Strategi Perdagangan
ICT Trading adalah salah satu strategi trading paling inovatif dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan telah mendapatkan banyak perhatian di kalangan komunitas trader lo!
Oleh karena itu, dalam artikel berikut kita akan melihat apa itu Inner Circle Trading, prinsip-prinsip dasar ICT Trading, dan alat serta strategi paling populer untuk memanfaatkan strategi tersebut.
ICT Trading adalah strategi trading yang berdasarkan pada fungsi algoritma yang digunakan oleh institusi besar. Jenis strategi ini juga terkenal sebagai SMC (smart money concepts). Orang yang mengenalkan strategi ICT Trading adalah Michael Huddleston.
Adapun ICT Trading adalah metodologi yang berdasarkan pada price action (pergerakan harga) sehingga tidak memerlukan indikator apapun, bahkan volume. Salah satu kekuatan metodologi ini adalah memungkinkan memahami manipulasi pasar dan memanfaatkannya.
Strategi ICT Trading adalah bagaimana kita melihat pergerakan pasar dari kaca mata trader institusional. Strategi ini meyakini bahwa manipulasi pasar terjadi karena 'pengaruh yang signifikan' dari trader institusional. Sehingga strategi ICT ini bisa memberikan peluang dengan melihat bagaimana trader institusional melakukan aksinya di pasar.
Tujuan menggunakan strategi ICT Trading adalah:
Prinsip utama dari ICT Trading adalah harga bertindak sebagai pengambil likuiditas dan/atau melakukan rebalancing.
Konsep ini mungkin tampak sangat membingungkan. Tetapi ini merangkum bahwa harga secara permanen mencari lawan di investor kecil. ICT sebagian besar menjelaskan banyak manipulasi yang kita lihat setiap hari di grafik.
Tentu saja, beberapa konsep kunci dalam trading ICT adalah:
ICT (Inner Circle Trader) adalah seorang trader asal Amerika yang nama aslinya adalah Michael Huddleston. Dan tentu saja, trading ICT merujuk pada metodologi dan strategi yang dikembangkan dan dipopulerkan olehnya sendiri.
Dia memiliki saluran Youtube dengan nama yang sama yang sudah melampaui satu setengah juta pelanggan, di mana dia menjelaskan secara gratis semua yang dia gunakan untuk trading. Ada ratusan jam, jadi jika Anda punya waktu, saya sarankan Anda melihatnya.
Metodologi ICT didasarkan pada dua konsep kunci, likuiditas dan rebalance. Dalam dunia ICT ada banyak alat tetapi semuanya tunduk pada konsep likuiditas dan rebalance.
Likuiditas didefinisikan sebagai jumlah partisipan (trader) yang tidak terinformasi yang ada di titik tertentu pada grafik, umumnya pada titik support dan resistance.
ICT bukanlah strategi trading, melainkan lebih dari itu. ICT Trading adalah filosofi trading karena melibatkan serangkaian konsep yang sangat beragam tetapi selalu berfokus pada kemampuan memanfaatkan pergerakan algoritmik dalam mencari likuiditas.
Selanjutnya, ICT menjelaskan bagaimana memanfaatkan pergerakan harga menuju likuiditas dan pergerakan selanjutnya setelah likuiditas tersebut telah diperoleh.
Pahami bahwa trader besar/institusional akan masuk ke pasar di titik-titik yang strategis. Sehingga Anda perlu memulainya dengan mengidentifikasi tren pasar. Identifikasi apakah market sedang naik, turun atau konsolidasi (bergerak sideways). Cari titik higher high dan higher low untuk tren naik dan lower high dan lower low saat pasar dalam tren turun.
Trader institusi sering mendorong harga ke area ini untuk menyapu stop loss dari trader ritel, lalu membalikkan arah pasar. Ini yang kita sebuh sebagai manipulasi harga. Hal ini terjadi karena trader besar membutuhkan likuiditas yang besar untuk masuk ke posisi. Sehingga mereka menargetkan area di mana banyak trader ritel menaruh stop loss atau order. Jika terjadi di atas resistance maka banya trader memasang stop loss sell dan di bawah support banyak yang stop loss buy.
Manipulasi adalah hal yang lumrah pada pasar keuangan. Kita bisa mengatakan bahwa bursa adalah permainan yang jumlah pemenangnya nol, dan itu berarti jika seseorang menang, itu karena ada orang lain yang kalah. Di sinilah manipulasi terjadi, karena ada trader yang cukup besar untuk menggerakkan harga aset apa pun sesuka mereka selama periode waktu tertentu.
