Tahan Suku Bunga The Fed Juni 2025, Sinyal Ketidakpastian & Inflasi Lagi

Suku Bunga The Fed pada Juni 2025 kembali ditahan. Menjadi sinyal jelas: kondisi ketidakpastian global yang tinggi bisa sebabkan inflasi kembali naik. Lihat apa yang mendasari keputusannya, jadwal rapat The Fed dan proyeksi 2025!
Apa itu The Fed?

Federal Reserve System (The Fed) adalah sebutan untuk bank sentral Amerika Serikat. The Fed merupakan salah satu institusi paling berpengaruh di dunia. Hasil rapat mereka selalu ditunggu oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Kita akan melihat apa yang bisa kita harapkan dari Federal Reserve, tidak hanya di pertemuan berikutnya, tetapi sepanjang tahun. Tanpa perlu Anda ragukan lagi, ini adalah salah satu topik yang paling menarik bagi investor, karena tidak hanya berdampak langsung pada perkembangan pasar (saham, mata uang, indeks), tetapi juga pada ekonomi itu sendiri.
Pertemuan The Fed: pertemuan FOMC
Ketika kita berbicara tentang Federal Reserve (Fed), untuk memahami semua yang terjadi dalam pertemuannya, kita harus mengenal empat konsep:
- FOMC: merupakan kepanjangan dari Federal Open Market Committee yaitu Komite Pasar Terbuka Federal dari Federal Reserve. FOMC terdiri dari 12 anggota. Bertanggung jawab atas strategi kebijakan moneter untuk mencapai tujuan. Bertemu 8 kali dalam setahun, sekitar setiap 6 minggu, di Washington. Biasanya, dari 8 kali pertemuan dalam setahun, setengahnya kemudian menawarkan konferensi pers.
- Notulen The Fed: merangkum secara detail semua topik yang telah FOMC bahas dalam pertemuannya. Notulen dipublikasikan 3 minggu setelah setiap pertemuan FOMC dan menunjukkan pendapat semua anggota yang telah berpartisipasi dalam pertemuan.
- Beige Book: adalah kumpulan data yang digunakan FOMC dalam pertemuannya untuk mengambil keputusan. Diterbitkan sekitar 2 minggu sebelum pertemuan FOMC.
- Dot plot: adalah grafik yang menampilkan serangkaian titik. Mereka mempublikasikan secara gratis setelah setiap pertemuan Federal Reserve dan mencerminkan apa yang dipikirkan setiap anggota tentang apakah suku bunga akan naik atau turun dalam sisa bulan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, dan sejauh mana. Berasal pada akhir 2011 dengan Ben Bernanke sebagai presiden Bank.
Selama pertemuan The Fed, anggota FOMC akan memulai rapat dengan membahas kinerja ekonomi nasional dan global. Termasuk melihat kembali indikator-indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kondisi PDB untuk mencapai ekonomi yang sehat.
Kemudian, agenda utama pertemuan The Fed adalah mendiskusikan dan menentukan kebijakan moneter hawkish atau dovish. Ini termasuk membahas suku bunga (baik peningkatan, penurunan maupun mempertahankan) berdasarkan prospek perekonomian. Tujuannya adalah mencapai lapangan pekerjaan yang maksimal, kestabilan harga dan tingkat suku bunga jangka panjang yang moderat.
Memahami tindakan ini akan memberikan konteks berharga untuk menafsirkan tindakan The Fed dan dampaknya pada perekonomian serta pasar keuangan.
Jadwal Rapat The Fed 2025
Rapat FOMC The Fed terjadwal bertemu 8 kali dalam setahun dengan jarak sekitar 40 hari antara setiap pertemuan. Sekarang, mari kita lihat jadwal pertemuan The Fed untuk tahun 2025.
- 28-29 Januari
- 18-19 Maret
- 6-7 Mei
- 17-18 Juni
- 29-30 Juli
- 16-17 September
- 28-29 November
- 9-10 Desember
Jika Anda tertarik pada kebijakan bank sentral, Anda juga bisa mengunjungi kalender kami untuk mengetahui pertemuan berikutnya dari ECB.
