logo RankiaIndonesia

Reksa Dana vs Deposito, Apa Perbedaannya?

Reksa dana dan deposito adalah produk keuangan populer di Indonesia. Artikel ini membahas perbedaan, keuntungan, dan risiko dari kedua produk untuk membantu Anda memilih yang tepat.
Reksa dana vs Deposito, dua instrumen keuangan yang pas untuk menabung dan berinvestasi

Reksa dana vs deposito keduanya menjadi produk yang pas jika Anda ingin menabung maupun berinvestasi. Namun, sebelum memutuskan mana yang terbaik, Anda harus tahu terlebih dulu perbedaan dari reksa dana vs deposito. Sehingga, sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Melansir data KSEI, jumlah investor reksa dana di Indonesia per April 2025 mencapai 15,35 juta. Kemudian, berdasarkan data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), jumlah simpanan deposito mencapai 35% dari total simpanan Rp 9.367 triliun per Juni 2025.

Dari data di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa reksa dana dan deposito merupakan jenis investasi yang populer di Indonesia. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan membahasa perbedaan antara reksa dana vs deposito.

Mari kita mulai pembahasannya!

Reksa Dana vs Deposito: Apa itu?

Meskipun sama-sama populer serta memberikan keuntungan, reksa dana dan deposito sama seperti dengan produk investasi lainnya. Kedua produk ini tidak menjamin 100% keuntungan, sehingga sebaiknya Anda jangan sampai salah dalam menentukan.

perbedaan reksa dana dan deposito
(Sumber: ET Money)

Pada bagian ini kami akan memberikan informasi mendasar terkait perbedaan di antara keduanya sehingga Anda dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak. Berikut penjelasannya:

Apa itu Reksa Dana?

Reksa dana adalah "wadah investasi" yang menghimpun dana dari para investor. Kemudian, manajer investasi mengelola dana tersebut ke dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang.

Dengan kata lain, reksa dana memungkinkan investor dengan modal kecil untuk mendiversifikasi portofolio tanpa harus repot memilih dan memantau satu per satu. Tentunya, produk ini mendapat pengawasan langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga keamanannya terjamin.

Bagi pemula, reksa dana menjadi pilihan menarik karena menawarkan kemudahan, transparansi, dan potensi imbal hasil yang kompetitif. Anda dapat memilih berbagai jenis reksa dana seperti reksa dana saham, pendapatan tetap, campuran, hingga pasar uang.

👉🏻 Ini Perbedaan Reksa Dana Pendapatan Tetap vs Obligasi

Apa itu Deposito?

Deposito adalah produk simpanan berjangka yang ditawarkan oleh bank. Anda dapat menyetorkan sejumlah dana dan menyimpannya dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat bunga tetap.

Deposito merupakan produk investasi yang aman dan memiliki bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa. Namun, Anda tidak dapat menarik dana di deposito sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo tanpa terkena penalti.

Meskipun imbal hasilnya tidak setinggi saham maupun reksa dana, deposito tetap menjadi pilihan populer bagi investor yang mengutamakan kestabilan, kepastian, perlindungan dana dari fluktuasi pasar.

Jenis Produk Deposito vs Reksa Dana

Sebagai instrumen investasi, baik deposito maupun reksa dana memiliki jenis produk yang berbeda. Berikut jenis produk dari masing-masing instrumen tersebut:

Jenis-Jenis Deposito

Selanjutnya, kita akan melihat beberapa jenis produk deposito yang ada di Indonesia. Berikut daftarnya:

  • Deposito berjangka: Merupakan jenis deposito yang paling umum dari bank. Nasabah bisanya menaruh dana selama periode tertentu (1,3,6, atau 12 bulan) dan bisa mencairkannya saat jatuh tempo.
  • Sertifikat deposito: Berbentuk sertifikat yang menjadi bukti bahwa nasabah telah menyetorkan sejumlah uang ke dalam deposito. Produk ini memungkinkan investor untuk menjual sertifikan tersebut ke pihak lain sebelum jatuh tempo.
  • Deposito on Call: Jenis deposito dengan jangka waktu yang sangat pendek, biasanya antara 7 hingga 30 hari. Namun, deposito on call biasanya memiliki syarat minimum setoran yang besar.
  • Deposito Syariah: Produk deposito yang berdasarkan pada prinsip syariah (akad mudharabah). Sehingga tidak menggunakan bunga, melainkan bagi hasil antara pemilik dana dan bank.
  • Deposito bertahap: Memungkinkan pencairan dana secara bertahap sesuai periode yang telah disepakati. Produk cocok bagi Anda yang ingin memperoleh arus kas rutin tanpa mencairkan seluruh simpanan pokok.
  • Deposito ARO (Automatic Roll Over): Deposito yang perpanjangannya terjadi secara otomatis jika nasabah tidak memberikan instruksi, baik hanya pokok (ARO non-plus) atau beserta bunga (ARO plus).
  • Deposito Valas: Dinyatakan dalam bentuk mata uang asing seperti USD atau EUR. Produk ini cocok bagi Anda yang ingin memanfaatkan fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

