Saham

Saham BBNI adalah salah satu saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang cukup menarik untuk Anda lirik. Terutama karena saham BBNI masuk dalam daftar anggota indeks utama Indonesia yaitu IDX30 dan LQ45.
Bahkan BEI juga memasukkan BBNI ke indeks IDX Growth 30 yang menandakan saham ini punya tren pertumbuhan harga saham sejalan dengan pendapatan dan laba bersihnya, fundamental yang bagus dan likuiditas yang tinggi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas kinerja, prospek, dan bagaimana cara beli saham BBNI. Mari kita mulai dengan membahas saham BBNI ini saham apa sih?
👉🏻 Investasi di IDX30 & LQ45: Kinerja & Risiko
BBNI adalah ticker alias kode saham perusahaan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI). Bank milik negara ini ternyata memiliki perjalanan yang cukup panjang, bahkan sempat menjadi bank sentral Indonesia. Adapun Bank Negara Indonesia berdiri pada 5 Juli 1946.
Saham BBNI menarik untuk Anda lirik karena fundamental bank ini yang cukup kuat. Selain itu, BBNI masuk dalam kategori bank KBMI 4 dengan permodalan inti yang besar. Namun untuk lebih detilnya, mari kita simak kinerja keuangan, analisa teknikal hingga valuasi saham yang ada di IDX: BBNI untuk membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijak!
👉🏻 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?
BNI mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 29,25 triliun , turun 0,65% secara tahunan. Penurunan pendapatan bunga bersih terjadi karena beban bunga yang naik 12,89% menjadi Rp 21,9 triliun. Kenaikan terjadi karena lonjakan pada deposito.
Sementara itu pendapatan asuransi dan hasil investasi bersih tercatat sebesar Rp 582,28 miliar dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 16,67 triliun.
Dari catatan pendapatan tersebut, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 15,11 triliun. Namun laba tersebut mengalami penurunan 8% dari periode yang sama di tahun lalu. Penurunan ini terjadi terutama karena kenaikan beban bunga.
| 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Q3-2025 | ||||||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 52,14 triliun | Rp 49,69 triliun | Rp 54,66 triliun | Rp 61,47 triliun | Rp 66,58 triliun | Rp 29,25 triliun | |||||||
| Beban bunga | Rp 18,1 triliun | Rp 11,72 triliun | Rp 13,34 triliun | Rp 20,2 triliun | Rp 31,12 triliun | Rp 21,9 triliun | |||||||
| Laba bersih | Rp 3,28 triliun | Rp 10,9 triliun | Rp 18,31 triliun | Rp 21 triliun | Rp 21,66 triliun | Rp 15,11 triliun | |||||||
| Total aset | Rp 891,34 triliun | Rp 964,84 triliun | Rp 1.029,84 triliun | Rp 1.086,66 triliun | Rp 1.129,81 triliun | Rp 1.268,49 triliun | |||||||
| Total liabilitas | Rp 746,23 triliun | Rp 838,32 triliun | Rp 889,64 triliun | Rp 931,93 triliun | Rp 962,62 triliun | Rp 1.097,88 triliun | |||||||
| Total ekuitas | Rp 112,87 triliun | Rp 126,52 triliun | Rp 140,2 triliun | Rp 154,73 triliun | Rp 167,19 triliun | Rp 171,61 triliun |
| 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Q3-2025 | ||||||||
| Pendapatan bunga bersih | Rp 52,14 triliun | Rp 49,69 triliun | Rp 54,66 triliun | Rp 61,47 triliun | Rp 66,58 triliun | Rp 29,25 triliun | |||||||
| Beban bunga | Rp 18,1 triliun | Rp 11,72 triliun | Rp 13,34 triliun | Rp 20,2 triliun | Rp 31,12 triliun | Rp 21,9 triliun | |||||||
| Laba bersih | Rp 3,28 triliun | Rp 10,9 triliun | Rp 18,31 triliun | Rp 21 triliun | Rp 21,66 triliun | Rp 15,11 triliun | |||||||
| Total aset | Rp 891,34 triliun | Rp 964,84 triliun | Rp 1.029,84 triliun | Rp 1.086,66 triliun | Rp 1.129,81 triliun | Rp 1.268,49 triliun | |||||||
| Total liabilitas | Rp 746,23 triliun | Rp 838,32 triliun | Rp 889,64 triliun | Rp 931,93 triliun | Rp 962,62 triliun | Rp 1.097,88 triliun | |||||||
| Total ekuitas | Rp 112,87 triliun | Rp 126,52 triliun | Rp 140,2 triliun | Rp 154,73 triliun | Rp 167,19 triliun | Rp 171,61 triliun |
👉🏻 Bagaimana menilai perusahaan berdasarkan Analisis Fundamental?
