Apa itu ROIC? Pengertian & Rumusnya!

Dalam melihat kesehatan keuangan sebuah perusahaan, ada satu lagi rasio yang paling sering analis gunakan: ROIC. Apa itu ROIC? Bagaimana cara menginterpretasikannya? dan yang paling penting dari semuanya, bagaimana cara menghitungnya dari nol?

cari tahu apa itu ROIC

Apa itu ROIC dari sebuah perusahaan?

ROIC atau Return on Invested Capital dalam bahasa Indonesia adalah Pengembalian atas Modal yang Diinvestasikan. Lantas, apa itu ROIC? ini adalah metrik keuangan dari analisis fundamental yang mengevaluasi tingkat profitabilitas dan efisiensi atas modal yang perusahaan investasikan dalam bisnisnya.

Dalam istilah sederhana, Return on Invested Capital mengukur berapa banyak keuntungan yang perusahaan bisa hasilkan untuk setiap rupiah modal yang telah mereka investasikan dalam operasinya.

Jadi ROIC sangat penting karena lebih dari mengukur keuntungan saja: ini berfokus pada efisiensi penggunaan modal yang mereka investasikan. Ini menjadikannya metrik yang berharga untuk mengevaluasi profitabilitas investasi dan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai jangka panjang.

Sebuah ROIC yang positif dan meningkat biasanya menunjukkan manajemen yang efektif dan bisnis dengan potensi pertumbuhan yang solid.

Rumus ROIC

Untuk mengetahui apa itu Return on Invested Capital dari sebuah perusahaan ada rumus sederhana. Mari kita lihat:

Keterangan:

  1. NOPAT (Net Operating Profit After Taxes): Laba operasional neto setelah pajak. Mewakili keuntungan hasil dari operasi utama perusahaan, dengan mengesampingkan efek pembiayaan dan pajak.
  2. Modal yang Diinvestasikan: Jumlah modal sendiri (ekuitas bersih) dan hutang jangka panjang, dikurangi kas dan setara kas yang tidak aktif digunakan dalam operasi bisnis.

👉Untuk informasi lebih lanjut: Bagaimana menganalisis perusahaan?

Bagaimana cara menginterpretasikan ROIC?

Return on Invested Capital adalah metrik penting untuk memahami bagaimana perusahaan menggunakan modalnya untuk menghasilkan keuntungan. Tetapi, bagaimana kita menginterpretasikan ROIC untuk mengetahui apakah itu baik atau buruk? Berikut ini kami jelaskan cara melakukannya dengan sederhana.

Perbandingan dengan biaya modal:

Sebuah Return on Invested Capital yang lebih besar dari biaya modal menunjukkan bahwa perusahaan menciptakan nilai tambah. Ini berarti bahwa perusahaan mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dari biaya pendanaan operasinya.

Misalnya, jika biaya modal adalah 8% dan ROIC adalah 12%, perusahaan menghasilkan 4% tambahan di atas biaya pendanaannya, yang merupakan hal positif.

Rentang umum untuk mengevaluasi ROIC:

Meskipun setiap industri memiliki standar sendiri, secara umum, kita dapat menggunakan rentang berikut yang menjadi panduan:

  • ROIC di bawah 10%: Termasuk rendah. Ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan modalnya secara efisien atau menghadapi kesulitan dalam menghasilkan keuntungan dari investasinya.
  • ROIC antara 10% dan 15%: Termasuk normal atau positif. Menunjukkan efisiensi yang wajar dalam penggunaan modal, tetapi masih ada ruang untuk peningkatan.
  • ROIC di atas 15%: Termasuk sangat baik. Menunjukkan bahwa perusahaan sangat efisien dalam penggunaan modalnya dan menghasilkan pengembalian tinggi atas investasinya.
  • ROIC di atas 20% masuk dalam kategori luar biasa.

