Strategi Perdagangan

Wyckoff Methods atau Wyckoff Pattern merupakan salah satu metode yang terkenal dalam dunia trading, terutama bagi investor besar. Dalam bahasa Indonesia, Wyckoff Methods lebih dikenal dengan strategi trading Bandarmology.
Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana investor terbesar di pasar (modal institusional) menjalankan operasinya? Apakah mereka membeli dan menjual dalam jumlah besar sekaligus atau membuka dan menutup posisi dalam jumlah kecil?
Dalam panduan trading menggunakan metode Wyckoff ini, kami akan memberikan gambaran bagaimana pemain besar beroperasi berdasarkan ilmu dari seorang investor, Richard Wyckoff. Kemudian, kita akan melihat alasan mengapa metode ini populer dengan sebutan "Wyckoff Pattern atau Wyckoff Methods" beserta beberapa pilar utama dalam analisisnya.
Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Strategi Trading Terbaik: Cara Menjadi Trader Profesional Dari Awal
Metode Wyckoff adalah metode yang dikembangkan oleh Richard D.Wyckoff (1873-1934), seorang analis pasar asal Amerika. Ia menjadi terkenal karena mau membagikan ilmunya tentang cara membaca pasar keuangan, terutama dengan berfokus pada analisis volume dan trik manipulasi dari para trader besar.

Richard Wyckoff merupakan salah satu tokoh penting dalam analisis teknikal pada abad ke-20, sezaman dengan nama besar lainnya seperti Charles Dow dan Jesse Livermore. Namun, warisan metode Wyckoff sendiri belum seterkenal metode rekan-rekannya. Ini karena banyak analis terknikal modern yang lebih tertarik pada indikator yang rumit, sedangkan metode Wyckoff cenderung lebih sederhana.
Wyckoff memulai kariernya di pasar saham sejak muda. Ia bekerja sama degan tokoh keuangan terkemuka pada masanya, serta mendirikan dua media finansial yang cukup berpengaruh yaitu:

Menjelang akhir 1920-an, Wyckoff menghadapi masalah pribadi dan kesehatan sehigga memilih untuk mengasingkan diri di French Riviera. Namun, pada tahun 1929 ia menyadari tanda-tana kehancuran pasar saham dan segera kembali ke AS untuk memperingatkan teman serta kliennya. Sayangnya, mereka tidak menggubris peringatan Wyckoff.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1931, Wyckoff mendirikan sebuah sekolah khusus untuk mengajarkan teknik investasinya. Sekolah ini berkembang pesar dan berhasil menarik banyak murid dalam waktu singkat.
👉 Temukan Saham Dow Jones Terbaik 2025 untuk Investor Indonesia
Sebagai tokoh populer di dunia keuangan, Wyckoff terkenal sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis. Selain dua manajasl yang sudah kami sebutkan sebelumnya, ia juga menerbitkan sejumlah buku penting. Kemudian, pada tahun 1931 ia mendirikan sekolah untuk mengajarkan metodenya
Berikut beberapa karya populer dari Richard Wyckoff:

