Prospek Saham WIFI di Tahun 2025, Buy atau Hold?

Saham WIFI menjadi opsi menarik bagi investor karena potensinya dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Tren peningkatan kebutuhan akan konektivitas dan fokus pemerintah pada pembangunan smart city membuat permintaan layanan dari WIFI berpotensi meningkat.

Oleh karena itu, mereka menjanjikan prospek pertumbuhan jangka menengah hingga panjang jika perusahaan mampu meningkatkan pendapatan dan memperluas kerja sama strategisnya. Namun, Anda juga harus memperhatikan kinerja keuangan dan realisasi proyeknya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu saham WIFI. Kemudian, kami juga akan memberikan penjelasan terkait dengan prospeknya di tahun 2025 beserta risiko dan peluang investasi di dalamnya. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Pelajari juga saham teknologi berskala global dalam artikel: Kenali Saham Teknologi FAANG dan Cara Berinvestasi di dalamnya!
Apa itu Saham WIFI?
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur digital. Layanan yang mereka berikan yaitu penyediaan jaringan WiFi publik dan solusi konektivitas berbasis teknologi. Emiten ini terkenal sebagai bagian dari grup PT Intermedia Capital (MDIA) dan terlibat dalam proyek strategis seperti digitalisasi transportasi publik dan penyedia infrastruktur jaringan 5G.

Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2012 dengan nama awal PT Lucaffe Indonesia yang berfokus pada penjualan kopi. Kemudian, pada tahun 2019 mereka mengakuisisi PT Kreasi Kode Digital yang bergerak di bidang pengembangan produk digital.
Tahun 2020, perusahaan tersebut melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode WIFI. Saham perusahaan ini mulai diburu oleh para investor ketika terjadi lonjakan harga yang signifikan dalam satu bulan. Pada awal tahun 2025 harga saham WIFI Rp 410, kemudian harga mencapai all-time high pada 26 Februari 2025 yaitu sebesar Rp 2.610.
Katalis positif yang mendukung kenaikan saham WIFI antara lain masuknya beberapa tokoh nasional seperti Hasim Djojohadikusumo (adik Presiden Prabowo), Arwin Rasyid, dan Fadel Muhammad. Ketiga tokoh ini menjadi pemegang saham melalui beberapa entitas perusahaan tersebut.
Serta adanya pendanaan dari Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk mendukung pengembangan jaringan broadband ke 40 juta rumah tangga di Indonesia. Selain itu, laba bersih yang juga meningkat.
Namun, kami menyarankan Anda untuk tetap melakukan analisis fundamental terlebih dahulu sebelum berinvestasi di dalamnya. Selain itu, saham sektor teknologi di Indonesia sangat dinamis karena bergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengeksekusi proyek-proyek besar.
Singkatnya, penting bagi Anda untuk memeriksa laporan keuangan, proyek yang sudah dan sedang berjalan, serta strategi bisnis jangka panjang. Ingat, jangan berinvestasi jika mengikuti tren pasar saja.
Prospek Saham WIFI di Tahun 2025
Selanjutnya, mari kita melihat bagaimana prospek saham perusahaan ini di tahun 2025. Berikut beberapa penjelasan kami berdasarkan konteks tren industri digital:

