Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading

Indikator teknikal adalah rumus matematika dan statistik yang digunakan pada data harga dan volume dengan tujuan membantu pengambilan keputusan investasi atau menentukan posisi harga pada tingkat atau situasi tertentu.
Dengan menggunakan indikator teknikal, kita mencoba mengurangi subjektivitas dari analisis grafik atau chart. Ada banyak indikator teknikal yang telah dikembangkan dan penelitian terus dilakukan terhadap mereka. Jadi, pelajaran pertama yang harus dipahami adalah: “Tidak Ada yang Selalu Benar“. Semua indikator bisa memberikan sinyal yang kurang akurat jika tidak digunakan dengan benar atau ditafsirkan tanpa cermat sesuai dengan kondisi pasar saat ini. Namun, penggunaan yang benar dapat memudahkan dan mendukung pengambilan keputusan investasi.

Hal-Hal Penting Dalam Indikator Teknikal
Sebagai aturan umum, sebaiknya Anda tidak menggunakan sinyal dari indikator teknikal secara terpisah dari grafik harga. Jika ada perbedaan, kriteria yang perlu diikuti adalah yang ditentukan oleh analisis harga.
Indikator teknikal memiliki berbagai fungsi: memberikan petunjuk untuk beli/jual, menganalisis divergensi, menetapkan status overbought/oversold, dan mengukur kekuatan atau posisi. Fungsi ini tidak harus terpisah satu sama lain.
Tanda atau sinyal beli/jual biasanya muncul saat garis-garis saling memotong pada level tertentu, melintasi garis nol, atau bersilangan, tergantung pada jenis indikator atau osilator yang digunakan.
Divergensi
Ini adalah sinyal peringatan yang mendahului kemungkinan perubahan. Divergensi selalu perlu dikonfirmasi oleh grafik harga. Divergensi negatif terjadi ketika puncak tertinggi pada grafik harga tidak sejalan dengan puncak tertinggi pada indikator atau osilator. Sebaliknya, divergensi positif terjadi saat lembah berturut-pada grafik harga tidak sejalan dengan lembah yang sama pada indikator atau osilator.
Overbought dan Oversold
Overbought dikatakan terjadi ketika nilai atau indeks mengalami peningkatan harga yang signifikan atau sangat cepat dalam suatu periode waktu. Situasi overbought biasanya menunjukkan probabilitas tinggi penurunan harga, tetapi tidak selalu berarti perubahan tren.
Sebaliknya, oversold adalah kondisi di mana harga telah mengalami koreksi secara signifikan dalam suatu periode waktu, dan probabilitas rebound meningkat secara signifikan, meskipun tidak selalu berarti perubahan tren.
Exponential Moving Average (EMA)
EMA adalah indikator teknikal yang berasal dari simple moving average (SMA) dengan tujuan memberikan penekanan progresif pada data terbaru menggunakan sistem pemulusan eksponensial. EMA memperhitungkan semua data dalam rangkaian dan menggunakan faktor pemulusan yang dihitung berdasarkan periode yang ditentukan. Jika P adalah jumlah hari dalam periode, faktor pemulusan dihitung dengan rumus 2/(P+1)

Fungsi EMA
Fungsi utamanya adalah untuk membuat data yang dihitung menjadi lebih rata. Jadi, kita bisa melihat ke mana arahnya dengan lebih jelas, yaitu trennya.
Karena cara penghitungannya, moving average ini lebih sebagai indikator pengikut (lagging), bukan yang memimpin (leading). Indikator teknikal ini menunjukkan informasi dengan sedikit keterlambatan sesuai dengan jumlah sesi yang dihitung. Berbeda dengan simple moving average dan weighted moving average, EMA lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan harga. EMA juga bisa digunakan untuk membuat sistem trading otomatis, melakukan pembelian atau penjualan secara otomatis. Anda juga bisa menetapkan support dan resistance yang berubah-ubah dalam berbagai periode waktu.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Cara penggunaan moving average tergantung pada rencana investasi yang Anda miliki. Untuk jangka waktu pendek, gunakan periode penghitungan antara 3 hingga 25 hari. Untuk jangka waktu menengah, pilih periode antara 30 hingga 75 hari. Dan untuk periode jangka panjang, gunakan periode antara 100 dan 200 hari. Moving average memberikan hasil terbaiknya saat market sedang berada dalam tren, membantu Anda memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian.
