logo RankiaIndonesia

Pengumuman MSCI November 2025, Ini Daftar Sahamnya!

Pengumuman MSCI adalah hal yang dinanti oleh para investor. Saham-saham Indonesia yang masuk ke indeks MSCI berpotensi mendapatkan aliran dana asing jumbo!
Pengumuman MSCI Index Review secara kuartalan

Pengumuman MSCI Index Review adalah hal yang investor maupun trader ritel nantikan. Masuk atau keluarnya saham Indonesia di Indeks MSCI akan mempengaruhi harga saham, likuiditas, hingga aliran dana investor asing ke pasar saham. Baik di indeks Global Standard dan MSCI Global Small Cap Index

Untuk pasar global, MSCI membagi saham-saham berdasarkan dua hal. Pertama, tingkat perkembangan ekonomi (developed, emerging, frontier). Kedua, ukuran kapitalisasi pasar (large, mid, small, micro).

Khusus pasar saham Indonesia, MSCI menetapkan masuk ke indeks emerging market. Kemudian MSCI membagi saham-saham Indonesia berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar (mulai dari kecil, menengah, hingga besar).

Jadi, investor bisa fokus pada 2 indeks utama MSCI yang biasanya memasukan sejumlah saham Indonesia ke dalamnya. Pertama, MSCI Global Standard Index. Kedua, MSCI Global Small Cap Index.

MSCI Global Standard Index adalah indeks saham yang berisikan saham-saham global yang punya market cap menengah-besar. Sementara MSCI Global Small Cap Index adalah indeks saham untuk saham-saham global dengan market cap kecil.

Kedua indeks MSCI tersebut adalah indeks saham global yang paling relevan dengan emiten Indonesia. Investor asing biasanya menjadikan pengumuman MSCI index review sebagai acuan memilih saham menarik di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, masuknya suatu saham Indonesia ke indeks MSCI bisa mendorong kenaikan harga saham karena meningkatnya aliran dana asing ke emiten tersebut.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh indeks MSCI terhadap IHSG dan saham-saham Indonesia yang masuk ke dalamnya. Di artikel ini, tim Rankia.id akan membahas apa itu MSCI Global Standard Index dan MSCI Global Small Cap yang paling relevan dengan emiten Indonesia.

Mari kita simak pembahasannya berikut ini!

Apa itu Indeks MSCI Global Standard?

Sebenarnya MSCI Global Standard Index tidak berbeda dengan sejumlah indeks saham global di dunia seperti Hang Seng, FTSE 100, Komposit Shanghai, dan Euro Stoxx 50. Hal yang membedakannya adalah cakupan geografis dan tujuan dari masing-masing indeks saham tersebut.

MSCI adalah singkatan dari Morgan Stanley Capital international. MSCI memiliki 3 indeks utama, yaitu MSCI World atau MSCI Global Standard Index, MSCI Emerging Markets, dan Indeks Sektoral. Sejak resmi meluncur pada 31 Maret 1986, MSCI Global Standard Index mengukur kinerja saham-saham berkapitalisasi pasar menengah hingga besar yang ada di berbagai bursa efek dunia. Indeks saham ini mencakup 85% dari keseluruhan pasar saham global.

Indeks MSCI Indonesia adalah Bagian dari MSCI Global Standard Index

Secara khusus, MSCI memuat saham-saham Indonesia yang layak investor global lirik melalui Indeks MSCI Indonesia. Melalui indeks saham ini, MSCI memberikan rekomendasi saham-saham Indonesia apa saja yang menarik bagi investor global di pasar saham Indonesia. Adapun pelaksanaan pengumuman MSCI Index Review adalah secara kuartalan.

Pengumuman MSCI Global Standard Index November 2025

Berdasarkan rilis pengumuman MSCI November 2025, ada 18 saham Indonesia yang masuk ke dalam MSCI Global Standard Index. Berikut adalah daftar saham MSCI Indonesia 2025 terbaru:

  1. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
  2. PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
  3. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
  4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
  5. PT United Tractors TBK (UNTR).
  6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
  7. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
  8. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
  9. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
  10. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
  11. PT Dian Swastika Sentosa (DSSA).
  12. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
  13. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
  14. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
  15. PT Astra Internasional Tbk (ASII).

Dalam publikasi MSCI Index Review November 2025, MSCI melakukan rebalancing di indeks MSCI Indonesia:

  • mengeluarkan perusahaan Indofood CBP Sukses (ICBP)
  • menurunkan peringkat Kalbe Farma (KLBF) ke kategori small cap,
  • menggantinya dengan emiten Barito Renewables Energy (BREN) dan Bumi Resources Minerals (BRMS) yang naik kelas dari kategori small cap ke indeks global standard.
  • Pada rebalancing MSCI terbaru ini, saham BREN milik Prajogo Pangestu bukan hanya masuk ke dalam MSCI Global Standard Index melainkan tercatat juga di MSCI Emerging Markets Index.

