Indeks

IHSG terus menguat sepanjang tahun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 17% sejak awal tahun. Mengenal IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah hal yang penting ketika Anda akan berinvestasi saham Indonesia. Saat akan mulai berinvestasi saham, Anda pasti akan menemukan istilah Bursa Efek Indonesia (BEI) dan IHSG.
Bursa efek ini menjadi tempat untuk menangani transaksi efek yang ada di Indonesia. Tujuan utamanya adalah menyediakan infrastruktur yang membuat perdagangan efek dapat berjalan dengan tertib, efisien, dan adil.
Sementara itu akan banyak investor dan analis saham mengungkapkan istilah IHSG. Mereka biasanya menggunakan indeks ini sebagai tolok ukur kinerja pasar modal yang ada di Indonesia. Para investor seringkali melihat pergerakan IHSG untuk mendapatkan gambaran pergerakan harga saham secara menyeluruh.
Pada artikel ini, kami akan membahas apa itu IHSG? Bagaimana cara kerjanya serta seberapa besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham pada pasar Indonesia?
Salah satu indeks yang sering kita jumpai di pasar saham Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks yang juga disingkat IHSG adalah indeks utama yang ada pada BEI.
Ketika para investor ingin melihat gambaran pergerakan harga saham, mereka menggunakan IHSG untuk menjadi acuan. Selain itu, dengan memanfaatkan indeks ini, mereka juga dapat mengukur keuntungan yang berhasil mereka peroleh.
IHSG berisi seluruh saham yang terdaftar di BEI. Ini tentu berbeda dengan indeks IDX30 dan LQ45 yang memiliki kriteria lebih ketat.
IHSG pertama kali muncul pada bursa pada tanggal 1 April 1983 di Bursa Efek Jakarta (saat ini BEI). Hari dasar penghitungan IHSG terjadi pada tanggal 10 Agustus 1982, dengan nilai dasarnya 100.
Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah 13 emiten. Saat ini jumlah emiten yang tergabung dalam indek tersebut hampir mencapai 1.000 emiten. Indeks ini mencakup pergerakan harga pada seluruh saham biasa dan saham preferen pada BEI.
Sepanjang sejarahnya, nilai IHSG tertinggi (all time high) terjadi pada penutupan perdagangan 19 September 2024. IHSG saat itu berhasil mencapai posisi 7.905.30. Sayangnya pada Februari 2025, IHSG terpuruk dengan penutupan di level 6.531,99 pada 11 Febuari 2025. Kenapa IHSG terus turun hari ini? Simak jawabannya dengan terus membaca artikel ini!
👉 Panduan Membeli Saham di Bursa: Langkah Mudah untuk Pemula
Sebelum membahas kenapa IHSG terus turun hari ini, kita perlu memahami cara kerja IHSG. Berikut penjelasannya:
Setelah mengetahui definisi tentang indeks tersebut. Sekarang, saatnya Anda mengetahui cara kerja IHSG beserta penghitungannya. Untuk melakukan penghitungan nilai indeks, caranya sama dengan menghitung indeks saham lainnya di seluruh dunia, yaitu dengan menggunakan metode Market Value Weighted Average Index. Sehingga IHSG dihitung berdasarkan total kapitalisasi pasar seluruh saham tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Berikut merupakan rumus untuk menghitung IHSG:

Untuk menghitung Nilai Pasar, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

Dengan:
👉🏻 Jadwal Libur Bursa Efek Indonesia, Asia Dunia 2025: Tanggal Buka & Tutup
Penghitungan bobot IHSG adalah berdasarkan pada pergerakan harga saham pada sejumlah perusahaan yang terdaftar pada BEI. Terdapat beberapa tahapan untuk menentukan apakah saham tersebut dapat menjadi bagian dari indeks atau tidak. Biasanya pemilihan saham yang akan masuk ke indeks berdasarkan pada saham dengan volume perdagangan yang tinggi dan kapitalisasi pasar.
Setelah melakukan pemilihan saham tersebut, langkah berikutnya adalah melakukan pembobotan pada masing-masing saham. Pembobotan ini berdasarkan pada kapitalisasi kapitalisasi. Sehingga, semakin besar kapitalisasi pasarnya, bobotnya akan semakin besar pada IHSG.
👉 Broker Terbaik Beli Saham Indonesia, Ini Daftarnya!
