Dividen
Investasi dalam dividen merupakan hal yang menarik bagi Anda pemburu dividen untuk mendapatkan passive income dan itu mudah untuk dipelajari. Ini adalah strategi lama yang masih terus bisa Anda gunakan hari ini. Tapi sebaiknya hindari 7 kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula ini!
Teori berinvestasi dalam dividen mungkin mudah dipahami, namun kenyataannya lebih kompleks. Artikel ini akan membantu Anda menghindari melakukan kesalahan pemula saat membuat portofolio dividen.
👉 Pilihan Aset Investasi untuk Modal Rp 1 Miliar Sesuai dengan Usia
Singkatnya, strategi investasi dalam dividen adalah investasi yang dilakukan berdasarkan investasi pada saham suatu perusahaan yang membagikan dividen secara rutin, tanpa mempertaruhkan kondisi keuangan perusahaan dalam risiko. Dengan cara ini, investor akan mencari pendapatan berulang (pasif) tanpa harus bergantung pada perubahan harga saham perusahaan tersebut.
Jika Anda ingin tahu cara berinvestasi dalam dividen bersama dengan Rankia, Anda akan menemukan tidak hanya konsep kunci yang perlu diketahui, tetapi juga strategi yang terbukti efektif selama beberapa tahun.
Saat berbicara investasi dalam dividen, ini akan selalu berhubungan dengan pembelian saham sebuah perusahaan. Namun hari ini, berkat kecanggihan industri finansial, ada beberapa cara berinvestasi dalam dividen:
Ada beberapa, dan kadang-kadang banyak, kesalahan yang sering terjadi saat memulai strategi dividen dengan berinvestasi di perusahaan. Di sini saya menunjukkan tujuh yang kesalahan paling utama.
7 kesalahan yang harus kita hindari dalam investasi dividen
Berikut merupakan penjelasan dari ketujuh kesalahan tersebut:
Ini adalah kesalahan dalam investasi dividen yang paling mudah untuk dilakukan dan oleh karena itu adalah kesalahan paling terkenal. Logis, saat memulai investasi dividen, investor ingin mendapatkan jumlah dividen maksimal secepat mungkin. Ini mengarah pada memperhatikan perusahaan dengan hasil dividen yang tinggi.
Secara umum, hasil dividen yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami masa sulit (sementara atau permanen) dan dividennya bisa dalam bahaya. Namun, ada juga perusahaan dengan hasil dividen tinggi yang dividennya tidak dalam bahaya.
Jadi, bagaimana cara mendeteksi apakah perusahaan memiliki hasil dividen yang tinggi? Trik cepat adalah membandingkannya dengan hasil dividen historisnya. Berikut adalah daftar kecil beberapa perusahaan yang khas dalam investasi dividen.
Perusahaan | Hasil saat ini | Hasil 5 tahun terakhir | |||
PTBA | 14% | 12.5% | |||
Johnson & Johnson | 3.20% | 2.69% | |||
BJBR | 9.64% | 9.49% | |||
British American Tobacco | 9.49% | 7.65% | |||
Exxon Mobil | 3,72% | 5.15% |
Perusahaan | Hasil saat ini | Hasil 5 tahun terakhir |
PTBA | 14% | 12.5% |
Johnson & Johnson | 3.20% | 2.69% |
BJBR | 9.64% | 9.49% |
British American Tobacco | 9.49% | 7.65% |
Exxon Mobil | 3,72% | 5.15% |
Banyak investor pemula dalam investasi dividen melakukan kesalahan dengan tidak meneliti perusahaan dengan baik tempat mereka akan berinvestasi. Penting untuk meneliti kesehatan keuangan perusahaan, riwayat dividen dan keberlanjutannya, posisinya di pasar, dan faktor relevan lainnya sebelum membuat keputusan investasi.
Untuk mengatasinya, perlu mempelajari bahasa keuangan perusahaan sehingga dapat mengetahui bagaimana pembayaran dividen (apakah dengan keuntungan atau utang) dan dapat membuat keputusan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut atau, sebaliknya, menolaknya.
Perhatikan dividen payout ratio dan Payout dari Arus Kas Bebas untuk menentukan bagaimana perusahan melakukan pembayaran dividen.
Salah satu kesalahan paling umum adalah menginvestasikan semua uang dalam satu saham, atau memusatkan portofolio pada satu sektor atau satu wilayah geografis.
Meskipun telah melakukan analisis yang sangat baik terhadap perusahaan dan dividen berkelanjutan, sangat penting untuk mendiversifikasi portofolio investasi. Dengan demikian, bertujuan untuk mengurangi risiko intrinsik perusahaan seperti kemunduran sementara perusahaan atau keputusan manajemen untuk mengubah filosofi dividen (menangguhkan atau membatalkannya).
Dengan mendiversifikasi, peluang untuk mendapatkan hasil yang baik dalam jangka panjang meningkat, mengurangi eksposur portofolio hanya pada satu atau beberapa perusahaan.
Berapa jumlah optimal perusahaan dalam portofolio? Investor dan akademisi Joel Greenblatt memperkirakan dalam bukunya You Can be a Stock Market Genius, bahwa risiko nyata dari sebuah portofolio berkurang 46% dengan membeli dua saham, 72% dengan empat saham, 81% dengan delapan saham, dan 93% dengan 16 saham.
Ada studi empiris yang menganggap bahwa 20 perusahaan adalah jumlah optimal untuk mengurangi risiko sistemik atau non-sistemik.
