Pajak Penghasilan
Apa itu pajak penghasilan (PPh)? Penghasilan yang Anda dapatkan juga akan dikenakan pajak, ini yang kita sebut pajak penghasilan. Saat Anda bekerja dan meperoleh penghasilan, Anda diwajibkan untuk membayar pajak kepada negara. Penghasilan yang dimaksud meliputi pendapatan dari usaha, gaji, hadiah, honorarium, dan lain-lain.
Penting bagi Anda untuk memahami pengertian dan besaran pajak yang akan dikenakan terhadap penghasilan Anda. Melalui informasi ini Anda akan mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan saat merealisasikan penghasilan Anda. Yuk, mari kita simak penjelasan pajak penghasilan dan cara mengetahui besaran pajak dari penghasilan Anda!
Sebelum mengetahui berapa besaran pajak yang harus dibayarkan dari penghasilan Anda, ketahui lebih dulu apa itu pajak penghasilan (PPh)?
Menurut Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, pengertian dari pajak penghasilan atau sering disebut dengan PPh merupakan pajak yang dikenakan kepada orang pribadi dan badan usaha atas penghasilannya.
Penghasilan tersebut diartikan sebagai tambahan kemampuan ekonomis yang berasal dari dalam maupun luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan. Berikut merupakan jenis-jenis dari penghasilan yang akan dikenakan pajak:
Setelah Anda memahami tentang pengertian dari pajak penghasilan (PPh) dan subjek yang dikenakan pajak penghasilan, kini saatnya kita memahami lebih dalam juga tentang PPh Final.
Pajak penghasilan final merupakan pajak yang telah selesai atau pajak yang dikenakan langsung ketika Wajib Pajak menerima pengasilannya. Pajak tersebut tidak digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai dengan tarif umum dalam SPT Tahunan PPh Badan. Peraturan PPh final diatur dalam Peraturan Pemerintah atau Keputusan Menteri Keuangan.
Berikut merupakan jenis penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final:
>>> apa saja instrumen investasi yang dikenakan PPh?
Berikut merupakan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku:
Pajak tersebut merupakan pajak yang diatur dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak PER-32/PJ/2015. PPh 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honor, tujuangan, atau pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, serta kegiatan yang dilaksanakan oleh orang pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri.
PPh pasal 22 merupakan pajak yang dikenakan pada badan usaha tertentu, baik usaha milik pemerintah, ataupun swasta dengan kegiatan yang berkaitan dengan perdagangan ekspor atau impor dan juga penjualan barang mewah. Penghitungan tarif pada PPh 22 sedikit lebih rumit daripada PPh lainnya.
Berikut merupakan pemungut pada PPh 22:
Pajak ini adalah pajak yang telah dipotong oleh pihak pemungut pajak yang dikenakan atas penghasilan yang berupa penyerahan jasa, hadiah, royalti, dan penghasilan lainnya yang sudah dipotong oleh PPh Pasal 21. Tarif dari PPh Pasal 23 ada dua jenias tarif yang aka dikenakan. Tarif tersebut yaitu 2% dan 15%, tergantung pada objeknya. Imbalan jasa merupakan penghasilan yang akan dikenakan tarif sebesar 2%.
PPh tersebut adalah pajak yang dikenakan atas jenis penghasilan yang didapatkan oleh Wajib Pajak dan pemotongannya bersifat final. PPh Pasal 4 Ayat 2 memiliki tarif yang berbeda-beda, terantung pada jenis pajaknya. Oleh karena itu, PPh ini junga sering disebut sebagai PPh final.
Pajak ini adalah pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan yang diperolah dari luar negeri yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri. Pembayaran pajak tersebut dapat dikreditkan sehingga jumlah pajak yang dibayarkan di Indonesia bisa dikurangkan dengan jumlah pajak yang telah dibayarkan di luar negeri. Hal tersebut membuat wajib pajak tidak terkena pajak berganda.
Pajak penghasilan ini adalah pajak penghasilan yang dibayarkan dengan cara angsuran. Tujuannya agar meringankan beban wajib pajak dan pajak terutangnya dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Pembayarannya pajak tersebut tidak dapat diwakilkan tetapi harus dilakukan sendiri.