Jenis-Jenis Reksa Dana

Berikut beberapa jenis produk reksa dana yang ada di Indonesia:

  • Reksa dana pasar uang: Menempatkan investasinya pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga berjangka kurang dari satu tahun. Risikonya paling rendah dan cocok untuk investor pemula.
  • Reksa dana pendapatan tetap: Menginvestasikan minimal 80% dananya pada obligasi atau surat utang. Tujuannya, memberikan imbal hasil dengan risiko yang tergolong moderat.
  • Reksa dana campuran: Mengalokasikan dananya ke saham, obligasi, dan pasar uang dengan proporsi tertentu. Cocok bagi investor yang mencari keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas.
  • Reksa dana saham: Manajer investasi menempatkan sebagian besar pada instrumen saham dengan potensi keuntungan tinggi namun beserta risiko besar. Reksa dana ini cocok untuk tujuan investasi jangka panjang seperti mempersiapkan dana pensiun atau pendidikan anak.
  • Reksa dana indeks: Jenis ini meniru pergerakan indeks tertentu seperti IDX30 atau LQ45. Produk ini memiliki kelebihan pada biaya pengelolaan yang rendah dan kinerja yang mencerminkan pasar secara menyeluruh.
  • Reksa dana syariah: Produk yang seluruh pengelolaan dan portofolionya mengikuti prinsip syariah Islam (menghindari riba atau judi).

Jatuh Tempo Reksa Dana vs Deposito

Jatuh tempo reksa dana dan deposito terletak pada fleksibilitas pencairannya.

Reksa dana tidak memiliki jatuh tempo karena Anda dapat mencairkannya kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Namun, nilai investasi reksa dana dapat naik turun tergantung pada kinerja pasar. Oleh karena itu, pastikan Anda melakukan pencairan sesuai dengan tujuan dan kondisi pasar yang tepat.

Di sisi lain, Anda hanya bisa mencairkan dana di deposito setelah mencapai tanggal jatuh tempo. Jika mencairkan dana tersebut sebelum jatuh tempo, Anda dapat terkena penalti atau tidak menerima pembayaran bunga. Oleh karena itu, sebelum memasukkan dana ke deposito, pastikan Anda tidak akan menggunakannya dalam waktu dekat.

Imbal Hasil Deposito vs Reksadana

return reksa dana dan deposito
(Sumber: IDX)

Perbedaan penting selanjutnya dari deposito vs reksa dana adalah imbal hasilnya.

Deposito adalah instrumen yang menawarkan bunga tetap yang mengikuti acuan BI Rate dan kebijakan masing-masing bank. Sehingga suku bunga deposito akan mengalami penyesuaian ketika Bank Indonesia menaikkan atau menurunkan BI Rate. Suku bunga yang mendapatkan jaminan dari LPS berada di kisaran 4,25% dengan batas maksimal dana Rp 2 miliar per nasabah per bank.

Oleh karena itu, jika Anda menyimpan dana di bank dengan bunga deposito di atas 4,25%, maka tidak mendapatkan jaminan dari LPS. Biasanya, bank digital seperti Krom, Neobank, dan Line Bank menawarkan bunga yang lebih tinggi untuk menarik nasabah baru.

Di sisi lain, imbal hasil reksa dana berasal dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolio. Pada produk reksa dana saham Anda bisa melihat kinerja IHSG sebagai acuan.

Meskipun return reksa dana tidak mendapat jaminan seperti deposito, potensi imbal hasilnya lebih tinggi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, produk ini cocok bagi Anda yang ingin mengincar pertumbuhan nilai investasi.

👉 Suku bunga Bank sentral Indonesia, BI Rate September Turun jadi 4,75%

Simulasi Imbal Hasil Reksa Dana vs Deposito

Agar Anda lebih mudah dalam membandingkan imbal hasil reksa dana dan deposito, kami akan memberikan contohnya dengan menggunakan tabel di bawah ini. Asumsi yang kami gunakan adalah melakukan top-up sebesar Rp 500 ribu setiap akhir bulan dalam jangka waktu 1 tahun. Berikut simulasinya:

DepositoRp 500.00012 bulan3%Rp 6.083.191
Reksa dana pasar uangRp 500. 00012 bulan5%Rp 6.319.428

Dengan nominal investasi yang sama, reska dana pasar uang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito berjangka. Ini karena return reksa dana pasar uang mengikuti kinerja instrumen psar uang yang lebih efisien. Di sisi lain, deposito memiliki bunga tetap yang cenderung lebih rendah.