👉 Cara Belajar Trading dari Nol, Ini Tipsnya!
Menurut Richard Wyckoff, seorang trader harus menguasai tiga aspek ketika berspekulasi di pasar saham, yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan seni. Mari kita lihat penjelasannya!
Langkah pertama adalah memperkuat pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan pasar atau aset. Wyckoff menerapakan tiga prinsip utama, yaitu:
Penjelasan lebih detail dari ketiga hukum ini akan kita lihat nanti.
Selanjutnya, teknik adalah cara praktis untuk menerapkan ilmu pengetahuan. Wyckoff menggunakan berbagai jenis grafik untuk menganalisis pasar. Berikut beberapa grafik yang Wyckoff gunakan:
Dengan grafik ini, Wyckoff menganalisis pergerakan saham, sektor, maupun pasar secara keseluruhan. Ia juga memperkenalkan pendekatan analisis gaya relatif, namun kami akan membahasnya di artikel lain.
Terakhir, Wyckoff menekankan bahwa spekulasi juga mengandung unsur seni. Trader hebat tidak hanya mengandalkan teori, namun juga mengasah keterampilan melalui pengalaman, latihan, dan intuisi. Oleh karen itu, butuh kemampuan membaca "rasa" pasar yang hanya bisa berkembang seiring waktu.
👉 Ini 10 Chart Pattern (Pola Grafik) Utama: Strategi untuk Sukses Trading
Salah satu filosofi terpenting dalam melakukan analisis teknis dengan menggunakan metode Wyckoff adalah melakukan analisis mendalam terhadap prinsip dan hukum dasar yang menggerakkan harga. Intinya, seorang trader perlu menguasai "ilmu pasar" terlebih dahulu dengan memahami hubungan harga dan volume.
Wyckoff merumuskan tiga hukum utama dalam pergerakan pasar, yaitu:
Berikut penjelasannya:
Hukum ini menunjukkan bahwa harga suatu aset akan naik ketika permintaannya melebihi penawarannya. Kemudian, harga aset akan turun karena pasokannya melebihi permintaan. Grafik di bawah merupakan grafik dalam ilmu ekonomi yang mungkin pernah kita pelajari sewaktu sekolah.
Sumbu Q menggambarkan jumlah barang atau jasa (atau aset keuangan dalam dunia investasi). Kemudian sumbu Y menggambarkan harga yang diperdagangkan.
Umumnya, garis permintaan akan memiliki kemiringan negatif. Ini karena ketika harganya meningkat, permintaan akan menurun. Kemudian, permintaan akan meningkat ketika harganya rendah.
Mengapa harganya bisa mengalami peningkatan dan penurunan? Mari kita lihat pada bagian selanjutnya!
Berdasarkan pandangan penawaran dan permintaan, ada dua hal yang dapat menyebabkan harga dari suatu aset dapat naik, yaitu:
Berikut kami berikan grafik yang menjelaskan kondisi tersebut:

Lalu, mengapa harga aset dapat turun? Berikut dua hal yang menjadi penyebabnya:
Berikut grafik yang menjelaskan kondisi tersebut:

Peningkatan dan penurunan harga dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketidakseimbangan dapat terjadi ketika permintaan melebih pasokan (terjadi pergerakan ke atas) atau ketika pasokan melebihi permintaan (terjadi pergerakan ke bawah).
Berikut penjelasnnya
Jika kita melihat pasar atau aset tertentu, pasti ada "pertarungan" secara konstan atara pasokan dan permintaan.
Hukum sebab akibat dalam strategi Wyckoff Pattern alias bandarmology, membuat investor ritel bisa menentukan harga kapan harus masuk dan keluar.
Wyckoff mengajarkan kita bahwa setiap pergerakan tren harga pasti berasal dari proses akumulasi atau distribusi sebelumnya. Dengan kata lain, setiap akibat pasti ada penyebabnya.
Kami lebih suka mengartikan kedua istilah tersebut menjadi keseimbangan dan ketidakseimbangan.
Pada proses terbentuknya "sebab", secara tegas tidak ada dominasi penawaran atas permintaan atau dominasi permintaan atas penawaran. Sehingga, harganya akan bergerak lateral dalam rentang tertentu, kita menyebutnya dengan sideways.
Dalam kondisi itu, harga aset berada dalam keseimbangan di mana trader besar sedang mengakumulasi atau mendistribusikan. Dengan kata lain mereka sedang "membangun tujuan".
Namun, ketika salah satu dari kedua variabel ini melemah (penawaran berkurang terhadap permintaan atau sebaliknya), maka kita kembali pada kondisi di mana salah satu dari kedua variabel ini mendominasi variabel lainnya.
Sehingga, pasar kembali ke dalam ketidakseimbangan, menciptakan pergerakan tren yaitu "akibat" dari "penyebab" sebelumnya.
Dalam strateg Wyckoff Pattern hukum usaha dan hasil menggambarkan korelasi antara volume dan harga. Wyckoff memberi tahu kita bahwa setiap usaha (volume) yang kita lakukan di pasar (atau dalam aset tertentu) harus memiliki hasil (harga) yang selaras dengan usaha tersebut. Artinya, harus ada hasil yang sepadan dengan usaha tersebut. Jika hasilnya tidak selaras, kemungkinan yang kita hadapi adalah pembalikan harga.
Lalu, bagaimana cara menerjemahkannya hukum ketiga ini ke dalam harga dan volume? Mari kita bahas pada bagian di bawah ini!
Kita akan memahaminya dengan baik ketika kita membahas tentang pemahaman order book. Sehingga, ketika harga suatu aset berada di level support atau resistance yang signifikan, kita harus memperhatikan volumenya. Ini karena volume menjadi tolok ukur dari usaha dan reaksi harga akan menjadi hasilnya.
Prinsipnya, cara paling mudah untuk memastikan keselarasan antara usaha dan hasil ketika harga menembus area support atau resistance dengan candle yang memiliki rentang yang lebar, penutupan pada harga tinggi (atau rendah), dan peningkatan volume. Seringkali kami menyebutnya dengan intention candle (atau intention volume).