Di market sideways atau tanpa tren, penggunaan moving average dapat dibatasi oleh banyaknya sinyal palsu yang dihasilkan. Anda dapat memanfaatkannya sebagai indikator tren, di mana jika harga berada di atas moving average, itu menunjukkan tren naik. Jika harga berada di bawah moving average, itu menunjukkan tren turun. Anda juga dapat menggunakan moving average untuk mendapatkan sinyal beli ketika harga melintasi moving average dari bawah ke atas, serta sinyal jual ketika harga melintasi moving average dari atas ke bawah. Selain itu, moving average dapat membantu Anda menentukan level support dan resistance secara dinamis sesuai dengan periode analisis yang Anda pilih.
Saran Trading:
Sebagai contoh, kita menggunakan EMA 13 dari harga penutupan dan dua EMA dari 3 sesi yang dihitung dari nilai maksimum dan minimum sesi.
Kita akan buy (long position) ketika harga closing berada di atas moving average dan sell jika harga closing berada di bawah moving average.
Kita akan sell (short position) ketika harga closing berada di bawah moving average dan closing posisi jika harga penutupan berada di atas moving average.
Referensi indikator: Kaufman, P.J. The New Commodity Trading Systems and Methods. John Wiley & Sons. New York 1980
Weighted Moving Average (WMA)
WMA adalah indikator teknikal yang berasal dari penggunaan simple moving average (SMA) untuk menyoroti lebih banyak perubahan terkini dibanding dengan yang lebih awal dalam suatu periode waktu tertentu.
Perhitungan dilakukan dengan mengalikan setiap harga penutupan dengan bobot yang berkurang secara bertahap, memberikan bobot tertinggi pada harga penutupan terdekat. Jumlah semua harga penutupan yang telah disesuaikan dengan bobotnya kemudian dibagi dengan total bobot. Saat harga penutupan baru dimasukkan, yang paling jauh dari periode sebelumnya dihapus dan bobotnya diberikan kembali.

Fungsi WMA
Fungsi utamanya adalah membuat data berurutan menjadi lebih rata sehingga Anda dapat melihat arah trennya dengan lebih jelas. Karena cara perhitungannya, moving average bertindak sebagai pengikut tren, bukan sebagai penentu tren. Selain itu, indikator teknikal ini menunjukkan keterlambatan sebanyak sesi yang dihitung dalam periode perhitungannya.
Berbeda dengan SMA, WMA lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan harga. Ini dilakukan dengan memberikan lebih banyak bobot pada harga penutupan terbaru sehingga menjadi lebih responsif terhadap pergerakan harga di sekitarnya.
Dengan menggunakan WMA, Anda dapat merancang sistem perdagangan otomatis yang memungkinkan pembelian dan penjualan secara otomatis. Indikator teknikal ini juga dapat membantu menentukan level support dan resistance yang dinamis dalam berbagai periode waktu.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Bergantung pada periode investasi yang dipertimbangkan, Anda dapat menyesuaikan periode perhitungan moving average. Misalnya, untuk investasi jangka pendek, Anda bisa menggunakan periode perhitungan antara 3 hingga 25 hari, untuk jangka menengah sekitar 30 hingga 75 hari, dan untuk jangka panjang sekitar 100 dan 200 hari.
Penggunaan terbaiknya terjadi saat pasar sedang mengalami tren, membantu menerapkan prinsip investasi “maksimalkan keuntungan dan minimalkan kerugian”. Namun, di market sideways, penggunaannya terbatas karena dapat menghasilkan banyak sinyal palsu (false signal).
Moving average (MA) dapat berfungsi sebagai indikator tren sesuai dengan periode analisisnya. Jika harga berada di atas MA, itu menandakan tren naik, dan jika harga berada di bawah MA, itu menandakan tren turun.