Pencairan Deposito dan Reksa Dana

Pada deposito, Anda tidak bisa melakukan pencairan dana sebelum jatuh tempo. Jika Anda melakukannya, bank akan mengenakan penalti atau denda. Bentuk penalti ini dapat berupa penurunan suku bunga, pemotongan bunga yang sudah Anda peroleh, atau biaya penati tetap.

Oleh karena itu, sebelum membuka deposito, Anda perlu menyesuaikan jangka waktu penyimpanan dengan kebutuhan sehingga tidak terkena penalti. Setelah masa jatuh tempo, bank akan mentransfer dana deposito beserta bunganya langsung ke rekening tabungan Anda. Perlu Anda ingat lagi, tenor deposito bervariasi antara 1,3,6,12, hingga 24 bulan.

Di sisi lain, pencairan reksa dana jauh lebih fleksibel karena Anda dapat menjual unit kapan saja tanpa terikat jatuh tempo. Namun, proses pencairan tersebut tidak instan. Ini karena manajer investasi harus terlebih dahulu menjual efek di portofolio, kemudian bank kustodian akan mencatat dan merekap transaksi sebelum dana masuk ke rekening Anda.

Waktu pencairan reksa dana sendiri berkisar antara 1 hingga 7 hari kerja, tergantung jenis, nilai transaksi, dan kebijakan masing-masing manajer investasi. Fleksibilitas ini membuat reksa dana menjadi pilihan menarik bagi Anda yang membutuhkan likuiditas tinggi tanpa kehilangan potensi imbal hasil.

Pajak Reksadana dan Deposito

perbedaan reksa dana dan deposito
(Sumber: Ajaib)

Salah satu keuntungan utama berinvestasi reksa dana daripada deposito adalah dari sisi pajak penghasilan. Pemerintah tidak mengenakan pajak atas keuntungan reksa dana karena produk tersebut tidak termasuk objek pajak. Sehingga, Anda dapat menikmati seluruh keuntungan dari reksa dana tanpa potongan apa pun.

Sebaliknya, deposito termasuk objek pajak seusai peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Jika Anda memiliki nominal bunga simpanan lebih dari Rp 7,5 juta, bank akan langsung memotong pajak sebesar 20% dari total bunga.

Misalnya, Anda menyimpan dana selama 3 bulan sebesar Rp 250 juta dengan suku bunga 3,5%. Oleh karena bunganya di atas Rp 7,5 juta, maka ada pengenaan pajak. Semula Anda seharusnya mendapatkan bunga sebesar Rp 2.187.500, namun karena pemotongan pajak Anda akan menerima bunga sebesar Rp 1.750.000.

👉 Peraturan Pajak Terbaru 2025: Pengertian PPh & Skemanya!

Minimal Investasi di Deposito dan Reksa Dana

modal investasi reksa dana dan  menabung di deposito
(Sumber: Kompas)

Perbedaan lain yang bisa menjadi pertimbangan sebelum berinvestasi reksa dana atau menabung di deposito adalah minimal dana. Anda bisa mulai investasi dengan dana Rp 10.000 lewat aplikasi investasi reksa dana terbaik seperti Ajaib, Bareksa, Bibit, Makmur, atau Pluang.

Namun, untuk menyimpan dana di deposito bank, Anda membutuhkan modal minimal Rp 1 juta. Umumnya, beberapa bank digital memiliki syarat setoran yang lebih kecil untuk bisa mulai menyimpan dana di deposito.

Potensi Kerugian Reksa Dana Vs Deposito

Memahami potensi risiko kerugian saat berinvestasi dalam reksa dana atau deposito merupakan strategi dalam manajemen risiko. Berikut tabel perbandingan risiko yang ada pada keduanya:

Deposito 1 - 2 tahun Bunga deposito kalah melawan inflasi
Reksa dana pasar uang1 - 3 tahunReturn kalah melawan inflasi
Reksa dana pendapatan tetap1 - 5 tahunNAB berpotensi turun
Reksa dana campuran > 5 tahunNAB berpotensi turun
Reksa dana saham> 5 tahunNAB berpotensi turun

Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa tidak ada satu pun investasi yang memberikan jaminan 100% untung. Baik reksa dana maupun deposito pasti memiliki risikonya masing-masing.