Grafik di atas menunjukkan pergerakan futures mini S&P dalam timeframe 5 menit. Ini merupakan contoh yang ekstrem, sangat hiperbola dan ideal, namun berguna untuk menyampaikan konsep dengan jelas.
Pada gambar tersebut, kita melihat pergerakan harga berada pada area sideways yang bisa kita tandai dengan fase dan peristiwa menurun skema Pruden. Dapat kita amati, bahwa setelah fase C (Spring), harga mulai bergerak melawan arus. Akan sangat logis jika pada area tersebut masih ada tekanan penjual, yaitu residu supply yang bisa menjadi hambatan bagi harga untuk menembus resistance.
Oleh karena itu, perlu adanya usaha agar permintaan dapat menembus zona tersebut. Kemudian harga harus mampu menyerap seluruh sisa pasokan yang masih ada di jalurnya. Situasi ini tentu saja membuatnya semakin menantang. Hasil dan usaha ini tercermin dalam peningkatan volume, melebarnya rentang candle, dan penutupan candle di titik tertingginya.
👉 Indeks VIX: Apa itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam hukum ketiga tentang sebab dan akibat ini lah kita menemukan satu kontribusi terbesar Wyckoff pada teori analisis teknikal secara menyeluruh.
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan rangkaian hubungan antara sebab dan akibat (yaitu antara keseimbangan dan ketidakseimbangan), pasar dapat berada dalam tiga fase utama, yaitu:
Kemudian, kita dapat merepresentasikan konsep tersebut melalui gambar berikut:

Selanjutnya, mari kita melihat penjelasan lebih jelas dari ketiga fase ini, terutama dari sisi sebab-nya. Untuk itu, kami akan menggunakan skema dari Hank Pruden. Skema ini menjadi salah satu representasi terlengkap dan kini menjadi standar analisis pasar berdasarkan pendeketan Wyckoff.
Mari kita bahas satu per satu langkah-langkah Wykoff pattern di chart!
Berikut ini merupakan bagan buatan Jim Forte namun pembuatannya berdasarkan grafik Pruden.

