Apa itu IHSG dan Kenapa IHSG Terus Turun Hari Ini?

Dalam 5 hari berturut-turut kenapa IHSG terus turun hari ini dan apa itu IHSG? Kami akan membahasanya pada artikel ini. Namun data utama yang perlu Anda pegang adalah IHSG terus turun hari ini dengan penurunan kumulatif 7,65% dalam satu minggu per Selasa (11/2).

Mengenal IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah hal yang penting ketika Anda akan berinvestasi saham Indonesia. Saat akan mulai berinvestasi saham, Anda pasti akan menemukan istilah Bursa Efek Indonesia (BEI) dan IHSG.

Bursa efek ini menjadi tempat untuk menangani transaksi efek yang ada di Indonesia. Tujuan utamanya adalah menyediakan infrastruktur yang membuat perdagangan efek dapat berjalan dengan tertib, efisien, dan adil.

IHSG: Mengenal Indeks Saham & Fungsinya!
Sumber: IDX Chanel

Sementara itu akan banyak investor dan analis saham mengungkapkan istilah IHSG. Mereka biasanya menggunakan indeks ini sebagai tolok ukur kinerja pasar modal yang ada di Indonesia. Para investor seringkali melihat pergerakan IHSG untuk mendapatkan gambaran pergerakan harga saham secara menyeluruh.

Pada artikel ini, kami akan membahas apa itu IHSG? Bagaimana cara kerjanya serta seberapa besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham pada pasar Indonesia?

Apa itu IHSG?

Salah satu indeks yang sering kita jumpai di pasar saham Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks yang juga disingkaty IHSG adalah indeks utama yang ada pada BEI.

Ketika para investor ingin melihat gambaran pergerakan harga saham, mereka menggunakan IHSG untuk menjadi acuan. Selain itu, dengan memanfaatkan indeks ini, mereka juga dapat mengukur keuntungan yang berhasil mereka peroleh.

IHSG berisi seluruh saham yang terdaftar di BEI. Ini tentu berbeda dengan indeks IDX30 dan LQ45 yang memiliki kriteria lebih ketat.

IHSG pertama kali muncul pada bursa pada tanggal 1 April 1983 di Bursa Efek Jakarta (saat ini BEI). Hari dasar penghitungan IHSG terjadi pada tanggal 10 Agustus 1982, dengan nilai dasarnya 100.

Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah 13 emiten. Saat ini jumlah emiten yang tergabung dalam indek tersebut hampir mencapai 1.000 emiten. Indeks ini mencakup pergerakan harga pada seluruh saham biasa dan saham preferen pada BEI.

Sepanjang sejarahnya, nilai IHSG tertinggi (all time high) terjadi pada penutupan perdagangan 19 September 2024. IHSG saat itu berhasil mencapai posisi 7.905.30. Sayangnya pada Februari 2025, IHSG terpuruk dengan penutupan di level 6.531,99 pada 11 Febuari 2025. Kenapa IHSG terus turun hari ini? Simak jawabannya dengan terus membaca artikel ini!

👉 Panduan Membeli Saham di Bursa: Langkah Mudah untuk Pemula

Bagaimana cara kerja IHSG?

Sebelum membahas kenapa IHSG terus turun hari ini, kita perlu memahami cara kerja IHSG. Berikut penjelasannya:

Penghitungan Indeks IHSG

Setelah mengetahui definisi tentang indeks tersebut. Sekarang, saatnya Anda mengetahui cara kerja IHSG beserta penghitungannya. Untuk melakukan penghitungan nilai indeks, caranya sama dengan menghitung indeks saham lainnya di seluruh dunia, yaitu dengan menggunakan metode Market Value Weighted Average Index.