BNI mengatakan capaian per kuartal III-2025 ini sejalan dengan dinamika ekonomi global yang menuntut ketahanan fundamental, efisiensi pendanaan dan transformasi digital.
Adapun BNI memiliki rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai 21,1%. Rasio likuiditas (Loan to Deposit Ratio/LDR) tercatat 86,9%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1%. Data ini menunjukan posisi modal dan likuiditas BBNI sangat solid.
Penurunan LDR dari 95,3% ke 86,9% di periode yang sama tahun sebelumnya menunjukkan likuiditas yang lebih longgar dan DPK tumbuh lebih cepat dari kredit. LCR dan NSFR juga kuat, stabil serta solid. Meski CAR turun sedikit dari sebelumnya 21,8%, tetap angka ini masih sangat kuat.
Kualitas aset BNI antara lain rasio kredit bermasalah (NPL) di kisaran 2% dan Loan at Risk (LAR) 10,4%.
Total penyaluran kredit BNI juga tercatat tumbuh 10,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 812,2 triliun. Di sisi lain, BBNI mencatat adanya kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 21,4% yoy mencapai Rp 934,3 triliun dan dana current account saving account (CASA) naik 13,3% yoy menjadi Rp 613,4 triliun.
Porsi dana murah ini diklaim bisa memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund) sehingga menjaga profitabilitas tetap sehat.
Selanjutnya, time deposit naik 40,4% yoy menjadi Rp 320,94 triliun. Lonjakan besar ini menandakan pergeseran dari dana murah ke deposito. Ini juga ditunjukan dari CASA ratio yang turun 4,7 poin menjadi 65,6%. Lonjakan deposito menyebabkan rasio biaya dana alias cost of fund meningkat 0,13 poin menjadi 2,8%.
BNI juga melakukan strategi digital transaction banking yang agresif sehingga menghasilkan pertumbuhan fee-based income sebesar 11% yoy. Ini berkontribusi sebesar 30% dari total fee-based income BNI hingga akhir kuartal III-2025.
Pertumbuhan ini didorong oleh aplikasi Wondr by BNI. Penggunanya tercatat menjadi 10,5 juta pengguna. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 783 triliun dengan 866 juta transaksi. Sementara itu BNIdirect untuk UMKM mengalami kenaikan nilai transaksi 26,7% yoy menjadi Rp 8.080 triliun.

Dari grafik saham BBNI year-to-date di atas, kita bisa melihat pergerakan indikator SMA 50 (garis biru) dan SMA 200 (garis merah) untuk analisis tren. SMA 50 berada di bawah SMA 200 menunjukkan death cross yang merupakan sinyal tren jangka menengah-panjang masih bearish.
Selain itu, harga saham BBNI saat ini juga berada di bawah kedua garis MA yang artinya tekanan jual masih besar. Selain itu investor besar juga belum terlihat masuk secara agresif. Dengan jarak MA 50 dan MA 200 yang lebar ini menunjukkan momentum penurunan yang masih berlanjut. Namun mulai melambat sejak Oktober 2025 ini.

Jika kita lihat harga saham BBNI saat ini dengan menggunakan garis MACD, pergerakannya masih di bawah signal line dan di bawah level 0. Ini menunjukkan tren penurunan mash akan dominan terjadi meski mulai menunjukkan pelemahan.
Kalau kita lihat momentumnya, RSI berada di level 35,64 di bawah level netral dan mendekati area oversold. Artinya, tekanan jual sudah cukup besar namun belum ada sinyal kuat pembalikan harga. Dengan pergerakan RSI yang sideways maka ada potensi rebound kecil tapi belum konfirmasi uptrend.
Dari volumenya, kita juga bisa melihat relatif stabil dengan sedikit peningkatan di area Rp 3.800 - Rp 3.850. Ini memberikan sinyal bahwa minat akumulasi masih tipis sehingga belum cukup kuat untuk pembalikan tren pasar.