Selain itu, MA dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal beli ketika harga memotong nilai MA ke atas. Sinyal jual dihasilkan ketika harga memotong nilai MA ke bawah.
Saran Trading:
Anda dapat menggunakan sistem pendeteksian tren pasar dengan memperhatikan tiga MA, yaitu EMA 3, EMA 13, dan EMA 21. Jika MA terkecil berada di antara dua MA lainnya, tidak peduli arahnya, pasar sedang berada dalam tren sideways. Namun, jika 2 MA yang lebih besar menunjukkan arah tertentu, pasar sedang dalam tren dan arahnya akan ditentukan oleh 2 MA tersebut.
Simple Moving Average (SMA)
SMA adalah alat dasar dalam analisis teknikal dan dari SMA ini bermunculan indikator teknikal dan konsep lain yang sering digunakan. SMA merupakan rata-rata harga penutupan dalam rentang waktu n hari. Perhitungannya diperbarui setiap kali ada kutipan baru, dengan tetap menjaga jumlah penutupan yang sama sesuai dengan periode yang ditentukan.

Fungsi SMA
Fungsi utamanya adalah untuk membuat data yang dihitung menjadi lebih rata sehingga Anda dapat melihat arah tren saat ini dengan lebih jelas. SMA bekerja sebagai indikator yang mengikuti tren, bukan yang memimpin. Artinya, indikator ini menunjukkan pergerakan dengan sedikit keterlambatan sesuai dengan periode penghitungannya.
Kelebihan SMA adalah memungkinkan Anda membuat trading system dengan pembelian atau penjualan otomatis. Selain itu, indikator teknikal ini dapat membantu menetapkan level support dan resistance yang dinamis dalam berbagai rentang waktu.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Bergantung pada periode investasi yang dipertimbangkan, Anda bisa menyesuaikan periode perhitungan MA. Jadi untuk periode pendek, gunakan periode perhitungan antara 3 hingga 25 hari, untuk periode menengah antara 30 hingga 75 hari, dan untuk periode panjang antara 100 dan 200 hari.
MA bekerja paling baik dalam market yang sedang tren, membantu Anda menerapkan prinsip investasi “memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian”. Namun, dalam market sideways, Anda perlu berhati-hati karena bisa banyak sinyal palsu yang muncul.
Anda dapat menggunakan MA sebagai indikator tren untuk jangka waktu tertentu. Jika harga berada di atas MA, itu menunjukkan tren naik. Jika harga berada di bawah MA, itu menunjukkan tren turun. Selain itu, Anda dapat menggunakan MA untuk mendapatkan sinyal beli ketika harga memotong nilai MA ke atas. Sinyal jual dihasilkan ketika harga memotong nilai MA ke bawah.
Saran Trading:
Untuk menyaring sinyal-sinyal palsu dari persilangan harga dengan SMA, Anda bisa menggunakan batas % di atas rata-rata. Caranya adalah dengan menambah dan mengurangkan rata-rata tersebut sebanyak 1% hingga 3%. Anda bisa mendapatkan sinyal beli ketika harga melewati batas atas dan sinyal jual ketika harga penutupan melewati batas bawah. Meski keuntungan dari transaksi yang benar bisa berkurang, hal ini dapat dikompensasi dengan penghematan biaya dari sinyal palsu yang dihindari.
Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator teknikal yang paling populer yang dibuat oleh Welles Wilder. Meski nama indikator ini agak membingungkan karena kekuatan relatif yang diukur tidak merujuk pada nilai atau indeks lain, melainkan merupakan ukuran yang berdiri sendiri.
Indikator ini memiliki tampilan garis lurus dan mencerminkan kekuatan harga yang terakumulasi selama periode perhitungan yang digunakan. Tujuannya adalah menghindari nilai yang salah, seperti yang dapat terjadi pada osilator, seperti Momentum atau Rate of Change dan menyajikannya dalam bentuk yang dinormalisasi. Ini dilakukan terlepas dari aksi atau indeks yang digunakan.