Cara Investasi Reksa Dana

aplikasi investasi resmi OJK
(Sumber: Kumparan)

Secara umum, memulai investasi reksa dana di aplikasi investasi online sangat mudah. Berikut langkah-langkah memulai investasi reksa dana yang dapat Anda ikuti:

  • Pilih aplikasi reksa dana terbaik dan resmi OJK.
  • Unduh aplikasi reksa dana tersebut.
  • Lakukan pendaftaran akun dan KYC.
  • Lakukan top up sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku di aplikasi investasi yang Anda pilih.
  • Beli produk reksa dana yang tersedia mulai dari Rp10.000
  • Biasanya, proses pembelian reksa dana memakan waktu 2 hari kerja.
  • Cek riwayat transaksi pembelian untuk memantau progres pembelian.
  • Ketika pembelian reksa dana berhasil dilakukan Manajer Investasi (MI), Anda akan mendapatkan unit penyertaan reksa dana sebagai bukti kepemilikan reksa dana.

Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum membeli reksa dana di aplikasi investasi online. Selain memastikan apakah aplikasi tersebut resmi, Anda juga harus memastikan bahwa produk reksa dana sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

Kemudian, Anda dapat membaca fund fact sheet reksa dana terlebih dahulu sebelum membeli produk. Dokumen ini berisikan informasi terkait profil Manajer Investasi (MI), bank kustodian, kinerja pembanding, kinerja reksa dana, profil risiko, alokasi investasi, hingga NAB. Selain itu, Anda juga harus mencari tahun komisi reksa dana apa saja yang dapat memengaruhi imbal hasil investasi.

Cara Menabung di Deposito

Aplikasi MyBCA
(Sumber: Kompas)

Jika ingin menyimpan dana di deposito, Anda dapat melakukannya dengan cara datang langsung ke kantor cabang bank terdekat. Selain itu, Anda dapat menyimpan dana di deposito melalui aplikasi perbankan online. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:

  • Unduh aplikasi perbankan online yang ingin dipilih sebagai tempat menabung di deposito.
  • Lakukan pendaftaran dan KYC.
  • Pilih produk deposito yang sesuai.
  • Tentukan jumlah uang yang ingin disetorkan dan pilih jangka waktu yang paling sesuai.
  • Lakukan transfer dana ke rekening deposito online.

Ada beberapa persyaratan administrasi yang harus Anda lengkapi sebelum menyimpan dana di deposito secara online. Syarat-syarat tersebut mencakup KTP, NPWP, rekening tabungan (bank yang sama), serta memenuhi syarat minimal setoran dari pihak bank

Anda dapat menggunakan beberapa aplikasi perbankan seperti BRImo miliki bank BRI (BBRI) atau MyBCA dari Bank Central Asia (BBCA). Kedua bank ini memungkinkan Anda untuk menyimpan dana di deposito dengan minimal setoran mulai dari Rp 1 juta.

Mana yang Lebih Baik, Deposito atau Reksa Dana? Ini Pendapat Kami

Jika Anda mengutamakan keamanan, kepastian, dan investasi minim risiko, deposito merupakan pilihan terbaik untuk membuat uang Anda berkembang.

Di sisi lain, reksa dana adalah produk investasi yang memungkinkan Anda untuk mendiversifikasi portofolio dengan modal kecil. Produk ini juga menawarkan tingkat risiko yang fleksibel sehingga investor dapat menyesuaikannya sendiri. Hal terpenting dari investasi reksa dana adalah Anda tidak perlu terus memantaunya karena dikelola oleh Manajer Investasi (MI).

Kesimpulannya, semua tergantung pada profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Ingat, bahwa setiap produk investasi memiliki risiko dan tidak ada yang menjamin 100% keuntungan.

Sebagai penutup, berikut perbedaan antara reksa dana dan deposito yang sudah kami rangkum dalam bentuk tabel:

Reksa Dana Deposito
Minimal InvestasiMulai dari Rp10.000Mulai dari Rp1 juta - Rp10 juta
PajakBebas pajakAda pengenaan pajak sebesar 20% dari total bunga jika nilainya lebih dari Rp 7,5 juta
Cara Investasiaplikasi investasi online dan perusahaan sekuritasaplikasi perbankan online dan kantor cabang bank
Potensi KerugianNAB turun dan return kalah dengan inflasi (tergantung jenis reksa dana) Bunga deposito kalah dengan inflasi
JaminanTidak ada jaminan karena kinerja reksa dana tidak fixedDijamin LPS (4,25%) sampai dengan Rp 2 miliar per nasabah per bank
Pencairan Fleksible (kapan saja)Mengikuti pilihan tenor (1, 3, 6, 12, atau 24 bulan)
Imbal Hasil InvestasiMengikuti kondisi pasar Mengikuti BI Rate
Jenis Investasi (reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran)Perbankan (deposito berjangka, sertifikat deposito, deposito on call)

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) reksa dana vs deposito

Iklan
Artikel terkait