Prospek Saham Teknologi di Indonesia di era AI & Winter Tech

Kinerja saham teknologi mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan yang pesat pada ekonomi digital dan perubahan perilaku konsumen yang semakin bergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, transformasi ini mendorong adopsi layanan berbasis teknologi mulai dari e-commerce, fintech, hingga cloud computing. Ketiga layanan tersebut membuat kinerja emiten teknologi di Indonesia mengalami peningkatan.

Berikut prospek saham teknologi di Indonesia yang indeksnya naik tinggi

Peningkatan kinerja sektor teknologi dapat kita lihat di Bursa Efek Indonesia yang tercermin dari kinerja YTD (year-to-date) indeks IDXTECHNO. Hingga pertengahan tahun 2025, IDXTECHNO mencatatkan pertumbuhan sebesar 67,84% (data per 18 Juni 2025). Sehingga, menjadi tanda bahwa minat investor terhadap sektor ini tetap kuat karena potensi pertumbuhan jangka panjang yang masih terbuka lebar.

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu saham teknologi Indonesia. Kemudian, kami akan membahas alasan saham sektor ini menjadi menarik beserta analisis dan prospek beberapa saham teknologi besar di Indonesia. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!

Apa itu Saham Teknologi di Indonesia?

Saham teknologi adalah saham dari suatu perusahaan yang bergerak di sektor teknologi. Bisnis utama perusahaan tersebut mengembangkan atau memanfaatkan teknologi digital untuk menyediakan produk maupun layanan. Sektor ini mencakup beberapa bidang, yaitu:

  • Teknologi informasi dan perangkat lunak (software)
  • E-commerce dan layanan digital
  • Infrastruktur digital dan data center
  • Fintech dan layanan pembayaran elektronik

Perusahaan teknologi pada umumnya memiliki model bisnis yang berbasis pada pertumbuhan dan inovasi. Kemudian, mereka memiliki potensi ekspansi jangka panjang seiring ekonomi nasional yang semakin terdigitalisasi.

Berikut beberapa emiten teknologi yang tercatat di IDXTECHNO BEI (yang akan kami jelaskan lebih detil nanti):

  • GoTo Gojek Tokopedia (GOTO): Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekosistem digital terintegrasi. Layanan yang GOTO berikan mencakup ride-hailing, e-commerce, hingga layanan keuangan digital.
  • DCI Indonesia (DCII): Perusahaan yang menyediakan layanan data center terbesar di Indonesia yang sangat krusial dalam mendukung infrastruktur digital dan cloud.
  • Global Digital Niaga (BELI): Merupakan perusahaan e-commerce terintegrasi (omnichannel). Mereka masih termasuk ke dalam grup Djarum dan saat ini telah mengembangkan bisnisnya ke toko fisik dan layanan sehari-hari (Ranch Market), travel (tiket.com), hingga fintech (Blibli Paylater & Blu).

Saham-saham ini menjadi representasi dari transformasi ekonomi Indonesia menuju perekonomian digital. Sehingga, menarik untuk kita analisis sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang.

Kenapa Saham Sektor Teknologi Menarik?

Selanjutnya, kita akan melihat beberapa alasan mengapa saham perusahaan sektor teknologi menjadi menarik untuk investasi jangka panjang.

Berikut beberapa alasan yang perlu kita perhatikan:

1. Laju Inovasi yang Cepat

Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), cloud, computing, IoT, dan smart devices telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga, mendorong perusahaan untuk terus berinovasi, menciptakan pasar baru, dan meningkatkan efisiensi dalam bisnis mereka.

👉 Investasi di AI: analisa saham, ETF dan reksa dana

2. Generasi yang Semakin Bergantung pada Teknologi

Seiring dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada kemudahan dan otomatisasi, adopsi layanan digital menjadi semakin luas. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa fondasi utama yang mendorong pertumbuhan sektor ini, seperti belanja online, pembayaran elektronik, hingga smart home.

3. Model Bisnis dengan Pertumbuhan Tinggi

Emiten teknologi sering mengadopsi model recurring income melalui layanan berlangganan, usage, atau fee per transaksi. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang berkelanjutan.

Ketiga hal di atas menjadi alasan kuat bagi kita untuk berinvestasi dalam saham teknologi. Pertumbuhan jangka panjang karena inovasi dan masyarakat yang semakin tergantung, membuatnya layak untuk kita masukkan dalam portofolio investasi.

Ini juga dapat kita lihat dari kinerja historis dari saham-saham Big Tech dari AS seperti Apple, Amazon, dan Netflix. Berikut penjelasannya:

  1. Apple (IPO 12 Desember 1980)
    • Nilai saham APPL ketika IPO sebesar US$ 22 per lembar.
    • Sejak IPO hingga saat ini, imbal hasil investasinya mencapai 142.537% (kenaikan nilai rata-rata 18,8% per tahun). Sehingga, jika Anda menginvestasikan US$ 10 ribu saat Apple melakukan IPO, maka nilai investasinya sekarang sebesar US$ 14,25 juta.
    • Kemudian, saham perusahaan tersebut mencatatkan total return split-adjusted lebih dari 125.000%.
  2. Amazon (IPO 15 Mei 1997)
    • Nilai saham AMZN ketika IPO sebesar US$ 18 per lembar.
    • Nilai saham Amazon mengalami peningkatan 164.607% sejak awal melantai di bursa. Sehingga, jika Anda berinvestasi dalam saham tersebut sebesar US$ 10 ribu saat IPO, maka nilai investasinya saat ini adalah US$ 16,46 juta.
    • Selain itu, saham AMZN mencatatkan annualized return 34% dalam 25 tahun terakhir.
  3. Netflix (IPO 23 Mei 2002)
    • Netflix pertama kali tergabung ke dalam indeks NASDAQ dengan nilai per lembar sahamnya US$15. Kemudian, pada tahun 2010, mereka bergabung dengan indeks S&P 500.
    • Dalam satu dekade, kinerja saham Netflix mengalami peningkatan sebesar 1,195%.
    • Jika Anda berinvestasi sebesar US$ 1.000 di tahun 2015, maka nilai investasi Anda saat ini adalah US$ 11.950.

👉 Kenali Saham Teknologi FAANG dan Cara Berinvestasi di dalamnya!

Apa Risiko Investasi di Saham Sektor Teknologi?

Dalam berinvestasi pada suatu aset, kita harus memahami risiko yang ada di dalamnya. Ini juga berlaku pada saham teknologi sehingga kita juga harus melihat beberapa risiko yang dapat muncul saat berinvestasi di dalamnya. 

Berikut beberapa risiko yang harus Anda pahami sebelum berinvestasi dalam saham teknologi:

1. Risiko Ketertinggalan Inovasi

Industri teknologi bergerak sangat dinamis dan cepat. Sehingga, perusahaan yang tidak bisa beradaptasi atau terlambat dalam mengikuti tren inovasi berpotensi kehilangan pangsa pasar. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan kinerja pada perusahaan. Oleh karena itu, relevansi adalah segalanya dalam sektor ini. 

2. Tingginya Volatilitas Harga Saham Teknologi

Saham sektor ini terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Sentimen pasar terhadap laporan kinerja, valuasi pertumbuhan, maupun kabar inovasi pesaing dapat memicu pergerakan harga secara signifikan dalam waktu singkat. Hal ini dapat membuat investasi dalam jangka pendek menjadi lebih berisiko.

3. Risiko Keamanan Siber (Cybersecurity)

Perusahaan teknologi sangat bergantung pada data dan sistem digital. Oleh karena itu, hal-hal seperti kebocoran data, peretasan, atau gangguan layanan dapat merusak reputasi. Ini akan memberikan dampak negatif pada operasional dan akhirnya membuat kinerja finansial mengalami penurunan.

Penurunan kinerja ini biasanya akan tercermin pada harga saham yang merosot. Sebab investor melihat tidak lagi prospektif. Dengan menurunnya reputasi, akan berakibat pada menurunnya kepercayaan pelanggan dan munculnya sentimen negatif terhadap harga saham.

4. Risiko kegagalan produk

Tadi kita telah membahas mengenai risiko ketertinggalan inovasi. Perlu kita ingat sektor teknologi menuntut kecepatan inovasi produk. Nah ini akan menyebabkan sekali perusahaan gagal, akan sulit untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Ini disebabkan siklus bisnis inovasi yang cepat, persaingan yang ketat dan besarnya modal dalam membuat teknologi baru dengan nilai jual yang unik.

👉 4 Strategi Manajemen Risiko di Pasar Saham

Singkatnya, sektor teknologi menawarkan pertumbuhan tinggi. Namun, investor juga harus memperhatikan ketiga risiko tersebut. Oleh karena itu, analisis fundamental, daya saing produk, dan kapabilitas inovasi menjadi kunci dalam memilih saham teknologi yang layak untuk dikoleksi dalam jangka panjang. 

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Saham Sektor Teknologi?

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kinerja saham sektor ini dan beberapa di antaranya merupakan faktor eksternal. Berikut penjelasannya:

  • Suku bunga: Suku bunga acuan mempengaruhi biaya modal dan valuasi saham teknologi, yang secara umum memiliki proyeksi pertumbuhan jangka panjang. Sehingga, suku bunga yang tinggi dapat menekan minat investor terhadap saham growth seperti teknologi.
  • Perolehan laba perusahaan: Laporan keuangan yang memberikan informasi peningkatan laba atau perbaikan margin akan memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek bisnis teknologi tersebut.
  • Tren teknologi yang berkembang: Perusahaan yang mampu mengikuti atau menciptakan tren teknologi baru seperti AI, blockchain, dan cloud computing berpeluang mendapatkan valuasi premium dari pasar.
  • Daya saing dan keunikan produk: Keunggulan kompetitif seperti teknologi eksklusif, ekosistem digital, atau user base yang besar menjadi faktor yang penting. Hal ini membuat perusahaan tetap relevan di tengah persaingan ketat.
  • Sentimen pasar global: Pergerakan saham teknologi global, terutama di AS (misalnya Nasdaq), sangat mempengaruhi psikologis dari para investor domestik. Ini karena hal terebut memiliki korelasi sektoral yang tinggi.
  • Regulasi pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait perlindungan data, pajak, dan dukungan infrastruktur akan sangat berdampak pada kelangsungan dan laju operasional emiten teknologi.

Dengan memperhatikan keenam faktor tersebut, investor dapat lebih cermat menilai potensi dan risiko dalam berinvestasi pada saham sektor teknologi di Indonesia.

👉 Pelajari juga Pengaruh Kebijakan Moneter pada Pasar Keuangan

Daftar Saham Teknologi di Indonesia

Saham-saham emiten teknologi yang ada di Indonesia tergabung dalam suatu indeks, yaitu IDXTECHNO. Dalam indeks tersebut ada 40 saham perusahaan sektor teknologi di Indonesia, berikut daftarnya:

Nama PerusahaanTicker
Dunia Virtual Online TbkAREA
Anabatic Technologies TbkATIC
Era Digital Media TbkAWAN
Tera Data Indonusa TbkAXIO
Global Digital NiagaBELI
Bukalapak.com TbkBUKA
ISTEC Asia TbkCYBR
DCI Indonesia TbkDCII
Distribusi Voucher Nusantara TbkDIVA
Digital Mediatama Maxima TbkDMMX
Indointernet TbkEDGE
Data Sinergitama Jaya TbkELIT
Elang Mahkota Teknologi TbkEMTK
Envy Technologies Indonesia TbkENVY
Galva Technologies TbkGLVA
GoTo Gojek Tokopedia TbkGOTO
Hensel Davest Indonesia TbkHDIT
Sumber Sinergi Makmur TbkIOTF
Aviana Sinar Abadi TbkIRSX
Informasi Teknologi Indonesia TbkJATI
Kioson Komersial Indonesia TbkKIOS
Quantum Clovera Investama TbkKREN
Limas Indonesia Makmur TbkLMAS
Sentral Mitra Informatika TbkLUCK
M Cash Integrasi TbkMCAS
Multipolar Technolgy TbkMLPT
Mitra Pedagang Indonesia TbkMPIX
Mastersystem Infotama TbkMSTI
Metrodata Electronics TbkMTDL
NFC Indonesia TbkNFCX
Sat Nusapersada TbkPTSN
Northcliff Citranusa Indonesia TbkSKYB
Indosterling Technomedia TbkTECH
Telefast Indonesia TbkTFAS
Topindo Solusi Komunika TbkTOSK
Teknologi Karya Digital Nusa TbkTRON
Trimegah Karya Pratama TbkUVCR
Solusi Sinergi Digital TbkWIFI
Wir Asia TbkWIRG
Zyrexindo Mandiri Buana TbkZYRX

Prospek Saham Teknologi Indonesia Terbaru

Kenaikan yang cukup signifikan pada indeks saham teknologi IDXTECHNOLOGIES didorong oleh saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Lonjakan sepanjang Februari-Maret 2025 menjadi pendorong utama kinerja indeks saham teknologi Indonesia.

Saham teknologi DCII, kinerja sejak awal tahun.
Kinerja saham DCII YTD per 19 Juni 2025. Sumber: Google Finance

DCII menjadi salah satu saham yang menarik karena bisnis utamanya di bidang data center. Bisnis tersebut menjadi infrastruktur utama di era AI. Analis Pasar Saham Hans Kwee menjelaskan bahwa sebenarnya bisnis teknologi di Indonesia sebenarnya cukup tertinggal. Ini yang menyebabkan secara sektoral, sektor teknologi kurang prospektif.

Indonesia belum bisa jadi pemain besar teknologi

Saat ini, sektor teknologi di Indonesia kurang dalam hal inovasi. Padahal inovasi adalah hal utama untuk menjadi pemain besar di sektor ini. Saat dunia sudah memasuki pengembangan AI, saat ini Indonesia cenderung bermain dalam ranah marketplace.

👉🏻 Trading Dengan ChatGPT: Panduan Dasar untuk Pemula

Valuasi yang sudah mahal di era suku bunga tinggi

Meski DCII unggul dengan bisnis utamanya sebagai data center, yang perlu jadi perhatian adalah valuasi tinggi. PER saham DCII saat ini sekitar 300x. Artinya untuk mendapatkan valuasi saham dengan nilai yang lebih fair perusahaan membutuhkan katalis positif untuk menumbuhkan kinerja perusahaannya. Katalis positif ini berupa suku bunga acuan yang rendah.

Saat suku bunga rendah, perusahaan teknologi akan mendapatkan keuntungan berupa pembiayaan yang lebih rendah, akses pendanaan yang lebih mudah dan akhirnya mendorong potensi pertumbuhan lebih besar. Kinerja keuangan menjadi meningkat dan menjadi lebih fair dengan valuasi saham yang tinggi.

Sayangnya, saat ini The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga. Mereka juga berencana untuk memperkecil peluang penurunan suku bunga. Ini juga akan berdampak pada suku bunga BI yang cenderung tetap tinggi, sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan teknologi.

👉🏻Jika FED Rate Turun: Investasi di 10 Saham Terbaik Ini!

Hilangnya kepercayaan investor global di era winter technology

Era winter technology ini ditandai dengan semakin selektifnya perusahaan investasi atau venture capital untuk menanamkan modalnya. Mereka akan memilih perusahaan yang sudah terkenal, terpercaya dan profitable. Ini menyebabkan startup teknologi akan mengalami kesulitan untuk berkembang.

Apalagi sektor teknologi di Indonesia tengah dibayangi sentimen negatif karena kasus penipuan yang dilakukan TaniHub, e-Fishery dan Investree.

Konflik Israel – Iran sebabkan suku bunga tak akan turun

Apabila konflik Israel dan Iran terus memanas, dunia khawatir akan adanya kenaikan harga minyak mentah kembali ke level US$ 120 per barel. Kenaikan harga minyak mentah ini bisa mendorong harga sumber daya energi lainnya ikut terdongkrak. Pada akhirnya, kondisi ini akan menyebabkan inflasi tinggi.

Sebagai respon, kita sudah melihat bagaimana keputusan The Fed untuk tidak menurunkan suku bunga dan memperkecil ruang penurunan. The Fed juga memprediksi akan ada perlambatan ekonomi dan kenaikan inflasi sepanjang 2025-2027. Kondisi ini akan menjadi tekanan di sektor teknologi, selain karena sulitnya permodalan, investor juga akan lebih memilih value stock di kondisi ketidakpastian yang tinggi.

Rekomendasi Saham Teknologi Terbaik di Indonesia

Kami memilih saham dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar, untuk memastikan saham tersebut likuid. Berikut daftar rekomendasi saham teknologi terbaik di Indonesia:

SahamBisnisKinerja YTDKinerja 5 TahunValuasi Saham
GOTOpemain utama e-commerce lokal– 14,08%– 83,78%PER: – 14,48
PBV: 2,04
DCIIberpotensi sebagai data center di ASEAN256,53%18.492,02%PER: 337,77
PBV: 110,02
BELIe-commerce lokal di bawah grup Djarum, memiliki permodalan yang kuat.-11,11%– 17,36%PER: – 20,44
PBV: 5,97
Data per 20 Juni 2025

👉🏻 Nilai buku (Book Value): Pengertian, Rumus & Bedanya dengan PBV

Cara beli saham teknologi Indonesia untuk pemula

Jika Anda tertarik membeli rekomendasi saham teknologi terbaik di Indonesia, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuka akun di sekuritas yang Anda inginkan. Anda bisa mencoba mendaftar di IPOT atau Stockbit. Baca juga Ipot vs Stockbit: Mana Aplikasi Investasi yang Cocok untuk Anda?

Biasanya Anda harus melampirkan syarat:

  • KTP
  • Rekening bank pribadi
  • NPWP (jika ada)

Kemudian langkah-langkah yang perlu Anda lakukan:

  1. Unduh aplikasi sekuritas secara online atau datangi kantor sekuritas terdekat.
  2. Lakukan pendaftaran akun dengan mengisi data diri yang dibutuhkan.
  3. Jika sudah, tunggu akun Anda aktif sehingga bisa mulai melakukan pembelian saham. Namun Anda perlu memasukkan sejumlah saldo untuk membeli saham teknologi di Indonesia.
  4. Jika melalui aplikasi cari fitur search atau pencarian, kemudian ketikkan nama saham atau perusahaan yang ingin Anda beli sahamnya. Jika Anda melakukan pembelian di kantor sekuritas, katakan pada petugas nama saham yang ingin Anda beli.
  5. Lakukan verifikasi ulang pembelian dan pastikan sudah sesuai.

👉🏻 Cara Investasi Saham Palantir Technologies untuk Pemula

Artikel Terkait