Fungsi Indikator Teknikal RSI
Ini adalah indikator yang disesuaikan dengan skala 0 hingga 100, dengan dua area yang menandai level overbought di 0-20 (30) dan oversold di 80-100 (70). Fungsinya adalah memberikan sinyal kapan waktu yang tepat untuk beli/jual dan menunjukkan momentum harga.
Indikator teknikal ini memungkinkan Anda untuk menganalisis pola atau bentuk yang sama dengan grafik harga. Biasanya, indikator ini dapat memberikan petunjuk lebih awal mengenai kemungkinan perubahan arah market.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Parameter yang digunakan secara default adalah angka 14/RSI(14). Makin kecil periode ini, indikatornya akan menjadi lebih responsif sehingga lebih efektif digunakan saat market sedang kurang tren.
Indikator ini memberikan sinyal beli ketika terjadi kenaikan di zona oversold 0-20 (30). Sinyal jual akan muncul ketika indikator menurun di dalam zona overbought 80-100 (70). RSI berfungsi sebagai petunjuk awal pergerakan ekstrem market. Biasanya, puncak dan dasar di RSI terjadi sebelum terlihat pada grafik harga.
RSI sangat efektif dalam menganalisis divergensi dan membantu dalam penentuan titik ekstrem pasar. Jika market sedang berada di awal tren yang sangat kuat, sebaiknya Anda skeptis terhadap sinyal yang bertentangan dengan tren tersebut.
Saran Trading:
Mungkin untuk mengamati garis tren di RSI yang mengikuti tren pada grafik harga. Secara umum, garis tren di RSI cenderung terpotong lebih awal dibanding dengan grafik harga. Hal ini memberikan peringatan yang dapat membantu mengurangi kebingungan segera setelah terkonfirmasi perubahan tren pada grafik harga.
Jika RSI tidak memberikan sinyal atau indikasi “biasa” pada nilainya, Anda dapat menginterpretasinya sebagai indikator Momentum. Jika RSI > 50 dan momentumnya naik, atau RSI < 50 dan momentumnya turun, atau dengan cara lebih agresif, Anda dapat mempertimbangkan untuk membeli saat RSI melintasi level 50 ke atas dan menjual saat RSI melintasi level 50 ke bawah.
Referensi indikator: Wilder, Welles, Jr. New Concepts in Technical Trading Systems. Trend Research. MCLeansville, NC
Indikator Teknikal Stochastic
Ini adalah indikator yang dikembangkan oleh George Lane yang terdiri dari dua garis yang dikenal sebagai %K dan %D.
Ide dasarnya adalah bahwa ketika harga naik, harga penutupan akan mendekati level tertinggi hari itu, dan ketika harga turun, harga penutupan akan lebih dekat ke level terendah sesi tersebut. Osilator stochastic mencoba mengukur dalam % bagaimana posisi harga penutupan sesi tersebut berbanding dengan rentang harga selama periode perhitungan.

Fungsi Indikator Teknikal Stochastic
Indikator ini bekerja ketika nilai-nilai tidak berada dalam tren yang kuat dan digunakan untuk mengidentifikasi pergerakan zig-zag di mana harga bergerak, memberikan sinyal kapan sebaiknya beli atau jual.
Indikator ini berbentuk normalisasi yang bergerak dalam rentang 0 hingga 100, dan memiliki dua area atau level penting ketika mencapai nilai tertentu. Area-area tersebut terletak antara 0 dan 20, serta antara 80 dan 100. Kadang-kadang, tergantung pada preferensi, batas ini dapat diperluas hingga 30 dan hingga 70. Kedua area ini menunjukkan zona overbought dan oversold masing-masing.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Pengaturan standar yang digunakan dalam stochastic klasik adalah 14 untuk %K dan 7 untuk %D. Angka 14 menunjukkan periode hari yang diambil sebagai dasar perhitungan dan angka 7 digunakan untuk menghitung versi smoothed dari %K. Stochastic klasik ini juga dikenal sebagai fast stochastic. Ada versi lain yang disebut sebagai slow stochastic yang menggunakan 3 parameter, di mana yang terakhir adalah nilai baku untuk smoothing garis, biasanya diatur pada angka 3.
