBRI, TLKM, BBTN, BRIS, EXCL, CPIN, MEDC, dan MIKA
BNP Paribas Solaris
BNP Paribas Asset Management merupakan perusahaan pengelola investasi terkemuka di Indonesia sejak tahun 1992. Sebagai bagian dari BNP Paribas Group yang terkenal secara global, PT. BNP Paribas AM memiliki tim profesional yang ahli di bidang investasi dan siap melayani beragam kebutuhan klien. Saat ini, total dana yang dikelola mencapai 30,46 triliun rupiah (per April 2024).
BNP Paribas AM juga telah meraih berbagai penghargaan bergengsi sebagai perusahaan manajer investasi terbaik di Indonesia, termasuk dari beberapa media regional seperti Asia Asset Management dan The Asset pada tahun 2024. Tujuan utama produk investasi yang mereka tawarkan adalah memberikan potensi pendapatan kepada para investor melalui alokasi utama pada efek saham dengan kapitalisasi pasar menengah kecil.
Sejak peluncurannya, produk ini sudah bertumbuh sebanyak +92,20%. Berdasarkan data April 2024, komposisi portofolionya adalah INKP, MYOR, MEDC, HEAL, MDKA, INCO, dan EXCL.

Manulife Saham SMC Plus
Berdiri sejak tahun 1996, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) adalah anak perusahaan Manulife yang menyediakan layanan manajemen investasi dan berbagai produk reksa dana di Indonesia. Sejak berdiri, MAMI telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan terbesar di industri manajemen investasi di Indonesia, dengan dana kelolaan sebesar Rp 101,6 triliun pada akhir Desember 2023.
MAMI mengelola 36 jenis reksa dana, termasuk reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham dalam mata uang rupiah, dolar AS, dan reksa dana syariah. Tujuan investasi Manulife Saham SMC Plus (“MSMCP”) adalah untuk mencapai pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka panjang dengan menginvestasikan sebagian besar dananya pada saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah.

Kinerja bulanan tertingginya terjadi pada Desember 2020, yakni sebesar +14,88%. Berdasarkan data per bulan April 2024, komposisi portofolionya meliputi EXCL, INKP, ANTM, TOWR, MAPI, SMGR, CTRA, JSMR, MIKA, dan AKRA.
Opini Tentang Reksa Dana Small Cap
Perusahaan small cap biasanya merupakan bisnis keluarga yang berorientasi pada pasar lokal dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Mereka memainkan peran krusial dalam ekosistem bisnis dan dalam menciptakan lapangan kerja. Perusahaan-perusahaan ini menawarkan kesempatan bisnis yang kreatif dan adaptif, dengan kemungkinan untuk berkembang pesat.
Karena perusahaan jenis ini sering kurang mendapat perhatian dari para analis pasar, mereka cenderung kurang dievaluasi, yang membuka peluang bagi investor untuk menemukan perusahaan berharga yang belum banyak diketahui orang.
Bagaimana Cara Membeli Reksa Dana Small Cap?
Produk reksa dana bisa dibeli melalui beberapa cara, seperti broker online, bank agen, atau marketplace. Untuk mulai berinvestasi pada produk reksa dana small cap, Anda bisa membelinya melalui broker-broker berikut ini.
- Indo Premier (IPOT)
- Bareksa
- Bibit
- BCA Sekuritas
- Ajaib
👉 Strategi Investasi Jangka Panjang yang Menguntungkan dan Aman
FAQs – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Reksa dana small cap menawarkan keuntungan berupa kesempatan untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan kecil yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan diversifikasi yang baik, reksa dana ini dapat meningkatkan potensi keuntungan portofolio investasi. Selain itu, reksa dana small cap dikelola oleh manajer investasi profesional, sehingga investor tidak perlu repot mengelola investasi secara individu. Keuntungan ini menjadikan reksa dana small cap pilihan yang menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang.
Investasi dalam reksa dana small cap memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh investor. Risiko volatilitas adalah salah satunya, karena saham small cap cenderung mengalami fluktuasi harga yang lebih tajam dibandingkan saham berkapitalisasi besar. Selain itu, ada risiko likuiditas, dimana saham small cap seringkali kurang likuid, sehingga mungkin sulit untuk membeli atau menjual saham ini tanpa mempengaruhi harganya secara signifikan. Perusahaan-perusahaan small cap juga cenderung lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan bisnis, yang dapat mempengaruhi kinerja mereka secara lebih drastis.
Kinerja reksa dana small cap cenderung bervariasi. Dalam jangka panjang, mereka memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan saham berkapitalisasi besar karena ruang pertumbuhannya yang lebih besar. Namun, dengan potensi ini datang risiko yang lebih tinggi, seperti volatilitas harga dan likuiditas rendah. Reksa dana small cap dapat menghasilkan keuntungan signifikan dalam kondisi pasar yang baik, tetapi juga bisa mengalami penurunan tajam saat kondisi pasar buruk. Keberhasilan investasi ini sangat bergantung pada keterampilan manajer investasi dalam memilih saham dan mengelola risiko.