Saham
Saham BBNI adalah salah satu saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang cukup menarik untuk Anda lirik. Terutama karena saham BBNI masuk dalam daftar anggota indeks utama Indonesia yaitu IDX30 dan LQ45.
Bahkan BEI juga memasukkan BBNI ke indeks IDX Growth 30 yang menandakan saham ini punya tren pertumbuhan harga saham sejalan dengan pendapatan dan laba bersihnya, fundamental yang bagus dan likuiditas yang tinggi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas kinerja, prospek, dan bagaimana cara beli saham BBNI. Mari kita mulai dengan membahas saham BBNI ini saham apa sih?
👉🏻 Investasi di IDX30 & LQ45: Kinerja & Risiko
BBNI adalah ticker alias kode saham perusahaan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI). Bank milik negara ini ternyata memiliki perjalanan yang cukup panjang, bahkan sempat menjadi bank sentral Indonesia. Adapun Bank Negara Indonesia berdiri pada 5 Juli 1946.
Saham BBNI menarik untuk Anda lirik karena fundamental bank ini yang cukup kuat. Selain itu, BBNI masuk dalam kategori bank KBMI 4 dengan permodalan inti yang besar. Namun untuk lebih detilnya, mari kita simak kinerja keuangan, analisa teknikal hingga valuasi saham yang ada di IDX: BBNI untuk membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijak!
👉🏻 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?
BNI mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 19,51 triliun rupiah, naik 2,31% secara tahunan. Sementara itu pendapatan asuransi dan hasil investasi bersih tercatat sebesar Rp 343,73 miliar dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 10,26 triliun.
Dari catatan pendapatan tersebut, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 10,17 triliun. Namun laba tersebut mengalami penurunan 5,47% dari periode yang sama di tahun lalu. Terutama karena kenaikan beban operasional lainnya seperti gaji, beban administrasi dan beban promosi.
Kinerja BBNI di semester I-2025 ini didukung oleh tiga pilar yaitu transformasi digital, penguatan dukungan UMKM dan diversifikasi portofolio kredit.
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Q2-2025 | ||||||||
Pendapatan bunga bersih | Rp 52,14 triliun | Rp 49,69 triliun | Rp 54,66 triliun | Rp 61,47 triliun | Rp 66,58 triliun | Rp 16,9 triliun | |||||||
Beban bunga | Rp 18,1 triliun | Rp 11,72 triliun | Rp 13,34 triliun | Rp 20,2 triliun | Rp 31,12 triliun | Rp 7,2 triliun | |||||||
Laba bersih | Rp 3,28 triliun | Rp 10,9 triliun | Rp 18,31 triliun | Rp 21 triliun | Rp 21,66 triliun | Rp 4,75 triliun | |||||||
Total aset | Rp 891,34 triliun | Rp 964,84 triliun | Rp 1.029,84 triliun | Rp 1.086,66 triliun | Rp 1.129,81 triliun | Rp 1.021,65 triliun | |||||||
Total liabilitas | Rp 746,23 triliun | Rp 838,32 triliun | Rp 889,64 triliun | Rp 931,93 triliun | Rp 962,62 triliun | Rp 1.036,46 triliun | |||||||
Total ekuitas | Rp 112,87 triliun | Rp 126,52 triliun | Rp 140,2 triliun | Rp 154,73 triliun | Rp 167,19 triliun | Rp 165,19 triliun |
2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Q2-2025 | ||||||||
Pendapatan bunga bersih | Rp 52,14 triliun | Rp 49,69 triliun | Rp 54,66 triliun | Rp 61,47 triliun | Rp 66,58 triliun | Rp 16,9 triliun | |||||||
Beban bunga | Rp 18,1 triliun | Rp 11,72 triliun | Rp 13,34 triliun | Rp 20,2 triliun | Rp 31,12 triliun | Rp 7,2 triliun | |||||||
Laba bersih | Rp 3,28 triliun | Rp 10,9 triliun | Rp 18,31 triliun | Rp 21 triliun | Rp 21,66 triliun | Rp 4,75 triliun | |||||||
Total aset | Rp 891,34 triliun | Rp 964,84 triliun | Rp 1.029,84 triliun | Rp 1.086,66 triliun | Rp 1.129,81 triliun | Rp 1.021,65 triliun | |||||||
Total liabilitas | Rp 746,23 triliun | Rp 838,32 triliun | Rp 889,64 triliun | Rp 931,93 triliun | Rp 962,62 triliun | Rp 1.036,46 triliun | |||||||
Total ekuitas | Rp 112,87 triliun | Rp 126,52 triliun | Rp 140,2 triliun | Rp 154,73 triliun | Rp 167,19 triliun | Rp 165,19 triliun |
👉🏻 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?
