Apa itu ROE (Return on Equity): Rumus & Fungsinya!

Return on Equity (ROE) adalah rasio keuangan yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja atau profitabilitas perusahaan sehubungan dengan ekuitasnya.

Dengan kata lain, ROE mengukur efisiensi perusahaan terhadap sumber daya yang disediakan oleh pemegang saham (sumber daya sendiri atau ekuitas bersih).

ROE adalah rasio untuk mengevaluasi kinerja atau profitabilitas perusahaan berkaitan dengan ekuitasnya.

ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan ekuitas bersih perusahaan dan dinyatakan dalam persentase. Ini juga diinterpretasikan sebagai profitabilitas dari sumber daya sendiri.

Sebagai contoh, ROE sebesar 8% berarti bahwa untuk setiap Rp 100 yang disediakan oleh pemegang saham, perusahaan mendapatkan keuntungan Rp 8.

👉 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?

Rumus ROE, Formula

Rumus ROE adalah sebagai berikut:

Laba bersih perusahaan sebagai pembilang dan ekuitas bersih sebagai penyebut. Anda dapat menghitung laba bersih dan modal sebagai rata-rata, misalnya, selama dua belas bulan terakhir. Anda dapat melihat rumus return on equity pada gambar di bawah ini.

Rumus ROE yaitu membagi laba bersih dengan modal

Ingatlah bahwa kita mendapatkan laba bersih dari laporan laba rugi dan ekuitas bersih bisa Anda temukan pada neraca keuangan. Ekuitas bersih juga dapat dihitung sebagai aset dikurangi liabilitas perusahaan.

Manfaat Penggunaan ROE

ROE adalah metrik penting bagi investor dan analis keuangan, karena memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dalam hal bagaimana menggunakan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan.

Return On Equity yang tinggi, pada umumnya, menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi atas ekuitas. Sedangkan ROE yang rendah dapat menunjukkan pengembalian yang rendah atau bahkan kerugian.

Selain melihat efektivitas perusahaan menghasilkan laba melalui return on equity Anda juga bisa menilai perusahaan dengan analisa Earning per Share.

Seperti apa Return On Equity yang baik?

Secara umum, Return On Equity adalah imbal hasil untuk investor. Sehingga ROE yang baik bisa antara 15 persen hingga 20 persen. Ini artinya ada imbal hasil Rp 15 – Rp 20 dari setiap nilai investasi Rp 100.

Namun Return on Equity yang baik juga bisa berbeda pada perusahaan satu dengan yang lain, maupun sektor satu dengan yang lain. Sehingga untuk menentukan return on equity yang baik penting bagi Anda membandingkannya dengan perusahaan serupa atau rata-rata industri/sektor.

Perusahaan yang ada dalam sektor yang membutuhkan modal besar, seperti tambang dan peralatan berat biasanya memiliki aset dan ekuitas yang tinggi. Oleh karena itu, ROE biasanya jadi lebih rendah. Sebagai perbandingannya, perusahaan teknologi adalah perusahaan yang tidak membutuhkan modal besar sehingga ROE nya bisa lebih tinggi.

Penting untuk diingat bahwa ROE bukanlah metrik yang sempurna dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penggunaan utang dan leverage keuangan.

Bagaimana utang dapat mendistorsi ROE? Ini terjadi karena keuntungan dapat dihasilkan dari utang. Akibatnya, ROE yang tinggi dapat dicapai, tetapi tidak mempertimbangkan tingkat leverage.

👉 Selain mendapatkan keuntungan dari imbal hasil, investor yang memiliki saham di suatu perusahaan yang menghasilkan laba bisa mendapatkan dividen: Pembagian Dividen: Pertimbangan dalam Memilih Saham

Bagaimana cara menginterpretasikan ROE?

Berikut adalah beberapa cara untuk menggunakan ROE dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Ini bisa membuat Anda menentukan apakah ROE perusahaan tersebut cukup tinggi.

  1. Bandingkan Return On Equity perusahaan dengan perusahaan serupa.
  2. Bandingkan Return On Equity dengan rata-rata sektor. Ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor yang sama.
  3. Pertimbangkan konteks, karena penting untuk mempertimbangkan situasi bisnis saat ini dan bagaimana itu dapat mempengaruhi Return On Equity . Misalnya, perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi mungkin memiliki ROE yang lebih rendah karena bunga yang harus dibayar atas utang.
  4. Pertimbangkan kinerja sepanjang waktu. Return On Equity dapat bervariasi secara signifikan dari satu periode ke periode lainnya.
  5. Gunakan Return On Equity bersama dengan metrik lainnya untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang profitabilitas perusahaan.

