Prospek Saham CDIA Tahun 2025 Pasca IPO

Saham CDIA mencuri perhatian bagi banyak investor saham Indonesia ketika melakukan penawaran umum perdana (IPO), pada 9 Juli 2025. Perusahaan tersebut memiliki latar belakang yang kuat karena menjadi bagian dari Grup Barito Pacific. Namun, bagaimana prospek saham CDIA setelah mereka melakukan IPO?

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu saham CDIA. Kemudian, kami juga akan memberikan penjelasan terkait prospek saham perusahaan tersebut beserta peluang dan risiko berinvestasi di dalamnya. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Pelajari juga saham sektor pertambangan dalam artikel: Prospek Saham Pertambangan di Indonesia, Masih Menarik?
Apa itu Saham CDIA?
PT Chandra Daya Investasi (CDIA) adalah perusahaan yang berfokus pada investasi strategis di sektor energi, logistrik dan infrastruktur. Perusahaan ini sendiri berdiri sejak 8 Februari 2023 dan baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan Juli ini.

Dalam proses IPO-nya, CDIA menawarkan lebih dari 12 miliar lembar saham dengan harga penawaran di angka Rp 190 per lembar. Sehingga, perusahaan berpotensi menghimpun dana sebesar Rp 2,37 triliun.
Mereka mengalokasikan dana tersebut sebesar Rp 871,76 miliar untuk ekspansi bisnis logistik. Kemudian, mereka juga menggunakan alokasi dana tersebut untuk pembelian kapan dan pembiayaan operasional.
Kemudian, sebesar Rp 1,5 triliun mereka alokasikan untuk pengembangan sektor kepelabuhan dan penyimpanan. Ini mencakup pembangunan jaringan pipa ethylene, pembangunan tangki penyimpanan, serta beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Banyak investor tertarik pada saham CDIA karena profil bisnisnya yang masih muda namun agresif. Kemudian, strategi investasi yang menyasar sektor-sektor vital menawarkan potensi pertumbuhan tinggi di Indonesia dalam jangka panjang. Selain itu, harga penawaran yang relatif murah serta perbincangan hangat di berbagai forum saham dan media sosial membuatnya ramai diburu.
Meskipun terlihat menarik, kami selalu mengingatkan bahwa penting bagi Anda untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap fundamental perusahaan, struktur kepemilikan, dan arah investasi jangka panjang perusahaan. Ini karena kinerja perusahaan tersebut sangat bergantung pada keberhasilan portofolio bisnis yang mereka kelola.
Prospek Saham CDIA di Tahun 2025
Selanjutnya, mari kita melihat prospek saham ini di tahun 2025. Berikut penjelasan kami berdasarkan konteks tren di sektor energi:

1. Tren Transisi Energi di Indonesia
Indonesia sedang berada dalam fase transisi energi besar-besaran sehingga membuka peluang investasi swasta. Selain itu, mereka juga menawarkan insentif fiskal dan kemudahan regulasi untuk proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Dengan pertumbuhan kawasan industri baru yang pesat di beberapa daerah, mendorong permintaan pada pasokan energi yang andal dan berkelanjutan.
Chandra Daya Investasi melihat tren ini sebagai peluang jangka panjang yang menjanjikan. Oleh karena itu mereka berupaya untuk menjadi jembatan strategis antara industri energi dan kebutuhan hilir, seperti kawasan petrokimia, pelabuhan, serta sistem logistik bahan baku.
Selain itu, perusahaan juga mengambil beberapa langkah konkret dengan mengembangkan jaringan logistik energi, seperti kapal angkut bahan kimia, fasilitas penyimpanan, dan dermaga energi. Kemudian, bersama dengan EGCO, mereka akan mengembangkan pembangkit energi bersih dan sistem utilitas modern yang efisien serta ramah lingkungan.
Mereka juga bersinergi dengan Chandra Asri (TPIA) dengan menjadi penyuplai energi dan infrastruktur pendukung ke kawasan industri miliki TPIA. Ini termasuk proyek petrokimia tahap II yang memiliki nilai miliaran Dolar AS.
2. Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan & Ekspansi Proyek
Pada kuartal I-2025, Chandra Daya Investasi berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 34,64 juta. Sehingga, nilainya mengalami pertumbuhan 41% daripada tahun 2024 yang mencapai US$ 24, 53 juta.