Gambar tersebut menunjukkan gambaran dasar dari fase-fase dan peristiwa yang umum terjadi dalam sebuah proses akumulasi.
Sehingga, kita bisa melihat dua hal. Pertama rangkaian fase (dari A hingga E) kemudian yang kedua adalah rangkaian peristiwa yang mencerminkan perilaku berbeda antara penawaran dan permintaan.
Baik fase maupun peristiwa, keduanya membantu kita untuk membaca menginterpretasikan, dan menyusun urutan bagaimana pertarungan antara supply dan demand terjadi. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi area-area kunci di mana kemungkinan pergerakan besar akan terjadi.
👉 Apa itu ICT Trading dan Cara Menggunakannya untuk Pemula
Fase ini menjadi tempat di mana karakter pasar berubah. Harga berpindah dari tren bearish yang jelas, dengan ketidakseimbangan yang jelas pada penawaran, menuju kondisi keseimbangan. Ini karena mulai munculnya permintaan yang signifikan yang mampu menghentikan penurunan.
Fase ini menjadi awal dari proses akumulasi.
Titik tertinggi dari AR membantu kita untuk menentukan batas atas dari area koreksi dan menjadi area yang penting. Salah satu murid Wyckoff, Evans menyebut zona ini sebagai "The Creek". Sebuah perumpamaan yang menggambarkan resistance yang sulit untuk dilewati.
Ibaratnya, anggota pramuka yang harus menyeberangi sungai kecil saat berjalan di hutan. Anggota pramuka menggambarkan permintaan dan sungai kecil menggambarkan resistance yang harus dihadapi.
Fase B adalah fase keseimbangan sesungguhnya dari supply dan demand. Sehingga, pergerakan harganya berada dalam batas area koreksi yang telah titik AR dan SC tentukan. Fase ini memiliki durasi yang tidak pasti, namun umumnya berlangsung lebih lama daripada fase lainnya.
Baik dalam fase B maupun fase lainnya, biasanya muncul Secondary Test (Uji Sekunder). Yaitu, momen ketika harga melakukan uji ulang ke area batas atas atau bawah dari rentang. Namun, pengujian ini terjadi tanpa tekanan atau kekuatan yang berarti.
Oleh karena itu, pergerakan biasanya ditandai dengan candle dengan range yang sempit dan volume yang kecil. Terutama ketika mendekati zona support atau resistance, kemudian harga akan berbalik arah kembali ke dalam area koreksi.
Ini menjadi awal dari berakhirnya keseimbangan antara supply dan demand. Fase ini memiliki tanda terjadinya breakout sementara ke area bawah demand. Sehingga, seolah-olah supply akan menembus support dan melanjutkan tren turun.
Namun, yang menjadi perbedaan utamanya yaitu tekanan ini bersifat sementara, seperti kejutan sesaat. Ini karena harga kembali masuk ke dalam area koreksi yang menunjukkan bahwa demand masih memegang kendali.
Peristiwa false breakout ini kita kenal sebagai SPRING dan secara praktis berfungsi sebagai "shake-out" yang menyebabkan dua hal terjadi, yaitu:
Spring terkadang disertai oleh Secondary Test, yang mengkonfirmasi bahwa supply sudah tidak lagi memberikan tekanan besar pada demand. Kemudian, melakukan konfirmasi bahwa pasar siap memberikan dorongan naik dan menghadapi resistance utama (The Creek).
Dalam fase D, area akumulasi mulai melemah atau mengalami breakout ke atas. Melanjutkan perumpamaan anggota pramuka tadi, keadaan ini ibaratnya anggota pramuka menemukan bagian sungai (creek) yang lebih dangkal (floating supply sudah sangat sedikit) sehingga ia bisa menyeberang tanpa rasa takut.
Kita menyebut lompatan ini sebagai JAC (Jump Across the Creek), yang menjadi tanda dari SOS (Signal of Strength) bagi demand. Oleh karena itu, permintaan tidak lagi menghadapi hambatan besar dari floating supply dan siap untuk melanjutkan pergerakan naik.
Umumnya, peristiwa ini memiliki beberapa tanda, yaitu:
Semua ini menunjukkan bahwa pasar mulai dikendalikan sepenuhnya oleh demand dan siap memasuki fase tren naik yang lebih kuat.
Terakhir, harga berhasil breakout dari area akumulasi. Namun, biasanya harga akan melakukan uji ulang ke area "creek" yang sebelumnya berhasil mereka tembus. Uji ulang ini kita sebut sebagai Back to the Creek (BU) atau Last Point of Support (LPS).
Peristiwa ini berfungsi sebagai uji ulang untuk mengkonfirmasi bahwa supply tidak memiliki kekuatan untuk mendorong harga kembali ke area koreksi. Dengan kata lain, demand benar-benar menguasai pasar, imbalance telah kembali berpihak ke pembeli, dan satu-satunya arah logis pada harga yaitu mulainya tren naik (bullish trend).
Penjelasan fase ini sebenarnya mirip dengan Wyckoff accumulation pattern. Meskipun ada beberapa perbedaan kecil, esensinya tetap sama. Mari kita lihat penjelasan singkatnya!

Pada gambar berikut, kami juga melakukan pendekatan teoretis dari Pruden untuk menjelaskan fase distribusi beserta Wyckoff pattern.
Dalam fase ini, kita menemukan beberapa elemen penting, yaitu:
Selanjutnya, pada fase ini akan muncul kembali beberapa hal, yaitu:
Namun, hal yang paling penting yaitu menunggu UTAD (Upthrust After Distribution) yang menjadi tanda berakhirnya fase B dan awal dari fase C.
Apabila supply benar-benar menguasai pasar, seharusnya harga bergerak ke bagian bawah area distribusi dan menembusnya. Peristiwa ini kita kenal dengan istilah BTI (Break the Ice) atau SOW (Sign of Weakness) yang menjadi tanda bahwa kita telah masuk ke fase D.
Kemudian, jika skenarionya berjalan lancar, harga akan kembali menguji area ICE sebelum melanjutkan tren turun ke fase E.
Penjelasan ini merupakan dasar teoretis dari fase distribusi pada Wykcoff Pattern. Kami menyajikannya dengan ringkas sehingga Anda tidak kebingungan dalam memahaminya.
Satu pertanyaan mendasar yang perlu di jawab, yaitu:
Mengapa volume dan pergerakan harga dapat memberikan informasi berharga terkait bagaimana supply dan demand bertarung di pasar? Apakah volume benar-benar bisa menjadi indikator yang menjawab semua pertanyaan di atas?
Kemungkinan jawaban yang muncul pertama kali adalah TIDAK. Memang kelihatannya volume tidak begitu berguna karena setiap satuan volume selalu terdiri dari jumlah beli dan jual yang sama (satu pihak membeli dan satu pihak menjual). Sehingga, jika satu bar volume selalu menunjukkan jumlah beli dan jual yang seimbang, seberapa bergunanya informasi tersebut?
Kita perlu memahami cara kerja order flow untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ini karena peningkatan atau penurunan volume yang signifikan dapat memberikan petunjuk untuk melihat minat beli atau jual dari trader besar, baik peningkatan maupun penurunan. Sehingga, hal tersebut menjadi informasi yang sangat bernilai.
Perhatikan grafik saham META dalam timeframe bulanan. Dapat kita lihat bagaimana volume melonjak tajam saat harganya turun, terutama di dua bulan terakhir tahun 2023.

