Pertemuan The Fed Maret 2025: Pertahankan Suku Bunga 4,25-4,5%

Dalam dua kali pertemuan yakni Januari dan Maret 2025 The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga. Namun penahanan ini diikuti dua pesan yang jelas: kemungkinan terburuk inflasi akibat kebijakan tarif Trump bersifat sementara dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang akan lebih rendah dari yang diharapkan.

Lihat apa yang mendasari keputusannya, jadwal rapat The Fed dan proyeksi 2025!

Apa itu The Fed?

suku bunga the fed
Sumber: Situs The Fed

Federal Reserve System (The Fed) adalah sebutan untuk bank sentral Amerika Serikat. The Fed merupakan salah satu institusi paling berpengaruh di dunia. Hasil rapat mereka selalu ditunggu oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Kita akan melihat apa yang bisa kita harapkan dari Federal Reserve, tidak hanya di pertemuan berikutnya, tetapi sepanjang tahun. Tanpa perlu Anda ragukan lagi, ini adalah salah satu topik yang paling menarik bagi investor, karena tidak hanya berdampak langsung pada perkembangan pasar (saham, mata uang, indeks), tetapi juga pada ekonomi itu sendiri.

Pertemuan The Fed: pertemuan FOMC

Ketika kita berbicara tentang Federal Reserve (Fed), untuk memahami semua yang terjadi dalam pertemuannya, kita harus mengenal empat konsep:

  • FOMC: merupakan kepanjangan dari Federal Open Market Committee yaitu Komite Pasar Terbuka Federal dari Federal Reserve. FOMC terdiri dari 12 anggota. Bertanggung jawab atas strategi kebijakan moneter untuk mencapai tujuan. Bertemu 8 kali dalam setahun, sekitar setiap 6 minggu, di Washington. Biasanya, dari 8 kali pertemuan dalam setahun, setengahnya kemudian menawarkan konferensi pers.
  • Notulen The Fed: merangkum secara detail semua topik yang telah FOMC bahas dalam pertemuannya. Notulen dipublikasikan 3 minggu setelah setiap pertemuan FOMC dan menunjukkan pendapat semua anggota yang telah berpartisipasi dalam pertemuan.
  • Beige Book: adalah kumpulan data yang digunakan FOMC dalam pertemuannya untuk mengambil keputusan. Diterbitkan sekitar 2 minggu sebelum pertemuan FOMC.
  • Dot plot: adalah grafik yang menampilkan serangkaian titik. Mereka mempublikasikan secara gratis setelah setiap pertemuan Federal Reserve dan mencerminkan apa yang dipikirkan setiap anggota tentang apakah suku bunga akan naik atau turun dalam sisa bulan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, dan sejauh mana. Berasal pada akhir 2011 dengan Ben Bernanke sebagai presiden Bank.

Selama pertemuan The Fed, anggota FOMC akan memulai rapat dengan membahas kinerja ekonomi nasional dan global. Termasuk melihat kembali indikator-indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kondisi PDB untuk mencapai ekonomi yang sehat.

Kemudian, agenda utama pertemuan The Fed adalah mendiskusikan dan menentukan kebijakan moneter hawkish atau dovish. Ini termasuk membahas suku bunga (baik peningkatan, penurunan maupun mempertahankan) berdasarkan prospek perekonomian. Tujuannya adalah mencapai lapangan pekerjaan yang maksimal, kestabilan harga dan tingkat suku bunga jangka panjang yang moderat.

Memahami tindakan ini akan memberikan konteks berharga untuk menafsirkan tindakan The Fed dan dampaknya pada perekonomian serta pasar keuangan.

Jadwal Rapat The Fed 2025

Rapat FOMC The Fed terjadwal bertemu 8 kali dalam setahun dengan jarak sekitar 40 hari antara setiap pertemuan. Sekarang, mari kita lihat jadwal pertemuan The Fed untuk tahun 2025.

  • 28-29 Januari
  • 18-19 Maret
  • 6-7 Mei
  • 17-18 Juni
  • 29-30 Juli
  • 16-17 September
  • 28-29 November
  • 9-10 Desember

Jika Anda tertarik pada kebijakan bank sentral, Anda juga bisa mengunjungi kalender kami untuk mengetahui pertemuan berikutnya dari ECB.