Indikator memberikan sinyal beli ketika garis %K memotong garis %D di zona oversold 0-20 (30). Sementara itu, indikator memberikan sinyal jual ketika garis %K memotong garis %D di zona overbought 80-100 (70). Stochastic juga sering digunakan untuk menganalisis divergensi. Pemotongan garis selalu menandai perubahan arah harga, tetapi masalahnya adalah sulit untuk mengukur seberapa besar pergerakan tersebut.
Saran Trading:
Jika pasar sedang tren, gunakan strategi memotong indikator di luar area overbought dan oversold untuk meningkatkan posisi Anda sesuai dengan arah tren. Di pasar dengan tren naik yang kuat, tambahkan posisi long Anda setiap kali garis %K berada di atas %D. Sedangkan, di pasar dengan tren turun yang kuat, tambahkan posisi short Anda setiap kali garis %K berada di bawah %D.
Strategi ini dikenal sebagai pyramiding, di mana Anda akan melihat keuntungan Anda bertambah secara signifikan dalam posisi yang berhasil. Namun, tetap patuhi aturan stop loss dengan ketat.
Referensi indikator: George C. Lane, Investment Educators, Des Plains, IL
Indikator Teknikal MACD
MACD (moving average convergence/divergence) adalah indikator yang dibuat oleh Gerard Appel dan telah mengalami perkembangan oleh kontributor lain seperti Tomas Aspray (MACD-Mo / MACD-Hi). Indikator ini bekerja berdasarkan perbedaan amplitudo dari dua periode EMA yang berbeda, yang diterapkan pada suatu EMA baru.
MACD terdiri dari dua garis yang bergerak di sekitar garis 0. Garis pertama mewakili perbedaan antara dua MA. Sementara, garis kedua adalah EMA dari perbedaan tersebut. EMA dari perbedaan tersebut dikenal sebagai garis sinyal. Terkadang, perbedaan antara kedua garis ini juga ditampilkan dalam bentuk histogram pada grafik yang sama.

Fungsi Indikator Teknikal MACD
Seperti halnya indikator lain yang menggunakan MA, fungsinya adalah memberikan sinyal kapan sebaiknya membeli dan menjual ketika pasar sedang bergerak dalam tren. MACD juga membantu Anda menemukan divergensi antara osilator dan grafik harga, serta menandai waktu atau tingkat ketika harga overbought atau oversold.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Nilai standar untuk jangka waktu perhitungan rata-rata adalah 12 untuk rata-rata eksponensial cepat, 26 untuk rata-rata eksponensial lambat, dan 9 untuk rata-rata eksponensial dari selisih keduanya. Persilangan dari dua garis ini menunjukkan momen beli dan jual. Jika MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas, ini bisa menandakan awal gerakan naik dan mengaktifkan opsi pembelian. Sebaliknya, jika MACD melintasi garis sinyal dari atas ke bawah, kemungkinan dimulainya gerakan turun meningkat dan Anda dapat mengaktifkan opsi penjualan.
Dalam analisis divergensi, Anda perlu memperhatikan perubahan pada MACD, terutama jika mereka sejalan dengan puncak atau lembah berurutan dalam grafik harga.
Saran Trading:
Coba gunakan angka dari deret Fibonacci (1,1,2,3,5,8,13,21,34, dan seterusnya) sebagai acuan. Gunakan rata-rata eksponensial pendek = 13, rata-rata eksponensial panjang = 21, dan rata-rata eksponensial dari selisih keduanya = 8.
Setelah terjadi pemotongan dengan garis sinyal, perhatikan seberapa jauh kedua garis tersebut, terutama histogram perbedaan. Ini bisa memberi petunjuk kemungkinan munculnya divergensi.