Kemudian, jika kita melihat laporan keuangan CDIA per Maret 2025, laba tahun berjalan mereka mencapai US$ 30,23 juta atau hampir Rp 500 miliar. Nilai ini sangat fantastis jika kita bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024, yaitu bertumbuh sebesar 270%.
Pada akhir 2024, EBITDA dari perusahaan ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 28,6% YoY. Di sisi lain, margin EBITDA juga mengalami pertumbuhan sebesar 10% karena efisiensi operasional yang berhasil mereka lakukan. Total aset perusahaan juga mengalami pertumbuhan meskipun tidak signifikan.
CDIA juga terus melakukan ekspansinya dengan menambah armada kapal yang diprediksi mencapai 15 kapal di tahun ini. Melalui IPO, mereka juga akan mengembangkan anak usaha pelabuhan dan tank farm. Kemudian, mereka juga akan memperluas aset energi termasuk PLTS dan sistem utilitas lainnya berkat suntikan dana sebesar US$ 185 juta dari TPIA dan EGCO.
3. Estimasi Pertumbuhan Pendapatan 2025
Dengan kinerja yang luar biasa di awal tahun 2025, beberapa analis memperkirakan bahwa pendapatan CDIA akan bertumbuh sekitar 43% hingga 62% YoY di tahun ini. Sehingga, pendapatannya akan bertumbuh dari Rp 1,05 triliun (tahun 2024) menjadi Rp 1,5 triliun-Rp1,7 triliun.
Kemudian, di sisi laba bersih, pertumbuhan laba diproyeksikan sebesar 43% hingga 57% YoY. Sehingga proyeksi pertumbuhan labanya mencapai Rp 550 miliar di tahun 2025.
4. Sentimen Positif & Investasi Besar
IPO yang dilakukan CDIA pada bulan Juli 2025 bertepatan dengan peningkatan minat investor terkait saham-saham yang bergerak di sektor energi, infrastuktur, dan logistik. Kategori ini menjadi incaran para investor karena mendukung agenda pembangunan nasiona dan transisi energi.
Di sisi lain adanya sentimen positif dari para investor berkat konsistensi pertumbuhan pendapatan dan strategi ekspansi agresif membuat saham ini menjadi populer. Selain itu, relasi erat dengan Grup Chandra Asri memberikan peluang kontrak jangka panjang dan stabilitas bisnis.
Kemudian, suntikan modal sebesar Rp 3,1 triliun ke CDIA, membuat para investor ritel merasa lebih yakin. Ini karena mereka melihat bahwa Chandra Daya Investasi bukan sekedar perusahaan “kosong”, melainkan menjadi bagian dari ekosistem industri besar dengan arah bisnis yang jelas.
Analisis Fundamental Saham CDIA
Saham CDIA menjadi salah satu emiten yang paling dinantikan IPO-nya oleh investor saham Indonesia tahun ini. Ini karena perusahaan tersebut tergabung dalam konglomerasi Barito Group. Selain itu perusahaan tersebut juga memiliki prospek bisnis jangka panjang yang menjanjikan. Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan perusahaan berskala global seperti Electricity Generating PCL (EGCO).
Kinerja keuangan CDIA sendiri menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Ini karena di bulan Desember 2024, perusahaan tersebut mencatatkan kenaikan pendapatan 34,96% YoY, yaitu sebesar US$ 102,25 juta. Tidak hanya itu, laba bersih berjalan perusahaan meningkat hingga 1.632,52% YoY, yaitu US$ 32,69 juta.
Kemudian, di sisi valuasi sahamnya menjelang IPO, CDIA masih lebih murah dengan PER (Price Earning Ratio) 43-48 kali dan PBV (Price Book Value) sebesar 1,5-1,6 kali. Sehingga, apabila kita bandingkan dengan rata-rata sektor sejenis yang ada di pasar modal Indonesia, valuasinya tergolong murah. Valuasi tersebut membuat saham CDIA menjadi alternatif yang memiliki harga wajar namun memiliki potensi besar saat masuk pasar sekunder.
Perusahaan tersebut juga mencatatkan arus kas operasional positif di tahun 2024, yaitu sebesar US$ 1,23 juta. Sehingga, CDIA mampu menghasilkan lebih banyak uang tunai dari kegiatan operasional di setiap lini bisnisnya.