👉🏻 Christine Lagarde, Begini Profil Presiden ECB

Pertemuan The Fed Terbaru: pertahankan suku bunga dalam dua pertemuan

The Fed pada pertemuan keduanya di tahun 2025 memutuskan untuk melanjutkan jeda dalam pemotongan suku bunga. Seperti prediksi pasar melalui pasar berjangka, dengan estimasi di atas 98%, The Fed mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4,25% – 4,5%.

The Fed juga mempertahankan pendekatan yang jauh lebih dovish atau optimis untuk menstimulasi ekonomi tahun ini. Keputusan ini berdasarkan dua poin penting ini:

Inflasi AS akibat tarif hanya bersifat sementara

The Fed telah memastikan bahwa kebijakan tarif Trump hanya akan berdampak sementara terhadap inflasi dan tidak akan menyebabkan kenaikan harga berkelanjutan. Nada tenang ini memancing reaksi di Wall Street dengan kenaikan sebesar 2%. Juga didorong oleh sinyal dari Powell yang lebih moderat, bertentangan dengan apa yang diharapkan banyak orang.

SP500 berekasi dengan kenaikan 2% setelah pidato Powell.

Namun faktanya, prospek pertumbuhan ekonomi tetap buruk. The Fed menurunkan estimasi pertumbuhan PDB dari 2,1% menjadi 1,7% untuk tahun ini. Meskipun tidak ada tanda-tanda resesi atau stagflasi yang akan segera terjadi. Jadi, setidaknya untuk saat ini, hal itu memberi jarak dari skenario terburuk yang ditakutkan oleh investor.

Akan tetapi, disarankan juga untuk tidak terkecoh dengan rayuan Jerome Powell. Menurut Mohamed El-Erian, analis utama di Allianz:

Terakhir kali The Fed meramalkan bahwa inflasi akan bersifat sementara pada tahun 2021, ternyata inflasi bertahan bahkan belum sepenuhnya hilang.

Jeda dalam pengurangan neraca The Fed

Pesan utama kedua yang ingin disampaikannya adalah merinci perubahan besar yang akan mulai diterapkan bulan ini dalam pengelolaan neracanya.

Hingga saat ini, The Fed mengurangi asetnya sebesar US$ 25 miliar per bulan. Namun mulai sekarang mereka akan memangkasnya menjadi sebesar US$ 5 miliar per bulan. Penyesuaian ini secara tidak langsung menyiratkan The Fed mengakui bahwa perekonomian masih memerlukan sejumlah dukungan. Meski menganggapnya terlalu dini untuk menerapkan stimulus yang lebih agresif dan memilih pendekatan yang lebih bertahap dari pada pemangkasan suku bunga langsung.

Neracca The Fed per Maret 2025 | Sumber: Federal Reserve

Terkait pengurangan penjualan obligasi, Powell mencatatkan bahwa mereka telah mendeteksi beberapa ketegangan di pasar likuiditas. Itulah sebabnya mereka mengambil keputusan untuk menghentikan penarikan dana. Namun Ketua The Fed telah menekankan bahwa pengurangan neraca akan terus berlanjut dalam jangka menengah, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

Akibatnya, imbal hasil pasar obligasi turun dari 4,3% menjadi 4,2%.

Apa yang diharapkan dari pertemuan The Fed berikutnya?

Harapannya masih tidak berubah dari yang diungkapkan pada Januari 2025. Artinya, pendapat sebagian besar bank sentral adalah masih akan ada dua kali pemotongan suku bunga, masing-masing sebesar 25 bps sepanjang 2025. Artinya bank sentral terus memandang prospek ekonomi makro dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Secara keseluruhan, pasar berharap suku bunga di tahun ini dalam kisaran 3,75% – 4%. Jika perkiraan tersebut terpenuhi, dua penyesuaian lagi dengan besaran yang sama akan diterapkan pada tahun 2026 menjadi 3,25% – 3,5%. Akhirnya pada tahun 2027 mereka akan mempertimbangkan satu kali pemotongan tambahan, sehingga suku bunga tetap berada di antara 3% – 3,25%.