Komposisi saham-saham Indonesia yang masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Index terbaru per November 2025 akan mulai berlaku efektif pada penutupan perdagangan 24 November 2025 dan perhitungan indeks baru akan efektif berlaku mulai 25 November 2025.

👉🏻 Cara Memilih Saham yang Baik agar Terhindar dari Saham Gorengan

Mengenal MSCI Global Small Cap Index

Selain MSCI Global Standard Index, indeks saham yang paling relevan dengan emiten Indonesia lainnya adalah MSCI Global Small Cap Index. MSCI Small Caps Index adalah indeks yang berisikan saham-saham perusahaan pilihan dari berbagai negara dengan ukuran kapitalisasi pasar kecil. Adapun MSCI Global Small Cap Index adalah indeks saham yang mengukur kinerja saham-saham yang ada di berbagai negara berdasarkan tingkat perkembangan ekonomi di negara maju (developed) dan negara berkembang (emerging market) yang mencapai lebih dari 3.800 saham global pilihan.

Salah satu pasar saham global yang masuk ke dalam perhitungan MSCI Global Small Cap Index adalah Indonesia, yang masuk sebagai emerging market. Anda bisa melihat saham-saham di BEI apa saja yang masuk ke dalam MSCI Global Small Cap Index melalui MSCI Indonesia Small Cap Index, yang khusus memuat saham-saham Indonesia berkapitalisasi pasar kecil terbaik.

Pengumuman Indonesia Small Cap Index November 2025

MSCI Indonesia Small Cap Index mencakup 14% dari keseluruhan pasar saham Indonesia. Dalam pengumuman MSCI November 2025, MSCI melakukan rebalancing dengan memasukkan 6 emiten dan mengeluarkan 3 emiten. Berdasarkan rebalancing MSIC pada November 2025, MSCI Indonesia Small Cap Index saat ini berisikan 15 saham perusahaan berikut:

  1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
  2. PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN).
  3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
  4. PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
  5. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
  6. PT Petrosea Tbk (PTRO).
  7. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP).
  8. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
  9. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).
  10. PT MD Entertainment Tbk (FILM).
  11. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
  12. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
  13. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
  14. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).

6 emiten yang masuk ke dalam MSCI Indonesia Small Cap Index, antara lain: PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Sementara ada 3 emiten yang keluar dari MSCI Indonesia Small Cap Index, yaitu PT Bumi Resources Minerals (BRMS) yang naik kelas ke indeks global standard, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk (ULTJ), dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).

Komposisi saham Indonesia terbaru yang ada di MSCI Indonesia Small Cap Index baru akan mulai efektif berlaku pada penutupan perdagangan 14 November 2025 dan akan mulai dihitung dalam indeks pada 25 November 2025.

Pengumuman MSCI Review Index dilaksanakan secara kuartalan. Pengumuman MSCI selanjutnya yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November.

👉🏻 Ini Daftar Saham Nikel Terbaik yang Bisa Kamu Lirik!

Indeks MSCI Populer Lainnya: MSCI Indonesia Large Cap

Selain memantau MSCI Global Standard Index dan MSCI Global Small Cap yang paling relevan dengan emiten Indonesia, ada indeks MSCI populer lainnya yang tidak boleh ketinggalan untuk terus investor pantau pergerakannya seperti MSCI Indonesia Large Cap.

MSCI Indonesia Large Cap adalah indeks saham yang mengukur kinerja saham-saham berkapitalisasi pasar besar di Indonesia dan mencakup sekitar 70% dari market cap di pasar, serta menyesuaikannya dengan saham yang beredar di pasar. Pada pengumuman MSCI Index Review November 2025, ada satu emiten yang berhasil masuk MSCI Large Cap yaitu PT Bumi Recources Minerals Tbk (BRMS) dan kini bersaing ketat dengan saham-saham blue chip Indonesia lainnya yang menghuni kategori large cap di MSCI.

Cara Kerja Indeks MSCI

Untuk menentukan saham Indonesia apa saja yang layak masuk ke dalam MSCI Global Standard Index dan beberapa indeks MSCI yang memuat saham-saham Indonesia. MSCI memasukkan saham-saham global dan saham Indonesia dengan memberikan bobot lebih besar pada area geografis tertentu dan menggunakan faktor ukuran kapitalisasi pasar dengan menyesuaikan saham yang beredar dari masing-masing emiten (free float market cap).