Untuk menginterpretasikan Return On Equity , ada beberapa indikator yang bisa digunakan. Meski setiap sektor memiliki indikator yang berbeda:

  • ROE rendah = 0 – 0,15
  • ROE optimal = 0,15 – 0,2
  • ROE terlalu tinggi = 0,2 – 0,4 (perusahaan bisa menggunakan dananya untuk investasi lagi ketimbang hanya jadi dana macet)
  • ROE berlebihan = 0,4 (perusahaan memiliki dana berlebihan, bisa menandakan tidak ada strategi bisnis yang baru)

👉 12 Industri Paling Menghasilkan Uang dan Cara Berinvestasi

Bisakah Return On Equity lebih dari 1?

Secara teori, ROE bisa bernilai lebih dari satu ketika laba bersih jauh lebih besar dibandingkan ekuitas perusahaan. Untuk mencapainya, perusahaan tidak hanya menggunakan aset miliknya namun juga membutuhkan lembaga pembiayaan untuk memberi utang.

Sehingga jika ROE lebih dari satu, Anda harus melihat kondisi leverage perusahaan tersebut. Serta, ROE lebih dari satu menandakan perusahaan menahan laba terlalu besar dan tidak melakukan strategi bisnis baru atau investasi ulang.

👉 Neraca Keuangan Perusahaan dan Contohnya

Bagaimana jika Return On Equity negatif?

Return On Equity bisa menjadi negatif lantaran perusahaan tidak mencatatkan keuntungan, namun mengalami kerugian pada periode yang Anda analisa.

Jika penghitungan ROE rumus negatif, -0,2 misalnya, hal yang bisa kita baca adalah setiap Rp 100 yang Anda investasikan mengalami kerugian Rp 20. Kesimpulannya, sumber daya perusahaan mungkin tidak digunakan secara efisien.

👉 Laporan Keuangan Perusahaan dan Manfaatnya

Bagaimana cara meningkatkan ROE suatu perusahaan?

Beberapa cara untuk meningkatkan Return On Equity suatu perusahaan adalah:

  1. Meningkatkan laba bersih: Beberapa cara untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
  2. Mengurangi ekuitas bersih.
  3. Menggunakan utang secara efektif: Penggunaan utang dapat meningkatkan ROE dalam jangka pendek, selama perusahaan dapat menghasilkan laba yang cukup untuk menutupi bunga pinjaman. Namun, tingkat utang yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko dan mengurangi stabilitas keuangan perusahaan.
  4. Meningkatkan efisiensi operasional: Meningkatkan efisiensi dapat membantu meningkatkan laba bersih perusahaan dan, oleh karena itu, ROE. Ini dapat mencakup pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kualitas produk atau layanan.

👉 Mempelajari soal Return on Equity adalah salah satu cara Anda mempelajari kondisi fundamental perusahaan, Pelajari juga cara melakukan analisa fundamental melalui artikel ini: Bagaimana Cara Menilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Fundamental?

Bagaimana menggunakan ROE untuk menganalisis saham suatu perusahaan?

Return On Equity yang tinggi menggambarkan tingkat laba yang tinggi. Sehingga jika Anda memegang saham denganReturn On Equity tinggi, Anda bisa mendapatkan dividen yang cukup besar.

Kemudian, Return On Equity bisa Anda gunakan untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan berkelanjutan perusahaan dan potensi peningkatan dividen yang dibayarkan oleh saham mereka. Maka Anda harus menghitung rasio retensi.

Rasio retensi merupakan persentase laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghitung rasio pertumbuhan berkelanjutan, yang merupakan tingkat di mana perusahaan dapat tumbuh tanpa harus berutang untuk membiayai ekspansinya.

Rumus rasio pertumbuhan berkelanjutan yaitu mengalikan ROE dengan rasio retensi

Misalnya, mari kita asumsikan bahwa ROE suatu perusahaan adalah 11%, dan rasio retensinya adalah 65%. Ini berarti bahwa rasio pertumbuhan berkelanjutan adalah 7,15% (11%*65%).

Saham yang tumbuh lebih lambat dari rasio pertumbuhan berkelanjutan mungkin undervalued (murah) atau mungkin ada beberapa risiko yang telah teridentifikasi oleh agen. Dalam setiap kasus, investor harus menganalisis lebih dekat kasus tersebut untuk sampai pada kesimpulan.

Apa perbedaan antara ROE dan ROA?

Berbeda dengan ROE, ROA memiliki total aset perusahaan sebagai penyebut. Artinya, dalam hal ini tidak ada pengurangan terhadap liabilitas. Sehingga ROA melihat bagaimana perusahaan menghasilkan laba dari aset yang mereka miliki. Sedangkan ROE melihat bagaimana perusahaan menggunakan ekuitas apakah efisien dalam mencetak laba.