Sementara itu, pasar berjangka, secara hati-hati, memperkirakan tiga pengurangan sebesar 25 poin . Meskipun pengurangan pertama tidak akan terjadi pada pertemuan berikutnya, melainkan pada salah satu pertemuan berikutnya di bulan Juni atau Juli. Sedangkan pengurangan kedua akan terjadi antara bulan September dan Oktober.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed 2025 | Sumber: CME Group

👉 Dan berbicara tentang Donald Trump, lihat artikel kami tentang 5 saham yang berpotensi meledak dengan hadirnya “Trump Trade.”

Apakah The Fed memangkas suku bunga pada 2024?

Apa yang terjadi di masa lalu? The Fed tercatat melakukan 11 kenaikan suku bunga yang diterapkan oleh sejak November 2021 untuk menahan inflasi. Suku bunga ini tetap tinggi sejak Juli 2023, dalam kisaran antara 5,25% dan 5,5%. Kemudian pada September 2024 bank sentral AS memutuskan untuk memulai proses penurunan suku bunga, didorong oleh penurunan inflasi yang stabil dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, memang telah terjadi pemangkasan suku bunga global sebesar 100 basis poin sepanjang tahun 2024, meskipun pada kenyataannya seluruh proses normalisasi suku bunga terjadi pada periode September-Desember.

The Fed pada rapat terakhirnya di tahun 2024 memutuskan untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 4,25%-4,5%.

Ini merupakan penurunan ketiga berturut-turut yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut. Pemangkasan ini terjadi setelah ECB alias Bank Sentral Eropa juga mengumumkan pemangkasan suku bunga dan BI tetap mempertahankan suku bunga.

Dalam rapat pada awal November 2024, The Fed telah menurunkan suku bunga 25 bps segera setelah pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Donald Trump.

Apa dampak pertemuan The Fed terhadap pasar?

The Fed lembaga yang sangat penting untuk kesehatan ekonomi Amerika Serikat dan memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan global. Pertemuan FOMC adalah saat The Fed menentukan kebijakan moneter, terutama sehubungan dengan suku bunga, dapat memiliki dampak yang relevan pada pasar keuangan.

Apa yang terjadi ketika ada kenaikan suku bunga?

Ketika The Fed memilih untuk meningkatkan suku bunga, atau kebijakan lain yang tujuannya untuk mengurangi likuiditas dalam sistem, dalam konteks menahan tingkat harga, ini mengakibatkan perlambatan ekonomi.

Kenaikan suku bunga, sebenarnya, menghambat pinjaman, membuatnya lebih “mahal”. Pada gilirannya, memiliki efek negatif pada permintaan agregat dan tingkat konsumsi.

Hubungan antara suku bunga The Fed dan SP500

Penurunan likuiditas juga mempengaruhi pasar saham. Likuiditas yang ketat menunjukkan sumber daya yang lebih sedikit untuk investasi. Oleh karena itu, pada umumnya, peningkatan suku bunga terkait dengan penurunan nilai saham.

Namun, dalam beberapa kasus, pasar mungkin sudah “memperhitungkan” efek kenaikan tersebut ketika The Fed telah mengumumkan niat kebijakan moneternya sebelum keputusan resmi. Dalam kasus ini, efeknya di pasar mungkin lebih moderat.

Di masa ketidakpastian, seperti yang terjadi setelah kenaikan suku bunga, berinvestasi dalam saham defensif bisa menjadi strategi yang sangat baik. Juga aset safe haven, yang menunjukkan korelasi rendah dengan siklus ekonomi, seperti berinvestasi dalam emas, bisa menjadi strategi investasi yang baik.

Apa yang terjadi ketika ada penurunan suku bunga?