PPh ini adalah pajak yang yang diambil dari penghasilan yang telah dipotong dari badan usaha yang ada di Indonesia atas transaksi pembayaran yang dilakukan. Transaksi pembayaran tersebut meliputi gaji, bunga, dan lain sebagainya yang dilakukan kepada wajib pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang ada di Indonesia.
Pajak penghasilan Pasal 29 adalah PPh kurang bayar pada SPT Tahunan PPh yang nilainya merupakan hasil dari nilai pajak yang dikurangkan dengan kredit PPh dan PPh 25. Kredit PPh tersebut meliputi PPh 21, 22, 23, dan 24 dan PPh Pasal 25 yang berasal dari perusahaan dalam satu tahun pajak.
Pajak ini dipungut dari wajib pajak yang memiliki atau bergerak di bidang industri pelayaran dan penerbangan berskala internasional. Teradapat jenis bisnis lain yang dapat dikenakan PPh 15 seperti perusahaan yang bergerak pada kegiatan pengeboran minyak.
Pajak ini merupakan pajak yang dipungut berdasarkan revaluasi. Revaluasi sendiri memiliki arti sebagai penilaian kembali pada suatu aset tetap terhadap selisih untung atau harga beli saat ini jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan harganya pada pasar saat ini.
PP 58 Tahun 2023 adalah peraturan terbaru mengenai pengenaan pajak PPh 21 berdasarkan tarif efektif bulanan dan tatif efektif harian. PP ini kemudian diturunkan dalam aturan teknisPeraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 168 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, atau Kegiatan Orang Pribadi. Berikut penjelasannya:
Pada tarif PPh 21 terbaru, dibagi menjadi 3 kategori yaitu TER (Tarif Efektif Rata-Rata) A, B, dan C. Berikut merupakan rincian dari tarif PPh pada masing-masing kategori.
Kategori | Status Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) | Nilai PTKP | |||
TER A | Tidak kawin tanpa tanggungan (TK/0) | Rp 54 juta | |||
Tidak kawin dengan satu tanggungan (TK/1) | Rp 58,5 juta | ||||
Kawin tanpa tanggungan (K/0) | Rp 58,5 juta | ||||
TER B | Tidak kawin dengan dua tanggungan (TK/2) | Rp 63 juta | |||
Tidak kawin dengan tiga tanggungan (TK/3) | Rp 67,5 juta | ||||
Kawin dengan satu tanggungan (K/1) | Rp 63 juta | ||||
Kawin dengan dua tanggungan (K/2) | Rp 67,5 juta | ||||
TER C | Kawin dengan tiga tanggungan (K/3) | Rp 72 juta |
Kategori | Status Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) | Nilai PTKP |
TER A | Tidak kawin tanpa tanggungan (TK/0) | Rp 54 juta |
Tidak kawin dengan satu tanggungan (TK/1) | Rp 58,5 juta | |
Kawin tanpa tanggungan (K/0) | Rp 58,5 juta | |
TER B | Tidak kawin dengan dua tanggungan (TK/2) | Rp 63 juta |
Tidak kawin dengan tiga tanggungan (TK/3) | Rp 67,5 juta | |
Kawin dengan satu tanggungan (K/1) | Rp 63 juta | |
Kawin dengan dua tanggungan (K/2) | Rp 67,5 juta | |
TER C | Kawin dengan tiga tanggungan (K/3) | Rp 72 juta |