Manajemen BBNI mengungkapkan pertumbuhan dana current account saving account (CASA) masih cukup solid. Pada semester I-2025, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 16,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 900 triliun. Pertumbuhan DPK BBNI didukung oleh peningkatan dana murah atau CASA yang naik 18,7% yoy menjadi Rp 647,6 triliun.
Sementara itu rekening giro dan tabungan masing-masing naik 25,1% yoy dan 10,5% yoy, yang mendorong peningkatan rasio CASA menjadi 72% dan 70,7%. Kondisi ini menunjukkan likuiditas yang kuat dan adanya efisiensi struktur pendanaan.
Aplikasi Wondr by BNI yang diluncurkan pada Juli 2024 juga mencatatkan pertumbuhan pengguna menjadi 8,6 juta pengguna dengan volume transaksi yang naik 86% yoy. Sementara itu BNIdirect untuk UMKM mengalami kenaikan nilai transaksi 31,1% yoy menjadi Rp 5.246 triliun.
BNI juga menyalurkan kredit sebesar Rp 778,7 triliun yang tumbuh 7,1% secara tahunan di semester satu ini. Penyaluran untuk korporasi naik 10,4% yoy menjadi Rp 435,8 triliun dan kredit konsumsi (pinjaman pribadi dan KPR) naik 10,7% yoy menjadi Rp 147 triliun.
Adapun non-performing loan (NPL) BBNI tercatat turun menjadi 1,9% dengan loan at risk (LAR) 11%. Sehingga cost of credit tercatat bisa ditekan ke level 1%. Sementara itu rasio permodalan (CAR) mencapai 21,1% dan LDR tercatat di 86,2%.
Secara keseluruhan, BBNI menunjukkan fundamental yang solid dan efisien dengan melihat pertumbuhan DPK dan CASA yang tinggi, penurunan NPL dan modal serta likuiditas yang kuat. Hal ini juga didukung oleh digital channel yang menunjukkan perkembangan sehingga bisa memperluas basis nasabah dan efisiensi operasional.
Meski laba bersih sempat mengalami penurunan, BBNI menunjukkan prospek yang masih positif berkat kualitas aset yang membaik, efisiensi pendanaan dan adanya pertumbuhan digital serta kredit konsumsi.
Dari grafik saham BBNI year-to-date di atas, kita bisa melihat pergerakan indikator SMA 50 (garis biru) dan SMA 200 (garis merah) untuk analisis tren. SMA 50 berada di bawah SMA 200 menunjukkan death cross yang merupakan sinyal tren jangka menengah-panjang masih bearish.
Selain itu, harga saham BBNI saat ini juga berada di bawah kedua garis MA yang artinya tekanan jual masih besar. Selain itu investor besar juga belum terlihat masuk secara agresif. Dengan jarak MA 50 dan MA 200 yang lebar ini menunjukkan momentum penurunan yang masih berlanjut. Namun mulai melambat sejak Oktober 2025 ini.
Jika kita lihat harga saham BBNI saat ini dengan menggunakan garis MACD, pergerakannya masih di bawah signal line dan di bawah level 0. Ini menunjukkan tren penurunan mash akan dominan terjadi meski mulai menunjukkan pelemahan.
Kalau kita lihat momentumnya, RSI berada di level 35,64 di bawah level netral dan mendekati area oversold. Artinya, tekanan jual sudah cukup besar namun belum ada sinyal kuat pembalikan harga. Dengan pergerakan RSI yang sideways maka ada potensi rebound kecil tapi belum konfirmasi uptrend.
Dari volumenya, kita juga bisa melihat relatif stabil dengan sedikit peningkatan di area Rp 3.800 - Rp 3.850. Ini memberikan sinyal bahwa minat akumulasi masih tipis sehingga belum cukup kuat untuk pembalikan tren pasar.