Selanjutnya, perusahaan memiliki total liabilitas sebesar US$ 328,32 juta dan total ekuitas sebesar US$ 747,46 juta per Q42024. Oleh karena itu, Debt to Equity Ratio (DER) dari perusahaan berada di level 0,43x. Hal ini menandakan CDIA memiliki risiko keuangan yang masih tergolong rendah sehingga tidak terlalu bergantung pada utang.
👉 Analisis Saham bagi Investor Pemula
Pembagian Dividen Saham CDIA
Meskipun baru saja melantai di bursa, Chandra Daya Investasi berencana membagikan dividen sebesar 40% dari laba bersih mereka. Pembagian dividen tersebut akan menyesuaikan arus kas, rencana investasi perusahaan, serta persyaratan utang peraturan lainnya
Selain itu, pada awal tahun 2025 ini, mereka sudah membagikan dividen tunai sebesar US$ 20 juta. Pembagian dividen ini berasal dari saldo laba bersih perusahaan hingga 31 Desember 2024. Perusahaan juga berkomitmen membagikan dividen setiap tahun apabila laba perusahaan bernilai positif setelah melakukan alokasi dana cadangan.
👉 Saham dengan Dividen Terbesar IHSG 2025, Proyeksi!
Risiko dan Peluang Investasi di Saham CDIA
Sebelum berinvestasi saham CDIA, penting bagi Anda untuk melihat risiko dan peluang yang ada di dalamnya. Kami sudah merangkum kedua hal tersebut pada tabel di bawah ini.
❌ Risiko | ✅ Peluang |
---|---|
Chandra Daya Investasi memiliki ketergantungan yang tinggi pada proyek TPIA. Ini karena sebagian besar pendapatan berasal dari proyek miliki Chandra Asri Group (TPIA). | Memungkinkan investor untuk menikmati pertumbuhan pendapatan yang tinggi. Ini karena pendapatan dan laba bersih CDIA tumbuh secara signifikan YoY pada 2024 dan awal 2025. |
Saham CDIA memiliki valuasi premium saat IPO karena PER & PBV yang tergolong tinggi. Sehingga, berisiko overvalued jika kinerjanya tidak sesuai dengan ekspektasi para investor. | Diversifikasi ke energi hijau lewat investasi ke PLTS dan fasilitas utilitas. Hal tersebut mereka lakukan untuk transisi energi nasional. |
Risiko ekspansi yang timbul akibat proyek infrastruktur besar membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. | Permintaan yang tinggi akan infrastruktur nasional. Sehingga, pemerintah mendorong partisipasi swasta di bidang energi dan logistik. |
Cara Beli Saham CDIA
Setelah kita melihat beberapa informasi penting terkait saham CDIA, selanjutnya mari kita melihat bagaimana cara berinvestasi di dalamnya. Anda dapat menggunakan beberapa broker beli saham terbaik indonesia seperti IPOT, Stockbit, maupun BCA Sekuritas.
Kali ini, kami akan memberikan contoh cara membeli saham CDIA melalui aplikasi BCA Sekuritas Mobile. Namun, pastikan Anda sudah memiliki akun yang terdaftar dan terverifikasi pada sekuritas tersebut. Selain itu, pastikan dana yang sudah Anda masukkan ke dalam RDN cukup untuk membeli minimal 1 lot.
Berikut langkah-langkahnya:
- Pertama, buka aplikasi BCA Sekuritas Mobile kemudian pilih icon “Search“.

- Selanjutnya, Anda dapat mengetikkan kode CDIA pada tab pencarian dan memilihnya. Namun, pastikan nama perusahaan yang tertera di bawah kode saham tersebut adalah Chandra Daya Investasi Tbk.

- Kemudian, klik “Buy“ dan masukkan jumlah lot yang ingin Anda beli. Ingat, minimal pembelian saham tersebut sebanyak 1 lot, sehingga Anda membutuhkan dana minimal Rp 975 ribu (harga 19 Juli 2025).
- Langkah selanjutnya adalah klik “Buy“ untuk melakukan konfirmasi pembelian dan tunggu hingga prosesnya selesai.
- Terakhir, lakukan pemantauan secara berkala pada investasi Anda. Pastikan Anda juga sudah mengukur kemampuan untuk menanggung risiko.
