Perdagangan Kripto

Apa itu mata uang kripto USDT? Tether atau USDT merupakan mata uang kripto stabil yang memiliki nilai 1 banding 1 dengan dolar AS. Artinya, setiap unit Tether dijamin dengan cadangan sebesar satu dolar yang dimiliki perusahaan.
Dengan kata lain, Tether merupakan mata uang kripto yang memiliki ciri menjaga kesamaan nilainya dengan nilai dolar AS. Karakteristik ini sama seperti USD Coin.
Tether memiliki kegunaan utama yaitu memfasilitasi transaksi di bursa mata uang kripto. Karena Tether menyediakan cara aman ketika kita melakukan transfer dana antar platform. Hal tersebut dapat dilakukan tanpa harus melakukan konversi dana ke dalam mata uang dolar AS.
Tether termasuk dalam kategori stablecoin. Ini adalah mata uang kripto yang dicirikan berdasarkan nilainya yang terkait dengan aset eksternal yang lebih stabil, seperti dolar AS, atau bahkan komoditas, seperti emas.
Stablecoin memiliki keunggulan karena volatilitasnya yang lebih rendah daripada mata uang kripto lain seperti Bitcoin dan Ethereum. Harus Anda ingat bahwa jenis aset digital ini biasanya memiliki fluktuasi harga yang tinggi dan menjadi aset investasi yang berisiko.
Tether merupakan stablecoin miliki iFinex, perusahaan terdaftar di Hong Kong yang juga memiliki bursa perdagangan yang bernama Bitfinex.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar Tether USDT Oktober 2025 mencapai US$ 183,44 miliar. Sehingga, menempatkan stablecoin tersebut di posisi ketiga terbesar dalam hal kapitalisasi pasar.
👉🏻 Apa Itu Trading Mata Uang Kripto? – Panduan Lengkap
Tether (USDT) adalah mata uang kripto yang terikat pada nilai dolar AS (USD). Sehingga dapat kita pastikan bahwa harga satu koin Tether setara dengan nilai tukar satu dolar. Meskipun masih terdapat volatilitas harga, namun volatilitasnya masih minimal. Sehingga, USDT stablecoin terbesar 2025 menjadi fakta yang tidak dapat kita tolak.
Keunggulan dasar yang Tether miliki terletak pada keterkaitan dolar dan kapitalisasi pasar yang signifikan. Ini mencerminkan nilai agregat semua koin yang beredar dan harga koin tersebut saat ini. Tidak seperti kebanyakan mata uang kripto yang mengandalkan blockchain seperti Bitcoin atau Ethereum. Tether beroperasi pada algoritma SHA256 yaitu algoritma yang identik dengan Bitcoin. Penerbitan koin teregulasi secara ketat oleh dana yang tersimpan di akun Tether.
Tether rilis pada tahun 2014 dengan penciptanya yaitu Brock Pierce, Reeve Collins, dan Craig Sellars. Pada awal kemunculannya di bulan Juli 2014, Tether rilis dengan nama RealCoi. Kemudian berganti nama menjadi Tether pada bulan November 2014.
Tujuan dari menciptakan Tether adalah menyediakan mata uang kripto yang stabil dan mendapat dukungan dari dolar AS. Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan mata uang digital yang memiliki nilai stabil daripada dengan mata uang kripto lain yang lebih berfluktuasi karena volatilitas pasar.
Tether mulai diperdangkan pada bursa mata uang kripto Bitfinex pada tahun 2015. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan setoran dan penarikan dana dalam dolar AS menggunakan Tether. Saat Tether mulai populer, mulai bermunculan bursa dan platform perdagangan yang juga mengadopsi mata uang tersebut.
Dominasi stablecoin USDT terhadap pasar crypto 2025 semakin menguat dengan pasokan beredar USDT 2025 Q4 sebanyak 183, 45 miliar koin. Ini karena Tether menjadi salah satu mata uang kripto yang paling populer di pasar.