Kemampuan ini memungkinkan mereka menipu trader kecil dengan membujuk trader ritel melakukan tindakan yang mereka minati. ICT memungkinkan kita menentukan kapan kita berada dalam manipulasi atau dalam pergerakan yang asli. Nah, yang terakhir ini, sangat penting pada level support dan resistence karena di sanalah sebagian besar manipulasi pasar dilakukan.
Ini adalah konsep utama dari ICT Trading. Sebuah Order Blocks adalah area di mana algoritma telah memanipulasi harga untuk membuat “trader retail” memosisikan mereka dalam arah yang berlawanan dari pergerakan utama. Dengan melakukan ini, algoritma mendapatkan sejumlah besar pihak lawan.
Dengan kata lain order block adalah area terakhir sebelum harga membuat pergerakan signifikan. Hal ini terjadi karena investor institusi biasanya masuk di OB, sehingga area ini sering menjadi tempat harga memantul (retest). Dalam ICT biasanya trader ritel menunggu harga kembali ke OB lalu entry dengan konfirmasi kecil seperti Fair Value Gap atau struktur mikro.
Untuk memahaminya, mari kita jelaskan dengan skema:
Dalam gambar berikut, jika Anda perhatikan, Anda dapat melihat pergerakan side-ways besar di tengah tren naik dan side-ways yang lebih kecil tepat setelah keluar dari yang lebih besar.
Kedua pergerakan side-ways tersebut adalah OB (order blocks). Alasannya, keduanya memiliki bars yang memanipulasi melalui rasa ketakutan dan harga dengan cepat berbalik arah. Selain itu, ini terjadi dalam pola pembelian MMBM distribusi fase 2, yang membuat pergerakan menuju level likuiditas yang telah ditandai sangat mungkin terjadi.
Ada berbagai jenis OB, yang telah saya jelaskan sebelumnya adalah yang paling umum tetapi jika Anda mencari informasi tentang Order Blocks dalam ICT Anda akan melihat bahwa ada juga mitigating blocks, booster blocks, dan trend initiation blocks. Semuanya berbeda dan kemunculannya dalam grafik memiliki implikasi yang berbeda.
Fair Value Gap (FVG) adalah celah harga (imbalance) antara tiga candle. FVG adalah area pada grafik saat terjadi tekanan beli atau jual yang intens, harga bergerak dengan sangat cepat (baik kekuatan penawaran atau permintaan) sehingga meninggalkan celah tanpa negosiasi pada tingkat tertentu. Inefisiensi ini dapat diartikan sebagai area di mana pasar dapat kembali untuk menyeimbangkan price action.
Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa dalam FVG hanya ada pembelian atau hanya penjualan. Pernyataan terakhir ini, tentu saja, tidak benar karena jika ada pembelian berarti ada penjualan dan sebaliknya.
Representasi skematis dari bullish FVG bisa Anda lihat dalam gambar di bawah ini. Sebuah zona di mana harga hanya naik. Sementara itu bearish FVG memiliki pola yang sama tetapi harga hanya turun.
Grafik dipenuhi dengan gerakan-gerakan ini dan memahami alasan mengapa mereka terbentuk akan memberi kita banyak keuntungan saat trading. Keberadaan FVG selalu menunjukkan niat, tetapi bisa ada dua jenis niat, yaitu manipulasi atau pergerakan. Namun, yang pasti algoritma tersebut aktif dan oleh karena itu kita tidak akan masuk ke dalam pergerakan side-ways.
FVG memungkinkan kita mendeteksi manipulasi dan zona masuk dalam trading. Dalam contoh yang kita gunakan sebelumnya dari OB, kita melihat bahwa ketika harga menembus ke bawah, itu terjadi dengan -FVG dan ketika kembali masuk, itu dilakukan dengan +FVG lainnya.
Keberadaan +FVG di zona itu menunjukkan kepada kita bahwa -FVG dilakukan dengan niat untuk memanipulasi di bagian bawah OB. Kemudian kita memiliki +FVG baru yang menunjukkan niat untuk terus naik. Entry dilakukan pada +FVG bullish ketiga dengan limit order pada manipulasi OB kecil dan dari sana harga bergerak menuju target. Semua itu dapat Anda lihat pada gambar berikut.
👉🏻 Gap Saham: Cara Mengidentifikasi dan Memanfaatkannya
Kami akan memberikan contoh alur yang bisa Anda gunakan:
Ada banyak strategi berbeda yang dalam ICT Trading yang kita sebut sebagai model. Kita harus membedakan antara management models dan operational models.
