Bursa
Buyback saham menjadi salah satu cara perusahaan untuk memberikan imbalan kepada para pemegang saham. Terdapat dua cara yang paling populer untuk memberikan imbalan kepada pemegang saham. Pertama adalah dengan dividen, kemudian yang kedua adalah dengan cara buyback saham atau kita kenal sebagai pembelian saham kembali.
Mana yang lebih menguntungkan, buyback atau dividen? Pertanyaan ini menjadi perdebatan bagi para pemegang saham. Pada artikel ini, kami akan mencoba untuk menjawab pertanyaan ini, sehingga Anda mendapatkan gambaran yang jelas. Yuk, simak artikel ini untuk tahu lebih jelas!
Pada dasarnya, terdapat dua cara bagi perusahaan untuk membagikan keuntungan yang mereka peroleh kepada para pemegang saham. Berikut merupakan penjelasan kedua cara tersebut:
Saat ini, hal tersebut tidak hanya populer di AS saja, namun sudah merambah secara global. Saat ini beberapa peusahaan di Eropa dan Asia melakukan pembagian keuntungan dengan cara buyback, namun sesekali akan ada pembagian dividen. Kedua cara tersebut berkombinasi.
>>>>> Bagaimana Cara Menerima Dividen Bulanan?
>>>>> Recording Date Dividen dan Tanggal Penting Lainnya Untuk Dividen
Secara singkat, dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk uang tunai atau saham kepada para pemegang sahamnya. Pembagian keuntungan melalui dividen berdasarkan bagian kepemilikan saham yang investor miliki.
Pembayaran dividen terjadi secara berkala, biasanya secara triwulan, setiap setengah tahun, atau setahun sekali. Jumlah pembagian dividen ini bergantung pada kebijakan perusahaan dan kesepakatan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
👉 10 Saham IHSG dengan Proyeksi Dividen Tertinggi Tahun 2024
Buyback artinya apa? Istilah tersebut memiliki arti pembelian kembali, yaitu pada produk yang telah mereka jual di pasar. Misalnya buyback emas artinya proses membeli kembali emas yang telah dijual dari para pembelinya.
Menurut Peter Lynch dalam bukunya 'One Up on Wall Street' mengatakan bahwa pembelian kembali saham adalah cara terbaik dan paling sederhana bagi sebuah perusahaan untuk memberikan imbalan kepada pemegang sahamnya.
Buyback saham artinya praktik bisnis di mana sebuah perusahaan membeli sahamnya sendiri yang sebelumnya telah terbit di pasar. Hal Ini berarti bahwa saham tersebut tidak lagi tersedia pada perdagangan pasar saham
Oleh karena perusahaan tidak dapat memiliki pemegang sahamnya sendiri, akan ada pembatalan saham hasil dari buyback atau tetap berdada pada neraca perusahaan (kita kenal sebagai saham treasury). Sehingga sejumlah saham tersebut tidak memiliki hak atas dividen dan akan kehilangan hak suaranya.
Sama seperti dividen, pengambilan keputusan untuk buyback terkait dengan jumlah dan jangka waktunya akan terjadi pada saat RUPS.
Setelah ada persetujuan untuk melakukan buyback, terdapat 5 cara untuk melakukannya. Berikut merupakan 5 cara perusahaan dalam melakukan buyback:
Meskipun terdapat beberapa cara untuk buyback saham, 95% dari buyback yang telah terjadi, dilakukan pada pasar terbuka. Namun, untuk membeli saham tersebut pada pasar, mereka harus patuh terhadap regulasi yang ada. Regulasi ini menentukan limit dari volume harian maksimal dan membuat aturan untuk tidak menciptakan tren harga saham.
Efek dari buyback saham dapat memberikan keuntungan bagi investor dengan meningkatkan nilai saham yang tersisa dan menandakan kepercayaan perusahaan terhadap nilainya di masa depan. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan berpotensi untuk meningkatkan harga saham, serta menyediakan bagian yang lebih besar terhadap perusahaan bagi pemengang saham yang ada.
Berikut merupakan contoh konkret untuk memahami efek dari buyback pada pemegang saham:
Seseorang memiliki 100 lembar saham pada suatu perusahaan dengan 10.000 lembar saham yang beredar. Perusahan ini memperoleh keuntungan Rp 34 juta dan memutuskan untuk membagikan Rp 17 juta dalam bentuk dividen kepada semua pemegang saham, sehingga:
Dapat kita lihat bahwa dengan buyback, pemegang saham dapat meningkatkan dividennya sebesar 70% dan bagian investasi pada perusahaan akan meningkat dari 1% menjadi 1,43%. Selain itu EPS-nya akan mengalami peningkatan sebesar 35%.
Namun, harus Anda ingat bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas. Hal ini karena buyback dapat mengurangi likuiditas saham serta dapat menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya peluang investasi yang lebih baik untuk modal perusahaan. Meskipun cara ini menjadi cara yang paling efisien dalam pengembalian modal kepada pemegang saham, hal ini juga dapat menimbulkan sinyal negatif apabila perusahaan tidak mengelola dengan baik modal yang mereka miliki.
👉 Pahami Earnings per Share (EPS)
Manajemen perusahaan mencari cara terbaik untuk menginvestasikan keuntungannya. Dalam banyak kasus, cara terbaik adalah dengan menginvestasikan kembali pada perusahaan maupun pemegang sahamnya sendiri. Berikut merupakan alasan perusahaan melakukan buyback saham:
Kita telah mengetahui bahwa buyback saham dan pembagian dividen merupakan dua cara yang berguna untuk memberikan imbalan kepada pemegang saham. Namun, keuntungan apa yang masing-masing cara tersebut tawarkan apabila kita bandingkan dengan cara lain?