👉🏻 Christine Lagarde, Begini Profil Presiden ECB
Rapat The Fed Terbaru: ketidakpastian dan kenaikan inflasi?
The Fed baru saja mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk menahan suku bunga di level 4,25% – 4,5%. The Fed menahan suku bunga dalam 4 kali pertemuan berturut-turut dan menahan rencana memangkas suku bunga acuan setelah tahun 2025. Pada saat yang sama, The Fed memperingatkan adanya perlambatan ekonomi —ditambah dengan adanya ketegangan di pasar minyak — dapat memicu kembali inflasi.
Ketua The Fed, Jerome Powell menekankan pentingnya untuk tetap waspada:
No one has much confidence in this predictions right now.. Decisions will depends on how the data evolves.
Tidak ada yang benar-benar yakin dengan prediksi kondisi saat ini. Keputusan akan sangat bergantung pada bagaimana data berkembang.
Ancaman inflasi baru akibat kenaikan harga minyak
The Fed bahkan menaikkan proyeksi inflasinya sepanjang 2025-2027 hingga 0,3 basis poin (bps) dan pertumbuhan ekonomi (GDP growth) hanya 1,4% di tahun 2025. Dari yang sebelumnya GDP diprediksi tumbuh 1,7%.
The Fed juga melihat di tahun-tahun mendatang, ada perlambatan pertumbuhan GDP hingga 0,2 bps pada tahun 2026. Sementara itu Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) akan naik 0,2 bps dari yang diharapkan.

“Membuat prakiraan PDB pada saat ini sangatlah rumit,” ungkap Powell mengakui kesulitannya dalam membuat keputusan.
Hal yang juga menambah ketidakpastian ini adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Jika konflik terus meningkat, ini akan membuat harga minyak naik kembali ke sekitar US$ 120 per barel dan dengan lonjakan inflasi yang akan terjadi.

Faktanya, jika skenario ini benar-benar terjadi, ini akan menjadi berita yang sangat buruk. Terutama setelah penurunan harga minyak mentah ke sekitar US$ 55 – 60 per barel (lingkaran merah pada grafik) dalam beberapa minggu sebelumnya. Ini sempat memberikan harapan bahwa tekanan inflasi dapat mereda lebih cepat dari perkiraan.
Apakah Trump akan memimpin The Fed?
Seperti yang kita ketahui, sikap hati-hati The Fed ini tidak sesuai dengan gaya Trump. Bahkan sebelum ada rapat The Fed, Trump mengharapkan adanya 10 kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 bps atau setara 2,5%. Sehingga mencapai kisaran 1,75% – 2%. Tentu saja, permintaan ini tidak realistis untuk diwujudkan, yang kemudian membuat Trump menyebut Ketua The Fed sebagai “bodoh.”
Bahkan, secara sarkastis ia sempat mengusulkan dirinya sendiri sebagai calon Ketua The Fed berikutnya:
Can I appoint myself as Fed Chairman? I’d much better
Bisakah saya menunjuk diri saya sendiri sebagai ketua The Fed? Aku lebih baik!
Menurut Presiden AS, target berikutnya sudah jelas: “Begitu orang ini (Ketua The Fed) lengser, yang akan saya lakukan adalah menurunkan suku bunga jangka pendek secara signifikan, lalu beralih ke jangka panjang.”
👉🏻 Berbicara soal Donald Trump, ini artikel kami mengenai Trump Trade: 5 Saham AS yang Menarik Imbas Kemenangan Donald Trump
Apa yang diharapkan dari pertemuan The Fed berikutnya?
Setelah pertemuan The Fed pada bulan Juni 2025, terdapat perubahan pada dot plot jangka panjang, namun untuk jangka pendek masih tetap sama seperti yang disampaikan pada Maret 2025.
Artinya, mayoritas pejabat bank sentral masih memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin sepanjang tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa bank sentral masih memandang prospek makroekonomi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Sehingga suku bunga The Fed akan berada di sekitar 3,75% – 4%.