Referensi indikator: Gerald Appel, Signalert Corporation, 150 Great Neck Road, Great Neck, NY 11021
Indikator Teknikal Bollinger Band
Bollinger band adalah indikator dalam bentuk band yang melingkupi grafik harga. Indikator ini dikembangkan oleh John Bollinger dan sering digunakan dalam analisis grafik.
Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan MA (SMA atau EMA) dari harga penutupan. Dua garis di sekitar MA ini dihasilkan dengan menambahkan dan mengurangkan 2 standar deviasi dari nilai rata-rata tersebut. Lebar dari kedua garis ini, yang ditentukan oleh ukuran volatilitas (standar deviasi), memberikan informasi tentang seberapa fluktuatif pergerakan harga.

Fungsi Bollinger Band
Bollinger band digunakan untuk menempatkan harga dalam rentang yang berkaitan dengan bagaimana harga itu telah berubah pada masa lalu. Bollinger band juga membantu menilai apakah nilainya stabil atau tidak. Indikator ini juga memungkinkan Anda untuk menentukan level harga dan melihat apakah nilainya berada di zona support atau resistance dinamis.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Nilai default yang digunakan untuk perhitungan adalah 21 untuk rata-rata dan deviasi standar 2. Jika nilai rata-rata berubah banyak, deviasi standar juga perlu diubah menjadi arah yang sama. Untuk nilai rata-rata di atas 50 (jangka panjang), gunakan deviasi 2,5. Jika nilai rata-rata mendekati 10 (jangka pendek), gunakan deviasi 1,5.
Jika harga berada di atas rata-rata dan dekat dengan band atas, kemungkinan besar sudah tinggi dan mungkin sedang overbought. Kalau harga berada di bawah rata-rata dan dekat dengan band bawah, kemungkinan besar sudah rendah dan mungkin sedang oversold.
Jika band menyempit di atas harga, ini menunjukkan stabilitas nilai yang tinggi, sebaliknya jika band melebar, itu menunjukkan nilai yang kurang stabil. Hal ini sangat membantu bagi investor yang bertransaksi di option market.
Gerakan harga yang signifikan dan cepat biasanya terjadi setelah periode di mana band telah menyempit. Gerakan harga yang berasal dari salah satu band biasanya akan menuju ke band yang berlawanan, yang memudahkan Anda menetapkan target harga.
Banyak perubahan harga ekstrem (maksimum atau minimum) terjadi di band atau di sekitarnya. Ketika harga melebihi band atas, ini menunjukkan kekuatan nilai, sebaliknya jika berada di bawah band bawah, ini menunjukkan kelemahan. Ketika harga berada di luar salah satu band, kemungkinan besar gerakan tersebut akan berlanjut. Menggunakan indikator ini bersama dengan indikator lain membantu Anda menentukan kemungkinan puncak dan dasar market dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Saran Trading:
Titik puncak atau lembah harga di luar band biasanya diikuti oleh titik puncak atau lembah harga di dalam band, yang seringkali menjadi tanda adanya perubahan tren.
Referensi indikator: D. Dobson, Edward. Memahami Bollinger Bands. Traders Press. Greenville, SC
Indikator Teknikal ADX-DMI
ADX-DMI adalah serangkaian indikator yang dikembangkan oleh Welles Wilder dan digambarkan dalam tiga garis, yaitu ADX, DI+, dan DI-. ADX dihitung dari directional movement index (DMI). DMI sendiri terbagi menjadi DI+ (indeks arah positif) dan DI- (indeks arah negatif), yang mengukur seberapa banyak pergerakan harga naik atau turun.

Fungsi Indikator Teknikal ADX-DMI
ADX mencoba mengukur kekuatan tren yang sedang berlangsung saat ini. Ini adalah jenis osilator yang selalu bergerak dalam rentang yang sama, yakni antara 0 dan 100. DMI, di sisi lain, adalah indikator tren yang juga dinormalisasi dalam rentang skala 0 hingga 100.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
ADX menggunakan nilai default 14, yang sama dengan yang digunakan untuk menghitung DMI. Nilai ADX yang rendah, biasanya di bawah 20, menunjukkan pasar tanpa tren dan volatilitas rendah. Jika nilainya melintasi level 20, ini dapat menandai awal dari tren (baik bearish maupun bullish). Jika ADX memiliki nilai di atas 40 dan mulai menurun, ini bisa menunjukkan bahwa tren saat ini sedang melemah.
