Dana Investasi
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) atau dalam bahasa Inggris Money Market Mutual Funds adalah pilihan investasi yang paling rendah risiko. Bahkan OJK mengatakan RDPU bisa menjadi alternatif investasi dana darurat.
Kami akan membahas apa itu reksa dana pasar uang, cara kerjanya, cara memilih, risiko, hingga cara membeli reksa dana ini!
👉 Kami memiliki artikel mengenai Dana Investasi: Panduan Lengkap Klasifikasi dan Jenis-jenisnya
Reksadana, menurut Bursa Efek Indonesia adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal atau investor. Kemudian Manajer Investasi akan menginvestasikan dana Anda ke dalam portofolio efek. Jenis investasi ini memudahkan investor dengan modal kecil dan tidak memiliki banyak waktu serta keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Ada beberapa jenis reksa dana tergantung pada aset dasarnya (underlying assets). Salah satunya adalah reksadana pasar uang (RDPU) yang hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Menurut Peraturan OJK Nomor 47/POJK.04/2015 reksadana pasar uang adalah reksa dana yang hanya melakukan investasi pada:
Sehingga RDPU menggunakan instrumen seperti deposito, Sertifikat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, sukuk dan sejenisnya yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun.
Keunggulan utama dari RDPU adalah tingkat risiko yang rendah dan likuid. Ini berbeda dengan deposito yang tidak terlalu likuid. Jika reksadana pasar uang bisa investor cairkan kapanpun Anda membutuhkan, sedangkan deposito hanya bisa Anda cairkan saat tanggal jatuh tempo. Jika deposito ingin nasabah cairkan sebelum jatuh tempo, maka pemilik dana akan mendapat penalti.
Reksadana pasar uang juga lebih rendah risiko daripada saham. Pertama, RDPU meletakan investasinya pada instrumen pasar keuangan yang imbal hasilnya bersifat tetap. Sedangkan saham memiliki sifat fluktuatif tergantung permintaan dan penawaran.
Kedua, reksadana dikelola oleh Manajer Investasi yang memiliki kemampuan dan informasi lebih mumpuni dari pada investor, terutama investor pemula. Sehingga pengelolaan dana dan risikonya bisa lebih terukur.
👉 Reksadana adalah investasi pasif karena Anda hanya menyetorkan modal. Simak artikel tentang perbedaan Investasi Aktif dan Pasif
Kita telah mengetahui dua keunggulan utama RDPU dari pada instrumen lainnya yaitu rendah risiko dan likuid. Namun selain itu ada lagi keuntungan reksadana pasar uang yang bisa Anda dapatkan sebagai investor. Berikut penjelasannya!
Melansir Kontan, saat ini rata-rata bunga (imbal hasil) deposito yaitu antara 2% hingga 4,25% untuk jangka waktu satu tahun. Sedangkan rata-rata imbal hasil RDPU, melansir Bareksa, berkisar antara 3,26% hingga 6,08%. Keuntungan reksadana pasar uang lebih tinggi karena terdapat banyak aset keuangan yang akan Anda investasikan saat membeli satu produk reksadana. Diversifikasi inilah yang membuat reksadana lebih unggul dalam memberi imbal hasil.
Reksadana pasar uang bisa dicairkan kapanpun Anda membutuhkannya. Proses pencairannya juga cukup mudah mengingat saat ini banyak Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) telah memiliki aplikasi untuk transaksi jual-beli reksadana. Namun, semakin pendek jangka waktu berinvestasi di reksadana maka semakin kecil imbal hasil yang Anda dapatkan. Semakin lama Anda menyimpan di reksadana semakin besar pula keuntungannya. Sehingga banyak manajer investasi yang menyarankan setidaknya berinvestasi di reksadana selama satu tahun.
Instrumen investasi reksadana saat ini bukan merupakan objek pajak. Sehingga saat Anda mendapatkan keuntungan atau imbal hasil investasi reksadana, hasil tersebut tidak dipotong pajak. Berbeda dengan deposito, setiap bunga yang Anda peroleh dari deposito akan dikenai pajak 20%. Sedangkan untuk investasi saham, akan ada potongan pajak 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan saham. Reksadana biasanya memiliki komisi yang dibebankan oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian kepada investor, namun jumlahnya sangat kecil.
👉Pelajari mengenai aturan pajak instrumen investasi: Peraturan Pajak Penghasilan Terbaru: Pengertian PPh & Skemanya! 2024
Investasi di reksadana pasar uang berarti melakukan investasi pada beberapa aset surat utang jangka pendek (termasuk SBI) dan deposito. Aset tersebut merupakan instrumen yang stabil. Saat situasi pasar saham penuh gejolak, Anda bisa tetap memperoleh keuntungan dari reksadana pasar uang. Satu-satunya risiko yang mungkin membayangi adalah pengelolaan manajer investasi yang buruk sehingga terjadinya gagal bayar.
Pelajari lebih lanjut mengenai likuidasi reksadana apabila produk tersebut tak lagi bisa diperdagangkan:
Mungkin Anda selama ini telah membeli reksadana namun belum begitu memahami cara kerja reksadana. Berikut penjelasannya!
Investor reksadana adalah perorangan maupun perusahaan yang memiliki modal. Nah, modal tersebut mereka investasikan ke salah satu produk reksadana yang Agen Penjual Efek Reksadaa (APERD) seperti Bareksa, Bibit, POEMS dan lainnya jual.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari investor tadi. Nah oleh manajer investasi, dana tersebut akan mereka investasikan ke portofolio efek sesuai jenisnya (instrumen investasi reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, campuran dan reksadana indeks). Jika Anda membeli RDPU, maka manajer investasi akan menggunakan uang Anda untuk diinvestasikan ke surat berharga pasar uang antara lain SBI, deposito dan obligasi jangka pendek.