Di bawah ini adalah rincian dari TER bulanan untuk TER kategori A yakni PTKP TK/0 (Rp54 juta) dan PTKP TK/1 & K/0 (Rp58,5 juta):
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER | |||
1 | sampai dengan 5.400.000 | 0% | |||
2 | 5.400.000 – 5.650.000 | 0,25% | |||
3 | 5.650.000 – 5.950.000 | 0,5% | |||
4 | 5.950.000 – 6.300.000 | 0,75% | |||
5 | 6.300.000 – 6.750.000 | 1% | |||
6 | 6.750.000 – 7.500.000 | 1,25% | |||
7 | 7.500.000 – 8.550.000 | 1,5% | |||
8 | 8.550.000 – 9.650.000 | 1,75% | |||
9 | 9.650.000 – 10.050.000 | 2% | |||
10 | 10.050.000 – 10.350.000 | 2,25% | |||
11 | 10.350.000 – 10.700.000 | 2,5% | |||
12 | 10.700.000 – 11.050.000 | 3% | |||
13 | 11.050.000 – 11.600.000 | 3,5% | |||
14 | 11.600.000 – 12.500.000 | 4% | |||
15 | 12.500.000 – 13.750.000 | 5% | |||
16 | 13.750.000 – 15.100.000 | 6% | |||
17 | 15.100.000 – 16.950.000 | 7% | |||
18 | 16.950.000 – 19.750.000 | 8% | |||
19 | 19.750.000 – 24.150.000 | 9% | |||
20 | 24.150.000 – 26.450.000 | 10% | |||
21 | 26.450.000 – 28.000.000 | 11% | |||
22 | 28.000.000 – 30.050.000 | 12% | |||
23 | 30.050.000 – 32.400.000 | 13% | |||
24 | 32.400.000 – 35.400.000 | 14% | |||
25 | 35.400.000 – 39.100.000 | 15% | |||
26 | 39.100.000 – 43.850.000 | 16% | |||
27 | 43.850.000 – 47.800.000 | 17% | |||
28 | 47.800.000 – 51.400.000 | 18% | |||
29 | 51.400.000 – 56.300.000 | 19% | |||
30 | 56.300.000 – 62.200.000 | 20% | |||
31 | 62.200.000 – 68.600.000 | 21% | |||
32 | 68.600.000 – 77.500.000 | 22% | |||
33 | 77.500.000 – 89.000.000 | 23% | |||
34 | 89.000.000 – 103.000.000 | 24% | |||
35 | 103.000.000 – 125.000.000 | 25% | |||
36 | 125.000.000 – 157.000.000 | 26% | |||
37 | 157.000.000 – 206.000.000 | 27% | |||
38 | 206.000.000 – 337.000.000 | 28% | |||
39 | 337.000.000 – 454.000.000 | 29% | |||
40 | 454.000.000 – 550.000.000 | 30% | |||
41 | 550.000.000 – 695.000.000 | 31% | |||
42 | 695.000.000 – 910.000.000 | 32% | |||
43 | 910.000.000 – 1.400.000.000 | 33% | |||
44 | 1.400.000.000 | 34% |
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER |
1 | sampai dengan 5.400.000 | 0% |
2 | 5.400.000 – 5.650.000 | 0,25% |
3 | 5.650.000 – 5.950.000 | 0,5% |
4 | 5.950.000 – 6.300.000 | 0,75% |
5 | 6.300.000 – 6.750.000 | 1% |
6 | 6.750.000 – 7.500.000 | 1,25% |
7 | 7.500.000 – 8.550.000 | 1,5% |
8 | 8.550.000 – 9.650.000 | 1,75% |
9 | 9.650.000 – 10.050.000 | 2% |
10 | 10.050.000 – 10.350.000 | 2,25% |
11 | 10.350.000 – 10.700.000 | 2,5% |
12 | 10.700.000 – 11.050.000 | 3% |
13 | 11.050.000 – 11.600.000 | 3,5% |
14 | 11.600.000 – 12.500.000 | 4% |
15 | 12.500.000 – 13.750.000 | 5% |
16 | 13.750.000 – 15.100.000 | 6% |
17 | 15.100.000 – 16.950.000 | 7% |
18 | 16.950.000 – 19.750.000 | 8% |
19 | 19.750.000 – 24.150.000 | 9% |
20 | 24.150.000 – 26.450.000 | 10% |
21 | 26.450.000 – 28.000.000 | 11% |
22 | 28.000.000 – 30.050.000 | 12% |
23 | 30.050.000 – 32.400.000 | 13% |
