Apa itu Net Present Value, Rumus & Cara Menghitungnya!

Dalam menentukan keputusan investasi, investor bisa menggunakan suatu metode yaitu Net Present Value (NPV). Apa itu net present value? Apakah metode ini efektif untuk kita gunakan? Bagaimana cara menghitung net present value?

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu NPV. Kemudian, kami juga akan membahas cara menghitung NPV beserta kelebihan dan kekurangannya. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Pelajari juga strategi investasi dari investor terkenal, Michael Burry
Apa itu Net Present Value?
Net Present Value (NPV) adalah metode sederhana namun populer untuk menilai apakah sebuah proyek bisnis atau investasi layak untuk kita jalankan. Melalui menghitung NPV kita bisa melihat selisih aliran kas masuk dari suatu investasi yang kita lakukan (menggunakan nilai saat ini) dengan biaya investasi awal.
Dari selisih tersebut kita bisa menilai apakah proyek layak untuk dilanjutkan atau tidak. Jika hasil NPV positif maka suatu investasi menghasilkan keuntungan dari modal atau biaya yang kita keluarkan.
Sebelum memulai sebuah proyek bisnis, penting untuk menghitung terlebih dahulu tingkat profitabilitasnya. Seberapa besar manfaat atau keuntungan finansial yang bisa kita peroleh di masa depan.
Secara logis, proyek tersebut seharusnya memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari pada instrumen pendapatan tetap bebas risiko yang ada di pasar. Jika tidak, sebaiknya jangan mengambil risiko dengan menjalankan investasi yang berpotensi merugikan kita.
Untuk lebih mudah memahaminya, mari kita lihat penjelasan berikut:
Misalnya, ada obligasi pemerintah atau obligasi korporasi (dengan risiko sangat rendah) menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari pada proyek yang sedang kita analisis. Oleh karena itu, pilihan yang paling aman dan efisien adalah menempatkan dana ke instrumen tersebut. Dengan kata lain, lebih baik berinvestasi dalam aset bebas risiko daripada memasukkan dana ke proyek yang tidak memberikan kompensasi yang sepadan dengan risikonya.
👉 Apabila Anda ingin berinvestasi dalam obligasi pemerintah, berikut panduannya: Cara Beli Obligasi Pemerintah: ORI, SBR,ST & Obligasi FR!
Rumus Menghitung Net Present Value
Nilai NPV dapat kita hitung sebagai nilai saat ini dari proyeksi arus kas bebas (free cash flow) yang diharapkan timbul dari suatu investasi. Kemudian, dikurangi dengan nilai investasi awal.

Oleh karena itu, ada beberapa variable yang harus kita ketahui, yaitu:
- Co = Jumlah investasi awal (dalam satuan mata uang saat ini)
- Ct = Arus kas yang diharapkan akan kita terima pada setiap periode waktu t
- r = Tingkat suku bunga pendapatan tetap yang berlaku saat ini
- t = Periode waktu (misalnya tahun ke-1, ke-2, dan seterusnya)
👉 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental? Temukan penjelasannya dalam artikel tersebut.
Interpretasi Arti Net Present Value
Ada tiga arti dari hasil penghitungan NPV. Berikut penjelasannya:
- NPV > 0: Jika NPV lebih besar dari nol, proyek menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dari instrumen pendapatan tetap bebas risiko (misalnya obligasi pemerintah). Artinya, kita dapat mengambil keputusan investasi tersebut karena memberikan nilai tambah.
- NPV = 0: Proyek memberikan imbal hasil yang setara dengan instrumen bebas risiko. Dalam kondisi ini, keputusan investasi bisa kita pertimbangkan lebih lanjut dengan melihat manfaat non-finansial. Misalnya, peningkatan citra merek, posisi strategis perusahaan, atau sinergi bisnis.
- NPV < 0: Jika ternyata NPV lebih kecil dari nol atau negatif, proyek memberikan imbal hasil yang lebih rendah daripada investasi bebas risiko. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengambil keputusan tersebut karena tidak memberikan keuntungan finansial.
Memahami Konsep Net Present Value (NPV)
Dalam perhitungan NPV, kita mendiskonto dengan tingat suku bunga dari instrumen pendapatan tetap untuk setiap arus kas di masa depan. Diskonto dalam hal ini merujuk pada tingkat suku bunga yang diterapkan/berlaku saat ini untuk menghitung nilai saat ini.
Sehingga, membuat semua arus kas terkonversi ke nilai saat ini dan mengurangi nilai investasi awal. Penghitungan tersebut akan menghasilkan NPV, yaitu ukuran tingkat keuntungan investasi yang diharapkan dalam nilai absolut dan nilai saat ini.
Namun, masih banyak faktor lain yang harus kita perhitungkan dan tidak semuanya tercermin dalam NPV. Akan tetapi, NPV tetap menjadi titik awal yang baik dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek.
Bagaimana jika NPV = 0
Seperti yang telah kita lihat di bagian sebelumnya, bahwa ada nilai NPV = 0. Dalam kondisi ini, kita dapat menghitung Internal Rate of Return (IRR), yaitu tingkat pengembalian yang dapat proyek hasilkan. IRR yang ideal harus lebih tinggi dari tingkat imbal hasil instrumen bebas risiko untuk menjadikan proyek tersebut layak untuk kita pertimbangkan.