Sehingga saham BBNI saat ini masih dalam fase bearish untuk jangka menengah hingga panjang. Namun tekanan jual mulai berkurang, dengan peluang rebound jangka pendek dengan target Rp 3.900 - Rp 3.950. Untuk bisa kembali uptrend saham BBNI perlu menembus resistance di atas SMA 50 dan MACD harus menyilang ke atas signal line.
Bagi trader jangka pendek, Anda bisa mempertimbangkan spekulasi buy. Sementara investor jangka menengah-panjang perlu menunggu konfirmasi reversal harga di atas MA 50 dan MACD positif sebelum menambah posisi.
👉🏻 Teknik Esensial untuk Analisis Teknikal Trading
Untuk menilai valuasi saham BBNI mahal atau murah, kami menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Adapun saat ini PER BBNI: 7,31, artinya harga saham BBNI saat ini tujuh kali lebih mahal dari laba perusahaan. Sementara itu PBV sebesar 0,95 kali menandakan harga BBNI lebih mahal satu kali.
Lalu apakah harga saham BBNI sudah mahal atau masih murah? Mari kita bandingkan dengan segmen bank BUKU IV lainnya:
Dari data di atas, valuasi BBNI tercatat lebih rendah dibandingkan bank KBMI IV alias BUKU IV lainnya. Sehingga dari segi valuasi maka BBNI masih terhitung murah.
Berdasarkan PER historis, BBNI punya mean forward price earning tiga tahun 7,65 dan dalam lima tahun sebesar 7,81. Dengan PER saat ini 7,31 di bawah rata-rata maka saham BBNI undervalued. Menunjukkan investor lebih konservatif terhadap prospek laba ke depan namun ada potensi re-rating jika fundamental meningkat. Selain itu, jika BBNI bisa kembali ke PER 7,5 hingga 8 kali maka ada potensi kenaikan harga sekitar 20-25%.
👉🏻 Pahami Earnings per Share (EPS)
BBNI melakukan stock split alias pemecahan saham dengan rasio 1:2 pada 6 Oktober 2023 tahun lalu. Dengan rasio tersebut, maka setiap pemegang 1 lembar saham BNI bisa mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan.
Sebelum melakukan stock split harga saham BBNI tercatat sekitar Rp 10.375. Kemudian setelah stock split harga BBNI menjadi Rp 5.200. Hingga saat ini, BBNI belum mengumumkan kembali rencana mereka untuk melakukan stock split.
BBNI biasanya membagikan dividen tahunan pada bulan Maret-Juni, satu kali dalam satu tahun. Informasi rencana bagi dividen bisa Anda dapatkan melalui keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia. BBNI rutin membagikan dividen sejak tahun 2002 yang menarik untuk Anda yang mengincar keuntungan dari dividen. Lalu kapan BBNI bagi dividen 2024? Untuk tahun buku tersebut BBNI akan membagikan dividen pada kuartal I tahun 2025.
Tahun | Dividen | Imbal hasil (yield) | |||
2024 | Rp 280,5 | 4,56% | |||
2023 | Rp 392,78 | 4,13% | |||
2022 | Rp 146,3 | 1,81% | |||
2021 | Rp 44,02 | 0,76% | |||
2020 | Rp 206,24 | 2,94% |
Tahun | Dividen | Imbal hasil (yield) |
2024 | Rp 280,5 | 4,56% |
2023 | Rp 392,78 | 4,13% |
2022 | Rp 146,3 | 1,81% |
2021 | Rp 44,02 | 0,76% |
2020 | Rp 206,24 | 2,94% |
👉🏻 Bagaimana Cara Menerima Dividen Bulanan?
Cara beli saham BBNI bisa Anda lakukan secara online maupun offline. Berikut panduannya!
Sebelum mulai berinvestasi, terdapat beberapa hal yang perlu Anda pahami. Berikut merupakan hal-hal yang perlu investor pahami terutama pada investor pemula sebelum mulai berinvestasi:
👉🏻 Rekomendasi 10 Sekuritas Fee Termurah bagi Investor Pemula
Cara membeli saham BNI sangatlah mudah karena Anda bisa melakukannya secara online melalui aplikasi investasi saham resmi yang telah terdaftar pada BEI atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di bawah ini, kami akan memberikan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pendaftaran dan membeli BBNI melalui aplikasi IPOT.