24 | 32.400.000 – 35.400.000 | 14% |
25 | 35.400.000 – 39.100.000 | 15% |
26 | 39.100.000 – 43.850.000 | 16% |
27 | 43.850.000 – 47.800.000 | 17% |
28 | 47.800.000 – 51.400.000 | 18% |
29 | 51.400.000 – 56.300.000 | 19% |
30 | 56.300.000 – 62.200.000 | 20% |
31 | 62.200.000 – 68.600.000 | 21% |
32 | 68.600.000 – 77.500.000 | 22% |
33 | 77.500.000 – 89.000.000 | 23% |
34 | 89.000.000 – 103.000.000 | 24% |
35 | 103.000.000 – 125.000.000 | 25% |
36 | 125.000.000 – 157.000.000 | 26% |
37 | 157.000.000 – 206.000.000 | 27% |
38 | 206.000.000 – 337.000.000 | 28% |
39 | 337.000.000 – 454.000.000 | 29% |
40 | 454.000.000 – 550.000.000 | 30% |
41 | 550.000.000 – 695.000.000 | 31% |
42 | 695.000.000 – 910.000.000 | 32% |
43 | 910.000.000 – 1.400.000.000 | 33% |
44 | 1.400.000.000 | 34% |
Di bawah ini adalah rincian dari TER bulanan untuk TER kategori B yakni PTKP TK/2 & K/1 (Rp63 juta) dan PTKP TK/3 & K/2 (Rp67,5 juta):
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER | |||
1 | sampai dengan 6.200.000 | 0% | |||
2 | 6.200.000 – 6.500.000 | 0,25% | |||
3 | 6.500.000 – 6.850.000 | 0,5% | |||
4 | 6.850.000 – 7.300.000 | 0,75% | |||
5 | 7.300.000 – 9.200.000 | 1% | |||
6 | 9.200.000 – 10.750.000 | 1,5% | |||
7 | 10.750.000 – 11.250.000 | 2% | |||
8 | 11.250.000 – 11.600.000 | 2,5% | |||
9 | 11.600.000 – 12.600.000 | 3% | |||
10 | 12.600.000 – 13.600.000 | 4% | |||
11 | 13.600.000 – 14.950.000 | 5% | |||
12 | 14.950.000 – 16.400.000 | 6% | |||
13 | 16.400.000 – 18.450.000 | 7% | |||
14 | 18.450.000 – 21.850.000 | 8% | |||
15 | 21.850.000 – 26.000.000 | 9% | |||
16 | 26.000.000 – 27.700.000 | 10% | |||
17 | 27.700.000 – 29.350.000 | 11% | |||
18 | 29.350.000 – 31.450.000 | 12% | |||
19 | 31.450.000 – 33.950.000 | 13% | |||
20 | 33.950.000 – 37.100.000 | 14% | |||
21 | 37.100.000 – 41.100.000 | 15% | |||
22 | 41.100.000 – 45.800.000 | 16% | |||
23 | 45.800.000 – 49.500.000 | 17% | |||
24 | 49.500.000 – 53.800.000 | 18% | |||
25 | 53.800.000 – 58.500.000 | 19% | |||
26 | 58.500.000 – 64.000.000 | 20% | |||
27 | 64.000.000 – 71.000.000 | 21% | |||
28 | 71.000.000 – 80.000.000 | 22% | |||
29 | 80.000.000 – 93.000.000 | 23% | |||
30 | 93.000.000 – 109.000.000 | 24% | |||
31 | 109.000.000 – 129.000.000 | 25% | |||
32 | 129.000.000 – 163.000.000 | 26% | |||
33 | 163.000.000 – 211.000.000 | 27% | |||
34 | 211.000.000 – 374.000.000 | 28% | |||
35 | 374.000.000 – 459.000.000 | 29% | |||
36 | 459.000.000 – 555.000.000 | 30% | |||
37 | 555.000.000 – 704.000.000 | 31% | |||
38 | 704.000.000 – 957.000.000 | 32% | |||
39 | 957.000.000 – 1.405.000.000 | 33% | |||
40 | di atas 1.405.000.000 | 34% |
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER |
1 | sampai dengan 6.200.000 | 0% |
2 | 6.200.000 – 6.500.000 | 0,25% |
3 | 6.500.000 – 6.850.000 | 0,5% |
4 | 6.850.000 – 7.300.000 | 0,75% |