Apa yang mungkin terjadi dari sudut pandang supply dan demand? Tidakkah kita merasa volume sebesar itu cukup mengejutkan? Terutama karena ini terjadi sebelum harga mulai naik.
Ini karena volume besar yang muncul pada dua momen tersebut hampir pasti merupakan respons dari masuknya permintaan baru dalam jumlah yang besar. Ini karena para trader besar mulai mengakumulasi saham META di kisaran harga US$ 200 dan US$ 125.
Oleh karena itu, volume yang sangat tinggi dapat memberikan petunjuk berarti yang dapat kita pelajari, tafsirkan, dan manfaatkan dalam strategi investasi kita.
👉 Kenali Saham Teknologi FAANG dan Cara Berinvestasi di dalamnya!
Metode Wyckoff memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah Wyckoff pattern bukanlah sistem investasi yang konkret. Sehingga, metode ini tidak memberikan setup entry dan exit yang spesifik dan tidak semua trader dapat menggunakannya secar universal.
Ini karena metode Wyckoff pada dasarnya hanyalah kerangka teoretis untuk membaca grafik sehingga membantu kita menginterpretasikan apa yang mungkin terjadi berdasarkan supply dan demand pada level harga tertentu. Namun, jangan salah, kegunaannya menjadi nilai tambah yang sangat besar bagi metode ini.
Meskipun demikian, kita tetap bisa menyusun strategi yang lebih spesifik sehingga Anda dapat menyesuaikannya dengan strategi investasi Anda sendiri.
Selanjutnya, kami akan menjelaskan salah satu jenis entry yang menurut kami menarik. Kami harap, ini bisa menjadi "tips" sederhana yang membantu Anda melihat bagaimana metode Wyckoff bisa diterapkan secara praktis dalam mengambil keputusan investasi.
Jika kami harus memilih satu jenis setup entry saat menggunakan Wyckoff pattern, maka entry pada saat spring atau upthrust adalah pilihan utama kami. Berikut beberapa alasan yang membuat banyak trader lebih memilih entry di zona spring:
Grafik di bawah ini menunjukkan level terendah Bitcoin di akhir tahun 2022, ketika harganya sempat turun di bawah US$ 20.000 per BTC. Pada gambar tersebut kami telah memberikan label pada berbagai peristiwa Wyckoff yang sudah kita bahas sebelumnya. Namun, kamit tidak menyertakan pembagian fase sehingga grafiknya tidak terlihat terlalu padat.