Perlu diingat bahwa ADX tidak memberikan informasi tentang arah tren, melainkan digunakan untuk menentukan apakah pasar sedang mengalami tren atau tidak, serta untuk menilai seberapa kuat tren tersebut. Manfaat utamanya adalah memberikan Anda dukungan tambahan dalam membuat keputusan, terutama saat digunakan bersama indikator atau osilator yang lebih cocok tergantung pada jenis market yang dihadapi. DMI, di sisi lain, digunakan dengan melihat persilangan garisnya: ketika DI+ melintasi DI- ke atas, itu dapat menjadi sinyal untuk melakukan pembelian; sebaliknya, jika DI- melintasi DI+ ke atas, itu bisa menjadi sinyal untuk melakukan penjualan.
Saran Trading:
Menggunakan kedua indikator secara bersamaan, ADX digunakan untuk menyaring sinyal yang diberikan oleh DMI:
Beli atau Buka posisi panjang => (DI+ melintasi DI- ke atas) DAN (ADX meningkat di atas 20.)
Jual atau Tutup posisi panjang => (DI+ melintasi DI- ke bawah) ATAU (ADX menurun.)
Penjualan kredit atau Buka posisi pendek => (DI- melintasi DI+ ke atas) DAN (ADX meningkat di atas 20.)
Beli atau Tutup posisi pendek => (DI- melintasi DI+ ke bawah) ATAU (ADX menurun.)
Menggunakan kedua indikator bersama-sama, ADX digunakan untuk memfilter sinyal yang diberikan oleh DMI:
- Beli atau buka posisi panjang => (DI+ melewati DI- dari bawah ke atas) dan (ADX naik di atas 20)
- Jual atau tutup posisi panjang => (DI+ melewati DI- dari atas ke bawah) atau (ADX turun)
- Penjualan kredit atau buka posisi pendek => (DI- melewati DI+ dari bawah ke atas) dan (ADX naik di atas 20)
- Beli atau tutup posisi pendek => (DI- melewati DI+ dari atas ke bawah) atau (ADX turun)
Referensi indikator: Wilder, Welles, Jr. New Concepts in Technical Trading Systems. Trend Research. MCLeansville, NC
Indikator Teknikal Momen
Momen adalah alat yang mengukur perbedaan absolut antara dua harga penutupan dalam periode waktu tertentu. Indikator ini, karena dibuat berdasarkan perbedaan, mencerminkan konsep kecepatan perubahan sehingga dianggap sebagai alat yang dapat memberikan petunjuk lebih awal (leading indicator). Dengan kata lain, indikator ini menunjukkan perubahan arah sebelum grafik harga melakukannya.
Fungsi Indikator Teknikal Momen
Indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan kenaikan atau penurunan harga dalam periode tertentu. Indikator ini bisa membantu Anda mengidentifikasi fase pergerakan harga:
Meningkat dengan cepat
Meningkat dengan pelan
Menurun dengan cepat
Menurun dengan pelan
Terlebih, indikator ini juga bisa digunakan untuk melakukan analisis divergensi.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Gunakanlah periode 10 sebagai parameter default. Ini adalah indikator yang tidak selalu bergerak dalam rentang yang sama sehingga yang perlu diperhatikan adalah arah dan posisi relatifnya, bukan nilai absolutnya. Dihitung dengan mengurangkan nilai penutupan terakhir dengan nilai penutupan n hari sebelumnya, di mana n adalah periode yang ditentukan. Indikator ini dapat memberikan sinyal beli saat nilainya melintasi garis 0 dari bawah dan sinyal jual saat melintasi garis 0 dari atas. Penggunaan utamanya terletak pada kemampuannya untuk mengantisipasi perubahan arah pada grafik harga, yang biasanya memberikan peringatan melalui divergensi.