5 | 7.300.000 – 9.200.000 | 1% |
6 | 9.200.000 – 10.750.000 | 1,5% |
7 | 10.750.000 – 11.250.000 | 2% |
8 | 11.250.000 – 11.600.000 | 2,5% |
9 | 11.600.000 – 12.600.000 | 3% |
10 | 12.600.000 – 13.600.000 | 4% |
11 | 13.600.000 – 14.950.000 | 5% |
12 | 14.950.000 – 16.400.000 | 6% |
13 | 16.400.000 – 18.450.000 | 7% |
14 | 18.450.000 – 21.850.000 | 8% |
15 | 21.850.000 – 26.000.000 | 9% |
16 | 26.000.000 – 27.700.000 | 10% |
17 | 27.700.000 – 29.350.000 | 11% |
18 | 29.350.000 – 31.450.000 | 12% |
19 | 31.450.000 – 33.950.000 | 13% |
20 | 33.950.000 – 37.100.000 | 14% |
21 | 37.100.000 – 41.100.000 | 15% |
22 | 41.100.000 – 45.800.000 | 16% |
23 | 45.800.000 – 49.500.000 | 17% |
24 | 49.500.000 – 53.800.000 | 18% |
25 | 53.800.000 – 58.500.000 | 19% |
26 | 58.500.000 – 64.000.000 | 20% |
27 | 64.000.000 – 71.000.000 | 21% |
28 | 71.000.000 – 80.000.000 | 22% |
29 | 80.000.000 – 93.000.000 | 23% |
30 | 93.000.000 – 109.000.000 | 24% |
31 | 109.000.000 – 129.000.000 | 25% |
32 | 129.000.000 – 163.000.000 | 26% |
33 | 163.000.000 – 211.000.000 | 27% |
34 | 211.000.000 – 374.000.000 | 28% |
35 | 374.000.000 – 459.000.000 | 29% |
36 | 459.000.000 – 555.000.000 | 30% |
37 | 555.000.000 – 704.000.000 | 31% |
38 | 704.000.000 – 957.000.000 | 32% |
39 | 957.000.000 – 1.405.000.000 | 33% |
40 | di atas 1.405.000.000 | 34% |
Di bawah ini adalah rincian dari TER bulanan untuk TER kategori C yakni PTKP TK/3 (Rp70 juta):
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER | |||
1 | sampai dengan 6.600.000 | 0% | |||
2 | 6.600.000 – p6.950.000 | 0,25% | |||
3 | 6.950.000 – 7.350.000 | 0,5% | |||
4 | 7.350.000 – 7.800.000 | 0,75% | |||
5 | 7.800.000 – 8.850.000 | 1% | |||
6 | 8.850.000 – 9.800.000 | 1,25% | |||
7 | 9.800.000 – 10.950.000 | 1,5% | |||
8 | 10.950.000 – 11.200.000 | 1,75% | |||
9 | 11.200.000 – 12.050.000 | 2% | |||
10 | 12.050.000 – 12.950.000 | 3% | |||
11 | 12.950.000 – 14.150.000 | 4% | |||
12 | 14.150.000 – 15.550.000 | 5% | |||
13 | 15.550.000 – 17.050.000 | 6% | |||
14 | 17.050.000 – 19.500.000 | 7% | |||
15 | 19.500.000 – 22.700.000 | 8% | |||
16 | 22.700.000 – 26.600.000 | 9% | |||
17 | 26.600.000 – 28.100.000 | 10% | |||
18 | 28.100.000 – 30.100.000 | 11% | |||
19 | 30.100.000 – 32.600.000 | 12% | |||
20 | 32.600.000 – 35.400.000 | 13% | |||
21 | 35.400.000 – 38.900.000 | 14% | |||
22 | 38.900.000 – 43.000.000 | 15% | |||
23 | 43.000.000 – 47.400.000 | 16% | |||
24 | 47.400.000 – 51.200.000 | 17% | |||
25 | 51.200.000 – 55.800.000 | 18% | |||
26 | 55.800.000 – 60.400.000 | 19% | |||
27 | 60.400.000 – 66.700.000 | 20% | |||
28 | 66.700.000 – 74.500.000 | 21% | |||
29 | 74.500.000 – 83.200.000 | 22% | |||
30 | 83.200.000 – 95.000.000 | 23% | |||
31 | 95.600.000 – 110.000.000 | 24% | |||
32 | 110.000.000 – 134.000.000 | 25% | |||
33 | 134.000.000 – 169.000.000 | 26% | |||