Baik ROE maupun ROA memungkinkan untuk mengukur keuntungan yang perusahaan hasilkan. Namun, kedua rasio tersebut seharusnya digunakan bersama dengan indikator lainnya, karena kita tidak mengetahui, misalnya, tingkat hutang perusahaan.

Selain itu, perbandingan antara Return on Equity dan ROA seharusnya dilakukan dengan perusahaan lain dalam bidang yang sama, atau dengan rata-rata sektor.

👉 Cari tau rasio keuangan lain: Rasio Keuangan: Analisis, Cara Menghitung, dan Jenis-Jenisnya

Keterbatasan Return On Equity

Return on Equity dapat memiliki beberapa keterbatasan dalam beberapa skenario:

  • Keuntungan tidak konsisten: Misalkan sebuah perusahaan telah mengalami kerugian dalam beberapa periode. Ini akan mengurangi ekuitas dan dicatat sebagai kerugian yang ditahan. Sekarang, bayangkan jika, setelah periode buruk ini, perusahaan mendapatkan keuntungan. Saat menghitung Return On Equity kita akan memiliki ekuitas yang berkurang, yang bisa membuat rasio menjadi tinggi, tetapi karena distorsi akibat kerugian di masa lalu.
  • Kelebihan hutang: Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, sebuah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan, tetapi karena telah mengambil hutang. Jadi, dalam jangka pendek, Return On Equity mungkin bisa terlihat tinggi, tetapi hutang yang besar bisa mempengaruhi hasil bisnis kemudian hari.
  • Ekuitas negatif atau hasil tahunan negatif: Jika ekuitas negatif atau jika hasil perusahaan bukan keuntungan, tetapi kerugian, ini akan mendistorsi Return on Equity dan lebih baik tidak menghitungnya.

Secara keseluruhan, ROE yang tinggi pada prinsipnya adalah positif, tetapi ketika rasio sangat tinggi dapat menunjukkan kelebihan hutang atau keuntungan yang tidak konsisten, seperti yang telah kami jelaskan di atas.

👉 Kami merekomendasikan Anda untuk membaca mengenai panduan trading sebagai cara mendapatkan keuntungan di pasar saham: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?

Contoh cara menghitung ROE

Misalkan sebuah perusahaan XYZ memiliki informasi berikut (dalam juta rupiah):

  • EBIT: Rp 1.300
  • Pajak: Rp 400
  • Bunga: Rp 200
  • Total aset: Rp 21.000
  • Liabilitas: Rp 15.000

Dari data di atas, kita akan mencari laba bersih dan modal bersih. Berikut perhitungannya:

Keuntungan bersih

  • EBIT – pajak – bunga = 1.300 – 400 – 200 = Rp 700

Modal bersih

  • Aset – liabilitas= 21.000-15.000= Rp 6.000

Return On Equity

  • Keuntungan bersih / modal bersih = 700/6.000= 11,67%

Artinya, untuk setiap Rp 100 yang para mitra investasikan, menghasilkan Rp 11,67 dari keuntungan bersih.

👉 Kami juga memberikan rekomendasi artikel mengenai manajemen keuangan. Supaya hasilinvestasi semakin optimal: Manajemen Keuangan yang Efektif: Strategi Praktis untuk Sukses Finansial

Kelebihan dan Kekurangan ROE

Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari Return on Equity yang kami rangkum dalam bentuk tabel:

KelebihanKekurangan
Rumus yang sederhana sehingga para investor dapat menghitungnya sendiriDapat mengurangi motivasi perusahaan karena dapat menyebabkan manajemen mancari jalan aman tanpa ada inovasi
Menggambarkan laba dengan riil karena dasar perhitungan berasal dari laba bersihTidak mempertimbangkan depresiasi modal karena tidak memperhitungkan usia riil modal seperti mesin atau bangunan
Menjadi tolok ukur dalam evaluasi kinerja manajemen perusahaanKurang sesuai bagi perusahaan baru yang masih memperkenalkan produknya ke pasar

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Apa yang terjadi jika ROE tinggi?

Jika ROE tinggi, ini menandakan perusahaan semakin optimal menghasilkan keuntungan dari ekuitas yang mereka miliki. Sehingga ini menunjukkan perusahaan mengalami laba yang tinggi, dan dalam jangka panjang jika dipertahankan maka fundamental perusahaan dapat dikatakan baik. Jika saham bisa dibeli publik, maka saham perusahaan tersebut semakin menarik terutama bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari pembagian dividen.

Apa pengaruh ROE terhadap harga saham

Penelitian yang dilakukan oleh Natasha dan Agus dari Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan semakin tinggi Return on Equity semakin membuat harga saham rendah. Artinya perusahaan harus lebih hati-hati dalam menggunakan modal sendiri untuk meningkatkan keuntungan.

Artikel Terkait