Perdagangan Kripto

Crypto Winter adalah periode yang memicu ketakutan investor kripto. Ini karena pada periode tersebut, harga mata uang kripto mengalami penurunan tajam. Kemudian, hal tersebut juga muncul karena adanya sentimen negatif pada kripto akibat beberapa hal seperti regulasi pemerintah, serangan siber, dan perkembangan teknologi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu crypto winter. Kemudian, kami juga akan membahas apa saja hal yang menjadi penyebabnya dan strategi apa yang dapat kita gunakan untuk menghadapinya jika hal itu terjadi lagi. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Saham dan Kripto Anjlok, Apa Investasi yang Menguntungkan? Temukan jawabannya dalam artikel tersebut!
Crypto winter adalah periode ketika harga Bitcoin anjlok begitu pula dengan aset kripto lainnya. Ini adalah siklus penurunan nilai dari mata uang kripto utama yang berdampak besar pada ekosistem lainnya.
Sehingga, bisa kita katakan bahwa musim dingin kripto adalah waktu di mana mata uang kripto menunjukkan penurunan harga.
Penting untuk kita catat, karena mata uang kripto adalah aset yang relatif baru, tidak ada parameter tertentu yang harus terpenuh. Sehingga sebenarnya tidak ada kriteria untuk menyatakan bahwa kita sedang dalam periode musim dingin kripto atau tidak.
Namun, kita dapat membedakan periode melalui penurunan tajam yang dapat mencapai dua digit persentase.
Jika kita bandingkan dengan pasar saham, musim dingin kripto mirip dengan pasar bearish yang terjadi di bursa saham. Kemudian, hal lain yang perlu kita perhatikan adalah musim dingin kripto biasanya memengaruhi semua mata uang kripto meskipun memiliki karakteristik yang berbeda.
👉 Ini Rekomendasi Koin Kripto Terbaik untuk Berinvestasi
Penting untuk Anda ingat bahwa cryptocurrency adalah aset berisiko yang sebagian besar masih beroperasi dengan regulasi yang minim. Aset ini juga tidak mendapatkan dukungan dari bank sentral mana pun dan penerimaannya sebagai alat tukar juga tidak universal. Sehingga, volatilitas akan selalu mempengaruhi pasar ini.
Namun hal tersebut tidak terjadi pada stablecoin (nilainya terkait dengan aset lain seperti mata uang suatu negara atau barang lainnya).
Berikut beberapa penyebab terjadinya crypto winter yang harus kita perhatikan:
Setiap fase penurunan pasati memiliki alasan, misalnya keruntuhan bursa Coincheck atau MT Gox. di tahun 2022. Hal tersebut terjadi karena kenaikan suku bunga dan tertutupnya keran pendanaan. Ingat bahwa kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya utang.
Marilah kita melihat secara lebih mendalam pada bagian selanjutnya! Sekaligus kita mempelajari hubungan antara mata uang kripto dan siklus ekonomi serta tingkat suku bunga.
👉 Suku Bunga BI Rate Mei 2025 Turun jadi 5,5%
Inflasi yang terjadi pada tahun 2022 membuat bank sentral harus mengubah arahnya. Sehingga, dalam beberapa bulan mereka harus menaikkan suku bunga namun mereka juga harus menghentikan program pembelian obligasi.
Langkah ini berdampak langsung pada valuasi berbagai proyek teknologi. Sehingga, perusahaan yang sebelumnya berhasil menggalang dana dengan jumlah besar dan melantai di bursa dengan kelipatan valuasi yang tinggi, mulai mengalami penurunan harga saham secara drastis.
Beberapa dana ventura yang sebelumnya secara masih membiaya proyek-proyek tersebut meskipun belum menghasilkan keuntungan namun menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, mulai menghentikan aliran pendanaannya. Kemudian, meminta semua perusahaan mereka untuk beralih ke mode "bertahan hidup" untuk dua tahun ke depan.
Kondisi ini memicu reaksi berantai yang langsung menghantam sektor kripto. Proyek-proyek pinjaman berbasis kripto menjadi korban pertama, misalnya Three Arrows Capital yang kolaps dan ikut menyeret platform Voyager Digital.
Gelombang berikutnya yang terjadi yaitu pemutusan hubungan kerja massal di bursa kripto Amerika Latin seperti Bitso dan BuenBit. Selain itu, salah satu raksasa di dunia kripto seperti Coinbase juga tidak luput dari peristiwa ini. Mereka harus melakukan PHK pada sebagian besar pekerjanya.
Kemudian, Bitsamp juga terpaksa menaikkan biaya transaksi supaya tetap bertahan.
Bagi beberapa early adopter Bitcoin, penurunan ini bukanlah hal yang mengejutkan. Ini karena sepanjang sejarahnya, Bitcoin telah mengalami setidaknya 10 siklus koreksi dari titik tertingginya (all-time high) melebihi 30%. Kemudian, lima di antaranya turun lebih dari 50%.
Periode penurunan Bitcoin yang paling diingat terjadi pada tahun 2013, 2016, periode 2017-2018, dan fase penurunan yang dimulai sejak akhir 2021.
Rata-rata durasi dari fase penurunan ini sekitar satu tahun, namun ada juga fase yang berlangsung selama lebih dari 24 bulan.

👉 Simak cerita menarik yang menjadi tonggak sejarah mata uang kripto, Bitcoin Pizza Day
Beberapa strategi di bawah ini dapat kita gunakan untuk bertahan ketika musim dingin kripto terjadi. Berikut penjelasannya:
👉 Salah satu aplikasi andalan untuk berinvestasi kripto yaitu Bitget