Akan tetapi, muncul beberapa kontroversi yang berkaitan dengan perusahaan serta kemampuannya untuk mendukung secara penuh terhadap seluruh unit Tether yang beredar dengan dolar AS. Walaupun begitu Tether masih menjadi mata uang kripto yang masih digunakan di pasar.
Tether yang semula berdasarkan pada blockchain Bitcoin, kini juga mendukung protokol Omni dan Liquid Bitcoin serta mendukung blockchain Etherem, TRON, EOS, Algorand, Solana, dan Bitcoin Cash (SLP).
Sebagai sebuah stablecoin, kita tidak bisa menambang Tether. Cara utama untuk memperolehnya adalah melalui transfer mata uang fiat atau membelinya melalui pertukaran mata uang kripto.
Stabilitas yang USDT tawarkan memungkinkan investor untuk memperlakukan aset digital mereka serupa dengan mata uang fiat tradisional. Namun dengan keuntungan tambahan berupa pertukaran yang seamless dengan mata uang digital lainnya di pasar mata uang kripto.
Tether menawarkan perpaduan stabilitas dan fleksibilitas pada pasar mata uang kripto yang seringkali tidak dapat kita prediksi. Ini menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang mencari keseimbangan antara sistem keuangan tradisional dan ekonomi digital masa kini.
Setiap token mata uang kripto Tether (USDT) yang diterbitkan, didukung oleh dolar AS, memastikan nilainya tetap terjaga. Awalnya, Tether menggunakan blockchain Bitcoin melalui protokol Omni Layer untuk penerbitan. Namun, sejak itu diperluas untuk mendukung penerbitan di berbagai blockchain yang didukung Tether. Setelah diterbitkan, USDT berfungsi serupa dengan mata uang kripto atau token lainnya di masing-masing blockchain.
Tether kompatibel dengan banyak blockchain, termasuk Bitcoin, Ethereum, EOS, Tron, Algorand, dan Jaringan OMG. Ia menggunakan sistem Bukti Cadangan, yang menjamin bahwa cadangannya selalu sama dengan atau melebihi token Tether yang beredar.
Mata uang kripto USDT - Tether mempertahankan acuan terhadap dolar AS dengan menjaga cadangan dalam bentuk mata uang dolar AS yang mendukung nilai 1 banding 1 pada setiap unit yang beredar. Hal tersebut memiliki arti bahwa setiap 1 unit Tether yang terbit, terdapat US$ 1 yang tersimpan sebagai cadangan.
Untuk mendapatkan cadangan tersebut, setoran dalam dolar AS diterima sebagai imbalan terhadap setiap USDT yang dikeluarkan. Perusahaan juga memiliki wewenang untuk "membakar" Tether dengan membeli dan menghancurkan USDT dengan imbalan dolar AS.
Akan tetapi, penting untuk kita perhatikan bahwa Tether telah menjadi subjek kontroversi dan kritik. Terutama karena belum dapat diaudit oleh perusahaan independen yang menjamin Tether telah mendapatkan dukungan yang diakuinya.
Pada pembahasan ini, kami akan menyebutkan beberapa hal yang menjadi kontroversi hukum mata uang kripto Tether yang disebutkan oleh portal Investopedia:
Tether, sebagai stablecoin memiliki nilai yang mendekati dengan acuannya yaitu dolar AS untuk meminimalkan volatilitas. Acuan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga Tether yang berkaitan dengan dolar AS.
Harga Tether hari ini (per 3 November 2025) yaitu Rp 16.707,01 per USDT. Harga ini hanya memiliki selisih Rp 3 dari nilai tukar Dolar AS dengan Rupiah.

Anda dapat membeli Tether melalui platform exchange seperti Binance yang merupakan bursa kripto terbesar dunia. Selain melakukan pembelian USDT, Anda juga dapat melakukan perdagangan pada lebih dari 400 mata uang kripto.
