Mata Uang Kripto USDT: Mengenal Tether!

Apa itu mata uang kripto USDT? Tether atau USDT merupakan mata uang kripto stabil yang berdasarkan nilai 1 banding 1 dengan dolar AS. Artinya, setiap unit Tether dijamin dengan cadangan sebesar satu dolar yang dimiliki perusahaan.
Dengan kata lain, Tether merupakan mata uang kripto yang memiliki ciri menjaga kesamaan nilainya dengan nilai dolar AS. Ini ciri yang sama seperti USD Coin.

Tether utamanya digunakan untuk memfasilitasi transaksi di bursa mata uang kripto. Karena Tether menyediakan cara aman ketika kita melakukan transfer dana antar platform. Hal tersebut dapat dilakukan tanpa harus melakukan konversi dana ke dalam mata uang dolar AS.
Tether termasuk dalam kategori stablecoin. Ini adalah mata uang kripto yang dicirikan berdasarkan nilainya yang terkait dengan aset eksternal yang lebih stabil, seperti dolar AS, atau bahkan komoditas, seperti emas.
Stablecoin memiliki keunggulan dikarenakan volatilitas nya yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan mata uang kripto lain seperti Bitcoin dan Ethereum. Hal yang harus ingat bahwa jenis aset digital ini biasanya memiliki fluktuasi harga yang tinggi dan dianggap sebagai investasi yang berisiko.
Tether dimiliki oleh iFinex, perusahaan terdaftar di Hong Kong yang juga memiliki bursa perdagangan yang bernama Bitfinex.
Berdasaran data per Maret 2024, Tether menjadi mata uang kripto pada peringkat ketiga dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 99 miliar (investopedia.com). Hanya Bitcoin dan Ethereum yang dapat mengungguli Tether dalam pasar mata uang kripto. Hal tersebut juga menempatkan Tether sebagai stablecoin teratas.
👉🏻 Apa Itu Trading Mata Uang Kripto? – Panduan Lengkap
Apa itu mata uang kripto USDT: Tether?
Tether (USDT) adalah mata uang kripto yang terikat pada nilai dolar AS (USD). Sehingga dapat kita pastikan bahwa harga satu koin Tether setara dengan nilai tukar satu dolar. Meskipun masih terdapat volatilitas harga, namun volatilitasnya masih minimal. Di antara berbagai stablecoin di sektor mata uang kripto, Tether adalah mata uang digital yang paling menonjol.
Keunggulan dasar yang Tether miliki terletak pada keterkaitan dolar dan kapitalisasi pasar yang signifikan. Ini mencerminkan nilai agregat semua koin yang beredar dan harga koin tersebut saat ini. Tidak seperti kebanyakan mata uang kripto yang mengandalkan blockchain seperti Bitcoin atau Ethereum. Tether beroperasi pada algoritma SHA256 yaitu algoritma yang identik dengan Bitcoin. Penerbitan koin diatur secara ketat oleh dana yang disimpan di akun Tether.
Sejarah Tether
Tether rilis pada tahun 2014 dengan penciptanya yaitu Brock Pierce, Reeve Collins, dan Craig Sellars. Pada awal kemunculannya di bulan Juli 2014, Tether rilis dengan nama RealCoi. Kemudian berganti nama menjadi Tether pada bulan November 2014.
Tujuan dari menciptakan Tether adalah menyediakan mata uang kripto yang stabil dan mendapat dukungan dari dolar AS. Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan mata uang digital yang memiliki nilai stabil daripada dengan mata uang kripto lain yang lebih berfluktuasi karena volatilitas pasar.
Tether mulai diperdangkan pada bursa mata uang kripto Bitfinex pada tahun 2015. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan setoran dan penarikan dana dalam dolar AS menggunakan Tether. Saat Tether mulai populer, mulai bermunculan bursa dan platform perdagangan yang juga mengadopsi mata uang tersebut.
Tether menjadi salah satu mata uang kripto yang paling populer dan diperdagangkan di pasar pada tahun 2017 dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 miliar.
Akan tetapi, muncul beberapa kontroversi yang berkaitan dengan perusahaan serta kemampuannya untuk mendukung secara penuh terhadap seluruh unit Tether yang beredar dengan dolar AS. Walaupun begitu Tether masih menjadi mata uang kripto yang masih digunakan di pasar.