Namun ada perubahan: berdasarkan proyeksi terbaru, hanya akan ada satu kali pemangkasan di 2026, sehingga suku bunga The Fed di level 3,5% hingga 3,7%. Kemudian pada tahun 2027, mereka memperkirakan hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga, sehingga suku bunga acuan akan berada di kisaran 3,25%–3,5%. Dengan kata lain, berdasarkan dot plot terbaru, hingga akhir 2027 suku bunga diperkirakan hanya akan dipangkas sebanyak empat kali, masing-masing sebesar 25 basis poin.
Sementara itu, pasar berjangka secara hati-hati memperkirakan akan ada maksimal dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada sisa tahun ini. Namun, pemangkasan pertama diperkirakan tidak akan terjadi pada pertemuan berikutnya, melainkan setelah pertemuan Jackson Hole di bulan September, sedangkan pemangkasan kedua diperkirakan terjadi menjelang akhir tahun 2025.

👉 Dan berbicara tentang Donald Trump, lihat artikel kami tentang 5 saham yang berpotensi meledak dengan hadirnya “Trump Trade.”
Apakah The Fed memangkas suku bunga pada 2024?
Apa yang terjadi di masa lalu? The Fed tercatat melakukan 11 kenaikan suku bunga yang diterapkan oleh sejak November 2021 untuk menahan inflasi. Suku bunga ini tetap tinggi sejak Juli 2023, dalam kisaran antara 5,25% dan 5,5%. Kemudian pada September 2024 bank sentral AS memutuskan untuk memulai proses penurunan suku bunga, didorong oleh penurunan inflasi yang stabil dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, memang telah terjadi pemangkasan suku bunga global sebesar 100 basis poin sepanjang tahun 2024, meskipun pada kenyataannya seluruh proses normalisasi suku bunga terjadi pada periode September-Desember.
The Fed pada rapat terakhirnya di tahun 2024 memutuskan untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 4,25%-4,5%.
Ini merupakan penurunan ketiga berturut-turut yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut. Pemangkasan ini terjadi setelah ECB alias Bank Sentral Eropa juga mengumumkan pemangkasan suku bunga dan BI tetap mempertahankan suku bunga.
Dalam rapat pada awal November 2024, The Fed telah menurunkan suku bunga 25 bps segera setelah pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Apa dampak pertemuan The Fed terhadap pasar?
The Fed lembaga yang sangat penting untuk kesehatan ekonomi Amerika Serikat dan memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan global. Pertemuan FOMC adalah saat The Fed menentukan kebijakan moneter, terutama sehubungan dengan suku bunga, dapat memiliki dampak yang relevan pada pasar keuangan.
Apa yang terjadi ketika ada kenaikan suku bunga?
Ketika The Fed memilih untuk meningkatkan suku bunga, atau kebijakan lain yang tujuannya untuk mengurangi likuiditas dalam sistem, dalam konteks menahan tingkat harga, ini mengakibatkan perlambatan ekonomi.
Kenaikan suku bunga, sebenarnya, menghambat pinjaman, membuatnya lebih “mahal”. Pada gilirannya, memiliki efek negatif pada permintaan agregat dan tingkat konsumsi.

Penurunan likuiditas juga mempengaruhi pasar saham. Likuiditas yang ketat menunjukkan sumber daya yang lebih sedikit untuk investasi. Oleh karena itu, pada umumnya, peningkatan suku bunga terkait dengan penurunan nilai saham.
Namun, dalam beberapa kasus, pasar mungkin sudah “memperhitungkan” efek kenaikan tersebut ketika The Fed telah mengumumkan niat kebijakan moneternya sebelum keputusan resmi. Dalam kasus ini, efeknya di pasar mungkin lebih moderat.
Di masa ketidakpastian, seperti yang terjadi setelah kenaikan suku bunga, berinvestasi dalam saham defensif bisa menjadi strategi yang sangat baik. Juga aset safe haven, yang menunjukkan korelasi rendah dengan siklus ekonomi, seperti berinvestasi dalam emas, bisa menjadi strategi investasi yang baik.
Apa yang terjadi ketika ada penurunan suku bunga?
