Earnings per Share: Definisi dan Cara Menghitung

Earnings per Share menjadi salah satu ukuran profitabilitas yang penting untuk Anda perhaikan. Melalui pengukuran tersebut, akan membantu Anda dalam mengambil keputusan investasi.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu EPS atau laba bersih per saham. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan penjelasan tentang cara menghitung EPS dan mendapatkan contoh praktisnya.
Apa Itu EPS Saham (Earnings per Share)?
Untuk membahas tentang laba per saham kita harus mulai dengan menjelaskan apa itu laba bersih.
Laba bersih adalah jumlah uang yang perusahaan hasilkan setelah membayar semua biaya dan pengeluaran, termasuk pajak, bunga, biaya operasional, dan pengeluaran lainnya untuk menjalankan perusahaan.
Ini adalah ukuran penting karena menunjukkan profitabilitas sebenarnya dari perusahaan, yaitu berapa banyak uang yang tersisa setelah memenuhi semua kewajibannya. Pada dasarnya, laba bersih adalah indikator akhir efisiensi dan keberhasilan finansial perusahaan selama periode tertentu, biasanya tahun fiskal atau kuartal.
Dari laba bersih, kita bisa bicara tentang Laba per Saham (LPS) atau Earnings per Share (EPS). Ini seperti kita membagi-bagi total keuntungan perusahaan untuk mengerti seberapa banyak keuntungan pada setiap saham. LPS dan EPS adalah hal yang sama, satu dalam bahasa Indonesia dan yang lainnya dalam bahasa Inggris.
Cara Menghitung EPS (Earnings per Share)
Menghitung EPS yaitu dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah total saham yang beredar. Misalnya, jika perusahaan memiliki laba bersih 2 triliun Rupiah dan 24,03 miliar saham beredar, maka EPS akan menjadi 84,22 Rupiah per saham.

Keterangannya:
- Laba bersih adalah total keuntungan perusahaan setelah mengurangi semua biaya, pajak, dan biaya.
- Jumlah saham beredar adalah jumlah total saham yang beredar selama periode waktu yang sedang kita analisis, kemudian menyesuaikannya dengan perubahan apa pun dalam jumlah saham (seperti pemecahan saham atau penerbitan baru).
Contoh Perhitungan EPS Saham Bank BRI (BBRI) Periode 2018-2020
Untuk melihat secara praktis bagaimana perhitungan ini terjadi, mari kita lakukan dengan contoh dari saham Bank BRI (BBRI) periode tahun 2018-2020.
Perhitungan EPS BBRI membutuhkan dua informasi kunci:
- Laba bersih total
- Jumlah saham beredar
Untuk mendapatkan informasi laba bersih perusahaan, banyak sumber yang bisa Anda akses.


Dari data di bawah, Anda dapat melihat laba bersih selama tahun 2018 sampai 2020.

Jadi, dalam kasus BBRI, kita memiliki hal berikut:
- Laba bersih tahun 2020: 18,654 triliun Rupiah
- Jumlah saham yang beredar: 123,345 miliar lembar.
- Dengan semua ini, laba bersih per saham (EPS) akan menjadi sekitar 151,24 Rupiah/saham.
Ini berarti bahwa, untuk setiap saham biasa yang beredar, BBRI menghasilkan laba bersih sebesar 151,24 Rupiah selama tahun 2020.
Misalkan, Anda memiliki saham BBRI pada akhir 2020, maka laba bersih yang menjadi hak Anda (yang perusahaan hasilakn dari saham tersebut) adalah 151,24 Rupiah. Namun, ini tidak berarti bahwa jumlah tersebut adalah jumlah yang akan Anda terima sebagai pemegang saham. Di sini kita masuk ke perbedaan antara dividen per saham dan laba per saham. Mari kita lihat.
👉 Informasi lebih lanjut tentang pengertian dividen saham.
Perbedaan EPS dan Dividen per Share
Konsep Laba per Saham (EPS) dan Dividen per Saham (DPS) merupakan parameter penting dalam analisis fundamental suatu perusahaan. Penting untuk dipahami bahwa EPS dan DPS mewakili realitas yang berbeda bagi pemegang saham.
Earnings per Share (EPS)
Seperti yang telah kami jeaskan, EPS adalah ukuran profitabilitas perusahaan, dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Indikator ini menunjukkan berapa banyak laba perusahaan pada setiap saham yang ada, tetapi tidak selalu menunjukkan jumlah uang yang mereka bayarkan kepada pemegang saham. EPS adalah indikator efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya untuk menghasilkan laba.