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membeli USDT di Binance:



👉 Anda juga bisa membeli USDT dengan menggunakan BNB. Pelajari selengkapnya tentang apa itu BNB dalam artikel: Binance Coin (BNB): Definisi, Penggunaan, Keamanan, dan Biaya
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari mata uang kripto USDT yang harus kita perhatikan:
| Nilai Tether mengacu pada nilai dolar AS sehingga nilainya cenderung stabil. | Risiko dan Regulasi Tether yang perlu kita waspadai. Kontroversi Tether yang telah kami sebutkan di atas membuat Anda harus berhati-hati ketika akan berinvestasi USDT. | ||
| Hal tersebut memungkinkan Anda untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko. Karena Tether termasuk aset digital yang tidak terlalu berfluktuasi seperti mata uang kripto yang lain. | Meskipun nilainya mengacu pada nilai dolar AS yang sudah pasti, hal tersebut tidak selalu dapat dipertahankan. Sebagai contoh pada Mei 2022, harga Tether jatuh menjadi US$ 0,96 setelah nilai dari stablecoin lain yaitu TerraUSD (UST) turun drastis. Demikian pula, harga Tether mencapai US$ 1,08 pada bulan Desember 2017. | ||
| Hal tersebut memungkinkan investor non AS untuk mendapatkan eksposur terhadap dolar AS. Selain itu, hal tersebut memungkinkan investor untuk melindungi nilai aset dalam mata uang lokal mereka (sangat penting dilakukan di negara-negara yang mengalami inflasi tinggi). | Meskipun tidak terlalu fluktuatif, nilai Tether dapat turun secara signifikan jika nilai Dolar AS juga mengalami penurunan. |
| ✅ Kelebihan | ❌ Kekurangan |
|---|---|
| Nilai Tether mengacu pada nilai dolar AS sehingga nilainya cenderung stabil. | Risiko dan Regulasi Tether yang perlu kita waspadai. Kontroversi Tether yang telah kami sebutkan di atas membuat Anda harus berhati-hati ketika akan berinvestasi USDT. |
| Hal tersebut memungkinkan Anda untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko. Karena Tether termasuk aset digital yang tidak terlalu berfluktuasi seperti mata uang kripto yang lain. | Meskipun nilainya mengacu pada nilai dolar AS yang sudah pasti, hal tersebut tidak selalu dapat dipertahankan. Sebagai contoh pada Mei 2022, harga Tether jatuh menjadi US$ 0,96 setelah nilai dari stablecoin lain yaitu TerraUSD (UST) turun drastis. Demikian pula, harga Tether mencapai US$ 1,08 pada bulan Desember 2017. |
| Hal tersebut memungkinkan investor non AS untuk mendapatkan eksposur terhadap dolar AS. Selain itu, hal tersebut memungkinkan investor untuk melindungi nilai aset dalam mata uang lokal mereka (sangat penting dilakukan di negara-negara yang mengalami inflasi tinggi). | Meskipun tidak terlalu fluktuatif, nilai Tether dapat turun secara signifikan jika nilai Dolar AS juga mengalami penurunan. |
Stablecoin ini berdiri pada persimpangan inovasi dan tradisi dalam keuangan digital. Dengan perpaduan unik antara stabilitas dan fleksibilitas, Tether berlawanan dengan sifat mata uang kripto yang bergejolak. Menjadikannya alat penting bagi para pedagang dan investor dalam menavigasi ekonomi digital.
Jika melihat tren global, stablecoin terutama USDT masih akan terus berkembang. Namun, hal tersebut dapat terjadi dengan pengawasan yang lebih ketat. Di sisi lain, Tether berencana untuk memperluas cadangan ke aset-aset ramah lingkungan dan memperkuat kepatuhan terhadap regulasi.
Namun, meskipun Tether menawarkan kelebihan utama seperti stabilitas harga dan kemudahan penggunaan, calon investor harus mempertimbangkannya terhadap risiko seperti sentralisasi dan hambatan peraturan. Memahami keseimbangan pro dan kontra sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dalam bidang investasi mata uang kripto yang dinamis.