Tether yang semula berdasarkan pada blockchain Bitcoin, kini juga mendukung protokol Omni dan Liquid Bitcoin serta mendukung blockchain Etherem, TRON, EOS, Algorand, Solana, dan Bitcoin Cash (SLP).
Penambangan Tether (USDT)
Sebagai sebuah stablecoin, kita tidak bisa menambang Tether. Cara utama untuk memperolehnya adalah dengan melalui transfer mata uang fiat atau membelinya melalui pertukaran mata uang kripto. Stabilitas yang USDT tawarkan memungkinkan investor untuk memperlakukan aset digital mereka serupa dengan mata uang fiat tradisional. Namun dengan keuntungan tambahan berupa pertukaran yang seamless dengan mata uang digital lainnya di pasar mata uang kripto.
Tether menawarkan perpaduan stabilitas dan fleksibilitas pada pasar mata uang kripto yang seringkali tidak dapat kita prediksi. Ini menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang mencari keseimbangan antara sistem keuangan tradisional dan ekonomi digital masa kini.
Bagaimana Cara Kerja USDT Tether?
Setiap token mata uang kripto Tether (USDT) yang diterbitkan, didukung oleh dolar AS, memastikan nilainya tetap terjaga. Awalnya, Tether menggunakan blockchain Bitcoin melalui protokol Omni Layer untuk penerbitan. Namun, sejak itu diperluas untuk mendukung penerbitan di berbagai blockchain yang didukung Tether. Setelah diterbitkan, USDT berfungsi serupa dengan mata uang kripto atau token lainnya di masing-masing blockchain.
Tether kompatibel dengan banyak blockchain, termasuk Bitcoin, Ethereum, EOS, Tron, Algorand, dan Jaringan OMG. Ia menggunakan sistem Bukti Cadangan, yang menjamin bahwa cadangannya selalu sama dengan atau melebihi token Tether yang beredar.
Bagaimana Tether Dapat Mempertahankan Acuan terhadap Dolar AS?
Mata uang kripto USDT – Tether mempertahankan acuan terhadap dolar AS dengan menjaga cadangan dalam bentuk mata uang dolar AS yang mendukung nilai 1 banding 1 pada unit USDT yang beredar. Hal tersebut memiliki arti bahwa setiap 1 unit Tether yang diterbitkan, terdapat US$ 1 yang disimpan oleh Tether sebagai cadangan.
Untuk mendapatkan cadangan tersebut, setoran dalam dolar AS diterima sebagai imbalan terhadap setiap USDT yang dikeluarkan. Perusahaan juga memiliki wewenang untuk “membakar” Tether dengan membeli dan menghancurkan USDT dengan imbalan dolar AS.
Akan tetapi, penting untuk diperhatikan bahwa Tether telah menjadi subjek kontroversi dan kritik. Terutama karena belum dapat diaudit oleh perusahaan independen yang menjamin Tether telah mendapatkan dukungan yang diakuinya.
Kontroversi Hukum mata uang kripto USDT Tether
Pada pembahasan ini, kami akan menyebutkan beberapa hal yang menjadi kontroversi hukum mata uang kripto Tether yang disebutkan oleh portal Investopedia:
- Pada bulan April 2019, pengadilan telah memerintahkan untuk melarang Tether dan iFinex yang merupakan perusahan induk dari Bitfinex dikarenakan telah melanggar aturan New York. Keputusan tersebut diambil dikarenakan Bitfinex mengambil pinjaman sebesar US$ 700 juta yang berasal dari cadangan Tether. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kompensasi dana perusahaan dan klien dari Bitfinex yang telah dibekukan sehingga berakhir pada penyitaan dari mitra perbankan Panama dari Tether yaitu Crypto Capital Corp, setelah diduga melakukan pencucian uang.
- Pada tahun 2021, Tether dan Bitfinex setuju untuk membayar denda sebesar US$ 18,5 juta pada kasus yang terjadi sebelumnya. Mereka juga menghentikan operasi terhadap penduduk atau entitas apa pun di negara bagian New York. Mereka juga sepakat untuk memberikan informasi tentang keberatan mereka kepada kantor jaksa agung New York selama dua tahun ke depan.
