logo RankiaIndonesia

Stablecoin: dolar digital atau skema pembiayaan utang AS?

Stablecoin apakah benar-benar jadi dolar digital atau cara AS memperkuat mata uang mereka sendiri?

Stablecoin adalah mata uang kripto yang didukung oleh obligasi Treasury AS dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun (T-bills). Kondisi ini membuat stablecoin tak hanya menjadi alat pembayaran, tetapi juga telah menjadi pilar strategis dalam pembiayaan utang AS. Namun apakah benar demikian?

Sebelum bahas soal stablecoin, ada baiknya kita melihat sejarah bagaimana sistem keuangan fiat yang tidak didukung oleh aset nyata pada akhirnya akan runtuh.

NegaraPenjelasan
RomaKoin Denarius hampir kehilangan seluruh kandungan peraknya karena untuk membiayai perang dan belanja negara.
Era Revolusi PrancisAssignant yang dikeluarkan selama Revolusi Prancis, awalnya dijamin oleh tanah-tanah gereja yang disita. Namun pemerintah mencetak terlalu banyak uang tanpa dukungan aset tambahan, sehingga tidak bernilai lagi. .
WeimarNegara ini mengalami hiperinflasi setelah Perang Dunia Pertama, di mana gerobak dorong berisi uang kertas terlihat digunakan untuk membeli satu kilogram kentang.
ZimbabweInflasi mencapai 231 juta persen pada tahun 2008 dan uang kertas bernilai 100 triliun dolar Zimbabwe diterbitkan. Pencetakan uang besar-besaran ini untuk membiayai belanja negara dan konflik politik.
VenezuelaUang kertas tak bernilai, senilai triliunan juga diterbitkan. Terutama karena ketergantungan pada minyak sehingga mengalami hiperinflasi. Akibatnya pemerintah mencetak uang terlalu banyak dan pada prakteknya tidak bisa untuk membeli apapun.
Mata uang Zimbabwe mengalami penurunan nilai karena pencetakan uang besar-besara
Zimbabwe menerbitkan uang senolai 100 triliun dolar Zimbabwe

Polanya terlihat jelas, setiap 60-70 tahun, sistem fiat cenderung runtuh. Selain itu, sejak Amerika Serikat (AS) meninggalkan standar emas pada tahun 1971, yang sudah berlalu 54 tahun, memperbesar adanya risiko pengaturan ulang keuangan global ke depannya.

Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan bahas tentang stablecoin. Namun bukan soal kestabilannya dalam menjaga nilai. Kami akan bahas apakah stablecoin bisa menjadi alat pembiayaan terselubung untuk defisit AS?

Apa itu stablecoin?

Secara teori, stablecoin adalah aset kripto yang dirancang untuk mempertahankan nilai yang stabil, yang biasanya dikaitkan dengan aset seperti Dolar AS, Euro, Emas atau aset lainnya. Tujuannya jelas: mengurangi volatilitas yang umum terjadi pada mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.

Fungsi dari stablecoin adalah untuk mempertahankan nilai tetap. Biasanya memiliki patokan 1:1 terhadap dolar AS. Jika Anda memiliki 1 USDT atau USDC, itu setara dengan 1 dolar AS.

Stabilitas aset tersebut mereka capai dengan menjamin setiap token yang diterbitkan menggunakan cadangan dalam bentuk uang fiat atau aset keuangan aman, terutama obligasi pemerintah AS jangka pendek (T-Bills).

Hanya dalam waktu satu dekade, stablecoin telah berkembang dari sekadar eksperimen kripto menjadi alat transaksi dengan nilai lebih dari US$ 27 triliun per tahun. Bagi banyak orang stablecoin adalah dolar digital yang memungkinkan transfer uang cepat dan murah.

Namun dibalik kestabilannya ini tersimpan mekanisme finansial yang cukup dalam: stablecoin tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran. Stablecoin juga telah menjadi pilar strategis dalam pembiayaan utang AS.

Pertanyaannya, apakah stablecoin merupakan langkah cerdas pemerintah AS untuk memperkuat hegemoninya atau justru jadi bom waktu yang menyamar sebagai uang yang stabil?

👉🏻 pelajari lebih lanjut USD vs USDT, Apa Bedanya untuk Investor Pemula?

Aset kripto apa saja yang termasuk stablecoin?

Sepanjang 2025, pasar didominasi oleh dua penerbit utama:

Keduanya menguasai lebih dari 85% kapitalisasi di pasar, dengan nilai mencapai US$ 230 miliar. Artinya, hampir seluruh peredaran dolar digital di dunia bergantung pada mereka.