Wilayah-wilayah dengan bobot lebih besar adalah wilayah dari emiten berasal yang MSCI anggap punya pasar sangat likuid secara global. Misalnya negara Amerika Serikat yang mendapatkan bobot penilaian paling besar dari MSCI dari pada negara-negara dunia lainnya. Ini karena saham-saham perusahaan Amerika Serikat mendominasi market cap di pasar saham global.

Perhitungan indeks MSCI menggunakan kapitalisasi pasar dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang kapitalisasi pasar dari harga saham emiten yang masuk di dalamnya. Dengan begitu, saham yang punya bobot lebih besar akan berpengaruh besar terhadap pergerakan harga indeks.

Apa Syarat Saham Masuk MSCI?

Untuk menjadi bagian dari indeks MSCI, saham-saham Indonesia wajib memenuhi persyaratan dan kriteria kelayakan yang ditentukan MSCI sebagai berikut:

✅ Perusahaan punya full market cap kapitalisasi pasar penuh yang memenuhi batas minimum tertentu (equity universe minimum size requirement)
✅ Harus memiliki kapitalisasi pasar free float-adjusted yang sama dengan atau lebih tinggi dari 50% dari Equity Universe Minimum Size Requirement.
✅ Harus memiliki likuiditas minimum dengan menggunakan perhitungan annual traded value ratio (ATVR) selama 12 bulan yaitu lebih dari 15%, ATVR 3 bulan lebih dari 15% dan frekuensi perdagangan tiga bulan lebih dari 80% selama empat kuartal berturut-turut
✅ Memiliki proporsi saham beredar yang tersedia untuk dibeli oleh investor internasional di pasar saham publik lebih dari 0,15 (dengan mempertimbangkan free float yang tersedia serta batas kepemilikan asing yang berlaku untuk emiten tersebut)
✅ Untuk saham yang baru IPO, harus sudah mulai diperdagangkan setidaknya tiga bulan sebelum pelaksanaan index review
✅ Proporsi saham yang masih tersedia bagi investor asing dibandingkan batas maksimum yang diizinkan minimal 15%
✅ MSCI menentukan pengelompokan indeks berdasarkan target cakupan kapitalisasi pasar free float-adjusted large cap 70%, standard 85% dan investable market index 99%. Adapun mid cap sebagai selisih antara standard dan large cap. Sedangkan small cap sebagai seluruh antara IMI dan Standard.

Pengumuman MSCI Index Review akan dilaksanakan secara kuartalan yaitu pada Februari, Mei, Agustus dan November.

👉🏻 Anda bisa melakukan simulasi portofolio di MyPortfolio Rankia: Simulasikan & Pantau Portofolio Investasi Anda sebelum membeli di pasar!

Perbandingan Kinerja Indeks MSCI

Pada tabel berikut, Anda bisa membandingkan kinerja MSCI Indonesia, MSCI Indonesia Small Cap Index, dan MSCI Indonesia Large Cap Index dalam 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun terakhir.

Kinerja MSCI Indonesia
(Sumber: MSCI)

👉🏻 Perbandingan IDX30 vs LQ45: Kinerja & Risiko

Pengumuman MSCI: Rencana Perubahan Metodologi Free Float MSCI dan Dampaknya

Dalam memperhitungkan kontribusi saham-saham Indonesia dalam indeks MSCI, MSCI berencana menjadikan free float sebagai metode perhitungannya. Free float adalah jumlah saham perusahaan yang beredar dan tersedia untuk diperdagangkan secara publik. Tinggi atau rendahnya suatu nilai free float dari suatu saham, ini dapat menunjukkan bahwa saham tersebut likuid atau tidak di pasar.

Bukan hanya itu saja, rencana MSCI menggunakan free float untuk menentukan bobot saham-saham Indonesia juga akan mempengaruhi porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI dan mengurangi bobot saham-saham blue chip Indonesia.

Metodologi Free Float MSCI yang Diusulkan untuk Saham Indonesia

Ada 2 metodologi free float yang rencananya akan digunakan untuk menilai bobot saham Indonesia di dalam indeks, yaitu:

#1 Pendekatan melalui Data Perusahaan dan KSEI.

MSCI akan menggunakan data-data perusahaan laporan tahunan, siaran pers, pengajuan resmi, dan data dari KSEI sebagai bahan pertimbangan MSCI dalam perhitungan free float. Saham-saham Indonesia yang tercatat sebagai Script atau mayoritas sahamnya dikuasai group atau korporasi akan dikategorikan bukan free float. Melalui metode ini, bobot saham-saham blue chip Indonesia di indeks MSCI bisa berkurang. Ini karena kepemilikan mayoritas saham-saham Indonesia dikuasai group atau korporasi, dan bukan dikuasai publik.