Bagaimana cara menghitung ROIC perusahaan? | Contoh Praktis

Mari kita lihat dalam contoh praktis bagaimana menghitung ROIC, dengan menggunakan perusahaan PT Ace Hardware Tbk (ACES) pada kuartal I-2024:

Langkah 1: Identifikasi EBIT

Hal pertama yang kita butuhkan adalah mengetahui apa itu laba operasional ACES. Untuk itu, kita akan melihat ke bagian laporan laba rugi. Berikut datanya yang sudah mereka laporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI):

Baik, kita harus mengidentifikasi EBIT perusahaan pada kuartal I-2024. EBIT adalah laba periode berjalan atau laba bersih ditambah dengan bunga dan pajak. Jika Anda lihat dalam laporan keuangan ACES maka EBIT dapat teridentifikasi sebagai laba usaha yaitu Rp 265,66 miliar

  • EBIT = laba periode berjalan + beban bunga + pajak
  • EBIT = Rp 203,3 miliar + Rp 9,95 miliar + Rp 52,41 miliar = Rp 265,66 miliar

Langkah 2: Identifikasi Pajak

Selanjutnya, pajak juga dapat Anda di laporan laba rugi, sedikit di bawah EBIT. Dalam laporan keuangan tersebut pajak perusahaan, sebesar Rp 52,41 miliar

Langkah 3: Menghitung Modal yang Diinvestasikan

Untuk itu kita perlu nilai ekuitas bersih, liabilitas jangka panjang, dan Kas dan setara kas. dan di mana kita menemukan itu? Di bagian neraca pada laporan keuangan ACES. Mari kita lihat:

  • Di sini kita memiliki total Ekuitas Bersih = Rp 6,39 triliun.
  • Sementara itu Liabilitas Jangka Panjang = Rp 882,37 miliar.
  • Terakhir, kita perlu menemukan kas dan setara kas, yang ada di awal neraca: Rp 2,24 triliun

Langkah 4: Masukkan semua nilai dalam rumus

Sekarang hanya perlu menggantikan dalam rumus:

  • ROIC = EBIT – PAJAK / (EKUITAS + UTANG JANGKA PANJANG – KAS DAN SETRA KAS)
  • ROIC = 256,55 – 52,41 / (6.389,7 + 882,37 – 2.239,9) x 100
  • ROIC = 204,14 / 5.032,17 x 100 = 4,05%

Kami sudah memiliki Return on Invested Capital ACES berada pada kuartal pertama tahun 2024 di sebesar 4,05%. Ini berarti bahwa untuk setiap Rp 100 modal yang ACES investasikan, perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 4,05.

👉Pahami Earnings per Share (EPS)

ROCE dan ROIC: Rasio mana yang memberikan nilai lebih besar?

Baik, mari kita lihat apa perbedaan antara ROCE dan ROIC sebelum memutuskan:

Ruang Lingkup Modal

  • ROCE: Berdasarkan modal yang perusahaan gunakan, maka ROCE lebih luas daripada modal yang perusahaan investasikan yang menjadi dasar ROIC. Ini mencakup total utang dan ekuitas yang dikurangi kewajiban jangka pendek.
  • ROIC: Hanya berfokus pada modal yang perusahaan investasikan yang aktif mereka gunakan dalam bisnis. Ini memberikan ukuran yang lebih akurat dari pengembalian modal yang mereka investasikan dalam operasi.

👉 Jenis-jenis saham perusahaan ala Peter Lynch, saham harta karun!

Kriteria Profitabilitas

  • ROCE: Sebuah perusahaan dapat Anda anggap menguntungkan jika ROCE lebih besar dari biaya modal. Ini berarti perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya pembiayaan.
  • ROIC: Sebuah perusahaan bisa investor anggap menguntungkan jika nilai ROIC lebih besar dari nol. Ini menunjukkan bahwa modal yang perusahaan investasikan menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak.

Pertimbangan pajak

  • ROCE: Bedasarkan pada angka sebelum pajak (EBIT), yang membuatnya lebih relevan dari perspektif perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi operasional secara umum.
  • ROIC: Berdasarkan pada angka setelah pajak (NOPAT), yang membuatnya lebih relevan dari perspektif investor. Cara ini menunjukkan pengembalian bersih modal setelah pajak, memberikan gambaran yang lebih baik tentang potensi dividen.