Bagaimana cara kerja stablecoin?

Mekanisme kerja stablecoin adalah:

  1. Pengguna menyerahkan dolar kepada perusahaan penerbit.
  2. Penerbit kemudian menerbitkan token digital (USDT dan USDC) dalam jumlah yang sama.
  3. Untuk menjamin nilai token tersebut, perusahaan menginvestasikan dana dolar itu ke dalam aset-aset yang mereka anggap aman.

Kuncinya terletak pada mengidentifikasi jenis aset aman tempat perusahaan penerbit menginvestasikan dana yang mereka terima. Di sini lah T-Bills (obligasi pemerintah AS jangka pendek) berperan penting.

Apa it T-Bills?

T-Bills adalah singkatan dari Treasury Bills, obligasi jangka pendek Pemerintah AS, instrumen yang disukai oleh penerbit stablecoin. Kenapa? T-Bills mereka anggap likuid, nyaris tanpa risiko dan memberikan bunga yang stabil.

Tak heran, pada tahun 2024, Tether melaporkan kepemilikan lebih dari US$ 55 miliar dalam Treasury Bills. Jumlah sebesar itu membuat Tether hampir berperan seperti bank sentral pararel yang ikut membiayai utang pemerintah AS.

Membeli 1.000 USDC bisa membiayai utang AS?

Mari kita jelaskan dengan contoh sederhana:

  1. Anda membeli 1.000 USDC.
  2. Circle sebagai penerbit USDC menerima US$1000 dari Anda.
  3. Dana dari Anda tersebut kemudian mereka investasikan ke obligasi AS US Treasury Bonds.
  4. Bunga imbal hasil, misal 5% per tahun, disimpan oleh Circle sebagai keuntungan perusahaan. Sementara Anda merasa tenang karena uang Anda tersimpan dalam bentuk dolar digital.
  5. Namun di sisi lain, Pemerintah AS menggunakan uang itu untuk membiayai defisit jangka pendeknya.

Ya, poin terakhir itu penting — apa yang terlihat seperti “dolar digital stabil” sebenarnya merupakan bagian dari utang publik Amerika Serikat.

Apakah stablecoin merupakan manuver tersembunyi Pemerintah AS?

Biasanya, pembeli utama utang pemerintah AS adalah bank sentral negara lain (seperti Jepang, Tiongkok, atau negara-negara Eropa), serta perusahaan fund investasi dan perusahaan asuransi. Namun, kini muncul pemain baru yang tak terduga: stablecoin.

Pada akhirnya, stablecoin berperan dalam tiga aspek utama strategi keuangan dan geopolitik Washington:

  1. Membiayai utang publik AS — setiap stablecoin yang diterbitkan setara dengan pembelian obligasi pemerintah oleh penerbitnya.
  2. Memperkuat dominasi dolar AS — di negara yang mengalami inflasi tinggi yang tak terkendali seperti Argentina Turki dan Nigeria, penduduknya banyak menyimpan dananya di USDT atau USDC.
  3. Menjaga kendali geopolitik global — karena transaksi stablecoin bersifat dapat dilacak dan diprogram, AS bisa menjatuhkan sanksi ke alamat tertentu sekaligus menyaingi mata uang digital bank sentral (CBDC) seperti yuan digital Tiongkok atau euro digital di masa depan.
Stablecoin seperti USDT dan USDC jadi skema pembiayaan utang AS.
Apakah stablecoin merupakan instrumen rahasia yang membiayai utang AS?

GENIUS Act Amerika Serikat - Stablecoin

Tentunya dengan jumlah pembeli yang sangat banyak ini, perlu adanya aturan baru. Pada 18 Juli 2025, Donald Trump menandatangani GENIUS Act (Guiding and Establishing National Innovation for U.S Stablecoins Act). Aturan ini mulai berlaku efektif pada Januari 2027. UU ini menjadi titik balik penting melalui beberapa aspek utama berikut:

  • Hanya bank dan lembaga yang diawasi secara resmi yang diperbolehkan menerbitkan stablecoin.
  • Wajib memiliki cadangan 1:1 dalam bentuk uang tunai atau T-Bills dengan jangka waktu kurang dari 93 hari.
  • Stablecoin algoritmik dan pembayaran bunga kepada penggunanya dilarang.
  • Laporan keuangan harus diaudit setiap bulan.
  • Perlindungan bagi pemegang stablecoin: jika penerbit mengalami kebangkrutan, pemegang stablecoin akan menjadi pihak pertama yang mendapatkan pengembalian dana.
Rapat meloloskan GENIUS Act di Amerika Serikat

Jadi kita dapat memastikan bahwa stablecoin bukan lagi sebuah eksperimen kripto. Stablecoin adalah perpanjangan resmi dari dolar digital.