👉 Jika Anda membutuhkan informasi saham terbaik Indonesia, ini Rekomendasi Saham Terbaik di Indonesia 2025
Kesimpulan: Apakah Saham CDIA Layak Dibeli?
Saham CDIA menunjukkan kenaikan pendapatan dan laba yang luar biasa. Dengan catatan kas operasional yang positif, perusahaan menunjukkan kinerja operasional yang kuat. Namun, beban keuangan perusahaan masih mengalami peningkatan. Sehingga, hal tersebut menjadi indikasi bahwa perusahaan harus menghadapi tantangan terkait efisiensi biaya.
Di sisi lain, valuasi CDIA tergolong premium karena nilainya naik lebih dari 280% hanya dalam 10 hari. Di sisi lain, PER dari saham kompetitor seperti ARKO (52,58), KEEN (26,48), dan POWR (9,07) tidak setinggi PER dari Chandra Daya Investasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki arus kas yang kuat dan pertumbuhan laba yang konsisten untuk tetap mempertahankan kinerja sahamnya.
Berikut beberapa indikator yang perlu kita perhatikan:
Indikator | CDIA | Sektor | Analisis |
---|---|---|---|
PER | 239,93x | 99x | Sangat tinggi, namun hal ini mendapat dukungan dari laba perusahaan yang mengalami kenaikan signifikan. |
PBV | 9,21x | 14,5x | Masih tergolong undervalued. |
Kisaran Harga dalam 52 Minggu | Rp256-Rp975 | Naik lebih dari 280,86% dalam 10 hari. Sehingga, menunjukkan sentimen pasar yang sangat positif. | |
Debt-to-Equity Ratio (DER) | 0,43x | Masih dalam taraf yang rendah. | |
Interest Coverage | 1,54x | CDIA masih mampu untuk menutup kewajiban bunga dari laba operasional mereka. Namun, angka tersebut tergolong rendah sehingga Anda perlu tetap waspada. |
👉 Apa itu Indikator Kinerja Keuangan? Temukan penjelasannya dalam artikel tersebut!
Dengan potensi ekspansi di sektor energi dan logistik yang sedang naik daun, saham ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor dengan profil agresif yang mencari keuntungan jangka menengah hingga panjang. Di sisi lain, perusahaan juga memiliki struktur keuangan yang cukup solid dan memiliki momentum yang kuat pasca IPO.
Kesimpulannya, saham CDIA cocok untuk investor yang berani mengambil risiko dengan prospek pertumbuhan yang tinggi. Namun, sebaiknya Anda menunggu hingga harganya lebih stabil, setelah euforia IPO. Kemudian, masuk secara bertahap sambil memantau realisasi proyek dan laporan keuangan berikutnya.
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Saham CDIA kurang cocok untuk pemula karena memiliki valuasi yang sangat tinggi (PER 239x) dan pergerakan harga yang sangat volatil pasca IPO. Meskipun prospeknya menarik di sektor energi dan logistik, risiko koreksi harga serta ekspektasi pasar yang besar membuatnya lebih sesuai bagi investor berpengalaman. Untuk investor pemula, sebaiknya memahami risiko dan melakukan riset lebih dalam sebelum berinvestasi. Kemudian, sebaiknya pemula mempertimbangkan saham dengan fundamental lebih stabil dan valuasi wajar.
Saham CDIA memiliki potensi yang layak untuk investasi jangka panjang. Ini karena perusahaan tersebut bergerak di sektor energi dan infrastruktur yang strategis. Selain itu, CDIA juga mendapatkan dukungan mitra besar seperti TPIA dan EGCO Group. Struktur keuangan yang sehat dan rencana ekspansi yang agresif memberikan nilai tambah pada Chandra Daya Investasi. Namun, sebaiknya Anda perlu mempertimbangkan untuk melakukan pembelian secara bertahap sambil memantau realisasi proyek dan kinerja keuangan mereka.
Beberapa risiko yang dapat muncul saat berinvestasi saham CDIA yaitu ketergantungan pada proyek investasi jangka panjang dan ketidakpastian makroekonomi seperti fluktuasi sektor energi dan infrastruktur. Jika proyek tidak berjalan sesuai rencana atau tidak segera menghasilkan arus kas, harga saham perusahaan bisa terkoreksi. Oleh karena itu, Anda tetap harus melakukan pemantauan secara berkala pada laporan keuangan dan progres proyek.
Artikel Terkait