👉 Recording Date Dividen dan Tanggal Penting Lainnya Untuk Dividen
Investasi berbasis dividen adalah strategi investasi jangka panjang yang membutuhkan ketekunan dan konsistensi. Seringkali, investor yang tidak berpengalaman meninggalkan strategi ini karena tidak melihat hasil langsung dan memilih untuk mengikuti tren investasi saat ini. Namun, terus-menerus mengubah strategi dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan, karena biasanya investor keluar dari strategi dividen dalam keadaan rugi menuju strategi yang mungkin sudah terlambat untuk mendapatkan keuntungan.
Bahkan tanpa mengubah strategi, ketika terjadi fluktuasi signifikan pada harga saham, investor pemula mulai ragu apakah akan menjualnya. Baik untuk mengurangi kerugian modal atau sebaliknya, mengambil keuntungan dari penjualan, yang kadang-kadang setara dengan beberapa tahun dividen.
Dalam menghadapi dilema ini, sangat penting untuk membuat keputusan sebelum hal ini terjadi dengan membuat rencana investasi. Dengan demikian, elemen emosional tidak terlibat dalam pengambilan keputusan. Namun, penting untuk diingat bahwa nilai investasi dapat berfluktuasi dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang perusahaan yang solid biasanya meningkatkan dividen dan harga saham. Investor perlu membuat keputusan tersebut.
👉 ETF Dividen Terbaik: Investasi Cerdas untuk Keuntungan Maksimal
Investasi dalam dividen melibatkan pembayaran pajak dari setiap rupiah yang kita terima. Ketika menerima dividen di akun broker, otoritas pajak menginginkan 'bagian mereka'.
Adapun pajak atas dividen di Indonesia adalah 10% dan bersifat final. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perpajakan dividen, Anda bisa membaca NPWP & Cara lapor SPT Dividen Saham. Namun, ketika Anda ingin melakukan investasi dividen bebas pajak, Anda haerus menginvestasikan kembali di Indonesia. Anda bisa reinvestasi dividen pada instrumen pasar uang seperti deposito, giro, reksa dana pasar uang, membeli saham lainnya atau di non pasar keuangan seperti properti dan logam mulia.
Selain pajak di Indonesia, juga dapat diterapkan pajak di negara asal. Ini karena jika investor memiliki saham di perusahaan yang berkedudukan fiskal di luar negara tempat tinggalnya, mungkin akan ada penahanan dividen oleh negara tempat perusahaan tersebut berada.
Dalam rencana investasi, penting untuk memantau perkembangan perusahaan tempat Anda berinvestasi dan menyesuaikan portofolio sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa tindakan yang paling menonjol:
Kesalahan yang mencakup semua kesalahan lain yang disebutkan: berinvestasi tanpa rencana yang jelas dalam pikiran. Karena strategi ini membutuhkan banyak waktu dan kesabaran, penting untuk menetapkan tujuan investasi, jangka waktu investasi, dan strategi manajemen risiko jangka pendek, menengah, dan panjang.
Tujuan jangka pendek membantu menjaga motivasi untuk melanjutkan strategi. Tujuan jangka menengah memungkinkan untuk mengukur bagaimana portofolio berkembang dan, jika perlu, melakukan penyesuaian jika strategi tidak berjalan seperti yang kita inginkan.
Jika Anda belum memiliki rencana investasi yang jelas, berikut adalah beberapa tips tentang bagaimana seharusnya rencana investasi Anda.
👉 Dengan semua ini, sebelum mengakhiri artikel ini, dan jika Anda ingin mempraktikkan apa yang telah kita bahas hari ini, saya tinggalkan artikel saya berikutnya tentang Raja Dividen: Saham dengan Dividen yang Terus Meningkat Selama Lebih Dari 50 Tahun
Kita sudah mengetahui 7 kesalahan saat investasi pada dividen. Tentu penting bagi Anda untuk mengetahui cara investasi dividen supaya bebas pajak.
Anda bisa investasi dividen bebas pajak. Aturan ini tertuang dalan UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Untuk investasi dividen bebas pajak, harus menggunakan dividen untuk Anda investasikan kembali. Anda bisa menginvestasikannya kembali pada:
Selain itu, untuk investasi dividen bebas pajak, Anda harus reinvestasi dividen paling lambat tiga bulan tahun dividen diterima. Artinya agar bebas pajak dividen Anda harus menginvestasikannya kembali paling lambat 31 Maret tahun berikutnya. Serta wajib menginvestasikan dividen minimal tiga tahun pajak terhitung sejak Anda menerimanya.
Nah khusus Anda yang membeli saham atau emas 99,99 persen dari hasil dividen, Anda sudah langsung memenuhi kriteria investasi dividen bebas pajak. Kriteria bebas pajak dividen juga berlaku untuk Anda yang mendiamkan dividen di dalam rekening tabungan di bank.
Pembangunan portofolio investasi oleh diri sendiri dengan memilih perusahaan memerlukan pembelajaran tidak hanya teoritis tetapi juga mengenal diri sendiri.
Adalah normal, dan hampir diperlukan, melakukan kesalahan investasi karena kurangnya pengetahuan keuangan, meremehkan aversi terhadap risiko dan mengetahui cara mengatasi emosi ketika pasar berfluktuasi dengan keras.
Untuk menghindari sebagian besar kesalahan, yang paling tepat adalah membuat rencana investasi yang setidaknya mencakup hal-hal berikut:
Sehingga, ini adalah 7 dosa besar yang harus setiap investor hindari saat mulai investasi dalam dividen. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda akan menambahkan beberapa lagi?
👉🏻 Bagaimana Cara Menerima Dividen Bulanan?