Kondisi serupa juga terjadi di Eropa. Mereka memiliki EURC, yang pada dasarnya ingin menjadi USDC untuk Euro dan berfungsi dengan prinsip yang serupa:

  • Di bawah regulasi MiCA (Markets in Crypto-Assets), stablecoin berbasis euro yang harus didukung 1:1 oleh utang negara (sovereign debt)
  • Secara praktis, setiap warga yang memegang euro digital juga ikut membiaya Bank Sentral Eropa, ECB.

Sebagai tambahan, euro digital resmi versi ECB — atau CBDC (Central Bank Digital Currency)diperkirakan akan diluncurkan antara tahun 2027 hingga 2030.

Manfaat stablecoin di kehidupan nyata

Kita telah melihat data bahwa berbagai bank sentral menggunakan stablecoin sebagai sumber pembiayaan tersembunyi. Terlepas dari hal tersebut, stablecoin juga memiliki fungsi nyata dalam aktivitas sehari-hari.

  • Transfer internasional yang cepat dan murah: pekerja migran bisa menggunakan stablecoin untuk mengirim uang ke keluarga mereka di negara asal. Mereka bisa menerimanya secara instant dengan biaya yang lebih rendah dari pada melalui layanan tradisional seperti Western Union atau bank konvensional.
  • Perdagangan kripto sebagai pasangan referensi: di berbagai platform exchange seperti Binance, sebagaian besar transaksi menggunakan pasangan USDT atau USDC. Misalnya, ketika membeli Bitcoin, umumnya pengguna perlu menukar dolar, euro atau rupiah menjadi USDC atau USDT terlebih dahulu. Setelah itu, baru membeli BTC. Namun beberapa bursa seperti OKX, Tokocrypto, Indodax kini memungkinkan konversi langsung IDR/BTC dan USD/BTC.
  • Tabungan kripto: dalam beberapa kasus, stablecoin juga digunakan sebagai alat menyimpan nilai bagi para trader. Misalnya, jika ada seorang investor telah mendapatkan keuntungan dan tidak ingin keluar dari ekosistem blockchain, namun juga tidak ingin terpapar volatilitas tinggi dari altcoin, mereka biasanya menyimpan dana dalam USDC. Dengan cara ini, nilai portofolio mereka tetap mengikuti pergerakan dolar, bukan harga aset kripto yang berfluktuasi tajam.
  • Menabung dalam dolar digital di negara dengan inflasi tinggi: di negara seperti Argentina atau Venezuela, penduduknya membeli stablecoin untuk melindungi uangnya dalam dolar digital dan menghindari kerugian akibat penurunan atau hilangnya nilai mata uang lokal mereka seperti peso atau bolivar.

Bagaimana cara membeli USDC, USDT dan stablecoin lainnya?

Ada dua exchange crypto dari daftar exchange crypto terbaik untuk cara membeli USDC dan stablecoin lainnya.

Binance

Platform Binance adalah bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan dan jumlah pengguna. Binance memiliki lebih dari 500 jenis kripto dan ratusan pasangan perdagangan (trading pairs) yang terdaftar. Sejak November 2023, Binance telah memperketat langkah-langkah kepatuhan (compliance) dengan berhasil memperoleh lisensi di lebih dari 20 yuridiksi. Termasuk di Bappebti dan OJK Indonesia melalui kemitraan dengan Tokocrypto. Namun Binance belum memperoleh lisensinya sendiri.

Binance secara rutin melakukan uji kriptografi dan verifikasi saldo (proof of reserves) untuk membuktikan bahwa cadangan asetnya menutupi 100% dana milik pengguna.

Binance Proof of Reserve (PoR)

Binance memiliki ekosistem stablecoin yang sangat kuat. Platform ini menawarkan beragam pilihan stablecoin yang tersedia di berbagai jaringan blockchain termasuh Ethereum, Tron, BNB Smart Chain , Solana, Avalanche dan lainnya.