Dana dari beberapa investor yang sudah terkumpul dalam suatu produk reksadana kemudian dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi memang bertugas mengelola portofolio efek. Untuk bisa mengelola dana ini, Manajer Investasi harus mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam mengelola portofolio efek, Manajer Investasi melakukan analisa pasar, merumuskan strategi investasi, analisa perusahaan yang menerbitkan efek, mempelajari fundamental dan teknikal untuk membantu investor mencapai tujuan investasi.
Setelah menerima dana atau modal dari investor, manajer investasi akan menempatkan dana tersebut ke berbagai portofolio efek sesuai dengan prospektus atau fund fact sheet produk. Portofolio efek ini kumpulan efek atau instrumen investasi seperti surat berharga pasar uang, surat utang (obligasi) jangka pendek, surat berharga komersial, saham, deposito, obligasi, kontrak berjangka atas efek dan derivatif.
Lembaga terakhir yang terlibat dalam reksadana adalah lembaga keuangan yang menyimpan dan menjaga berbagai aset perusahaan investasi secara kolektif. Lembaga ini akan menyimpan aset fisik investor. Bank kustodian dalam melakukan perannya harus mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI) dan persetujuan OJK.
Jika Anda sudah siap untuk membeli produk RDPU, lakukanlah beberapa penilaian apakah reksadana pasar uang tersebut adalah yang terbaik. Tujuannya tentu untuk mendapatkan keuntungan yang optimal serta mengurangi risiko investasi. Berikut beberapa faktor utama yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memilih produk reksadana terbaik:
👉 Komisi Reksa Dana: Biaya Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai
Meski rendah risiko, reksadana pasar uang tetap instrumen investasi yang memiliki risiko. Rendah risiko bukan berarti tidak ada risiko, sebab selalu ada risiko investasi. Berikut beberapa risiko reksadana pasar uang yang perlu investor perhatikan:
Cara menghindari risiko tersebut adalah dengan mengenali produk RDPU yang akan Anda beli. Pilih produk reksadana pasar uang dengan kinerja historis yang bagus, memiliki portofolio yang terdiversifikasi, memilih manajer investasi dan bank kustodian yang terpercaya dan melakukan analisa pasar keuangan secara menyeluruh untuk tahu kapan harus membeli dan menjual reksadana.
Investasi reksadana pasar uang cocok untuk jangka pendek antara 1-3 tahun. Sehingga RDPU bisa Anda gunakan sebagai investasi untuk tujuan seperti liburan atau membeli iPhone terbaru. Bisa juga sebagai dana darurat yang perlu Anda cairkan segera.
Sebagai contoh investasi reksadana, Anda ingin membeli iPhone keluaran terbaru dengan harga Rp 20 juta. Anda harus bisa mengumpulkan dana ini dalam waktu tiga tahun. Maka simulasi perhitungan jika Anda tidak investasi dalam RDPU adalah:
Ini artinya jika Anda menabung untuk beli iPhone dengan harga Rp 20 juta, setiap bulannya harus menyisihkan Rp 555.555. Namun jika Anda investasi pada reksadana pasar uang, contohnya pada produk RDPU Insight Money dengan imbal hasil 8,61% maka simulasi keuntungan reksadana adalah:
Artinya, dengan jumlah uang dan jangka waktu yang sama Anda bisa mendapatkan hasil tabungan yang lebih banyak jika berinvestasi di RDPU. Simulasi keuntungan reksadana tersebut memperhitungkan kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi di atas juga belum memperhitungkan beban biaya yang investor tanggung.
👉 Apa itu Bunga Majemuk dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Tempat beli reksadana saat ini cukup banyak pilihannya. Anda bisa beli reksadana secara online. Berikut daftar agen penjual reksadana yang menyediakan platform investasi reksadana dan terdaftar di OJK:
👉 Pelajari lebih lanjut: Bareksa vs Bibit: Keunggulan, Layanan & Biaya
RDPU adalah salah satu pilihan investasi bagi Anda yang memiliki profil risiko rendah dan baru pertama kali melakukan investasi. Alih-alih menabung pada deposito, kami memberi rekomendasi reksadana pasar uang sebagai sarana menabung Anda. RDPU memiliki keunggulan lebih mudah pencairannya, imbal hasil rerata lebih tinggi dari pada deposito dan tidak kena pajak seperti deposito.
Namun perlu diingat suatu kesimpulan investasi adalah selalu ada risiko investasi. Sehingga meski rendah risiko, RDPU tetap memiliki risiko. Oleh karena itu sebelum berinvestasi pada RDPU, pelajari dulu profil aset tersebut dan beli reksadana pada agen resmi yang terdaftar atau memiliki izin dari OJK.
Kami telah memberikan informasi mengenai seluk-beluk investasi reksadana pasar uang. Ini adalah bekal yang cukup untuk mulai investasi sekarang. Anda bisa downloas aplikasi investasi RDPU yang sudah kami rekomendasikan. Jika masih ragu, Anda bisa menghubungi penasihat keuangan yang Anda percaya.
👉 Coba mulai investasi di instrumen yang lebih berisiko: Mengenal Saham Nilai dan Strategi Investasi yang Aman