👉 Apakah Mungkin Harga Bitcoin Tembus 120.000 USD? Begini Proyeksinya!
Inti dari entry pada momen spring adalah menunggu harga kembali masuk ke dalam area range perdagangan. Semakin awal kita masuk saat harganya belum benar-benar pulih ke dalam range, semakin besar risiko yang kita ambil. Ini karena demand belum menunjukkan kekuatannya dengan optimal.
Namun, saat harganya berhasil masuk kembali ke dalam range, situasinya berubah. Di titik ini muncul peluang menarik bagi Anda untuk "mencoba peruntungan" secara terukur.
Tentu saja, tidak mudah untuk melakukan entry seperti ini. Gambaran ini hanyalah contoh ideal yang bertujuan untuk menyampaikan konsep dasar karena pasar nyata lebih kompleks dan jarang memberikan sinyal sejelas ini.
Namun, jika berhasil melakukan entry di zona Spring, Anda memiliki potensi profit setidaknya mencapai batas atas dari area channel. Batas tersebut menjadi target pertama yang perlu dicapai.
Dalam banyak kasus, dengan hanya mencapai target range ini saja, Anda sudah bisa berpuas diri dan menutup posisi dengan imbal hasil yang layak.
Namun, yang menjadi potensi sesungguhnya yaitu ketika harga berhasil menembus batas atas range. Di situlah peluang keuntungannya jauh lebih besar.
Ingat, Anda harus selalu melakukan perencanaan exit position sebelum melakukan entry.
Sehingga, penting untuk mengetahui batasan harga yang secara otomatis akan membatalkan prakiraan entry Anda sejak awal. Oleh karena itu, jika harga mencapai level tersebut, Anda harus menutup posisi tanpa ragu dan menerima kerugian yang sesuai dengan toleransi Anda.
Kerugian ini harus berada dalam batas yang dapat diterima berdasarkan manajemen risiko terhadap total modal Anda. Wyckoff memberikan saran supaya kita tidak pernah membuka posisi dengan rasio risk/reward kurang dari 1:3. Artinya, jika Anda mengharapkan keuntungan 10 poin, maka Anda tidak boleh mengambil risiko lebih dari 3,3 poin jika pasar tidak berjalan sesuai dengan prediksi Anda.
Apakah potensi kenaikan harga cukup besar untuk menutup minimal tiga kali jarak ke Stop Loss saya?
Untuk menjawabnya, Anda harus tahu beberapa hal berikut:
Jawaban secara umum sudah kami sampaikan sebelumnya. Stop loss dan exit target harus Anda tempatkan pada level harga di mana hipotesis entry Anda dapat secara otomatis batal atau selesai.
Misalnya, prakiraan entry pada saat harga telah kembali ke dalam area akumulasi setelah peristiwa Spring. Artinya demand kembali mendominasi dan supply mulai melemah atau tidak lagi menekan harga.
Berikut lebih detilnya:
Contoh ini adalah salah satu cara untuk menerapkan konsep dasar Wyckoff secara praktis, meskipun metode ini bukan sistem penghitungan yang objektif dan tidak memberikan aturan entry maupun exit tertentu.
Sehingga, tanggung jawab atas penerapan konsep Wyckoff ini berada pada masing-masing trader. Oleh karena itu, setiap trader maupun investor harus merancang sendiri aturan entry dan exit yang sesuai dengan strategi mereka. Tergantung apakah mereka menggunakan pendekatan murni Wyckoff atau menggabungkannya dengan metode analisis teknikal maupun fundamental lainnya.
Ingat, kreativitas manusia tidak terbatasnya. Bisa jadi ada strategi-strategi berhasil lainnya yang tidak pernah terpikirkan oleh kita meskipun sudah bertahun-tahun berada dalam dunia trading.
👉 Order Saham: Pahami Jenis dan Penggunaannya
Prinsip dasar dari metode Wyckoff sebenarnya cukup mudah unuk kita pahami. Oleh karena itu, metode ini sangat populer bagi ribuan investor di seluruh dunia. Namun, sayang Wyckoff bukanlah "holy grail" dalam dunia trading.
Metode wyckoff ini memiliki banyak keunggulan, misalnya membantu kita membaca grafik dengan lebih mendalam dan bukan sekadar mencari pola grafik. Volume dan harga memberikan informasi yang sangat berharga sehingga kita bisa memahami apa yang sedang terjadi di pasar dari sisi supply dan demand. Strategi yang dibangun dengan dasar metode Wyckoff memiliki fundamental yang lebih kuat daripada strategi lainnya.
Namun, tetap ada kritik, keterbatasan, dan ketidakjelasan dari metode ini yang perlu kita pelajari lebih detil. Jika Anda ingin mendapatkan lebih lanjut tentang informasi ini, pantau terus artikel-artikel terbaru dari Rankia.
Kesimpulannya, metode Wyckoff adalah suatu folosofi dalam membaca pasar, bukan sekadar startegi teknikal. Metode ini bertujuan memprediksi pergerakan harga berdasarkan proses akumulasi dan distribusi. Kemudian, metode ini juga membahas keseimbangan antara usaha (effort) dan hasil (result) dengan mempertimbangkan apa yang digerakkan oleh kekuatan supply dan demand saat ini.
Selamat datang di dunia Wyckoff!