- Pada tahun 2021, Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) dan Tether setuju bahwa perusahaan akan membayarkan denda total sebesar US$ 42,5 juta. Denda ini berdasarkan tuduhan utama bahwa Tether telah mengklaim bahwa mata uang Tether “sepenuhnya didukung oleh dolar AS”. Menurut CFTC, Tether hanya memiliki cadangan untuk mendukung mata uang kriptonya sebesar 27,6% dalam periode sample dari 26 bulan antara tahun 2016 dan 2018. Investigasi CFTC mengemukakan bahwa alih-alih mempertahankan semua cadangan dolar AS, Tether justru menggunakan entitas yang tidak diatur dan pihak ketiga tertentu. Selain itu, mereka juga diminta untuk menggabungkan dana cadanan dengan dana operasional dan danan pelanggan Bitfinex.
Harga, Kinerja, dan di mana membeli mata uang kripto USDT Tether di Indonesia
Tether, sebagai stablecoin memiliki nilai yang mendekati dengan acuannya yaitu dolar AS untuk meminimalkan volatilitas. Acuan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga Tether yang berkaitan dengan dolar AS.
Tether dapat dibeli melalui platform exchange seperti Tokocrypto yang merupakan plaftorm perdagangan mata uang kripto terbaik yang ada di Indonesia. Platform ini memungkinkan Anda untuk memperdagangkan Tether degan mata uang kripto lainnya.
Kelebihan dan Kekurangan Tether
Berikut merupakan kelebihan dari Tether yang dapat kita temukan:
- Nilai Tether mengacu pada nilai dolar AS sehingga nilainya cenderung stabil.
- Hal tersebut memungkinkan Anda untuk melakuan diversifikasi portofolio adalah untuk meminimalkan risiko. Karena Tether termasuk aset digital yang tidak terlalu berfluktuasi seperti mata uang kripto yang lain.
- Hal tersebut memungkinkan investor non AS untuk mendapatkan eksposur terhadap dolar AS. Selain itu, hal tersebut memungkinkan investor untuk melindungi nilai aset dalam mata uang lokal mereka. (sangat penting dilakukan di negara-negara yang mengalami inflasi tinggi)
Akan tetapi, kita juga harus memperhitungkan kelemahan yang dimiliki Tether, yaitu:
- Hal utama yang perlu diperhatikan adalah dengan memperhitungkan kontroversi yang timbul pada koin Tether. Kami telah menyebutkan beberapa kontroversi Tether di atas sehingga Anda perlu lebih berhati-hati ketika akan berinvestasi pada mata uang kripto ini.
- Meskipun nilainya mengacu pada nilai dolar AS yang sudah pasti, hal tersebut tidak selalu dapat dipertahankan. Sebagai contoh pada Mei 2022, harga Tether jatuh menjadi US$ 0,96 setelah nilai dari stablecoin lain yaitu TerraUSD (UST) turun drastis. Demikian pula, harga Tether mencapai US$ 1,08 pada bulan Desember 2017.
- Walaupun tidak terlalu fluktuatif, Tether dapat terpengaruh oleh penurunan secara tiba-tiba pada nilai dolar AS.
Kesimpulan
Stablecoin ini berdiri pada persimpangan inovasi dan tradisi dalam keuangan digital. Dengan perpaduan unik antara stabilitas dan fleksibilitas, Tether berlawanan dengan sifat mata uang kripto yang bergejolak. Menjadikannya alat penting bagi para pedagang dan investor dalam menavigasi ekonomi digital.
Namun, meskipun Tether menawarkan keuntungan penting seperti stabilitas harga dan kemudahan penggunaan, calon investor harus mempertimbangkannya terhadap risiko seperti sentralisasi dan hambatan peraturan. Memahami keseimbangan pro dan kontra sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dalam bidang investasi mata uang kripto yang dinamis.
Pertanyaan yang sering diajukan
Penggunaan utama dari Tether untuk perdagangan dan investasi pada pasar mata uang kripto, sebagai media pertukaran yang stabil, dan untuk melakukan perlindungan nilai terhadap volatilitas mata uang kripto lainnya.
Tether sangat menarik karena beberapa alasan:
Stabilitas: Hal ini dikarenakan Tether nilainya beracuan pada nilai dolar AS, memitigasi volatilitas pasar mata uang kripto pada umumnya.
Likuiditas: Sebagai salah satu mata uang kripto yang paling banyak diperdagangkan, Tether memberikan likuiditas tinggi bagi investor.
Utilitas: Tether digunakan dalam berbagai transaksi dan aplikasi dalam ekosistem mata uang digital, mulai dari perdagangan hingga pembayaran.
Ya, beberapa platform menawarkan bunga pada Tether melalui rekening tabungan kripto atau layanan pinjaman.