Konsekuensi utama dari penurunan suku bunga meliputi:
- Stimulasi Ekonomi: Penurunan suku bunga membuat pinjaman menjadi lebih murah. Ini dapat mendorong baik perusahaan maupun konsumen untuk mengambil lebih banyak pinjaman untuk investasi atau konsumsi, masing-masing.
- Peningkatan Konsumsi: Dengan lebih murahnya berhutang, konsumen mungkin merasa lebih cenderung untuk melakukan pembelian besar, seperti rumah atau mobil, yang pada gilirannya dapat mendorong permintaan agregat dalam ekonomi.
- Dampak pada Pasar Saham: Penurunan suku bunga dapat memiliki efek positif pada pasar saham. Dengan menurunkan biaya pembiayaan dan meningkatkan konsumsi dan investasi, perusahaan dapat melihat peningkatan dalam harapan keuntungan mereka, yang biasanya tercermin dalam peningkatan harga saham.
- Depresiasi Mata Uang: Dalam beberapa kasus, penurunan suku bunga dapat menyebabkan depresiasi mata uang nasional terhadap mata uang lain, karena investor akan mencari pengembalian yang lebih tinggi di pasar lain, menjual mata uang lokal dalam prosesnya.
- Risiko Inflasi: Meskipun penurunan suku bunga bertujuan untuk merangsang ekonomi, efek samping yang mungkin adalah peningkatan inflasi. Ketika konsumsi dan investasi meningkat, harga dapat mulai naik, terutama jika penawaran tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan.
Intinya, ini adalah kalender pertemuan FED berikutnya, agar Anda tidak melewatkan satupun dari mereka, dan dengan cara ini Anda dapat bereaksi di pasar, sesuai dengan petunjuk dari Federal Reserve, apakah ekspansif atau kontraktif.
Bagaimana dampak kebijakan suku bunga AS pada perekonomian Indonesia?
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang atau juga alias emerging market yang juga akan merasakan dampak dari setiap keputusan Bank Sentral AS. Tujuan BI memperhatikan kebijakan The Fed adalah untuk menahan lajur arus modal asing keluar dan berupaya menarik arus modal asing masuk.
Sebab perkembangan ekonomi global ini mendorong berlanjutnya penguatan dolar AS secara global, lebih terbatasnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market. Kondisi tersebut memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia.
Pertanyaan yang sering diajukan tentang FOMC
Pertemuan berikutnya FED akan berlangsung pada 29-30 Juli 2025. Kebijakan moneter termasuk tingkat suku bunga adalah agenda penting yang sangat diantisipasi oleh investor dan ekonom di seluruh dunia. Pertemuan ini akan diumumkan pada pukul 18.00 GMT atau waktu wilayah Amerika Serikat atau pukul 01.00 dini hari di Indonesia bagian Barat. Pengumuman ini sangat penting karena bisa mempengaruhi pasar keuangan global, nilai tukar dan memiliki dampak signifikan pada ekonomi.
Untuk tahun ini tidak ada kenaikan suku bunga yang diantisipasi, tetapi The Fed belum memiliki kepercayaan yang cukup untuk berpikir bahwa perjuangan melawan inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi telah dimenangkan. Itulah sebabnya penurunan suku bunga mungkin akan berlanjut pada 2025, namun bisa saja ada kenaikan jika Trump kembali memicu inflasi sebagai dampak dari penerapan kebijakan ekonominya
Perubahan suku bunga AS akan mempengaruhi kebijakan suku bunga Indonesia untuk menjaga stabilitas dalam negeri. Tentu konsumen akan merasakannya pada perubahan suku bunga pinjaman (kredit), imbal hasil deposito dan sikap belanja dan menabung di antara konsumen lainnya.
Kenaikan suku bunga atau penurunan suku bunga adalah alat yang digunakan oleh Bank Sentral termasuk The Fed untuk mengontrol inflasi dan menstimilasi pendinginan kondisi ekonomi. Tingkat suku bunga ini sangat mempengaruhi pinjaman, kredit dan seluruh pertumbuhan ekonomi.
Artikel Terkait