👉🏻 Review IPOT: Kelebihan hingga Cara Menggunakannya!
Selain membeli BBNI secara online di atas, terdapat cara lain yang dapat Anda gunakan yaitu secara offline. Untuk dapat melakukan pembelian secara offline, Anda harus berkunjung ke kantor cabang sekuritas di dekat rumah Anda.
Lakukan pembuatan Rekening Dana Nasabah (RDN) ketika Anda datang ke kantor sekuritas tersebut. Kemudian, lakukan penyetoran dana melalui sekuritas untuk membeli saham BNI, baik secara langsung maupun melalui telepon. Pastikan saldo RDN Anda cukup untuk membeli batas minimal pembelian BBNI yaitu sebanyak 1 lot. Apabila saat ini nilai sahamnya Rp 4.900 , maka setidaknya Anda menyetorkan dana sebesar Rp 490.000 agar dapat membelinya.
Ketika akan melakukan investasi jangka panjang, Anda dapat berfokus ke beberapa hal, yaitu:
Bukan hal yang mustahil ketika Anda juga berinvestasi pada saham BNI dalam jangka waktu yang pendek. Ketika ingin berinvestasi jangka pendek pada saham tersebut, Anda dapat menggunakan analisis teknikal seperti menggunakan indikator moving averages, RSI (Relative Strength Index), dan volume perdagangan. Hal tersebut dapat Anda lakukan untuk melihat peluang trading jangka pendek.
Selain itu, Anda juga dapat melakukan swing trading, yaitu dengan membeli ketika harga saham sedang rendah lalu menjualnya ketika harga sama mengalami kenaikan dalam beberapa hari atau minggu. Strategi jangka pendek lainnya adalah dengan melakukan day trading dengan memanfaatkan fluktuasi harga saham dalam satu hari perdagangan. Untuk melakukannya, Anda dapat menggunakan candlestick, level support dan resistance, dan pola harga agar dapat menentukan pengambilan keputusan trading secara cepat.
👉🏻 Trump Trade: 5 Saham AS yang Menarik Imbas Kemenangan Donald Trump
👉🏻 Cara Investasi di Bursa Saham, Modal Kecil dari Rumah
Kelebihan | Kekurangan | ||
✅ Memiliki modal inti yang kuat | ❌ Harga saham cukup fluktuatif | ||
✅ Memiliki kinerja keuangan yang solid dengan tetap mempertahankan pertumbuhan laba | ❌ brand image tidak sekuat BBCA | ||
✅ Rutin membagikan dividen | ❌ Merupakan bank milik pemerintah yang akan mudah terdampak jika ada pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN lainnya yang menggunakan fasilitas pinjaman dari BBNI | ||
✅ Harga saham yang murah dari pada bank di kategori yang sama (BUKU/BKMI IV) |
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Memiliki modal inti yang kuat | ❌ Harga saham cukup fluktuatif |
✅ Memiliki kinerja keuangan yang solid dengan tetap mempertahankan pertumbuhan laba | ❌ brand image tidak sekuat BBCA |
✅ Rutin membagikan dividen | ❌ Merupakan bank milik pemerintah yang akan mudah terdampak jika ada pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN lainnya yang menggunakan fasilitas pinjaman dari BBNI |
✅ Harga saham yang murah dari pada bank di kategori yang sama (BUKU/BKMI IV) |
Berinvestasi saham BNI menjadi hal yang menarik untuk menambah portofolio Anda. Dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang stabil serta pembagian dividen yang konsisten, menjadikan saham ini diincar oleh banyak investor terutama investor pemula.
Bagi Anda yang tertarik untuk membeli saham tersebut, Anda dapat memperolehnya melaui broker online maupun melalui sekuritas. BNI juga merupakan saham 'gorengan' yang harganya mudah jatuh dan membuat investor terjebak.
Kami merekemondasikan untuk berinvestasi jangka panjang pada saham tersebut. Untuk membeli 1 lot dari saham BNI, Anda juga membutuhkan modal hanya Rp 500.000 yang cocok untuk strategi DCA.