Waktu penggunaan

  • ROCE: Cocok untuk perbandingan antara perusahaan dari negara atau sistem pajak yang berbeda karena basisnya sebelum pajak. Ini berguna untuk mengevaluasi efisiensi operasional umum perusahaan dengan struktur pajak yang berbeda.
  • ROIC: Lebih berguna untuk membandingkan perusahaan dalam satu sistem pajak yang sama, memfasilitasi inferensi yang akurat tentang efisiensi modal yang perusahaan investasikan dalam konteks yang serupa.

ROCE vs ROIC, mana yang lebih baik?

Secara keseluruhan, kedua rasio, ROCE dan ROIC, sangat penting untuk mengevaluasi profitabilitas dan efisiensi penggunaan modal dalam sebuah perusahaan, tetapi kegunaannya tergantung pada konteks analisis:

ROCE lebih cocok untuk evaluasi umum tentang efisiensi operasional dan perbandingan antara perusahaan dengan struktur pajak yang berbeda. Sedangkan ROIC memberikan pandangan yang lebih akurat tentang profitabilitas bersih modal yang perusahaan investasikan, sangat berguna untuk keputusan strategis dan evaluasi proyek investasi.

Secara ringkas, pilihan antara ROCE dan ROIC tergantung pada kebutuhan spesifik analisis. Serta apakah Anda mencari evaluasi yang luas terkait efisiensi operasional (ROCE) atau ukuran yang lebih rinci tentang pengembalian bersih modal yang diinvestasikan (ROIC).

Rasio profitabilitas lainnya:

  • ROA (Return on Assets): adalah indikator keuangan yang mengukur tingkat laba yang perusahaan hasilkan sehubungan dengan total asetnya. Cara menghitungnya dengan membagi pendapatan bersih dengan total aset rata-rata, hasilnya dalam bentuk persentase. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. ROA yang lebih tinggi menunjukkan manajemen aset yang lebih efisien dan efektif.
  • ROE (Return on Equity): ROE mengukur tingkat laba yang perusahaan hasilkan terhadap ekuitas bersih pemegang saham. Cara menghitungnya dengan membagi laba bersih perusahaan dengan ekuitas bersih pemegang saham. Hasilnya juga dalam bentuk persentase. ROE yang tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih besar dalam penggunaan modal pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan.
  • ROI (Return on Investment): ROI mengukur rentabilitas investasi, membandingkan keuntungan yang dari biaya investasi yang sudah perusahaan keluarkan. Cara menghitungnya dengan membagi laba bersih investasi dengan biaya investasi. Hasilnya juga dalam bentuk persentase. Ini adalah metrik kunci untuk mengevaluasi efisiensi investasi.

👉Analisa fundamental ini bisa menjadi bekal Anda menghadapi risiko investasi. Apa saja Risiko Investasi di Bursa Saham?

Pada akhirnya, Return on Invested Capital mengukur efisiensi dari modal yang diinvestasikan setelah pajak, jadi yang penting di sini adalah bahwa itu harus tinggi -setidaknya lebih dari nol-, sehingga kita dapat mengatakan bahwa proyek investasi lebih menarik

👉 Jika Anda ingin memulai trading, baca panduan dari artikel yang telah kami tulis berikut: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Apakah ROI sama dengan ROIC?

Jika ROI adalah rasio keuangan untuk mengukur laba atas biaya yang dikeluarkan untuk investasi, maka ROIC mengukur laba setelah pajak atas modal yang diinvestasikan. Modal ini dihitung dengan melihat ekuitas ditambah utang jangka panjang dikurangi kas dan setara kas. ROI biasanya digunakan untuk menghitung investasi (proyek) baru yang akan dilakukan perusahaan untuk menjaga keberlangsungan bisnis.

Kenapa pengukuran ROIC penting?

ROIC bisa membuat Anda mengetahui bagaimana perusahaan mengelola modal yang mereka punya untuk menghasilkan laba. ROIC yang rendah berarti perusahaan tidak efisien dalam menggunakan modalnya. ROIC yang tinggi menunjukkan perusahaan sangat efisien dalam menggunakan modalnya.

Artikel Terkait