Sehingga saham BBNI saat ini masih dalam fase bearish untuk jangka menengah hingga panjang. Namun tekanan jual mulai berkurang, dengan peluang rebound jangka pendek dengan target Rp 3.900 - Rp 3.950. Untuk bisa kembali uptrend saham BBNI perlu menembus resistance di atas SMA 50 dan MACD harus menyilang ke atas signal line.
Bagi trader jangka pendek, Anda bisa mempertimbangkan spekulasi buy. Sementara investor jangka menengah-panjang perlu menunggu konfirmasi reversal harga di atas MA 50 dan MACD positif sebelum menambah posisi.
👉🏻 Teknik Esensial untuk Analisis Teknikal Trading
Untuk menilai valuasi saham BBNI mahal atau murah, kami menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Adapun saat ini PER BBNI: 7,31, artinya harga saham BBNI saat ini dianggap tujuh kali lebih mahal dari laba perusahaan. Sementara itu PBV sebesar 0,95 kali menandakan harga BBNI lebih murah dari pada nilai buku ekuitas perusahaan.
Lalu apakah harga saham BBNI sudah mahal atau masih murah? Mari kita bandingkan dengan segmen bank BUKU IV lainnya:
Dari data di atas, valuasi BBNI tercatat lebih rendah dibandingkan bank KBMI IV alias BUKU IV lainnya. Baik dari segi PER maupun PBV. Sehingga dari segi valuasi maka BBNI masih terhitung relatif murah.
Berdasarkan PER historis, BBNI punya mean forward price earning tiga tahun 7,65 dan dalam lima tahun sebesar 7,81. Dengan PER saat ini 7,31 di bawah rata-rata 3 dan 5 tahun terakhir, maka saham BBNI undervalued. Menunjukkan investor lebih konservatif terhadap prospek laba ke depan namun ada potensi re-rating jika fundamental membaik. Selain itu, jika BBNI bisa kembali ke PER 7,5 hingga 8 kali maka ada potensi kenaikan harga sekitar 20-25%.
👉🏻 Pahami Earnings per Share (EPS)
BBNI melakukan stock split alias pemecahan saham dengan rasio 1:2 pada 6 Oktober 2023 tahun lalu. Dengan rasio tersebut, maka setiap pemegang 1 lembar saham BNI bisa mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan.
Sebelum melakukan stock split harga saham BBNI tercatat sekitar Rp 10.375. Kemudian setelah stock split harga BBNI menjadi Rp 5.200. Hingga saat ini, BBNI belum mengumumkan kembali rencana mereka untuk melakukan stock split.
BBNI biasanya membagikan dividen tahunan pada bulan Maret-Juni, satu kali dalam satu tahun. Informasi rencana bagi dividen bisa Anda dapatkan melalui keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia. BBNI rutin membagikan dividen sejak tahun 2002 yang menarik untuk Anda yang mengincar keuntungan dari dividen. Lalu kapan BBNI bagi dividen 2024? Untuk tahun buku tersebut BBNI akan membagikan dividen pada kuartal I tahun 2025.
| Tahun | Dividen | Imbal hasil (yield) | |||
| 2024 | Rp 280,5 | 4,56% | |||
| 2023 | Rp 392,78 | 4,13% | |||
| 2022 | Rp 146,3 | 1,81% | |||
| 2021 | Rp 44,02 | 0,76% | |||
| 2020 | Rp 206,24 | 2,94% |
| Tahun | Dividen | Imbal hasil (yield) |
| 2024 | Rp 280,5 | 4,56% |
| 2023 | Rp 392,78 | 4,13% |
| 2022 | Rp 146,3 | 1,81% |
| 2021 | Rp 44,02 | 0,76% |
| 2020 | Rp 206,24 | 2,94% |
👉🏻 Bagaimana Cara Menerima Dividen Bulanan?
Cara beli saham BBNI bisa Anda lakukan secara online maupun offline. Berikut panduannya!
Sebelum mulai berinvestasi, terdapat beberapa hal yang perlu Anda pahami. Berikut merupakan hal-hal yang perlu investor pahami terutama pada investor pemula sebelum mulai berinvestasi:
👉🏻 Rekomendasi 10 Sekuritas Fee Termurah bagi Investor Pemula
Cara membeli saham BNI sangatlah mudah karena Anda bisa melakukannya secara online melalui aplikasi investasi saham resmi yang telah terdaftar pada BEI atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di bawah ini, kami akan memberikan contoh langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pendaftaran dan membeli BBNI melalui aplikasi IPOT.