Berikut merupakan keuntungan pada masing-masing cara:
Meskipun tidak menerima dividen, investor harus memperhatikan beberapa manfaat yang buyback saham berikan. Berikut merupakan manfaat dari buyback:
Tujuan utama dari strategi berinvestasi pada dividen adalah menerima pendapatan secara reguler tanpa perlu melakukan penjualan saham, namun selain itu ada beberapa manfaat lain yang dapat kita rasakan. Berikut merupakan manfaat dari dividen:
👉 Raja Dividen: Saham dengan Dividen yang Terus Meningkat Selama Lebih Dari 50 Tahun
Berdasarkan penjelesan keduanya, tampaknya buyback merupakan cara yang jauh lebih efektif. Namun, cara ini juga memiliki kekurangan. Berikut merupakan kekurangan dari buyback:
👉 Bullish dan Bearish: Apa Perbedaannya? Temukan jawabannya!
Di antara banyak indeks saham, terdapat satu indeks yang secara khusus mempertimbangkan buyback saham sebagai faktor kunci, yaitu S&P 500 Buyback Index. Indeks ini bertujuan untuk mengukur kinerja 100 saham utama dengan rasio pembelian kembali tertinggi pada indeks S&P 500. Kami memberikan contoh ini karena di Indonesia tidak ada indeks yang secara khusus memperhatikan buyback.
Anda dapat membandingkan indeks tersebut dengan indeks S&P lainnya pada situs web yang tersedia. Indeks ini memiliki return yang lebih rendah apabila kita bandingkan dengan indeks lainnya pada S&P.
Berikut merupakan ilustrasi yang memberikan gambaran return yang S&P 500 Buyback Index berikan:
Pada gambar tersebut, return yang S&P 500 Buyback Index berikan ditandai garis putih dan garis biru untuk indeks S&P 500.
Berikut merupakan 10 perusahaan pertama yang tergabung dalam indeks tersebut:
Perusahaan | Ticker | Sektor | |||
Paycom Software Inc | PAYC | Industri | |||
Synchrony Financial | SYF | Keuangan | |||
GoDaddy Inc A | GDDY | Teknologi Informasi | |||
Wells Fargo & Co | WFC | Keuangan | |||
Expedia Group, Inc. | EXPE | Konsumsi Diskresioner | |||
Ulta Beauty, Inc. | ULTA | Konsumsi Diskresioner | |||
EPAM System Inc | EPAM | Teknologi Informasi | |||
Ralph Lauren Corp A | RL | Konsumsi Diskresioner | |||
Fox Corp A | FOXA | Layanan Komunikasi | |||
Salesforce, Inc. | CRM | Teknologi Informasi |
Perusahaan | Ticker | Sektor |
Paycom Software Inc | PAYC | Industri |
Synchrony Financial | SYF | Keuangan |
GoDaddy Inc A | GDDY | Teknologi Informasi |
Wells Fargo & Co | WFC | Keuangan |
Expedia Group, Inc. | EXPE | Konsumsi Diskresioner |
Ulta Beauty, Inc. | ULTA | Konsumsi Diskresioner |
EPAM System Inc | EPAM | Teknologi Informasi |
Ralph Lauren Corp A | RL | Konsumsi Diskresioner |
Fox Corp A | FOXA | Layanan Komunikasi |
Salesforce, Inc. | CRM | Teknologi Informasi |
Berikut merupakan data sektor perusahaan pada indeks tersebut yang melakukan buyback paling banyak:
Pada data di atas, Anda dapat melihat bahwa terdapat dua sektor yang paling banyak melakukan buyback saham, yaitu sektor keuangan dan konsumsi diskresi. Hal ini karena pada kedua sektor tersebut tidak banyak proyek yang dapat mereka jadikan tujuan reinvestasi, kemudian lebih memilih untuk mempertahankan pemegang saham melalui buyback.
Sejumlah emiten berencana menggelar pembelian kembali saham. Sebagian di antaranya merupakan emiten konstituen indeks LQ45 yang identik dengan karakteristik saham bluechip. Berikut merupakan daftar sahamnya:
Perusahaan | Ticker | ||
PT Harum Energy Tbk | HRUM | ||
PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk | MAHA | ||
PT M Cash Integrasi Tbk | MCAS |
Perusahaan | Ticker |
PT Harum Energy Tbk | HRUM |
PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk | MAHA |
PT M Cash Integrasi Tbk | MCAS |
Cara lain untuk berinvestasi pada pembelian kembali adalah dengan ETF. Hal tersebut dapat menjadi strategi efektif untuk memanfaatkan perusahaan yang mengembalikan nilai kepada pemegang saham melalui buyback saham mereka sendiri.
Berikut merupakan daftar ETF tersebut:
👉 ETF Dividen Terbaik: Investasi Cerdas untuk Keuntungan Maksimal
Pembelian kembali saham oleh perusahaan dapat memiliki beberapa efek pajak bagi investor, tergantung pada negara dan undang-undang pajak yang berlaku. Berikut ini dijelaskan efek pajak menurut sistem perpajakan Spanyol:
👉 Ini PPh atas Instrumen Investasi Anda!
Kesimpulannya, tidak ada metode yang paling baik antara buyback saham dan pembagian dividen. Hal tersebut karena semua tergantung beberapa faktor seperti filosofi perusahaan, rencana perusahaan, dan profil investor.
Jika investor tidak membutuhkan dividen, pembelian kembali saham menjadi cara yang lebih efektif. Hal tersebut tentu saja harus mengorbankan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan untuk mengalokasikan dividen.
Namun, Anda tidak perlu kebingungan untuk memilih di antara kedunya, karena ada perusahaan yang menerapkan kedua cara tersebut. Sehingga jenis perusahaan ini sangat cocok untuk Anda jadikan portofolio investasi.