Dividen per Saham (DPS)
Di sisi lain, DPS adalah jumlah pembagian laba perusahaan kepada pemengang saham untuk setiap saham yang mereka miliki. Ini adalah pengembalian efektif bagi pemegang saham secara langsung dan bisa dalam bentuk uang tunai atau saham tambahan (dividen dalam saham). Dalam hal ini, dewan direksi perusahaan menentukan dan mengumumkan pembagian dividen dan nilainya bisa kurang dari hasil penghitungan EPS.
👉 Bagaimana Cara Menerima Dividen Bulanan?
Perbedaan Kunci DPS dan EPS
Sementara EPS mencerminkan kinerja total perusahaan dalam hal laba per saham, DPS menunjukkan berapa banyak dari laba tersebut yang langsung didistribusikan kepada pemegang saham. EPS bisa tinggi, tetapi DPS bisa rendah atau bahkan nol jika perusahaan memutuskan untuk tidak mendistribusikan dividen.
Singkatnya, sementara EPS adalah ukuran efisiensi operasional perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba, DPS adalah refleksi dari kebijakan dividen perusahaan dan berapa banyak dari laba tersebut yang dikembalikan langsung kepada pemegang saham. Perbedaan antara dua angka ini sangat penting untuk memahami bagaimana perusahaan mengelola sumber dayanya dan bagaimana mereka memberi penghargaan kepada pemegang sahamnya.
Jenis Earnings per Share lainnya
Selain EPS biasa, ada jenis lain yang mempertimbangkan aspek keuangan dan struktural yang berbeda dari perusahaan. Yang paling menonjol adalah Laba per Saham Preferen dan Laba per Saham Dilusi (Diluted EPS). Mari kita definisikan konsep ini dengan sederhana dan berikan rumusnya masing-masing.
Laba per Saham Preferen
Laba per Saham Preferen merujuk pada bagian dari laba bersih perusahaan yang dialokasikan untuk setiap saham preferen. Saham preferen adalah jenis saham yang biasanya memiliki hak dividen tetap sebelum saham biasa, tetapi tidak memiliki hak suara yang sama. Rumus untuk menghitung EPS untuk saham preferen akan bergantung pada ketentuan spesifik dari saham tersebut, tetapi pada umumnya, fokusnya adalah pada dividen preferen:

Laba per Saham Dilusi (Diluted Earnings per Share)
Laba per Saham Dilusi memperluas konsep EPS dengan mempertimbangkan semua saham yang mungkin dikonversi menjadi saham biasa sehingga mempengaruhi total saham yang beredar dan mengurangi EPS.
Ini termasuk opsi saham, waran, saham konversi dan jenis sekuritas konversi lainnya. Dilusi menunjukkan “skenario terburuk” yang mungkin terjadi dengan asumsi semuanya dikonversi menjadi saham biasa. Rumus Earnings per Share dilusi adalah:

EPS Disesuaikan (Adjusted Earnings per Share)
Beberapa perusahaan melaporkan EPS disesuaikan yang tidak termasuk item non-rekuren atau luar biasa. Ini meliputi biaya restrukturisasi, keuntungan atau kerugian dari penjualan aset, atau efek dari perubahan signifikan dalam hukum pajak. Ukuran ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang profitabilitas operasional reguler perusahaan.
EPS Operasional
Dalam hal ini, fokusnya adalah pada keuntungan yang dihasilkan oleh operasi berkelanjutan perusahaan, tidak termasuk pendapatan dan biaya non-operasional. EPS ini memberikan pandangan tentang kinerja operasional murni perusahaan.
Rumus khusus untuk jenis EPS ini dapat bervariasi tergantung pada penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengecualikan atau memasukkan elemen keuangan tertentu dalam perhitungannya. Ide di balik penyesuaian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang profitabilitas dan kinerja operasional perusahaan, membantu investor membuat keputusan yang lebih baik.
👉 Rekomendasi Film Investasi Saham, Asik dan Seru!
Apa Fungsi Earnings per Share?
Earnings per Share adalah metrik keuangan yang digunakan untuk berbagai tujuan penting dalam analisis dan pengambilan keputusan baik untuk investor maupun manajemen perusahaan. Relevansinya meluas ke berbagai aspek analisis keuangan dan strategi korporat. Berikut ini lebih detail tentang setiap poin kegunaannya:
Evaluasi Kinerja Korporat
EPS menyediakan ukuran yang jelas dan ringkas tentang profitabilitas perusahaan sehubungan dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Dengan membagi laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata saham yang beredar, EPS memberikan dasar untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari operasinya.
Perbandingan Antara Perusahaan
EPS terutama berguna untuk membandingkan profitabilitas antara perusahaan yang berbeda dalam sektor yang sama atau industri, meskipun berbeda ukuran.
