Bursa
Pemangkasan suku Bunga The Fed pada Agustus 2025 sebesar 25 bps menjadi respon bank sentral AS terhadap pasar tenaga kerja yang melemah. Lebih lanjut, Dot Plot memperhitungkan dua kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed sebelum akhir 2025. Terutama karena perlambatan pasar tenaga kerja akibat kebijakan Trump di bidang perdagangan dan imigrasi.
Terakhir kali pemangkasan suku bunga The Fed terjadi pada Desember 2024. Lihat apa yang mendasari keputusan pemangkasan suku bunga The Fed, jadwal rapat The Fed dan proyeksi 2025!
Federal Reserve System (The Fed) adalah sebutan untuk bank sentral Amerika Serikat. The Fed merupakan salah satu institusi paling berpengaruh di dunia. Hasil rapat mereka selalu ditunggu oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Kita akan melihat apa yang bisa kita harapkan dari Federal Reserve, tidak hanya di pertemuan berikutnya, tetapi sepanjang tahun. Tanpa perlu Anda ragukan lagi, ini adalah salah satu topik yang paling menarik bagi investor, karena tidak hanya berdampak langsung pada perkembangan pasar (saham, mata uang, indeks), tetapi juga pada ekonomi itu sendiri.
Ketika kita berbicara tentang Federal Reserve (Fed), untuk memahami semua yang terjadi dalam pertemuannya, kita harus mengenal empat konsep:
Selama pertemuan The Fed, anggota FOMC akan memulai rapat dengan membahas kinerja ekonomi nasional dan global. Termasuk melihat kembali indikator-indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kondisi PDB untuk mencapai ekonomi yang sehat.
Kemudian, agenda utama pertemuan The Fed adalah mendiskusikan dan menentukan kebijakan moneter hawkish atau dovish. Ini termasuk membahas suku bunga (baik peningkatan, penurunan maupun mempertahankan) berdasarkan prospek perekonomian. Tujuannya adalah mencapai lapangan pekerjaan yang maksimal, kestabilan harga dan tingkat suku bunga jangka panjang yang moderat.
Memahami tindakan ini akan memberikan konteks berharga untuk menafsirkan tindakan The Fed dan dampaknya pada perekonomian serta pasar keuangan.
Rapat FOMC The Fed terjadwal bertemu 8 kali dalam setahun dengan jarak sekitar 40 hari antara setiap pertemuan. Sekarang, mari kita lihat jadwal pertemuan The Fed untuk tahun 2025.
Jika Anda tertarik pada kebijakan bank sentral, Anda juga bisa mengunjungi kalender kami untuk mengetahui pertemuan berikutnya dari ECB.
👉🏻 Christine Lagarde, Begini Profil Presiden ECB
The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi di kisaran 4% hingga 4,25%. Pemangkasan suku bunga The Fed menandai pemotongan pertama sejak Desember 2024.
Hal yang perlu dicermati adalah pergeseran prioritas The Fed: pernyataan Jerome Powell memperjelas bahwa pasar tenaga kerja yang melemah telah menjadi perhatian utama. Menggeser inflasi ke prioritas nomor dua.
Risiko terhadap ketenagakerjaan telah meningkat dan kita tidak dapat mengabaikannya.
The risk to employment have grown and we cannot ignore them.
Dalam konferensi pers, dia menjelaskan bahwa dampak dari kebijakan tarif terhadap harga berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan.
Dengan keputusan ini, tampaknya The Fed telah tunduk pada isu suku bunga dan Trump. Serta bersedia menoleransi inflasi pada tingkat tertentu, dan tetap berusaha mencegah perekonomian terjerumus ke pelemahan tenaga kerja.
Dot Plot terbaru memberikan sinyal yang lebih ketat dari pada ekspektasi pasar. Di tahun ini pemangkasan suku bunga The Fed diprediksi masih akan terjadi dua kali lagi, namun hanya ada satu kali pemangkasan di 2026. Bahkan ada sekelompok gubernur mayoritas memilih untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun depan.
Pada titik ini, ketidaksetujuan datang dari Stephen Miran, gubernur baru yang ditunjuk oleh Trump. Dia menginginkan pemangkasan suku bunga jumbo 50 bps dan memproyeksikan hingga lima pemotongan lagi tahun ini, menyelaraskan dirinya dengan tekanan dari Gedung Putih.
Langkah pemangkasan suku bunga The Fed ini muncul dalam konteks yang diwarnai oleh kebijakan ekonomi Donald Trump.
Di satu sisi, kebijakan tarif mendorong harga naik dan memicu kembali ketegangan inflasi. Sementara di sisi lain, deportasi masal imigran mengurangi pasokan tenaga kerja dan melemahkan pasar tenaga kerja.
Hasilnya adalah skenario stagflasi yang tidak biasa, menggabungkan hubungan ganjil antara kenaikan harga sementara penciptaan lapangan kerja terhenti. Powell menjelaskannya dengan tegas:
Kami ingin kenaikan harga yang disebabkan oleh kebijakan tarif tidak menyebar ke seluruh perekonomian.
We want the price increases caused by tariffs to be a one-off increase and not spreas throughout the entire economy.