Seperti yang telah kita ketahui, IHSG menjadi acuan kita dalam melihat pergerakan pada pasar saham. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mendapatkan informasi tentang trading hours yang ada pada BEI. Berikut merupakan informasi detil tentang jam perdagangan Bursa Efek Indonesia:
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis ) | Waktu Perdagangan (Jumat) | |||
| Pra-pembukaan | 08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB | 08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB | |||
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB | |||
| Sesi II | 13.30.00 WIB – 15.49.59 WIB | 14.00.00 WIB – 15.49.59 WIB | |||
| Pra-penutupan | 15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB | 15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB | |||
| Random Closing | 15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB | 15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB | |||
| Pasca Penutupan | 16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB | 16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB |
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis ) | Waktu Perdagangan (Jumat) |
| Pra-pembukaan | 08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB | 08.45.00 WIB – 08.59.59 WIB |
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB |
| Sesi II | 13.30.00 WIB – 15.49.59 WIB | 14.00.00 WIB – 15.49.59 WIB |
| Pra-penutupan | 15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB | 15.50.00 WIB – 16.00.59 WIB |
| Random Closing | 15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB | 15.58.00 WIB – 16.00.00 WIB |
| Pasca Penutupan | 16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB | 16.01.00 WIB – 16.15.00 WIB |
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis) | Waktu Perdagangan (Jumat) | |||
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB |
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis) | Waktu Perdagangan (Jumat) |
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB |
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis) | Waktu Perdagangan (Jumat) | |||
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB | |||
| Sesi II | 13.30.00 WIB – 16.30.00 WIB | 14.00.00 WIB – 16.30.00 WIB |
| Sesi | Waktu Perdagangan (Senin s.d. Kamis) | Waktu Perdagangan (Jumat) |
| Sesi I | 09.00.00 WIB – 12.00.00 WIB | 09.00.00 WIB – 11.30.00 WIB |
| Sesi II | 13.30.00 WIB – 16.30.00 WIB | 14.00.00 WIB – 16.30.00 WIB |
Secara umum, jam operasional bursa saham di Indonesia sama dengan jam opersional bursa saham di dunia yaitu dari hari Senin hingga Jumat, terkecuali pada hari libur tertentu.
👉 simak Jadwal Libur Bursa Efek Indonesia, Asia Dunia 2024: Tanggal Buka & Tutup
Oleh karena teradapat beberapa saham yang memiliki bobot yang cukup tinggi, maka pergerakan harga saham tersebut juga dapat berpengaruh pada IHSG. Sehingga apabila pergerakan harga saham secara umum bagus dan naik, maka IHSG akan naik juga. Begitupun sebaliknya, bila pergerakan harga saham kurang bagus atau turun maka IHSG pun akan ikut turun. Ini bisa menjadi penyebab kenapa IHSG terus turun hari ini.
Berikut merupakan daftar 10 saham berpengaruh pada IHSG:
| Nama Perusahaan | Ticker | Kapitalisasi Pasar | Bobot pada Index | Sektor | |||||
| Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. | BBRI | Rp 263,78 triliun | 7,96% | Keuangan | |||||
| Bank Central Asia Tbk | BBCA | Rp 223,33 triliun | 6,74% | Keuangan | |||||
| Dian Swastika Sentosa Tbk | DSSA | Rp 167,1 triliun | 5,04% | Energi | |||||
| Bank Mandiri (Persero) Tbk. | BMRI | Rp 158,03 triliun | 4,77% | Keuangan | |||||
| Barito Renewables Energy Tbk. | BREN | Rp 145,87 triliun | 4,4% | Infrastruktur | |||||
| Telkom Indonesia (Persero) Tbk. | TLKM | Rp 143,11 triliun | 4,32% | Infrastruktur | |||||
| Bayan Resources Tbk. | BYAN | Rp 130,05 triliun | 3,93% | Energi | |||||
| DCI Indonesia Tbk | DCII | Rp 121 triliun | 3,65% | Teknologi | |||||
| Astra International Tbk. | ASII | Rp 105,14 triliun | 3,17% | Industrial | |||||
| Barito Pacific Tbk | BRPT | Rp 95,59 triliun | 2,88% | Basic Materials |
| Nama Perusahaan | Ticker | Kapitalisasi Pasar | Bobot pada Index | Sektor | |||||
| Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. | BBRI | Rp 263,78 triliun | 7,96% | Keuangan | |||||
| Bank Central Asia Tbk | BBCA | Rp 223,33 triliun | 6,74% | Keuangan | |||||
| Dian Swastika Sentosa Tbk | DSSA | Rp 167,1 triliun | 5,04% | Energi | |||||
| Bank Mandiri (Persero) Tbk. | BMRI | Rp 158,03 triliun | 4,77% | Keuangan | |||||
| Barito Renewables Energy Tbk. | BREN | Rp 145,87 triliun | 4,4% | Infrastruktur | |||||
| Telkom Indonesia (Persero) Tbk. | TLKM | Rp 143,11 triliun | 4,32% | Infrastruktur | |||||
| Bayan Resources Tbk. | BYAN | Rp 130,05 triliun | 3,93% | Energi | |||||
| DCI Indonesia Tbk | DCII | Rp 121 triliun | 3,65% | Teknologi | |||||
| Astra International Tbk. | ASII | Rp 105,14 triliun | 3,17% | Industrial | |||||
| Barito Pacific Tbk | BRPT | Rp 95,59 triliun | 2,88% | Basic Materials |
Pada data di atas dapat kita ketahui bahwa 10 perusahaan tersebut memiliki total kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.553 triliun dari total kapitalisasi pasar indeks. Kemudian, total bobot dari 10 perusahaan tersebut adalah sebesar 46,87% (per September 2025) pada indeks sehingga pergerakannya akan sangat berpengaruh.

Kemudian, dapat kita lihat pada gambar di atas, dari 10 saham perusahaan paling berpengaruh pada IHSG, 32,9% berasal dari saham yang bergerak di sektor keuangan. Sektor yang paling kecil pengaruhnya teradpat pada sektor properti. Sehingga hal ini membuktikan bahwa saham perusahaan yang bergerak di sektor keuangan masih menjadi incaran para investor untuk berinvestasi.
Hal ini karena apabila kita mengamati pergerakan pada saham seperti BBCA dan BBRI, tren yang terjadi adalah positif, Meskipun beberapa kali saham tersebut mengalami penurunan, namun tidak signfikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ekspektasi pasar akan beberapa saham sektor keuangan masih bagus.
👉 Saham Terbaik di Indonesia 2024, Layak Dibeli!
IHSG adalah indeks yang terdiri dari seluruh saham di Bursa Efek Indonesia. Sehingga secara umum, IHSG menjadi indeks yang membuat kita mengetahui bagaimana kinerja pasar saham saat ini. Selain itu, berikut fungsi dan peran penting IHSG:
Hal yang cukup penting dari adanya IHSG adalah merefleksikan seluruh kondisi ekonomi dan kinerja perusahaan di Indonesia. Aliran modal asing bisa masuk ke suatu negara salah satunya melalui pasar saham. Saat banyak aliran dana asing masuk maka dunia internasional percaya pada kondisi ekonomi Indonesia yang menguntungkan.
Di sisi lain, saat aliran dana asing masuk maka ekonomi Indonesia semakin besar. Sebab banyak aliran modal masuk, perusahaan bisa mudah melakukan ekspansi, penerimaan pajak tinggi dan pertumbuhan ekonomi bagus.
Berikut beberapa faktor yang bisa menggerakkan pergerakan IHSG:
Berikut faktor internal yang mempengaruhi pergerakan IHSG:
Selain faktor internal, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu:
IHSG adalah indikator yang berfungsi bagi suatu negara melihat kondisi perekonomiannya dan bagi investor untuk melihat portofolio. Apabila IHSG meningkat maka kondisi ekonomi suatu negara dilihat investor masih menguntungkan dan cukup solid. Ini juga menunjukan di sektor riil perusahaan berani ekspansi karena beban utang tidak akan terlalu tinggi dan pasar cukup kuat menyerap investasi yang dilakukan. Bagi investor ini akan menguntungkan karena skala bisnis bisa meluas yang artinya memiliki harapan imbal hasil yang meningkat. Ini akan membuat investor percaya diri akan keputusan investasinya.
Maka dari itu penting bagi para investor, terutama investor pemula memahami bagaimana memahami cara membaca IHSG. Apabila investor bisa melihat kondisi indeks, mereka akan lebih mudah membuat keputusan investasi setelah melihat kondisi pasa secara makro dan melihat sektor bisnis investasinya secara riil.