Berikut merupakan rumus untuk menghitung IHSG:

Bagaimana cara kerja IHSG?
  • Nilai Dasar merupakan kumulatif dari jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar
  • Niali Pasar merupakan kumulatif dari jumlah saham yang tercata dikali dengan harga pasar

Untuk menghitung Nilai Pasar, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

Penghitungan Indeks IHSG

Dengan:

  • p = harga pada emiten ke-i
  • q = jumlah saham penghitungan indeks untuk emiten ke-i
  • n = jumlah emiten yang tercatat pada bursa efek

Pembobotan Saham pada Indeks IHSG

Pada IHSG, penghitungannya berdasarkan pada pergerakan harga saham pada sejumlah perusahaan yang terdaftar pada BEI. Terdapat beberapa tahapan untuk menentukan apakah saham tersebut dapat menjadi bagian dari indeks atau tidak. Biasanya pemilihan saham yang akan masuk ke indeks berdasarkan pada saham dengan volume perdagangan yang tinggi dan kapitalisasi pasar.

Setelah melakukan pemilihan saham tersebut, langkah berikutnya adalah melakukan pembobotan pada masing-masing saham. Pembobotan ini berdasarkan pada kapitalisasi kapitalisasi. Sehingga, semakin besar kapitalisasi pasarnya, bobotnya akan semakin besar pada IHSG.

Namun, pada tahun 2022, terjadi skema baru yaitu dengan menggunakan metode Capped Adjusted Free Float Market Capitalization Weighted Average. Pembatasan pembobotan ini berkisar antara 9% hingga 20% sehingga saham tertentu tidak dapat mendominasi pergerakan suatu indek saham.

👉 Broker Terbaik Beli Saham Indonesia, Ini Daftarnya!

Waktu Perdagangan Saham IHSG

Seperti yang telah kita ketahui, IHSG menjadi acuan kita dalam melihat pergerakan pada pasar saham. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mendapatkan informasi tentang trading hours yang ada pada BEI. Berikut merupakan informasi detil tentang jam perdagangan Bursa Efek Indonesia:

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Tunai

SesiWaktu Perdagangan
(Senin s.d. Kamis )
Waktu Perdagangan
(Jumat)
Pra-pembukaan08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB
Sesi I09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB
Sesi II13.30.00 WIB – 15.49.59 WIB14.00.00 WIB – 15.49.59 WIB
Pra-penutupan15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB
Random Closing15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB
Pasca Penutupan16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Tunai

SesiWaktu Perdagangan
(Senin s.d. Kamis)
Waktu Perdagangan
(Jumat)
Sesi I09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB

Jam Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi

SesiWaktu Perdagangan
(Senin s.d. Kamis)
Waktu Perdagangan
(Jumat)
Sesi I09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB
Sesi II13.30.00 WIB – 16.30.00 WIB14.00.00 WIB – 16.30.00 WIB

Secara umum,  jam operasional bursa saham di Indonesia sama dengan jam opersional bursa saham di dunia yaitu dari hari Senin hingga Jumat, terkecuali pada hari libur tertentu.

👉 simak Jadwal Libur Bursa Efek Indonesia, Asia Dunia 2024: Tanggal Buka & Tutup

Saham-Saham Berpengaruh pada IHSG

Oleh karena teradapat beberapa saham yang memiliki bobot yang cukup tinggi, maka pergerakan harga saham tersebut juga dapat berpengaruh pada IHSG. Sehingga apabila pergerakan harga saham secara umum bagus dan naik, maka IHSG akan naik juga. Begitupun sebaliknya, bila pergerakan harga saham kurang bagus atau turun maka IHSG pun akan ikut turun. Ini bisa menjadi penyebab kenapa IHSG terus turun hari ini.