Saran Trading:
Gunakan Momen sebagai alat untuk menentukan zona overbought atau oversold, dengan menerapkan dua standar deviasi pada nilai maksimum yang dicapai dan dua standar deviasi dihitung pada nilai minimum yang dicapai. Area ini ditunjukkan dalam bentuk garis horizontal untuk menandai wilayah yang overbought dan oversold, di mana kemungkinan terjadinya perubahan harga lebih besar.
Sistem trading ini menghasilkan sinyal dengan melihat persilangan momen dengan garis 0, yang disaring dengan MA sehingga sinyal beli dianggap valid ketika momen memotong di atas garis 0 dan harga berada di atas MA. Sinyal jual muncul saat momen melintasi di bawah garis 0 dan harga berada di bawah MA.
Indikator Teknikal Kinerja
Memberikan informasi tentang variasi kinerja kumulatif dalam persentase (%) sejak awal tanggal yang diminta.
Fungsi Indikator Teknikal Kinerja
Ini bukanlah indikator teknikal yang benar-benar murni. Penggunaannya lebih bersifat informatif dan komparatif, digunakan untuk mengetahui berapa persentase keuntungan yang terakumulasi setiap hari dalam suatu nilai sejak tanggal tertentu. Dalam setiap kasus, nilai tersebut dimuat dalam grafik.
Jika Anda ingin membandingkan keuntungan secara bersamaan antara beberapa nilai atau indeks, jenis grafik komparatif dapat dipilih melalui opsi dropdown jenis grafik. Opsi ini mencakup grafik batang, garis, candlestick, dan sebagainya.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Indikator ini dapat dianggap sebagai petunjuk tambahan dari tab indikator, dan kita dapat melihat nilainya setiap hari dengan menggerakkan kursor menggunakan mouse saat tab data sedang dipilih.
Indikator Teknikal Penyesuaian Polinomial
Penyesuaian polinomial adalah indikator yang memungkinkan Anda membuat garis halus dalam grafik harga dengan menggunakan fungsi polinomial hingga maksimum 20 derajat untuk merepresentasikan perubahan harga.
Fungsi Penyesuaian Polinomial
Dengan menggunakan indikator ini, Anda dapat memperoleh gambaran tentang tren harga saat ini tanpa terlalu banyak dipengaruhi oleh fluktuasi harian yang bisa menyembunyikan arah dasarnya. Dengan begitu, hasil terakhirnya bisa menunjukkan kemungkinan arah perkembangan selanjutnya dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi terhadap nilai harga yang dipilih.
Fungsinya mirip dengan MA, dan meskipun belum bersifat proyektif saat ini, indikator ini tetap berperan sebagai pengikut tren daripada sebagai pemicu perubahan. Walaupun dengan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi, jika dibanding dengan MA yang memiliki jumlah periode yang sama.
Bagaimana Cara Menggunakannya?
Penggunaan yang paling umum adalah untuk mengonfirmasi prediksi tren saat ini. Bergantung pada berapa banyak waktu yang diambil untuk perhitungan, arahnya akan menyesuaikan dengan periode yang lebih pendek. Makin sedikit waktu yang digunakan, maka tren dominan yang dihitung akan makin panjang.
Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan
Tentu saja! Beberapa platform perdagangan memungkinkan Anda membuat indikator sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti Python atau MQL. Dengan cara ini, Anda bisa menyesuaikan indikator sesuai dengan gaya Anda dan sesuai dengan kriteria pribadi Anda.
Ya, indikator trading memiliki batasannya. Mereka mungkin tidak selalu dapat mengikuti pergerakan harga atau memberikan sinyal palsu. Agar lebih aman, gabungkan dengan trik analisis lainnya dan pertimbangkan faktor-faktor fundamental.
Indikator trading dapat mengatasi pasar yang bergejolak atau kondisi pasar yang tenang. Hanya pastikan untuk memilih indikator yang sesuai dengan suasana pasar dan sesuaikan pengaturannya sesuai kebutuhan.