Analisis Fundamental
Return on Equity (ROE) adalah rasio keuangan yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja atau profitabilitas perusahaan sehubungan dengan ekuitasnya.
Dengan kata lain, ROE mengukur efisiensi perusahaan terhadap sumber daya yang disediakan oleh pemegang saham (sumber daya sendiri atau ekuitas bersih).
ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan ekuitas bersih perusahaan dan dinyatakan dalam persentase. Ini juga diinterpretasikan sebagai profitabilitas dari sumber daya sendiri.
Sebagai contoh, ROE sebesar 8% berarti bahwa untuk setiap Rp 100 yang disediakan oleh pemegang saham, perusahaan mendapatkan keuntungan Rp 8.
👉 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?
Rumus ROE adalah sebagai berikut:
Laba bersih perusahaan sebagai pembilang dan ekuitas bersih sebagai penyebut. Anda dapat menghitung laba bersih dan modal sebagai rata-rata, misalnya, selama dua belas bulan terakhir. Anda dapat melihat rumus return on equity pada gambar di bawah ini.
Ingatlah bahwa kita mendapatkan laba bersih dari laporan laba rugi dan ekuitas bersih bisa Anda temukan pada neraca keuangan. Ekuitas bersih juga dapat dihitung sebagai aset dikurangi liabilitas perusahaan.
ROE adalah metrik penting bagi investor dan analis keuangan, karena memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dalam hal bagaimana menggunakan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan.
Return On Equity yang tinggi, pada umumnya, menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi atas ekuitas. Sedangkan ROE yang rendah dapat menunjukkan pengembalian yang rendah atau bahkan kerugian.
Selain melihat efektivitas perusahaan menghasilkan laba melalui return on equity Anda juga bisa menilai perusahaan dengan analisa Earning per Share.
Secara umum, Return On Equity adalah imbal hasil untuk investor. Sehingga ROE yang baik bisa antara 15 persen hingga 20 persen. Ini artinya ada imbal hasil Rp 15 - Rp 20 dari setiap nilai investasi Rp 100.
Namun Return on Equity yang baik juga bisa berbeda pada perusahaan satu dengan yang lain, maupun sektor satu dengan yang lain. Sehingga untuk menentukan return on equity yang baik penting bagi Anda membandingkannya dengan perusahaan serupa atau rata-rata industri/sektor.
Perusahaan yang ada dalam sektor yang membutuhkan modal besar, seperti tambang dan peralatan berat biasanya memiliki aset dan ekuitas yang tinggi. Oleh karena itu, ROE biasanya jadi lebih rendah. Sebagai perbandingannya, perusahaan teknologi adalah perusahaan yang tidak membutuhkan modal besar sehingga ROE nya bisa lebih tinggi.
Penting untuk diingat bahwa ROE bukanlah metrik yang sempurna dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penggunaan utang dan leverage keuangan.
Bagaimana utang dapat mendistorsi ROE? Ini terjadi karena keuntungan dapat dihasilkan dari utang. Akibatnya, ROE yang tinggi dapat dicapai, tetapi tidak mempertimbangkan tingkat leverage.
👉 Selain mendapatkan keuntungan dari imbal hasil, investor yang memiliki saham di suatu perusahaan yang menghasilkan laba bisa mendapatkan dividen: Pembagian Dividen: Pertimbangan dalam Memilih Saham
Berikut adalah beberapa cara untuk menggunakan ROE dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Ini bisa membuat Anda menentukan apakah ROE perusahaan tersebut cukup tinggi.
Untuk menginterpretasikan Return On Equity , ada beberapa indikator yang bisa digunakan. Meski setiap sektor memiliki indikator yang berbeda:
👉 12 Industri Paling Menghasilkan Uang dan Cara Berinvestasi
Secara teori, ROE bisa bernilai lebih dari satu ketika laba bersih jauh lebih besar dibandingkan ekuitas perusahaan. Untuk mencapainya, perusahaan tidak hanya menggunakan aset miliknya namun juga membutuhkan lembaga pembiayaan untuk memberi utang.
Sehingga jika ROE lebih dari satu, Anda harus melihat kondisi leverage perusahaan tersebut. Serta, ROE lebih dari satu menandakan perusahaan menahan laba terlalu besar dan tidak melakukan strategi bisnis baru atau investasi ulang.
👉 Neraca Keuangan Perusahaan dan Contohnya
Return On Equity bisa menjadi negatif lantaran perusahaan tidak mencatatkan keuntungan, namun mengalami kerugian pada periode yang Anda analisa.
Jika penghitungan ROE rumus negatif, -0,2 misalnya, hal yang bisa kita baca adalah setiap Rp 100 yang Anda investasikan mengalami kerugian Rp 20. Kesimpulannya, sumber daya perusahaan mungkin tidak digunakan secara efisien.