Berikut merupakan daftar 10 saham berpengaruh pada IHSG:

Nama PerusahaanTickerCaptalisasi PasarBobot pada IndexSektor
Bank Central Asia TbkBBCARp 242,10 Triliun8,63%Keuangan
Bank Mandiri (Persero) Tbk.BMRIRp 217,57 Triliun7,75%Keuangan
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.BBRIRp 188,54 Triliun6,72%Keuangan
Amman Mineral Internasional Tbk.AMMNRp 151,05 Triliun5,38%Bahan baku
Telkom Indonesia (Persero) Tbk.TLKMRp 137,35 Triliun4,89%Infrastruktur
Chandra Asri Petrochemical Tbk.TPIARp 132,00 Triliun4,70%Bahan baku
Barito Renewables Energy Tbk.BRENRp 129,08 Triliun4,60%Infrastruktur
Bayan Resources Tbk.BYANRp 110,19 Triliun3,93%Energi
Astra International Tbk.ASIIRp 78,31 Triliun2,79%Industri
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.BBNIRp 64,73 Triliun2,31%Keuangan
Sumber: IDX

Pada data di atas dapat kita ketahui bahwa 10 perusahaan tersebut memiliki total kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.450,91 triliun dari total kapitalisasi pasar indeks. Kemudian, total bobot dari 10 perusahaan tersebut adalah sebesar 51,69% (per Mei 2024) pada indeks sehingga pergerakannya akan sangat berpengaruh.

Sektor Paling Berpengaruh pada IHSG

saham ihsg adalah

Kemudian, dapat kita lihat pada gambar di atas, dari 10 saham perusahaan paling berpengaruh pada IHSG, 32,9% berasal dari saham yang bergerak di sektor keuangan. Sektor yang paling kecil pengaruhnya teradpat pada sektor properti. Sehingga hal ini membuktikan bahwa saham perusahaan yang bergerak di sektor keuangan masih menjadi incaran para investor untuk berinvestasi.

Hal ini karena apabila kita mengamati pergerakan pada saham seperti BBCA dan BBRI, tren yang terjadi adalah positif, Meskipun beberapa kali saham tersebut mengalami penurunan, namun tidak signfikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ekspektasi pasar akan beberapa saham sektor keuangan masih bagus.

👉 Saham Terbaik di Indonesia 2024, Layak Dibeli!

Fungsi & Peran Penting IHSG

IHSG adalah indeks yang terdiri dari seluruh saham di Bursa Efek Indonesia. Sehingga secara umum, IHSG menjadi indeks yang membuat kita mengetahui bagaimana kinerja pasar saham saat ini. Selain itu, berikut fungsi dan peran penting IHSG:

  • IHSG bisa menjadi indikator sentimen pasar: IHSG dihitung secara real-time berdasarkan rata-rata harga saham di bursa, sehingga dengan melihat IHSG kita jadi tahu bagaimana pergerakan pasar saat ada berita ekonomi atau sentimen tertentu di hari itu.
  • Benchmark bagi investor: dengan melihat pergerakan IHSG investor jadi mengetahui bagaimana pergerakan portofolio secara umum. Saat IHSG maka secara umum banyak saham yang mengalami kenaikan harga. Begitu juga sebaliknya
  • Menjadi dasar untuk produk finansial lainnya seperti ETF dan reksa dana: IHSG menyediakan banyak pilihan saham yang bisa menjadi aset untuk produk finansial dana kolektif seperti ETF, reksa dana saham dan reksa dana indeks.

Hal yang cukup penting dari adanya IHSG adalah merefleksikan seluruh kondisi ekonomi dan kinerja perusahaan di Indonesia. Aliran modal asing bisa masuk ke suatu negara salah satunya melalui pasar saham. Saat banyak aliran dana asing masuk maka dunia internasional percaya pada kondisi ekonomi Indonesia yang menguntungkan.

Di sisi lain, saat aliran dana asing masuk maka ekonomi Indonesia semakin besar. Sebab banyak aliran modal masuk, perusahaan bisa mudah melakukan ekspansi, penerimaan pajak tinggi dan pertumbuhan ekonomi bagus.

Faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG

Berikut beberapa faktor yang bisa menggerakkan pergerakan IHSG:

Faktor Internal

Berikut faktor internal yang mempengaruhi pergerakan IHSG:

  • Kebijakan pemerintah: IHSG cukup sensitif dengan kebijakan pemerintah yang terkait dengan pasar modal. Hal ini terjadi karena investor biasanya akan melihat seperti apa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Apabila kebijakan tersebut ternyata merugikan investor mereka akan menarik dana investasinya di pasar saham sehingga IHSG akan turun.
  • Kondisi perekonomian dalam negeri: Investor saham akan melihat berbagai faktor seperti tingkat inflasi, angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Apabila tingkat inflasi tinggi maka investor akan meninggalkan pasar saham dan beralih ke pasar pendapatan tetap. Hal ini terjadi karena saat inflasi tinggi maka Bank Indonesia (BI) akan mengendalikan dengan menaikkan suku bunga, sehingga pendapatan tetap yang imbal hasilnya mengekor suku bunga lebih terlihat menjanjikan. Sedangkan pasar saham akan negatif karena perusahaan akan mengalami beban pinjaman yang meningkat dan bisa menggerus laba mereka.
  • Aksi yang dilakukan oleh perusahaan: Beberapa aksi yang biasanya dicermati investor adalah pembagian dividen, pemecahan nilai nominal saham, penambahan saham, akuisisi, merger, investasi baru dan divestasi. Apabila pasar menilai aksi perusahaan akan menguntungkan investor, maka saham perusahaan akan naik. bagi saham yang bobotnya besar bagi IHSG maka IHSG akan ikut terdorong naik.

Faktor Eksternal

Selain faktor internal, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu:

  • Kondisi ekonomi global: Kondisi ekonomi global ini biasanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan China. Apabila kondisi perekonomian ketiga pasar utama tersebut melemah maka biasanya IHSG juga ikut turun. Misalnya The Fed menaikkan suku bunga acuan karena inflasi masih tinggi. Ini akan direspon oleh BI dengan menaikkan suku bunga supaya aliran modal asing tidak banyak keluar dari Indonesia. Apabila era suku bunga tinggi cukup lama, investor lebih suka berinvestasi di pasar pendapatan tetap.
  • Kondisi geo-politik: kondisi geo-politik ini seperti perang dagang China-AS pada tahun 2018, konflik Israel-Palestina dan Konflik Ukraina-Rusia. Konflik-konflik ini akan menghambat jalur perdagangan dunia yang mengakibatkan banyak harga naik dan berakhir dengan menggerus laba perusahaan. Tentu sentimen negatif ini akan direspon negatif pula oleh para investor. Mereka akan beralih ke aset investasi yang rendah risiko.

Kenapa IHSG terus turun hari ini?

IHSG terus turun hari ini sejak 5 Februari 2025. Pada perdagangan Selasa (11/2) IHSG turun 1,75% ke level 6.531,99 pada penutupan bursa saham Indonesia. Penurunan ini menandai IHSG telah terkoreksi hingga 7,65% dalam satu pekan atau 7,74% sejak awal tahun.

Kenapa IHSG terus turun hari ini? Melansir RTI, penyebabnya adalah investor asing mencatatkan net sell alias jual bersih hingga Rp 469,47 miliar di seluruh pasar per Selasa (11/2). Jika kita lihat lagi, dalam satu pekan net sell investor asing mencapai Rp 4,45 triliun.

Mari kita lihat saham apa saja yang banyak dilepas oleh investor asing dan menjadi penyebab kenapa Indeks Harga Saham Gabungan terus turun hari ini!

SahamNet Sell dalam 5 hari di pasar reguler
Bank Mandiri Tbk (BMRI)Rp 2,1 triliun
Bank Central Asia Tbk (BBCA)Rp 898,2 miliar
GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)Rp 475,1 miliar
Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)Rp 326,5 miliar
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)Rp 302,4 miliar

Dapat kita lihat bahwa asing banyak melepas saham bank-bank jumbo di Indonesia. Beberapa analis mengungkapkan penyebab asing menjual kepemilikannya pada saham bank jumbo karena kinerja bank yang menurun. Seperti kita tahu, beberapa bank besar telah merilis kaporan keuangan tahun 2024 yang cenderung di bawah ekspektasi pasar.