👉🏻 Informasi lebih lanjut: DCF model: Pengertian, Rumus & Cara Menghitungnya!
Kelebihan dan Kekurangan NPV
Selanjutnya, mari kita melihat kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode NPV. Berikut daftarnya:
✅ Kelebihan | ❌ Kekurangan |
---|---|
Mudah untuk kita terapkan. Ini karena metode tersebut relatif sederhana dan dapat kita gunakan dalam berbagai jenis proyek. | Tingkat diskonto di masa depan tidak pasti. Ini karena kita tidak bisa mengetahui secara pasti suku bunga di masa depan sehingga harus menggunakan rata-rata suku bunga. Hal tersebut dapat kita peroleh dari kurva Term Structure of Interest Rate, biaya modal perusahaan, atau biaya peluang investasi. |
Memperhitungkan time value of money. Ini karena setiap arus kas masa depan didiskonto ke nilai saat ini. Sehingga, memungkinkan kita untuk melakukan perbandingan antar arus kas dari periode yang berbeda secara adil. | Proyeksi arus kas bisa meleset. Hal tersebut bisa saja terjadi karena pendapatan yang lebih rendah dari estimasi maupun terjadi pembengkakan biaya. |
Memberikan hasil dalam bentuk nilai absolut. NVP menunjukkan seberapa besar nilai tambah yang suatu investasi hasilkan dalam satuan uang. Ini berbeda dengan IRR yang hanya menyajikan hasil dalam bentuk persentase. | Durasi proyek yang dapat berubah. Faktanya, batas waktu proyek sering kali berubah karena beberapa faktor. Sehingga, asumsi awal bisa menjadi tidak relevan. |
Berguna untuk membandingkan proyek yang berbeda. NVP memungkinkan kita untuk membandingkan proyek besar maupun kecil. | Asumsi reinvestasi arus kas di tingkat suku bunga yang sama belum tentu realistis. |
👉🏻 Baca lebih lanjut kebijakan suku bunga BI: Suku Bunga BI Rate Juli 2025 Turun jadi 5,25%
Cara Menghitung NVP dengan Microsoft Excel
Fungsi untuk cara menghitung Net Present Value tersedia di aplikasi Excel maupun Google Spreadsheet, terletak dalam kategori rumus keuangan. Fungsi ini sendiri berguna untuk menghitung Net Present Value dari beberapa arus kas dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu.
Namun, perlu Anda catat bahwa perhitungan arus kas tersebut dengan asumsi terjadi di akhir periode. Sehingga, kita memasukkan nilai investasi awal ke dalam daftar arus kas. Sebaliknya, nilai investasi awal kita tambahkan secara terpisah, biasanya dengan tanda negatif (karena termasuk arus kas keluar).
Mari kita melihat contoh perhitungan NPV di bawah ini!
Misalnya, Anda memiliki melakukan investasi sebesar Rp 80 juta dalam jangka waktu 5 tahun. Tingkat suku bunga yang kita gunakan sebesar 5%, dan arus kas sebesar berikut:
Periode | Arus Kas (dalam Jutaan Rupiah) |
---|---|
1 | 20 |
2 | 10 |
3 | 10 |
4 | 50 |
5 | 10 |
Maka gunakan rumus NPV di excel:
=NPV(tingkat suku bunga, arus kas mulai dari tahun ke-1 dan seterusnya) + modal awal periode 0.
= NPV (5%, B3:B7)+B2
B3:B7 merupakan baris yang isinya data arus kas di tahun pertama hingga terakhir
B2 merupakan baris yang isinya data modal awal, biasanya ditulis negatif karena termasuk arus kas keluar
Berikut perhitungannya:

Oleh karena nilai NPV > 0, maka proyek tersebut layak untuk Anda jalankan. Artinya, imbal hasil yang Anda peroleh berhasil mengungguli instrumen pendapatan tetap bebas risiko. Sehingga investasi yang Anda lakuan memberikan nilai tambah.
👉🏻 Baca lebih lanjut: Trading Dengan ChatGPT: Panduan Dasar untuk Pemula
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
NPV membantu investor menilai apakah suatu proyek atau investasi memberikan nilai tambah secara finansial. Dengan mempertimbangkan time value of money, NPV menghitung selisih antara nilai kini arus kas masuk dan nilai investasi awal. Jika NPV positif, proyek layak dijalankan karena hasilnya lebih tinggi dari alternatif bebas risiko. Ini menjadikan NPV alat penting untuk mengevaluasi kelayakan investasi secara objektif.
NPV menunjukkan nilai tambah investasi dalam bentuk absolut (uang), sementara IRR menyajikannya dalam bentuk persentase tingkat pengembalian. Kemudian, NPV lebih stabil terhadap perubahan asumsi, sedangkan IRR bisa menyesatkan jika arus kas tidak konvensional atau proyek memiliki lebih dari satu IRR. NPV juga memungkinkan perbandingan proyek dengan skala berbeda, menjadikannya alat evaluasi yang lebih andal dalam banyak kasus.
Risiko utama terletak pada ketidakpastian proyeksi arus kas dan pemilihan tingkat suku bunga. Arus kas masa depan bisa meleset karena perubahan pasar, biaya operasional, atau penurunan pendapatan. Selain itu, tingkat suku bunga sering bersifat estimatif dan bisa berbeda dari realitas. Asumsi bahwa arus kas dapat diinvestasikan kembali pada tingkat yang sama juga sering kali tidak realistis dalam praktiknya.
Artikel Terkait