Konsekuensi utama dari penurunan suku bunga meliputi:

  • Stimulasi Ekonomi: Penurunan suku bunga membuat pinjaman menjadi lebih murah. Ini dapat mendorong baik perusahaan maupun konsumen untuk mengambil lebih banyak pinjaman untuk investasi atau konsumsi, masing-masing.
  • Peningkatan Konsumsi: Dengan lebih murahnya berhutang, konsumen mungkin merasa lebih cenderung untuk melakukan pembelian besar, seperti rumah atau mobil, yang pada gilirannya dapat mendorong permintaan agregat dalam ekonomi.
  • Dampak pada Pasar Saham: Penurunan suku bunga dapat memiliki efek positif pada pasar saham. Dengan menurunkan biaya pembiayaan dan meningkatkan konsumsi dan investasi, perusahaan dapat melihat peningkatan dalam harapan keuntungan mereka, yang biasanya tercermin dalam peningkatan harga saham.
  • Depresiasi Mata Uang: Dalam beberapa kasus, penurunan suku bunga dapat menyebabkan depresiasi mata uang nasional terhadap mata uang lain, karena investor akan mencari pengembalian yang lebih tinggi di pasar lain, menjual mata uang lokal dalam prosesnya.
  • Risiko Inflasi: Meskipun penurunan suku bunga bertujuan untuk merangsang ekonomi, efek samping yang mungkin adalah peningkatan inflasi. Ketika konsumsi dan investasi meningkat, harga dapat mulai naik, terutama jika penawaran tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan.

Intinya, ini adalah kalender pertemuan FED berikutnya, agar Anda tidak melewatkan satupun dari mereka, dan dengan cara ini Anda dapat bereaksi di pasar, sesuai dengan petunjuk dari Federal Reserve, apakah ekspansif atau kontraktif.

Bagaimana dampak kebijakan suku bunga AS pada perekonomian Indonesia?

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang atau juga alias emerging market yang juga akan merasakan dampak dari setiap keputusan Bank Sentral AS. Tujuan BI memperhatikan kebijakan The Fed adalah untuk menahan lajur arus modal asing keluar dan berupaya menarik arus modal asing masuk.

Sebab perkembangan ekonomi global ini mendorong berlanjutnya penguatan dolar AS secara global, lebih terbatasnya aliran masuk modal asing, dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market. Kondisi tersebut memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia.

Pertanyaan yang sering diajukan tentang FOMC

Kapan kebijakan suku bunga The Fed berikutnya?

Pertemuan berikutnya FED akan berlangsung pada 6-7 Mei 2025. Kebijakan moneter termasuk tingkat suku bunga adalah agenda penting yang sangat diantisipasi oleh investor dan ekonom di seluruh dunia. Pertemuan ini akan diumumkan pada pukul 18.00 GMT atau waktu wilayah Amerika Serikat atau pukul 01.00 dini hari di Indonesia bagian Barat. Pengumuman ini sangat penting karena bisa mempengaruhi pasar keuangan global, nilai tukar dan memiliki dampak signifikan pada ekonomi.

Kapan FED akan menaikkan suku bunga?

Untuk tahun ini tidak ada kenaikan suku bunga yang diantisipasi, tetapi The Fed belum memiliki kepercayaan yang cukup untuk berpikir bahwa perjuangan melawan inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi telah dimenangkan. Itulah sebabnya penurunan suku bunga mungkin akan berlanjut pada 2025, namun bisa saja ada kenaikan jika Trump kembali memicu inflasi sebagai dampak dari penerapan kebijakan ekonominya

Bagaimana suku bunga AS The Fed mempengaruhi konsumen Indonesia?

Perubahan suku bunga AS akan mempengaruhi kebijakan suku bunga Indonesia untuk menjaga stabilitas dalam negeri. Tentu konsumen akan merasakannya pada perubahan suku bunga pinjaman (kredit), imbal hasil deposito dan sikap belanja dan menabung di antara konsumen lainnya.

Apa itu kenaikan atau penurunan suku bunga? Kenapa ini penting?

Kenaikan suku bunga atau penurunan suku bunga adalah alat yang digunakan oleh Bank Sentral termasuk The Fed untuk mengontrol inflasi dan menstimilasi pendinginan kondisi ekonomi. Tingkat suku bunga ini sangat mempengaruhi pinjaman, kredit dan seluruh pertumbuhan ekonomi.

Artikel Terkait