34 | 169.000.000 – 221.000.000 | 27% | |||
35 | 221.000.000 – 390.000.000 | 28% | |||
36 | 390.000.000 – 463.000.000 | 39% | |||
37 | 463.000.000 – 561.000.000 | 30% | |||
38 | 561.000.000 – 709.000.000 | 31% | |||
39 | 709.000.000 – 965.000.000 | 32% | |||
40 | 965.000.000 – 1.419.000.000 | 33% | |||
41 | di atas 1.419.000.000 | 34% |
No | Penghasilan Bruto Bulanan (Rp) | TER |
1 | sampai dengan 6.600.000 | 0% |
2 | 6.600.000 – p6.950.000 | 0,25% |
3 | 6.950.000 – 7.350.000 | 0,5% |
4 | 7.350.000 – 7.800.000 | 0,75% |
5 | 7.800.000 – 8.850.000 | 1% |
6 | 8.850.000 – 9.800.000 | 1,25% |
7 | 9.800.000 – 10.950.000 | 1,5% |
8 | 10.950.000 – 11.200.000 | 1,75% |
9 | 11.200.000 – 12.050.000 | 2% |
10 | 12.050.000 – 12.950.000 | 3% |
11 | 12.950.000 – 14.150.000 | 4% |
12 | 14.150.000 – 15.550.000 | 5% |
13 | 15.550.000 – 17.050.000 | 6% |
14 | 17.050.000 – 19.500.000 | 7% |
15 | 19.500.000 – 22.700.000 | 8% |
16 | 22.700.000 – 26.600.000 | 9% |
17 | 26.600.000 – 28.100.000 | 10% |
18 | 28.100.000 – 30.100.000 | 11% |
19 | 30.100.000 – 32.600.000 | 12% |
20 | 32.600.000 – 35.400.000 | 13% |
21 | 35.400.000 – 38.900.000 | 14% |
22 | 38.900.000 – 43.000.000 | 15% |
23 | 43.000.000 – 47.400.000 | 16% |
24 | 47.400.000 – 51.200.000 | 17% |
25 | 51.200.000 – 55.800.000 | 18% |
26 | 55.800.000 – 60.400.000 | 19% |
27 | 60.400.000 – 66.700.000 | 20% |
28 | 66.700.000 – 74.500.000 | 21% |
29 | 74.500.000 – 83.200.000 | 22% |
30 | 83.200.000 – 95.000.000 | 23% |
31 | 95.600.000 – 110.000.000 | 24% |
32 | 110.000.000 – 134.000.000 | 25% |
33 | 134.000.000 – 169.000.000 | 26% |
34 | 169.000.000 – 221.000.000 | 27% |
35 | 221.000.000 – 390.000.000 | 28% |
36 | 390.000.000 – 463.000.000 | 39% |
37 | 463.000.000 – 561.000.000 | 30% |
38 | 561.000.000 – 709.000.000 | 31% |
39 | 709.000.000 – 965.000.000 | 32% |
40 | 965.000.000 – 1.419.000.000 | 33% |
41 | di atas 1.419.000.000 | 34% |
Lapisan tarif | Penghasilan Kena Pajak | Tarif Pajak | |||
I | Rp 0 - 60 juta | 5% | |||
II | lebih dari Rp 60 juta - Rp 250 juta | 15% | |||
III | lebih dari Rp 250 juta - Rp 500 juta | 25% | |||
IV | lebih dari Rp 500 juta - Rp 5 miliar | 30% | |||
V | lebih dari Rp 5 miliar | 35% |
Lapisan tarif | Penghasilan Kena Pajak | Tarif Pajak |
I | Rp 0 - 60 juta | 5% |
II | lebih dari Rp 60 juta - Rp 250 juta | 15% |
III | lebih dari Rp 250 juta - Rp 500 juta | 25% |
IV | lebih dari Rp 500 juta - Rp 5 miliar | 30% |
V | lebih dari Rp 5 miliar | 35% |
Pajak tersebut memiliki beberapa kategori dalam penghitungan tarifnya. Berikut merupakan penghitungan tarif dari beberapa kategori PPh Pasal 22:
Pada tarif PPh Pasal 24 yang merupakan pengurang dari jumlah pajak yang dibayarkan atau pajak yang terutang pada di luar negeri. Penghitungan tarif pada PPh 24 ini menggunaka tarif pajak progresih yang terdapat pada Pasal 17 ayat 1 UU PPh.
Tarif pajak pada PPh Pasal 4 Ayat 2 sangat bervariasi tergantung pada jenis jasa yang ditawarkan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa kategori dan tarif pajaknya:
Penghitungan tarif PPh 25 yang dikenakan pada orang pribadai pengusaha atau badan tertentu sebesar 0,75% yang berasal dari jumlah peredaran jumlah bruto per bulan. Peredaran jumalh bruto tersebut dihitung dari masing-masing tempat usaha. Pajak tersebut merupakan pajak yang sifatnya tidak final, oleh karena itu dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.
PPh 26 memiliki tarif pajak sebesar 20% yang dihitung dari jumlah bruto. Sedangkan pada penghasilan bunga yang memperoleh penurunan tarif PPh 26 akan dikenakan sebesar 10%. Penurunan tarif tersebut hanya berlaku pada pengasilan Bunga Obligasi yang diterima oleh Wajib Pajak luar negeri selain BUT.
Apabila Anda ingin melakukan pembayaran PPh 29, Anda terlebih dahulu harus mengetahui jumlah angsuran yang ada pada PPh 25 yang sudah dibayarkan pada tahun pajak yang bersangkutan. Penghitungan tarif PPh 29 ini lakukan dengan mengurangi PPh Terutang dengan jumlah dari Kredit Pajak dan Angsuran PPh 25. Penghitungant tersebut dapat disimak dalam rumus berikut:
Berikut merupakan tarif pajak penghasilan Pasal 15 yang dikenakan kepada perusahaan yang bergerak di bidan industri pelayaran atau penerbangan berskala internasional:
Pada pajak pengasilan Pasal 19, pengenaan pajak didasarkan atas selisih lebih terhadap penilaian kembali pada suatu aktiva tetap perusahaan. Aktiva perusahaan tersebut berada di atas sisa buku fiskal semual dan akan dikenakan PPh yang bersifat final sebesar 10%. Perusahaan yang dikenakan pajak tersebut dapat mengajukan permohonan pembayaran secara mengangsur dengan waktu paling lama 12 bulan apabila tidak memungkinkan melakukan pelunasan PPh secara sekaligus dikarenakan kondisi keuangan perusahaan.
Saat ini pemerintah telah melakukan pembaharuan terhadap pemotongan PPh 21 yang berlandaskan hukum pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2023. Peraturan tersebut berkaitan dengan tarif pemotongan PPh 21 atas pengahasilan yang berasal dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pada perubahan skema tersebut dihasilan dua skema tarif pemotongan pada PPh 21, yaitu tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh yang digunakan untuk menghitung PPh 21 setahun di Masa Pajak Terakhir. Skema kedua adalah tarif efektif rata-rata (TER) yang digunakan untuk menghitung PPh 21 di masa pajak selain Masa Pajak Terakhir atau secara bulanan maupun harian.
Berikut merupakan pokok perubahan skema perhitungan PPh 21:
Berikut skema penghitungan PPh 21 terbaru:
Penerima Penghasilan | Skema Penghitungan | ||
Pegawai tetap & Pensiunan | Penghasilan bruto x TER bulanan | ||
PNS/TNI/POLRI/Pejabat Negara/Pensiunannya | Penghasilan kena pajak setahun x tarif pasal 17 | ||
Dewan komisaris / pengawas | Penghasilan bruto x TER bulanan | ||
Pegawai tidak tetap gaji tidak dibayar bulanan Rp 0 -2,5 juta per hari | Penghasilan bruto sehari x TER harian | ||
Pegawai tidak tetap atas upah tidak dibayar bulanan lebih dari Rp 2,5 juta per hari | Penghasilan bruto x 50% x tarif pasal 17 | ||
Pegawai tidak tetap atas upah dan sejenisnya dibayar bulanan | Penghasilan bruto bulanan x TER bulanan | ||
Bukan pegawai atas honor dan sejenisnya | Penghasilan bruto x 50% x tarif pasal 17 |
Penerima Penghasilan | Skema Penghitungan |
Pegawai tetap & Pensiunan | Penghasilan bruto x TER bulanan |
PNS/TNI/POLRI/Pejabat Negara/Pensiunannya | Penghasilan kena pajak setahun x tarif pasal 17 |
Dewan komisaris / pengawas | Penghasilan bruto x TER bulanan |
Pegawai tidak tetap gaji tidak dibayar bulanan Rp 0 -2,5 juta per hari | Penghasilan bruto sehari x TER harian |
Pegawai tidak tetap atas upah tidak dibayar bulanan lebih dari Rp 2,5 juta per hari | Penghasilan bruto x 50% x tarif pasal 17 |
Pegawai tidak tetap atas upah dan sejenisnya dibayar bulanan | Penghasilan bruto bulanan x TER bulanan |
Bukan pegawai atas honor dan sejenisnya | Penghasilan bruto x 50% x tarif pasal 17 |
Budi seorang karyawan tetap dengan gaji Rp 10 juta per bulan. Dia berstatus belum menikah dengan tanggungan 0. Sebagai karyawan dia juga mendapatkan THR setahun sekali saat lebaran. Maka gaji setahun Budi termasuk THR adalah Rp 130 juta.
Nah dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa Budi masuk TER kategori A dengan PTKP Rp 54 juta. Maka:
Maka PPh 21 yang dikenakan sesuai status Budi:
Penghitungan tarif efektif atau TER:
Bella merupakan pegawai tidak tetap yang upahnya diberikan bulanan sesuai dengan proyek yang diberikan perusahaan. Adapun Bella berstatus menikah dengan tanggungan 0. Maka hitungan PPh TER nya adalah:
Bulan | Gaji bulanan | TER kategori A | PPh 21 | ||||
1 | Rp 3.000.000 | 0% | |||||
2 | Rp 2.500.000 | 0% | |||||
3 | Rp 5.000.000 | 0% | |||||
4 | Rp 7.000.000 | 1,25% | Rp 87.500 | ||||
5 | Rp 4.000.000 | 0% | |||||
6 | Rp 3.500.000 | 0% | |||||
7 | Rp 4.500.000 | 0% | |||||
8 | Rp 5.000.000 | 0% | |||||
9 | Rp 6.000.000 | 0,5% | Rp 30.000 | ||||
10 | Rp 3.500.000 | 0% | |||||
11 | Rp 7.500.000 | 1,25% | Rp 93.750 | ||||
12 | Rp 4.000.000 | 0% | |||||
Total | Rp 211.250 |
Bulan | Gaji bulanan | TER kategori A | PPh 21 |
1 | Rp 3.000.000 | 0% | |
2 | Rp 2.500.000 | 0% | |
3 | Rp 5.000.000 | 0% | |
4 | Rp 7.000.000 | 1,25% | Rp 87.500 |
5 | Rp 4.000.000 | 0% | |
6 | Rp 3.500.000 | 0% | |
7 | Rp 4.500.000 | 0% | |
8 | Rp 5.000.000 | 0% | |
9 | Rp 6.000.000 | 0,5% | Rp 30.000 |
10 | Rp 3.500.000 | 0% | |
11 | Rp 7.500.000 | 1,25% | Rp 93.750 |
12 | Rp 4.000.000 | 0% | |
Total | Rp 211.250 |
👉🏻 Ini PPh atas Instrumen Investasi Anda!