👉 Laporan Keuangan Perusahaan dan Manfaatnya
Beberapa cara untuk meningkatkan Return On Equity suatu perusahaan adalah:
👉 Mempelajari soal Return on Equity adalah salah satu cara Anda mempelajari kondisi fundamental perusahaan, Pelajari juga cara melakukan analisa fundamental melalui artikel ini: Bagaimana Cara Menilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Fundamental?
Return On Equity yang tinggi menggambarkan tingkat laba yang tinggi. Sehingga jika Anda memegang saham denganReturn On Equity tinggi, Anda bisa mendapatkan dividen yang cukup besar.
Kemudian, Return On Equity bisa Anda gunakan untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan berkelanjutan perusahaan dan potensi peningkatan dividen yang dibayarkan oleh saham mereka. Maka Anda harus menghitung rasio retensi.
Rasio retensi merupakan persentase laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghitung rasio pertumbuhan berkelanjutan, yang merupakan tingkat di mana perusahaan dapat tumbuh tanpa harus berutang untuk membiayai ekspansinya.
Misalnya, mari kita asumsikan bahwa ROE suatu perusahaan adalah 11%, dan rasio retensinya adalah 65%. Ini berarti bahwa rasio pertumbuhan berkelanjutan adalah 7,15% (11%*65%).
Saham yang tumbuh lebih lambat dari rasio pertumbuhan berkelanjutan mungkin undervalued (murah) atau mungkin ada beberapa risiko yang telah teridentifikasi oleh agen. Dalam setiap kasus, investor harus menganalisis lebih dekat kasus tersebut untuk sampai pada kesimpulan.
Berbeda dengan ROE, ROA memiliki total aset perusahaan sebagai penyebut. Artinya, dalam hal ini tidak ada pengurangan terhadap liabilitas. Sehingga ROA melihat bagaimana perusahaan menghasilkan laba dari aset yang mereka miliki. Sedangkan ROE melihat bagaimana perusahaan menggunakan ekuitas apakah efisien dalam mencetak laba.
Baik ROE maupun ROA memungkinkan untuk mengukur keuntungan yang perusahaan hasilkan. Namun, kedua rasio tersebut seharusnya digunakan bersama dengan indikator lainnya, karena kita tidak mengetahui, misalnya, tingkat hutang perusahaan.
Selain itu, perbandingan antara Return on Equity dan ROA seharusnya dilakukan dengan perusahaan lain dalam bidang yang sama, atau dengan rata-rata sektor.
👉 Cari tau rasio keuangan lain: Rasio Keuangan: Analisis, Cara Menghitung, dan Jenis-Jenisnya
Return on Equity dapat memiliki beberapa keterbatasan dalam beberapa skenario:
Secara keseluruhan, ROE yang tinggi pada prinsipnya adalah positif, tetapi ketika rasio sangat tinggi dapat menunjukkan kelebihan hutang atau keuntungan yang tidak konsisten, seperti yang telah kami jelaskan di atas.
👉 Kami merekomendasikan Anda untuk membaca mengenai panduan trading sebagai cara mendapatkan keuntungan di pasar saham: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
Misalkan sebuah perusahaan XYZ memiliki informasi berikut (dalam juta rupiah):
Dari data di atas, kita akan mencari laba bersih dan modal bersih. Berikut perhitungannya:
Keuntungan bersih
Modal bersih
Return On Equity
Artinya, untuk setiap Rp 100 yang para mitra investasikan, menghasilkan Rp 11,67 dari keuntungan bersih.
👉 Kami juga memberikan rekomendasi artikel mengenai manajemen keuangan. Supaya hasilinvestasi semakin optimal: Manajemen Keuangan yang Efektif: Strategi Praktis untuk Sukses Finansial
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari Return on Equity yang kami rangkum dalam bentuk tabel:
Kelebihan | Kekurangan | ||
✅ Rumus yang sederhana sehingga para investor dapat menghitungnya sendiri | ❌ Dapat mengurangi motivasi perusahaan karena dapat menyebabkan manajemen mancari jalan aman tanpa ada inovasi | ||
✅Menggambarkan laba dengan riil karena dasar perhitungan berasal dari laba bersih | ❌Tidak mempertimbangkan depresiasi modal karena tidak memperhitungkan usia riil modal seperti mesin atau bangunan | ||
✅ Menjadi tolok ukur dalam evaluasi kinerja manajemen perusahaan | ❌ Kurang sesuai bagi perusahaan baru yang masih memperkenalkan produknya ke pasar |
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Rumus yang sederhana sehingga para investor dapat menghitungnya sendiri | ❌ Dapat mengurangi motivasi perusahaan karena dapat menyebabkan manajemen mancari jalan aman tanpa ada inovasi |
✅Menggambarkan laba dengan riil karena dasar perhitungan berasal dari laba bersih | ❌Tidak mempertimbangkan depresiasi modal karena tidak memperhitungkan usia riil modal seperti mesin atau bangunan |
✅ Menjadi tolok ukur dalam evaluasi kinerja manajemen perusahaan | ❌ Kurang sesuai bagi perusahaan baru yang masih memperkenalkan produknya ke pasar |