Bagaimanapun, penurunan pasar ketenagakerjaan dan tenaga kerja yang tersedia yang terjadi terus menerus mencerminkan situasi mulai membebani mandat lain The Fed: lapangan kerja penuh. Oleh karena itu, meski inflasi masih berada di atas target, bank sentral AS telah memutuskan untuk memprioritaskan stabilitas pasar tenaga kerja.
Namun, ketegangan politik di dalam The Fed memperumit prospeknya.Terutama karena berakhirnya masa jabatan Jerome Powell sebagai ketua The Fed pada Mei 2026. Serta adanya ketidakpastian apakah Trump akan memilih untuk memperpanjang masa jabatannya atau menggantinya. Ditambah lagi dengan pergantian presiden bank regional bulan Februari lalu, yang menandai tahun penuh ketidakpastian tentang arah kebijakan moneter AS.
👉🏻 Berbicara soal Donald Trump, kami akan mnyarankan artikel: Trump Trade: 5 Saham AS yang Menarik Imbas Kemenangan Donald Trump
Setelah publikasi Dot Plot dan penyataan Jerome Powell yang memperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga The Fed dua kali di sisa tahun 2025, tampaknya tidak banyak ruang untuk manuver.
Jadi semuanya menunjukkan bahwa kita akan mengalami periode pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps di masing-masing pertemuan berikutnya.
Namun, melalui pasa berjangka CME, tampaknya mereka mengantisipasi skenario yang sedikit lebih hati-hati. Mereka hanya memprediksi pemotongan suku bunga pada Desember 2025. Dan mereka tidak percaya inflasi akan menjadi prioritas kedua.
Apa yang terjadi di masa lalu? The Fed tercatat melakukan 11 kenaikan suku bunga yang diterapkan oleh sejak November 2021 untuk menahan inflasi. Suku bunga ini tetap tinggi sejak Juli 2023, dalam kisaran antara 5,25% dan 5,5%. Kemudian pada September 2024 bank sentral AS memutuskan untuk memulai proses penurunan suku bunga, didorong oleh penurunan inflasi yang stabil dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, memang telah terjadi pemangkasan suku bunga global sebesar 100 basis poin sepanjang tahun 2024, meskipun pada kenyataannya seluruh proses normalisasi suku bunga terjadi pada periode September-Desember.
The Fed pada rapat terakhirnya di tahun 2024 memutuskan untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 4,25%-4,5%.
Ini merupakan penurunan ketiga berturut-turut yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut. Pemangkasan ini terjadi setelah ECB alias Bank Sentral Eropa juga mengumumkan pemangkasan suku bunga dan BI tetap mempertahankan suku bunga.
Dalam rapat pada awal November 2024, The Fed telah menurunkan suku bunga 25 bps segera setelah pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Donald Trump.
The Fed lembaga yang sangat penting untuk kesehatan ekonomi Amerika Serikat dan memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan global. Pertemuan FOMC adalah saat The Fed menentukan kebijakan moneter, terutama sehubungan dengan suku bunga, dapat memiliki dampak yang relevan pada pasar keuangan.
Ketika The Fed memilih untuk meningkatkan suku bunga, atau kebijakan lain yang tujuannya untuk mengurangi likuiditas dalam sistem, dalam konteks menahan tingkat harga, ini mengakibatkan perlambatan ekonomi.
Kenaikan suku bunga, sebenarnya, menghambat pinjaman, membuatnya lebih "mahal". Pada gilirannya, memiliki efek negatif pada permintaan agregat dan tingkat konsumsi.
Penurunan likuiditas juga mempengaruhi pasar saham. Likuiditas yang ketat menunjukkan sumber daya yang lebih sedikit untuk investasi. Oleh karena itu, pada umumnya, peningkatan suku bunga terkait dengan penurunan nilai saham.
Namun, dalam beberapa kasus, pasar mungkin sudah "memperhitungkan" efek kenaikan tersebut ketika The Fed telah mengumumkan niat kebijakan moneternya sebelum keputusan resmi. Dalam kasus ini, efeknya di pasar mungkin lebih moderat.
Di masa ketidakpastian, seperti yang terjadi setelah kenaikan suku bunga, berinvestasi dalam saham defensif bisa menjadi strategi yang sangat baik. Juga aset safe haven, yang menunjukkan korelasi rendah dengan siklus ekonomi, seperti berinvestasi dalam emas, bisa menjadi strategi investasi yang baik.
Konsekuensi utama dari penurunan suku bunga meliputi:
Intinya, ini adalah kalender pertemuan FED berikutnya, agar Anda tidak melewatkan satupun dari mereka, dan dengan cara ini Anda dapat bereaksi di pasar, sesuai dengan petunjuk dari Federal Reserve, apakah ekspansif atau kontraktif.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang atau juga alias emerging market yang juga akan merasakan dampak dari setiap keputusan Bank Sentral AS. Tujuan BI memperhatikan kebijakan The Fed adalah untuk menahan lajur arus modal asing keluar dan berupaya menarik arus modal asing masuk.
Sebab perkembangan ekonomi global ini mendorong berlanjutnya penguatan dolar AS secara global, lebih terbatasnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market. Kondisi tersebut memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia.