Metode CAN SLIM: Cara Screening Cari Saham Potensial

Metode CAN SLIM menjadi salah satu metode yang dapat kita lakukan saat cari saham potensial. Anda bisa menggunakannya untuk screening saham mana saja yang layak Anda pantau dalam investasi maupun trading.
Ada lebih dari 50.000 perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan, di mana 6.000 di antaranya terdaftar di berbagai bursa AS. Sebagian besar perusahaan tersebut tergolong saham berkapitalisasi kecil hingga menengah (lebih dari 80%).
Namun, bagaimana cara membedakan perusahaan yang benar-benar memiliki potensi keuntungan dengan yang tidak?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, hadir sebuah strategi investasi bernama metode CAN SLIM. Sebuah metode screening saham potensial yang terbukti mampu memberikan imbal hasil yang luar biasa. Bahkan, pada pertengahan hingga akhir tahun 1960-an, metode ini mampu memberikan kenaikan nilai investasi lebih dari 2.500%.
Mari kita mulai pembahasannya!
Apa itu Metode CAN SLIM dari J. O’Neil?
Metode CAN SLIM adalah sebuah strategi investasi jangka panjang yang berfokus pada pilihan saham perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi. Penerapannya menggunakan tujuh kriteria utama dengan akronim CAN SLIM untuk screening saham potensial. Oleh karena itu, setiap huruf dalam akronim tersebut mewakili satu aspek penting yang suatu saham harus penuhi sehingga menjadi layak untuk diinvestasikan.
Strategi ini merupakan pengembangan dari William J. O’Neil, seorang investor ternama sekaligus pendiri surat kabar finansial Investor’s Business Daily (IBD). Pendekatan ini merupakan gabungan dari analisis fundamental dan teknikal sehingga dapat membantu dalam screening saham potensial di pasar.
Siapa William J. O’Neil?
William J. O’Neil lahir di Oklahoma City, AS pada 25 Maret 1933. Ia terkenal sebagai seorang investor legendaris, penulis, dan pelopor dalam analisis growth stock. Hingga saat ini, banyak orang menganggap di a sebagai salah satu trader top dunia.

Setelah meraih gelar ekonomi dari Southern Methodist University (SMU), O’Neil memulai kariernya sebagai pialang saham pada era 1950-an. Ia bahkan menjadi salah satu pialang termuda pada masanya yang berhasil mendapatkan lisensi di Bursa Saham New York (NYSE).
Namun, namanya benar-benar menjadi populer berkat sistem investasinya yang terkenal, yaitu CAN SLIM. Selain itu, ia juga mendirikan surat kabar finansial Investor’s Business Daily pada tahun 1984.

Dalam bukunya yang berjudul “How to Make Money in Stocks”, O’Neil menjelaskan secara mendalam dasar dari strategi CAN SLIM yang ia gunakan untuk mengidentifikasi saham bertumbuh (growth stock). Selama hampir setengah abad, buku ini menjadi referensi utama para investor di seluruh dunia, dengan penjualan jutaan eksemplar yang memiliki terjemahan dalam berbagai bahasa.
Secara garis besar, filosofi investasinya berfokus pada analisis historis kinerja saham-saham unggulan di masa lalu untuk menemukan pola yang mendorong kenaikan harga tersebut. Tujuan utamanya yaitu membeli saham di saat yang tepat, ketika sedang menunjukkan sinyal serupa.
Hasilnya memang tidak bisa kita anggap remeh. Dalam periode awal investasinya antara tahun 1962 hingga akhir 1960-an, O’Neil berhasil mengubah modal awal sebesar $5.000 menjadi sekitar $200.000. Sehingga, hasilnya meningkat hampir 2.500% hanya dalam waktu 7 tahun.
👉 Rekomendasi Buku Terbaik Belajar Investasi di Pasar Saham
Cara Kerja CAN SLIM untuk Screening Cari Saham Potensial
Mari kita kupas strategi terkenal William J. O’Neil ini dengan memahami arti dari setiap huruf dari nama CAN SLIM.
Tiga huruf pertama (C,A, dan N) mengacu pada analisis fundamental, sementara empat huruf berikutnya (S,L,I,dan M) lebih berkaitan dengan analisis teknikal.
Strategi ini menggabungkan kekuatan kedua pendekatan tersebut untuk membantu investor untuk menemukan saham-saham unggulan yang sedang berada dalam fase pertumbuhan optimal.

Arti Huruf “C” dalam CAN SLIM – (Current Earnings)
Kriteria pertama pada metode screening ini adalah cari saham potensial yang mencatatkan pertumbuhan laba per saham (EPS) kuartalan dengan minimal 25%-35% dari pada kuartal sebelumnya. Ini menjadi salah satu filter terpenting dalam keseluruhan strategi. William J. O’Neil sendiri pernah mengatakan bahwa hanya ada 1%-2% saham di pasar yang memenuhi kriteria ini.

Hanya dengan satu indikator ini saja, kita sudah bisa menyaring banyak saham yang kurang berkualitas. Namun, perlu kita ingat bahwa saham-saham tersebut belum tentu yang terbaik. Ini karena mereka baru lolos tahap seleksi awal.
Untuk melihat saham apa saja yang masuk kriteria ini, Anda bisa memeriksa melalui TradingView ataupun TIKR. Untuk pengguna Stockbit, Anda bisa memeriksa EPS per kuartal dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya (year on year)

👉 Review Stockbit: Kelebihan serta Cara Menggunakannya
Huruf “A” dalam CAN SLIM – (Annual Earning Growth)
Kriteria ini mirip dengan kriteria sebelumnya, namun lebih berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka waktu lebih panjang dalam screening saham potensial CAN SLIM. Oleh karena itu, perusahaan harus menunjukkan pertumbuhan laba bersih tahunan yang stabil dan konsisten selama tiga hingga lima tahun terakhir. Kenaikannya minimal 25% per tahun dari pada tahun sebelumnya.

Namun, jika ada satu tahun dalam jangka 5 tahun pertumbuhannya tidak mencapai 25%, hal tersebut masih bisa kita toleransi asalkan pada tahun berikutnya terjadi lonjakan laba bersih lebih dari 40% hingga 45%. Sehingga, kita dapat menilai bahwa perusahaan tersebut memang solid dan konsisten dalam jangka panjang, bukan hanya menikmati “musim panen” saja.
Arti Huruf “N” dalam CAN SLIM – (New Product, New Services & New Management)
Aspek ini mencakup screening saham potensial dari perusahaan yang meluncurkan produk inovatif atau layanan disruptif (layanan yang mampu mengubah cara hidup kita, baik secara pribadi, sosial, maupun profesional).
Contoh nyata yang saat ini bisa kita lihat yaitu sektor kecerdasan buatan (AI), microchip, dan mungkin juga komputasi kuantum di masa depan. Ini adalah beberapa sektor baru yang sebelumnya nyaris tidak ada, namun kini mulai merevolusi industri dan membentuk masa depan meskipun penerapannya masih terus mengalami perkembangan.
Perusahaan-perusahaan seperti inilah yang memiliki potensi pertumbuhan luar biasa karena menciptakan nilai baru yang belum pernah ada sebelumnya. Baik melalui inovasi produk, pergantian manajemen yang membawa perusahaan ke arah yang baru, maupun karena harga sahamnya berhasil menembus all-time high yang baru.
Huruf “S” dalam CAN SLIM – (Supply and Demand)
Aspek ini merujuk pada saham perusahaan yang memiliki jumlah saham free float yang relatif rendah di pasar. Kita mengenalnya dengan istilah low float, yaitu ketersediaan saham perusahaan yang terbatas untuk diperdagangkan oleh publik.
Contohnya, kita dapat menggunakan stock screener TIKR untuk menyaring saham yang memiliki free float di bawah 45%. Sehingga, kurang dari setengah total saham perusahaan tersedia di pasar (kotak merah). Saham-saham seperti ini biasanya lebih sensitif terhadap permintaan pasar.

Jika saham dengan float yang rendah ini memiliki permintaan yang tinggi dari investor, maka harga sahamnya berpotensi naik lebih cepat dan tajam. Kemudian, jika kenaikan harga saham beserta volume transaksi yang besar, maka itu merupakan sinyal kuat bahwa investor institusi seperti bank, reksa dana, dan ETF juga ikut masuk ke saham tersebut (menjadi kabar baik bagi investor ritel).
Arti Huruf “L” dalam CAN SLIM – (Leader or Laggard)
Selain mempertimbangkan beberapa kriteria sebelumnya, penting juga untuk fokus pada saham-saham yang menjadi pemimpin di sektornya saat cara screening saham potensial dengan metode CAN SLIM.
Menjadi pemimpin bukan berarti perusahaan tersebut harus memiliki aset terbesar atau menjadi saham paling populer di kalangan investor. Memimpin di sektor berarti perusahaan memiliki keunggulan nyata di sisi finansial. Misalnya unggul dalam hal pertumbuhan penjualan, laba, margin , dan efisiensi operasional dari perusahaan pesaing.
Untuk mengidentifikasi hal ini, salah satu indikator teknikal yang bisa kita gunakan adalah RS Rating (Relative Strength Rating). Indikator ini mengukur kinerja harga saham dalam 12 bulan terakhir dibandingkan saham lainnya yang ada di pasar. Saham yang kuat memiliki RS Rating minimal 80, artinya saham tersebut telah mengungguli 80% saham lain di pasar.

Jika sulit untuk mendapatkan data RS Rating, kita juga bisa menggunakan indikator RSI (Relative Strength Index). Anda dapat menyesuaikan periode RSI dari 14 hari menjadi jumlah sesi perdagangan selama satu tahun. Sehingga, Anda bisa menggunakan indikator kekuatan relatif yang mendekati RS Rating.
👉 Temukan cara investasi NVDA dalam artikel: Cara Beli Saham Nvidia: Panduan Lengkap untuk Pemula
Huruf “I” dalam CAN SLIM – (Institutional Sponsorship)
Salah satu faktor penting dalam metode CAN SLIM adalah memantau apakah suatu saham dimiliki oleh investor institusi besar misalnya, reksa dana, dana pensiun, bank investasi, atau ETF, dan apakah mereka terus menambah kepemilikan saham tersebut.
Dukungan dari investor institusional sangat krusial karena mereka yang menggerakkan pasar. Ini karena mereka mengelola dana dalam jumlah yang besar (miliaran bahkan triliunan Rupiah). Sehingga, hal tersebut dapat memicu kenaikan atau penurunan harga saham secara signifikan.
Selain itu, investor institusional umumnya memiliki akses ke informasi dan analisis yang jauh lebih dalam daripada investor ritel.
Oleh karena itu, semakin banyak institusi besar yang memegang suatu saham, semakin baik prospeknya. Namun, menurut William O’Neil, setidaknya ada tiga institusi yang memegang saham tersebut untuk menunjukkan adanya minat dan dukungan nyata.
Arti Huruf “M” dalam CAN SLIM (Market Direction)
Ini dari prinsip ini yaitu berinvestasi mengikuti arah tren pasar. Artinya, kita dapat masuk dalam perdagangan ketika pasar sedang berada dalam tren naik (bullish).
Mengapa hal tersebut penting?
Karena jika kita membeli saham saat pasar sedang dalam tren turun (bearish), saham yang terlihat “murah” hari ini bisa terus turun dan menjadi lebih membuat kita rugi di hari berikutnya. Oleh karena itu, timing sangat menentukan hasil investasi.
Idealnya kita membeli saham saat tren naik sedang berlangsung atau saat tren turun mulai menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, kita dapat memanfaatkan berbagai alat analisis teknikal, seperti:
- Moving Average (rata-rata pergerakan harga)
- Fibonacci Retracement
- Support & Resistance
- Pola (channel, trendline, pola grafik)
- Volume perdagangan
- dan indikator lainnya yang dapat membantu kita dalam membaca kekuatan dan arah tren.
Lalu, bagaimana kita bisa tahu apakah sebuah saham berada di momen “lepas landas”, atau justru sudah mendekati akhir dari siklus penurunannya? Kita akan membahas ini pada bagian selanjutnya.
Waktu yang Tepat Membeli Saham Menurut Strategi CAN SLIM – Pola Cup & Handle
Salah satu cara yang tepat untuk mengetahui kapan kita harus membeli saham tersebut yaitu dengan menggunakan pola Cup and Handle.
Pola ini merupakan pola lanjutan dalam analisis teknikal yang bersifat bullish. Sehingga, pola ini memainkan perang penting dalam strategi CAN SLIM. Ini karena pola tersebut dapat membantu investor untuk mengidentifikasi entry point yang optimal, tepat sebelum harga saham breakout ke atas.
Berikut penjelasan dari masing-masing elemen pada pola ini:
Elemen | Penjelasan |
---|---|
Cup (Cangkir) | Bagian ini membentuk pola yang menyerupai huruf “U” yang membulat (jika bentuknya “V”, kita perlu waspada karena bisa jadi kurang stabil). Pola ini menunjukkan fase konsolidasi tren naik. Umumnya, durasi pembentukan pola ini bervariasi antara 7 hingga 65 minggu, tergantung saham dan kondisi pasar. Kemudian, kedalaman idealnya tidak lebih dari 30% dari harga tertinggi ke harga terendah selama fase pembentukan cup. |
Handle (Gagang) | Handle terbentuk setelah pola cup berakhir. Umumnya, berupa konsolidasi harga secara menyamping (sideways) atau sedikit turun secara singkat. Ini menjadi sebuah fase koreksi ringan atau pullback sebelum harga siap melakukan breakout. Kemudian, durasi pembentukannya berkisar antara 5 hari hingga 5 minggu. Untuk koreksi harga, besarnya antara 5% hingga 12% dari harga sebelumnya. |
👉🏻 Pelajari juga Throwback: Definisi & Perbedaannya dengan Pullback
Pola Cup and Handle menyerupai cangkir yang memiliki gagang. Pola ini mengindikasikan bahwa saham sedang mengalami fase konsolidasi sebelum melanjutkan tren naik (bullish continuation breakout).
Singkatnya, cup berbentuk huruf “u” di mana sisi kiri lebih curam daripada sisi kanan dan handle menunjukkan adanya pullback jangka pendek atau koreksi kecil sebelum harga kembali naik menembus resistance.
Pada grafik berikut, kita dapat melihat dengan jelas formasi dari pola tersebut, lengkap dengan cup dan candle yang menjadi sinyal penting dalam metode CAN SLIM.

Kapan Sinyal Beli Terbentuk?
Sinyal beli muncul ketika harga saham berhasil menembus garis resistance, yaitu garis yang menghubungkan tiga titik tertinggi (high) yang terbentuk selama pola cup berlangsung. Sehingga, sinyal beli terjadi ketika harga mulai breakout ke atas dari area resistance tersebut.
Namun, penting bagi Anda untuk tidak terburu-buru untuk masuk posisi. Sebaiknya, tunggu konfirmasi agar terhindar dari sinyal palsu (false breakout).
Salah satu bentuk konfirmasi yang jelas adalah jika harga melakukan pullback singkat ke area breakout lalu kembali memantul naik. Hal tersebut mengindikasikan kekuatan tren bullish yang lebih valid.
Paga grafik di bawah ini (kotak hitam), Anda dapat melihat tepat di mana sinyal beli muncul, yaitu saat harga menembus garis resistance dari pola Cup and Handle.

Di Mana Sebaiknya Menempatkan Stop Loss?
Stop loss sebaiknya Anda tempatkan sedikit di bawah titik terendah handle, karena area ini merupakan batas support penting dalam pola Cup and Handle. Untuk memberikan ruang pergerakan harga yang wajar, sebaiknya beri jarak stop loss sekitar 3% hingga 4% di bawah level tersebut.
Paga grafik berikut (di bawah garis horizontal biru), Anda dapat melihat titik ideal penempatan stop loss. Yaitu, tepat di bawah bagian terendah handle.

Menentukan Target Take Profit
Anda dapat menghitung target keuntungan pertama pada pola tersebut dengan mengambil jarak antara titik tertinggi (high) dan titik terendah (bottom) dari pola U. Kemudian, proyeksikan jarak tersebut ke atas dari titik breakout (sinyal beli).
Anda memiliki dua pilihan strategi ketika harga mencapai target tersebut, yaitu:
- Tutup semua posisi dan ambil keuntungan sepenuhnya.
- Tutup sebagian posisi, kemudian biarkan sisanya tetap terbuka sambil memasang trailing stop yang ketat. Hal ini bertujuan untuk mengikuti tren jika ternyata harga membentuk pola lanjutan. Misalnya membentuk handle baru dan siklus penguatan yang berulang.

Strategi ini memberikan keseimbangan antara mengunci keuntungan dan tetap membuka peluang profit jika tren bullish berlanjut.
Alat Lain yang Berguna dalam CAN SLIM
Meskipun metode CAN SLIM sudah kuat secara fundamental dan teknikal, Anda dapat meningkatkan akurasinya dengan menggunakan beberapa alat bantu berikut:
- 📊 Indikator Volume: Volume sangat penting untuk mengonfirmasi kekuatan breakout. Saat harga menembus zona beli, kenaikan volume secara signifikan. Sehingga, hal tersebut menjadi sinyal bahwa pergerakan mendapat dukungan dari minat pasar yang kuat, terutama dari investor institusi. Semakin besar volumenya, semakin valid sinyal masuknya.
- 💪🏼 Relative Strength Rating (RS Rating): Seperti yang telah kami jelaskan pada bagian sebelumnya, RS Rating idealnya berada di atas 80. Artinya, saham tersebut sudah mengungguli 80% saham lain dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Anda dapat memerikan RS rating secara gratis pada platform TradingView.
- 📈 Moving Average (MA): Harga saham sebaiknya berada di atas MA utama, khususnya MA 50 hari dan MA 200 hari. Jika terjadi pola golden-cross (MA 50 menembus MA 200 dari bawah ke atas), hal tersebut menjadi sinyal tambahan bahwa tren bullish sedang menguat.
- ⚙️ Indikator Teknikal Lainnya: Beberapa indikator teknikal lain yang dapat Anda gunakan seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD).
Contoh Penerapan dalam Screening Saham Potensial: Super Micro Computer
Selanjutnya, mari kita melihat contoh praktis penerapan strategi CAN SLIM pada suatu saham, Super Micro Computer (SMCI). Perusahaan ini menjadi perusahaan yang bertumbuh namun sempat lupt dari radar para investor big tech. Faktanya, saham ini berhasil memenuhi seluruh kriteria dalam metode CAN SLIM.
Berikut analisisnya:
Elemen CAN SLIM | Penjelasan Berdasarkan Data Saham Super Micro Computer (SMCI) |
---|---|
C (Current Earnings) | SMCI mencatatkan pertumbuhan EPS kuartalan yang sangat tinggi. Pada kuartal terakhir tahun 2023, EPS SMCI naik lebih dari 200% daripada periode yang sama di tahun sebelumnya. |
A (Annual Earnings Growth) | Pertumbuhan EPS tahunan konsisten sangat tinggi. Dari tahun fiskal 2022 ke 2024, EPS tahunan tumbuh lebih dari 100%. Kemudian, tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) berada di atas 50% dalam 3 tahun terakhir. |
N (New Product, Management) | SMCI aktif meluncurkan produk baru. Mereka melakukan pengembangan server yang disesuaikan data center berbasis AI, menjawab permintaan pasar teknologi masa depan. |
S (Supply and Demand) | Perusahaan memiliki jumlah saham beredar yang terbatas (low float). Dengan ketersediaan saham rendah dan permintaan institusional yang tinggi, menciptakan potensi tekanan beli yang kuat. |
L (Leader or Laggard) | Super Micro Computer termasuk pemimpin di sektornya. Ini karena RS Rating mereka konsisten di atas 95 sepanjang tahun. Sehingga, menunjukkan saham ini mengungguli 95% saham lain di pasar dan sektor sejenis. |
I (Institutional Sponsorship) | Jumlah investor institusi yang memegang saham SMCI semakin banyak. Ini karena jumlah reksa dana dan institusi besar yang memasukkan SMCI dalam portofolionya terus meningkat, menandakan dukungan jangka panjang yang kuat. |
M (Market Direction) | Tren saham SMCI bullish karena dikonfirmasi beberapa indikator teknikal seperti moving average dan volume. |
Apakah Metode CAN SLIM Layak Digunakan untuk Investasi Saham?
Metode yang dikembangkan oleh William J. O’Neil tersebut merupakan strategi yang menggabungkan kekuatan analisis fundamental dan ketepatan analisis teknikal dalam screening saham potensial yang memiliki pertumbuhan tinggi.
Tujuh kriterianya berfungsi sebagai filter objektif untuk mengidentifikasi saham-saham unggulan. Selain itu strategi ini juga menyediakan panduan jelas untuk menentukan titik masuk, keluar, dan batas menempatkan stop loss.