Di sisi lain, kenapa IHSG terus turun hari ini adalah adanya perilaku investor untuk memilih aset yang lebih menguntungkan. Hal ini utamanya didorong oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat. Seperti kita ketahui, data tenaga kerja AS menunjukkan pengangguran yang rendah dan inflasi yang masih di atas target 2% The Fed. Jerome Powell mengatakan kondisi ekonomi AS kuat secara keseluruhan dan mencapai kemajuan besar menuju tujuan The Fed dalam dua tahun terakhi.

Kemudian The Fed dan para pelaku pasar kemungkinan masih melihat bagaimana langkah Donald Trump mengenai kebijakan barunya. Antara lain tarif impor baru yang luas, deportase imigran yang sebenarnya menjadi pendorong pertumbuhan tenaga kerja, rencana reformasi pajak dan regulasi. Ada ketakutan dari pasar mengenai Perang Dagang Jilid II yang perlu diantisipasi.

Dari dalam negeri, beberapa analis mengungkapkan kebijakan efisiensi negara dan rupiah yang melemah juga menjadi sentimen negatif bagi IHSG.

Beberapa analis memprediksi IHSG akan bergerak mendatar (sideways) selama tidak menembus level 6.400-an. Sambil menunggu kebijakan tarif impor baru AS akan diterapkan. Presiden Trump sebelumnya telah mengumumkan pengenaan tarif sebesar 25%. Selain itu Trump juga ingin menerapkan tarif balasan terhadap negara yang mengenakan pajak tinggi terhadap impor AS yang bisa menyebabkan perang dagang akan dimulai.

Kesimpulan

IHSG adalah indikator yang berfungsi bagi suatu negara melihat kondisi perekonomiannya dan bagi investor untuk melihat portofolio. Apabila IHSG meningkat maka kondisi ekonomi suatu negara dilihat investor masih menguntungkan dan cukup solid. Ini juga menunjukan di sektor riil perusahaan berani ekspansi karena beban utang tidak akan terlalu tinggi dan pasar cukup kuat menyerap investasi yang dilakukan. Bagi investor ini akan menguntungkan karena skala bisnis bisa meluas yang artinya memiliki harapan imbal hasil yang meningkat. Ini akan membuat investor percaya diri akan keputusan investasinya.

Maka dari itu penting bagi para investor, terutama investor pemula memahami bagaimana memahami cara membaca IHSG. Apabila investor bisa melihat kondisi indeks, mereka akan lebih mudah membuat keputusan investasi setelah melihat kondisi pasa secara makro dan melihat sektor bisnis investasinya secara riil.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Mengapa inflasi dapat mempengaruhi IHSG?

Saat inflasi terus menerus tinggi, Bank Indonesia akan berusaha menurunkannya dengan meningkatkan suku bunga acuan. Suku bunga acuan ditingkatkan untuk menyerap likuiditas di pasar, sebab jika suku bunga tinggi maka biasanya suku bunga kredit dan suku bunga deposito akan meningkat. Ini kemudian membuat perusahaan memiliki biaya kredit yang meningkat sehingga akan menggerus labanya. Ini menjadi kurang menguntungkan bagi investor sehingga mereka akan lebih suka berinvestasi dengan imbal hasil tetap dan risiko lebih sedikit.

Apakah kinerja perusahaan mempengaruhi harga saham?

Kinerja perusahaan bisa mempengaruhi harga saham sebab investor juga menganalisa kinerja perusahaan sebagai dasar pertimbangan untuk melanjutkan investasinya, menambah investasi atau menjual sahamnya. Namun keputusan ini tidak terbatas hanya pada kinerja perusahaan. Investor juga mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, kondisi pasar global dan kondisi geo-politik internasional.

Artikel Terkait