#2 Pendekatan melalui Data KSEI

Metode perhitungan free float kedua yang diusulkan MSCI untuk saham Indonesia hanya menggunakan data KSEI. Saham Script atau saham yang dimiliki korporasi dianggap sebagai bukan free float. Untuk menyesuaikan rencana aturan free float untuk pembobotan saham Indonesia di indeks, MSCI juga akan menyesuaikannya dengan pembulatan nilai free float yang akan mulai diterapkan pada Mei 2026 nanti.

  • High float (>25%) akan dibulatkan ke kelipatan 2,5%.
  • Low float (5-25%) akan dibulatkan ke kelipatan 0,5%.
  • Very flow float (<5%) dibulatkan ke kelipatan 0,5%.

Dampak Perubahan Free Float MSCI untuk Pasar Saham Indonesia

Dari usulan perubahan metodologi free float untuk pembobotan saham Indonesia di indeks MSCI, perubahan metodologi free float MSCI tersebut dapat berdampak besar bagi pasar saham Indonesia, antara lain:

  • Mengurangi bobot saham-saham blue chip Indonesia di indeks MSCI.
  • Dapat mengurangi minat investor asing untuk membeli saham-saham Indonesia karena dapat menurunkan nilai free float saham Indonesia, yang mayoritasnya dikuasai korporasi atau group tertentu bukan publik.
  • Menurunnya free float saham Indonesia akibat aturan baru MSCI bisa membuat citra pasar saham Indonesia jelek di mata investor asing.

Pengaruh Besar Masuknya Saham-saham Indonesia ke Indeks MSCI

Sebagai indeks saham global, masuknya saham-saham Indonesia ke dalam indeks MSCI adalah bukti bahwa kinerja saham Indonesia diakui dunia internasional dan memiliki likuiditas yang sangat baik di mata investor asing. Berikut pengaruh indeks MSCI bagi pasar saham Indonesia:

✅ Meningkatkan likuiditas saham di pasar saham Indonesia.
✅ Meningkatkan citra saham perusahaan di mata investor asing.
✅ Dapat memicu kenaikan harga saham Indonesia.
✅ Meningkatkan aliran dana asing ke pasar saham Indonesia.

Masuknya saham-saham Indonesia ke dalam MSCI Global Standard Index dan MSCI Global Small Cap Index adalah kabar baik bagi pasar saham Indonesia dan memberikan sentimen positif bagi IHSG. Mengutip MSN.com, VP Equity Retail, Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Aud, mengatakan bahwa saham-saham Indonesia yang masuk Global Standard dan Small Cap di MSCI bisa mengalami lonjakan permintaan di pasar karena banyak fund manager yang membeli.

Selain itu, ada juga potensi kenaikan harga saham dalam jangka pendek karena pemicunya adalah demand shock dari lonjakan permintaan beli di berbagai fund manager secara global.

👉Ketahui perusahaan investasi terbesar di dunia di artikel berikut: Daftar & Profil Perusahaan Investasi Terbesar di Dunia

Cara Investasi Saham Indonesia yang Masuk MSCI

Ada dua cara bagi Anda yang ingin berinvestasi di saham Indonesia yang masuk indeks MSCI. Pertama, Anda bisa membeli saham Indonesia seperti BBCA, BBRI, dan GOTO melalui aplikasi saham terbaik resmi OJK. Anda bisa membelinya melalui Ajaib, Stockbit, dan IPOT.

Kemudian, cara kedua bagi investor Indonesia yang ingin berinvestasi saham Indonesia yang masuk MSCI juga bisa melalui pembelian reksa dana atau ETF. Ada beberapa produk MSCI Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain:

  • Reksa Dana Indeks KISI MSCI Indonesia ETF (XKMS).
  • RD Indeks Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap (XIML).
  • Reksa Dana Indeks BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES).
  • RD Indeks BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia (XBNI).

Produk ETF MSCI Indonesia bisa Anda beli dan tersedia di beberapa aplikasi investasi terpercaya resmi OJK seperti IPOT, Pluang, dan Gotrade.

👉Bagi Anda yang bingung bagaimana cara investasi di indeks MSCI dari nol, Anda bisa membaca panduan selengkapnya di artikel berikut: Apa itu Indeks MSCI & Cara Investasi di MSCI?

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Indeks MSCI

Iklan
Artikel terkait