Fitur utama BinancePenjelasan
🏆 RegulasiAMF (Prancis), OAM (Italia), FIU (Lithuania), Bank of Spain (Spanyol), AFSA (Kazakhstan), JFSA (Jepang), dan lain-lain. Teregulasi di Bappebti melalui kemitraan dengan Tokocrypto
🪙 Jumlah stablecoin5 USDC, FDUSD (First Digital USD), USD1 (World Liberty Financial USD1), XUSD (StraitsX USD, untuk pengguna Asia Tenggara dan EURI (Eurite, didukung oleh Euro)
💲Komisi0,1%
💼 Layanan lainnya- Rewards melalui Binance Earn, platform staking milik Binance.
- Dapatkan token kripto baru sebelum resmi diluncurkan melalui Binance Launchpool.
- Binance juga memiliki salah satu platform edukasi terbesar di industri kripto dan blockchain yaitu Binance Academy yang menyediakan berbagai panduan, artikel dan materi pembelajaran untuk semua level pengguna.

Indodax

Platform exchange Indodax adalah salah satu bursa kripto terbesar dan tertua di Indonesia. Volume transaksi Indodax per April 2025 mencapai Rp 15,24 triliun, setara 42,83% dari total transaksi kripto nasional yang sebesar Rp 35,61 triliun. Adapun nilai volume transaksi hariannya mencapai Rp 1,18 triliun. Sayangnya, Indodax belum memberikan laporan proof of reserves secara transparan dan berkala.

Namun Indodax adalah salah satu bursa yang menyediakan cukup banyak stablecoin. Anda bisa membeli stablecoin di Indodax langsung menggunakan rupiah.

Fitur utama BinancePenjelasan
🏆 RegulasiBappebti & OJK
🪙 Jumlah stablecoinUSDT, USDC, XAUT, PAXG, IDRX, NEOIDR, OKUSD, AUSD, DAI, TUSD
💲Komisi0,1%
💼 Layanan lainnya- Memiliki program DCA Crypto melalui fitur recurring untuk tiga aset BTC, ETH dan USDT.
- Memiliki fitur staking untuk aset ETH, TRX, BNB,SOL, DOT, POL dan ADA.

Kesimpulan: Stablecoin adalah langkah cerdas atau utang terselubung Amerika Serikat?

Dari sudut pandang optimistis, stablecon adalah langkah cerdas Amerika Serikat. Dengan dukungan obligasi pemerintah AS (T-Bills), stablecoin memungkinkan AS mengekspor utangnya ke seluruh dunia secara nyaris tak terlihat. Terutama karena jutaan pengguna kripto membeli dan menggunakan dolar digital tanpa memikirkan apa yang sebenarnya mendasarinya.

Skema ini membuat pemerintah AS dapat terus membiayai dirinya sendiri, sementara stablecoin berfungsi sebagai saluran pararel di luar sistem perbankan tradisional.

Selain itu, skema ini juga memperkuat peran dolar sebagai mata uang cadangan global di tengah persaingan moneter yang semakin ketat. Misalnya, dengan Tiongkok yang mendorong Yuan digital dan Eropa yang mempersiapkan Euro digital.

Secara praktis, setiap USDT atau USDC yang beredar menjadi pengingat bahwa dolar AS tetap menjadi mata uang yang mendapatkan kepercayaan paling tinggi, bahkan di dalam ekosistem terdesentralisasi seperti dunia kripto.

Trump berada di kantornya

Namun jika kita baca secara kritis, ada beberapa risiko besar di balik sistem ini. Setiap stablecoin tidak benar-benar merepresentasikan dolar secara nyata, namun merupakan bagian dari utang pemerintah AS yang terselubung. Artinya, stabilitasnya tergantung pada kekuatan dari US Treasury.

Jika kepercayaan terhadap dolar atau obligasi pemerintah AS (T-Bills) melemah, maka stablecoin juga akan ikut melemah. Dampaknya akan meluas ke jutaan pengguna di seluruh dunia.

Selain itu, ada ketimpangan yang jelas: bunga yang mereka dapatkan dari obligasi tersebut tidak pernah sampai ke tangan pengguna. Melainkan hanya dinikmati oleh penerbit stablecoin seperti Tether atau Circle. Sementara publik hanya mendapatkan ilusi dolar yang stabil.

Singkatnya, stablecoin adalah bukan hanya sekedar kripto yang stabil, melainkan dolar digital yang ikut membiayai utang publik AS dan memperpanjang umur sistem uang fiat yang sepenuhnya bergantung pada kepercayaan.

👉🏻 Ini Rekomendasi Koin Kripto Terbaik untuk Berinvestasi

Iklan
Artikel terkait