Dengan menstandarisasi keuntungan berdasarkan setiap saham, EPS memungkinkan perbandingan yang adil dan setara, membantu investor mengidentifikasi perusahaan mana yang menghasilkan lebih banyak nilai untuk pemegang saham.
Dasar Untuk Analisis Valuasi
EPS adalah komponen penting dalam beberapa model valuasi saham, termasuk model diskonto dividen (dividend discount model) dan model valuasi keuntungan.
Model ini menggunakan EPS sebagai faktor kunci untuk menentukan nilai wajar saham. Misalnya, rasio harga/laba atau Price Earning Ratio (PER), salah satu indikator yang paling populer di pasar keuangan. Rasio ini menggunakan EPS di penyebut untuk mengevaluasi apakah harga saham sejalan dengan laba yang mendasarinya.
Indikator Dividen Potensial
Meskipun EPS tidak secara langsung menentukan dividen, ini memberikan indikasi tentang kemampuan perusahaan untuk membayar dividen pada masa depan.
Perusahaan dengan EPS tinggi dan meningkat memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk meningkatkan pembayaran dividen. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan dari dividen.
Selain itu, analisis EPS bersama dengan rasio pembayaran (persentase laba yang dibayarkan sebagai dividen) dapat memberikan wawasan tentang keberlanjutan dividen saat ini dari perusahaan.
Perspektif untuk Investor dan Pemberi Pinjaman
Akhirnya, EPS berfungsi sebagai indikator kunci kesehatan keuangan perusahaan bagi investor dan pemberi pinjaman. EPS yang stabil dan meningkat dapat meningkatkan kepercayaan pada kelayakan jangka panjang perusahaan, memfasilitasi akses ke pembiayaan dengan kondisi yang lebih menguntungkan. Di sisi lain, EPS yang volatil atau menurun dapat menjadi tanda peringatan yang memerlukan evaluasi lebih mendalam.
Secara ringkas, EPS adalah alat serbaguna yang memainkan peran penting dalam analisis keuangan, perencanaan strategis, dan pengambilan keputusan investasi.
Di Mana Informasi EPS Suatu Perusahaan Bisa Kita Temukan?
Untuk menemukan EPS suatu perusahaan, ada beberapa sumber tepercaya yang dapat analis dan investor gunakan. . Biasanya, pelaporan EPS dapat kita temukan dengan dua cara, yaitu:
- Laporan tahunan dan triwulanan dari perusahaan itu sendiri: Dokumen ini adalah sumber utama informasi keuangan dan berisi detail lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan, termasuk laba bersih dan jumlah saham yang beredar, yang memungkinkan Anda untuk menghitung EPS.
- Platform keuangan online: Situs web, seperti Investing.com, Yahoo Finance, Stockbit, dan IDX menawarkan berbagai data keuangan tentang perusahaan publik, termasuk EPS.
Di broker IPOT, Anda dapat mengakses banyak informasi fundamental melalui laporan mereka.
Catatan: Meskipun platform keuangan online adalah alat yang berguna, penting untuk diingat bahwa kadang-kadang mereka dapat menampilkan kesalahan atau ketidakakuratan dalam data kritis seperti Laba per Saham (EPS). Untuk alasan ini, kami menyarankan untuk membandingkan data ini dengan sumber asli laporan tahunan dan triwulanan dari perusahaan itu sendiri.
Mungkinkah Data Earnings per Share Kurang Akurat?
Informasi EPS seperti semua alat analisis, memiliki keterbatasan dan dalam keadaan tertentu dapat menyajikan pandangan yang tidak lengkap atau menyesatkan tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan. Berikut ini beberapa keterbatasan tersebut:
Tidak Mempertimbangkan Utang
EPS berfokus pada laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham tanpa mempertimbangkan struktur modal perusahaan, termasuk tingkat utangnya. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi dapat menghasilkan EPS yang menguntungkan karena leverage keuangan, tetapi keuntungan ini datang dengan risiko yang lebih besar. Utang dapat meningkatkan biaya keuangan dan mengancam kemampuan perusahaan untuk mempertahankan labanya saat ekonomi sulit atau peningkatan suku bunga.
Efek dari Program Pembelian Kembali Saham
Program pembelian kembali (buyback) saham dapat meningkatkan EPS secara artifisial dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, membuat laba tampak lebih kuat per saham. Meskipun ini dapat mencerminkan kepercayaan dalam manajemen tentang nilai dasar perusahaan, ini juga bisa menjadi taktik untuk meningkatkan kinerja EPS tanpa pertumbuhan nyata dalam profitabilitas operasional.
