Analisis Fundamental

Dalam artikel ini kita akan belajar cara menghitung nilai buku (book value) atau nilai akuntansi. Ini adalah salah satu metrik terpenting untuk mengevaluasi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Book value menunjukkan nilai akuntansi dari aset bersih perusahaan, yaitu nilai aset setelah dikurangi semua kewajiban.
Dalam dunia investasi saham, investor lebih familiar dengan istilah book value. Namun jika menggunakan bahasa Indonesia yang benar maka istilah yang digunakan adalah nilai buku.
Book value mengacu pada nilai bersih aset perusahaan menurut buku akuntansinya. Secara sederhana, nilai buku memberi tahu kita berapa nilai aset perusahaan jika dijual hari ini dan semua hutangnya dibayar. Metrik ini sangat krusial untuk mengevaluasi solvabilitas dan stabilitas keuangan perusahaan, karena memberikan gambaran yang jelas tentang nilai bersih asetnya.
Mari kita lihat dengan contoh sederhana
Bayangkan Anda memiliki rumah dan mobil, dan Anda menggunakan pinjaman untuk mobil tersebut. Nilai buku adalah nilai rumah dan mobil Anda setelah mengurangi hutang pinjaman. Ini adalah cara untuk melihat nilai sebenarnya dari aset Anda.
👉 Ini cara untuk menilai suatu perusahaan sebelum berinvesitasi di dalamnya: Ini Cara Melakukan Penilaian Perusahaan
Saat menganalisis book value, penting untuk memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhinya:
Jadi, Nilai Buku dan Ekuitas Bersih adalah sama.
Setiap investor pasti akan tertarik mengetahui book value (atau akuntansi) yang menjadi hak saya untuk setiap saham perusahaan. Mari kita lihat cara menghitungnya dengan cara yang sederhana.
Untuk menghitung nilai buku, kita harus mengidentifikasi dua komponen kunci dalam laporan keuangan: total aset dan total kewajiban.
atau
Kalian bisa menggunakan salah satu dari dua cara tersebut, sama saja. Jika kita langsung mengambil ekuitas pemegang saham perusahaan, kita akan melakukannya lebih cepat.
Mari kita lakukan dengan contoh nyata melalui perhitungan nilai buku per saham dari perusahaan seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Yang pertama adalah mengidentifikasi ekuitas pemegang saham perusahaan dalam neraca. Sangat sederhana:

Kita sudah memilikinya. Total ekuitas pemegang saham Vidrala pada tahun 2023 adalah Rp 22,48 triliun.
Ini kami temukan di situs resmi Bursa Efek Indonesia. Kemudian pilih Data Pasar, pilih sub menu Ringkasan Saham.

Perusahaan menutup tahun dengan 6,34 juta saham beredar.
Baik, kita sudah memiliki semuanya, sekarang kita hanya perlu menggantikan dalam rumus sebelumnya:
BV = 22,48 triliun : 6,34 juta = Rp 3.545,74 per lembar saham
Ini berarti bahwa setiap saham PTBA memiliki nilai buku sebesar Rp 3.545,74 per saham. Artinya, untuk setiap kepemilikan yang kita miliki di perusahaan, setara dengan Rp 3.545,74 dari ekuitas bersihnya.
Jika besok PTBA dilikuidasi, sebagai pemegang saham kita masing-masing akan mendapatkan Rp 3.545,74 per saham (dikurangi depresiasi aset tak berwujud dan dikurangi diskon likuidasi aset Bukit Asam).
Seperti yang telah kami sebutkan, "nilai buku" atau book value adalah nilai akuntansi suatu perusahaan, dihitung sebagai total asetnya dikurangi kewajibannya. Ini mewakili sesuatu seperti nilai bersih aset perusahaan menurut catatan akuntansinya. Nilai ini memberikan ukuran ekuitas bersih perusahaan dari perspektif akuntansi dan digunakan untuk menilai kekuatan finansial perusahaan.
Sementara "Price-to-Book Value" (P/B ratio atau PBV) adalah rasio keuangan yang menilai harga nilai pasar suatu perusahaan (kapitalisasi pasar) terhadap book valuenya. Jadi, ini adalah rasio yang berguna bagi investor, karena memungkinkan mereka untuk menentukan apakah saham suatu perusahaan dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan book valuenya.
Singkatnya, nilai buku memberikan ukuran akuntansi dari nilai bersih aset suatu perusahaan. Rasio P/B atau PBV menghubungkan nilai ini dengan harga pasar saham perusahaan, memberikan alat yang berharga untuk mengevaluasi ekspektasi pasar terhadap perusahaan dan penilaiannya.
Menafsirkan book value melibatkan perbandingan indikator ini dengan rata-rata sektor dan nilai historis perusahaan.
Book value yang lebih tinggi dari rata-rata sektor menunjukkan manajemen aset yang baik dan beban kewajiban yang rendah. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor lain seperti kualitas aset dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.
ROA (Return on Assets) dan book value adalah dua metrik penting dalam evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Meskipun kedua indikator ini memberikan informasi yang berharga, mereka melakukannya dari perspektif yang berbeda.
👉 Pelajari juga cara untuk menghitung ROI: Cara Menghitung ROI – Return on Investment
Pikirkan skenario sehari-hari: jika Anda mempertimbangkan untuk membeli rumah, Anda ingin tahu berapa nilai bersihnya setelah mengurangi hipotek apa pun.
Demikian pula, investor dan analis keuangan mencari nilai bersih aset perusahaan setelah mengurangi semua utangnya. Akibatnya, book value adalah alat kunci untuk mengevaluasi solvabilitas ini.
Book value yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki dukungan aset bersih yang baik, yang merupakan tanda stabilitas keuangan. Tetapi ini tidak cukup untuk menentukan solvabilitas perusahaan, melainkan untuk menghitung perkiraan nilai likuidasi (NAV) perusahaan.
👉 Temukan cara mempertimbangkan saham berkaitan dengan pembagian dividen: Pembagian Dividen: Pertimbangan dalam Memilih Saham
Pada akhirnya, book value perusahaan, adalah nilai esensial dari sebuah perusahaan, setelah kita mengurangi semua aset yang dimiliki, semua kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.