👉🏻 Review IPOT: Kelebihan hingga Cara Menggunakannya!
Selain membeli BBNI secara online di atas, terdapat cara lain yang dapat Anda gunakan yaitu secara offline. Untuk dapat melakukan pembelian secara offline, Anda harus berkunjung ke kantor cabang sekuritas di dekat rumah Anda.
Lakukan pembuatan Rekening Dana Nasabah (RDN) ketika Anda datang ke kantor sekuritas tersebut. Kemudian, lakukan penyetoran dana melalui sekuritas untuk membeli saham BNI, baik secara langsung maupun melalui telepon. Pastikan saldo RDN Anda cukup untuk membeli batas minimal pembelian BBNI yaitu sebanyak 1 lot. Apabila saat ini nilai sahamnya Rp 4.900 , maka setidaknya Anda menyetorkan dana sebesar Rp 490.000 agar dapat membelinya.
Ketika akan melakukan investasi jangka panjang, Anda dapat berfokus ke beberapa hal, yaitu:
Bukan hal yang mustahil ketika Anda juga berinvestasi pada saham BNI dalam jangka waktu yang pendek. Ketika ingin berinvestasi jangka pendek pada saham tersebut, Anda dapat menggunakan analisis teknikal seperti menggunakan indikator moving averages, RSI (Relative Strength Index), dan volume perdagangan. Hal tersebut dapat Anda lakukan untuk melihat peluang trading jangka pendek.
Selain itu, Anda juga dapat melakukan swing trading, yaitu dengan membeli ketika harga saham sedang rendah lalu menjualnya ketika harga sama mengalami kenaikan dalam beberapa hari atau minggu. Strategi jangka pendek lainnya adalah dengan melakukan day trading dengan memanfaatkan fluktuasi harga saham dalam satu hari perdagangan. Untuk melakukannya, Anda dapat menggunakan candlestick, level support dan resistance, dan pola harga agar dapat menentukan pengambilan keputusan trading secara cepat.
👉🏻 Trump Trade: 5 Saham AS yang Menarik Imbas Kemenangan Donald Trump
👉🏻 Cara Investasi di Bursa Saham, Modal Kecil dari Rumah
| Kelebihan | Kekurangan | ||
| ✅ Memiliki modal inti yang kuat | ❌ Harga saham cukup fluktuatif | ||
| ✅ Memiliki kinerja keuangan yang solid dengan tetap mempertahankan pertumbuhan laba | ❌ brand image tidak sekuat BBCA | ||
| ✅ Rutin membagikan dividen | ❌ Merupakan bank milik pemerintah yang akan mudah terdampak jika ada pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN lainnya yang menggunakan fasilitas pinjaman dari BBNI | ||
| ✅ Harga saham yang murah dari pada bank di kategori yang sama (BUKU/BKMI IV) |
| Kelebihan | Kekurangan |
| ✅ Memiliki modal inti yang kuat | ❌ Harga saham cukup fluktuatif |
| ✅ Memiliki kinerja keuangan yang solid dengan tetap mempertahankan pertumbuhan laba | ❌ brand image tidak sekuat BBCA |
| ✅ Rutin membagikan dividen | ❌ Merupakan bank milik pemerintah yang akan mudah terdampak jika ada pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN lainnya yang menggunakan fasilitas pinjaman dari BBNI |
| ✅ Harga saham yang murah dari pada bank di kategori yang sama (BUKU/BKMI IV) |
Berinvestasi saham BNI menjadi hal yang menarik untuk menambah portofolio Anda. Dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang stabil serta pembagian dividen yang konsisten, menjadikan saham ini diincar oleh banyak investor terutama investor pemula.
Bagi Anda yang tertarik untuk membeli saham tersebut, Anda dapat memperolehnya melaui broker online maupun melalui sekuritas. BNI juga merupakan saham 'gorengan' yang harganya mudah jatuh dan membuat investor terjebak.
Kami merekemondasikan untuk berinvestasi jangka panjang pada saham tersebut. Untuk membeli 1 lot dari saham BNI, Anda juga membutuhkan modal hanya Rp 500.000 yang cocok untuk strategi DCA.