Mengabaikan Kualitas Laba
EPS tidak membedakan antara laba yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan dan laba yang timbul dari peristiwa tidak terduga, seperti penjualan aset. Hal ini menyiratkan bahwa peningkatan sementara dalam EPS mungkin tidak berlangsung dalam jangka panjang. Kualitas pendapatan, yang menunjukkan seberapa stabil dan terkait dengan operasi perusahaan, sangat penting untuk menilai keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Volatilitas Pendapatan
EPS bisa berubah-ubah, terutama di industri yang sensitif terhadap perubahan ekonomi, aturan pemerintah, atau tren produk. Fluktuasi ini bisa membuat EPS kurang bisa kita jadikan patokan untuk menilai keadaan keuangan jangka panjang. Investor sebaiknya memperhatikan konsistensi EPS dari waktu ke waktu dan kondisi industri saat menilai kinerja perusahaan.
👉 Apa Itu Volatilitas? Ini Penjelasan dan Jenis-jenisnya
Tidak Mencerminkan Investasi dalam Pertumbuhan
EPS bisa memberikan informasi yang keliru terutama pada perusahaan yang sedang berkembang. Mereka bisa lebih memilih untuk menginvestasikan kembali laba perusahan daripada membagikannya kepada pemengang saham sebagai dividen.
Akibatnya, EPS perusahaan mungkin terlihat lebih rendah karena fokusnya pada ekspansi jangka panjang, seperti meningkatkan investasi dalam inovasi, pengembangan, atau strategi pemasaran dan penempatan. Investor dapat salah mengartikan hal tersebut sebagai tanda ketidakmampuan perusahaan, padahal sebenarnya mereka sedang berinvestasi untuk masa depan.
Di Jenis Perusahaan Apa EPS Menjadi Indikator Yang Berguna?
EPS adalah ukuran profitabilitas yang relevan untuk mengevaluasi jenis perusahaan tertentu. Berikut ini penjelasan pada jenis perusahaan apa EPS cenderung menjadi ukuran profitabilitas yang baik:
- Perusahaan dengan operasi stabil dan dapat diprediksi: Perusahaan-perusahaan, seperti utilitas (layanan publik), barang konsumsi dasar, dan beberapa area kesehatan, dapat menunjukkan EPS yang lebih mewakili profitabilitas sebenarnya.
- Perusahaan dengan sedikit atau tidak ada utang: Perusahaan tipe ini cenderung lebih akurat mencerminkan profitabilitas operasional mereka melalui EPS.
- Perusahaan dengan sedikit keuntungan atau kerugian non-operasional: EPS perusahaan ini lebih mewakili kinerja operasional reguler mereka. Dalam kasus ini, EPS mencerminkan pendapatan dari aktivitas inti mereka.
- Perusahaan dengan struktur modal sederhana: Perusahaan ini memiliki saham biasa tanpa banyak nilai yang dapat dikonversi, opsi, atau waran. Dalam kasus ini, risiko dilusi lebih rendah, sehingga EPS menyediakan pandangan yang lebih akurat tentang laba per saham.
- Perusahaan matang: Perusahaan telah menyelesaikan fase pertumbuhan yang cepat dan sekarang berfokus pada menghasilkan keuntungan dan mungkin pembayaran dividen. Perusahaan ini cenderung memiliki EPS yang mencerminkan dengan baik rentabilitas mereka.
Kesimpulan – Earnings per Share
Walaupun EPS bisa membantu menilai seberapa menguntungkannya sebuah investasi, tetapi kami tidak menyarankan Anda hanya mengandalkan metrik ini saja untuk mengambil keputusan investasi. Lebih baik mempertimbangkan EPS bersama dengan metrik keuangan lainnya, seperti arus kas bebas, rasio utang, kualitas pendapatan, dan tren pasar atau industri, agar bisa memahami secara menyeluruh tentang kondisi keuangan dan prospek perusahaan.
👉 Kami merekomendasikan artikel panduan untuk trading bagi pemula: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
FAQs – Pertanyaan Yang Sering Diajukan
EPS yang berada di bawah nol dapat mengubah pandangan investor terhadap pendanaan karena perusahaan dianggap tidak menguntungkan. Menurut penelitian oleh Gilbert dkk. (1990), perusahaan dengan EPS negatif diklasifikasikan sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan.
Jika EPS tinggi, itu menandakan bahwa perusahaan lebih menguntungkan dibandingkan yang memiliki EPS rendah. Ini berarti bahwa perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk dibagikan kepada para pemegang sahamnya.
Menurut Buffett seperti yang dijelaskan oleh Atmaja dan Thomdean (2015), sebuah nilai EPS dan harga saham yang baik seharusnya memiliki PER <10. Sebaliknya, nilai PER >20 menandakan EPS dan harga saham yang kurang baik, tanpa memperhitungkan rata-rata PER dalam industri tersebut.