Management models atau directional model akan memberi tahu di mana kemungkinan besar harga akan bergerak. Sementara operational model membantu menentukan di mana harus memosisikan diri untuk masuk ke pasar.
Directional model yang paling terkenal adalah MMXM, Next day Bar, dan Romeo (yang terakhir ini adalah dari seorang murid ICT). Sedangkan operational model yang paling terkenal adalah ICT 2022.
Ada banyak model lain tetapi yang disebutkan sebelumnya adalah yang paling penting. Bagaimanapun, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, ICT adalah filosofi investasi dan itu berarti bahwa model-model tersebut berguna. Tetapi ICT melangkah lebih jauh karena berusaha untuk memahami hampir semua jenis pergerakan harga.
PO3 berada di antara directional model dan operational model, tetapi relevansinya dalam dunia ICT sangat penting sehingga layak mendapatkan bagian tersendiri. Dengan memahami PO3, kita dapat memprediksi banyak pergerakan pasar.
PO3 adalah akronim dari Power of Three, dan menjelaskan tiga fase dari sebuah pergerakan. Dari saat terjadinya manipulasi hingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh algoritma. Tiga fase tersebut adalah: Konsolidasi, Manipulasi, dan Distribusi.
Hampir setiap pergerakan tren pasar dapat dijelaskan berdasarkan konsep ini:
Pada gambar berikut, Anda dapat melihat dua PO3 berturut-turut. Konsolidasi (biru), manipulasi (kuning) dan distribusi (hijau).
Proses ini terjadi di semua kerangka waktu dan di semua aset.
Dari sudut pandang kami, strategi ICT Trading cocok untuk trader dengan pengalaman tertentu di pasar.
Trader yang telah melalui berbagai metodologi adalah mereka yang benar-benar menyadari kekuatan strategu ICT Trading. Trader pemula tidak menyadari kekuatan ini karena mereka belum menghabiskan bertahun-tahun mencoba menghasilkan uang dengan RSI dan/atau sejenisnya.
Strategi ICT Trading cocok untuk semua aset dengan likuiditas tinggi, yaitu; indeks, komoditas, kripto, forex, dan saham. Kami dapat menyatakan ini dengan tegas karena ada siswa yang berhasil di setiap area dan ICT membantu kebanyakan dari mereka untuk mencapai keuntungan akhir.
Ya, tetapi akan sangat bermanfaat jika sudah memiliki pengetahuan sebelumnya tentang analisis teknis dan kemudian menghabiskan waktu melihat bagaimana sistem tradisional tidak sepenuhnya berfungsi. Ini akan membuat Anda meluangkan waktu untuk benar-benar memahami filosofi di balik ICT.
✅ Fokus pada tindakan institusional: Metode ini berfokus pada mengidentifikasi zona di mana pemain besar (bank, dana, dll.) beroperasi, yang dapat membantu memahami ke mana "smart money" bergerak.
✅ Kejelasan di zona imbalance: Konsep seperti Order Blocks dan Fair Value Gaps memungkinkan identifikasi area di mana pasar telah meninggalkan inefisiensi.
✅ Manajemen risiko: ICT menekankan pentingnya pengelolaan modal yang tepat.
✅ Strategi terstruktur: Menawarkan pedoman yang jelas untuk menentukan masuk dan keluar, berdasarkan struktur pasar dan likuiditas.
❌ Kurva pembelajaran yang tinggi: Metodologi ICT kompleks dan memerlukan studi mendalam tentang konsep-konsep lanjutan.
❌ Memerlukan waktu dan dedikasi: Menguasai konsep dan menerapkannya secara real-time membutuhkan latihan yang konstan, oleh karena itu penting untuk mempelajari analisis teknikal sebelumnya.
Secara umum, satu-satunya kelemahan yang saya lihat adalah kompleksitas. ICT mungkin tampak seperti metodologi yang sangat sederhana tetapi sebenarnya tidak. Sebagian besar siswa ICT hanya memahami OB dan FVG yang hanya merupakan alat. ICT jauh lebih dari itu dan ini memerlukan banyak jam untuk melihat grafik hingga Anda memahami potensi yang strategi ini miliki sebagai filosofi trading.
Singkatnya, trading ICT adalah jenis trading yang menekankan pada mendeteksi ketidakefisienan yang diciptakan oleh algoritma operator institusional, untuk memanfaatkan celah tersebut ketika harga mencari untuk memulai perjalanannya menuju zona likuiditas berikutnya.