Secara historis, strategi ini terbukti efektif dalam membantu investor menghindari keputusan emosional. Namun, strategi ini tetap memiliki beberapa catan penting, yaitu:
- Ideal untuk kita terapkan ketika pasar dalam tren naik (bullish).
- Membutuhkan pemahaman teknikal yang memadai sehingga dapat menggunakannya secara disiplin.
- Risiko sinyal palsu tetap ada, terutama saat volume tidak mengonfirmasi breakout atau saat terjadi “noise” pasar.
- Pendekatan ini lebih cocok untuk investor jangka menengah hingga panjang, bukan untuk trader jangka pendek maupun spekulan.
👉 Bullish dan Bearish: Apa Perbedaannya?
Kelebihan dan Kekurangan Strategi CAN SLIM
Selanjutnya, mari kita melihat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ini yang sudah kami rangkum pada tabel berikut:
✅ Kelebihan | ❌ Kekurangan |
---|---|
Merupakan strategi yang berdasarkan pada data riil dan objektif, serta pola teknikal. Oleh karena itu, metode ini menggabungkan analisis fundamental dan teknikal yang mencakup profitabilitas, inovasi, dukungan institusional, dan pola grafik. | Kurang efektif saat pasar sedang bearish atau ketika pasar bergerak sideways dengan volatilitas rendah. Oleh karena itu, metode ini hanya cocok saat tren pasar sedang naik. |
Terbukti secara historis dan statistik bahwa metode ini berhasil dalam mengidentifikasi growth stock. | Memerlukan pemahaman ekonomi dan teknikal tertentu. Investor pemula biasanya belum siap menerapkan strategi ini dengan benar dan berisiko melakukan kesalahan. |
Menunjukkan sinyal beli, stop loss, dan take profit dengan jelas. Sehingga, investor tahu kapan dan di mana harus masuk, bagaimana mengelola risiko dan posisi, serta menghitung target keuntungan. | “Noise” pasar dapat menciptakan sinyal breakout palsu, sehingga memicu sinyal beli yang tidak valid. Hal ini sering terjadi jika tidak ada tren naik yang jelas atau breakout tidak didukung lonjakan volume. |
Membantu investor untuk menghindari keputusan emosional dan subjektif. Ini karena sinyal trading bersifat jelas dan objektif. | Hanya cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Strategi ini kurang efektif untuk spekulasi atau jangka pendek. |
Kesimpulannya, CAN SLIM adalah metode terstruktur dan terbukti mampu memberikan imbal hasil yang unggul. Hal tersebut dapat kita peroleh selama kondisi pasar mendukung dan investor memahami serta disiplin dalam menerapkan aturannya.
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
CAN SLIM menggabungkan analisis fundamental dan teknikal secara seimbang. Strategi ini berfokus pada saham dengan pertumbuhan tinggi, dengan dukungan data objektif seperti laba kuartalan dan tahunan, inovasi, kepemimpinan sektor, serta minat investor institusi. Selain itu, metode ini memberikan sinyal beli, stop loss, dan target profit yang jelas. Hasilnya, investor dapat mengambil keputusan yang rasional dan minim emosi dalam pasar yang sedang dalam tren naik.
Strategi tersebut paling efektif untuk kita gunakan saat pasar berada dalam tren naik (bullish). Ini karena sebagian besar sinyal beli dalam metode ini muncul saat harga menembus pola teknikal tertentu (misalnya Cup and Handle) dengan dukungan volume tinggi. Dalam kondisi pasar yang sideways atau bearish, sinyal palsu lebih sering terjadi sehingga potensi keuntungan menjadi terbatas. Oleh karena itu, pemahaman arah pasar menjadi kunci saat menerapkan strategi ini.
CAN SLIM membutuhkan pemahaman mendalam tentang analisis fundamental maupun teknikal, seperti membaca laporan keuangan, pola grafik, serta indikator volume. Bagi pemula, metode ini mungkin terasa kompleks dan berisiko jika tidak memiliki pemahaman yang cukup. Namun, bagi mereka yang ingin serius belajar dan disiplin dalam mengikuti aturan, metode ini dapat menjadi alat yang sangat baik untuk menemukan saham dengan pertumbuhan tinggi. Sehingga, dapat memaksimalkan potensi keuntungan jangka menengah hingga panjang.
Artikel Terkait