1. Tren Industri Digital & Infrastruktur Telekomunikasi
Transformasi Digital Indonesia terus bergerak cepat, sehingga mendorong kebutuhan jaringan fiber dan menara (towers). Kedua hal tersebut berguna untuk menghubungkan jaringan di area selatan Jawa hingga wilayah timur dan luar Jawa seperti Sumatra dan Kalimantan.
WIFI memanfaatkan jalur kereta apa sepanjang lebih dari dari 5.000 km (railway backbone) dan jalan tol untuk meletakkan fiber optic sepanjang 6.927 km. Sehingga, menjadikannya sebagai infrastruktur backbone utama di pulau Jawa.
Selain itu, perusahaan juga melakukan penetrasi FWA 5G dan jalinan menara yang menyasar daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Sehingga, membuat perusahaan siap untuk menangkap peluang lonjakan kebutuhan konektivitas skala nasional.
2. Permintaan Konektivitas di Luar Jawa
Dengan semakin bertumbuhnya ekonomi di luar pulau Jawa (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali), dapat mendorong pertumbuhan permintaan. Ini karena adanya peningkatan akn kebutuhan akses internat yang anda, bauk untuk edukasi, bisnis, dan UMKM.
Kemudian, melalui kolaborasi denga NTT East (WEAVE) serta OREX SAI, dapat mendukung penyebaran FTTH (Fiber to The Home) dan 5G FWA (Fixed Wireless Access), terutama pada daerah yang sebelumnya underpenetrated.
3. Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan & Ekspansi Proyek
Shannedy Ong sebagai Direktur Investor Relations dan Keuangan WIFI, melaporkan bahwa pencapaian keuangan perusahaan di tahun 2024 sangat signifikan. Ini karena adanya peningkatan pendapatan 53% YoY (Year on Year), sebesar Rp 671,85 miliar.
Kemudian, laba bersih perusahaan mengalami peningkatan 297%, yaitu sebesar Rp 229 miliar. Sedangkan untuk EBITDA, mengalami pertumbuhan 110% menjadi Rp 491,80 miliar. Hal ini disertai dengan margin EBITDA sebesar 73,2% beserta peningkatan total aset yang menjadi dua kali lipat, yaitu sebesar Rp 2,91 triliun.
Pertumbuhan tersebut karena adanya peningkatan pendapatan dari segmen telekomunikasi sebesar 192%. Selain itu, pertumbuhan terjadi karena perusahaan berhasil melakukan efisiensi di seluruh lini bisnis.
WIFI juga terus melakukan ekspansinya dengan menjalin kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan beberapa mitra global seperti NTT East, Nokia, Huawei, dan Qualcomm.
Kemudian, perusahaan juga secara aktif membangun FTTH dengan tujuan memberikan akses internet bagi masyarakat di berbagai wilayah pemukiman. Oleh karen itu, WIFI mencoba untuk mendorong inklusi digital dan menjadi jembatan untuk mengatasi kesenjangan akses teknologi.
4. Estimasi Pertumbuhan Pendapatan 2025
Dengan kinerja yang luar biasa di awal tahun 2025, beberapa analis memperkirakan bahwa pendapatan dari WIFI akan bertumbuh sekitar 150% YoY. Sehingga, pendapatan akan tumbuh dari Rp 672 miliar (tahun 2024) menjadi Rp 1,651 triliun di tahun ini.
Kemudian, dari sisi laba bersih perusahaan, proyeksinya akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Sehingga, proyeksi pertumbuhan labanya sebesar 124%, yaitu Rp 517 miliar.
5. Sentimen Positif & Investasi Besar
Seperti yang telah kami sebutkan pada bagian sebelumnya, masuknya tokoh nasional seperti Hashim Djojohadikusumo memberikan sentimen positif pada kinerja jangka panjang WIFI. Melalui entitasnya, ia sudah berinvestasi saham WIFI sejak akhir 2024.
Kemudian, adanya kerja sama dengan NTT East membuat WIFI memperoleh dana sekitar Rp 4 triliun (49% kepemilikan WEAVE). Hal tersebut juga disertai dengan transfer praktik operasional untuk memperkuat ekosistem broadband bagi rakyat. Oleh karena itu, hal tersebut menandai ekspansi besar perusahaan dengan basis global.
Analisis Fundamental Saham WIFI
Saham WIFI menjadi salah satu emiten teknologi yang menarik perhatian investor karena memiliki prospek bisnis yang terdiversifikasi dan pertumbuhan yang cepat. WIFI telah mengembangkan jaringan fiber optic guna melayani konektivitas dan memperkuat bisnis cloud service dan bandwith internasional melalui anak usahanya, INET. Mereka juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan berskala global.
Melalui perkembangan yang signifikan tersebut, WIFI berhasil meningkatkan kinerja keuangannya sehingga pendapatannya mengalami peningkatan dari Rp 439 miliar (2023) menjadi Rp 676 miliar (2024), dengan EBITDA melonjak ke Rp 457 miliar. Laba bersih kuartal I 2025 bahkan naik 181% YoY.
Namun, valuasi saham WIFI saat ini masih tergolong rendah dengan PER sekitar 21,94 dan PBV 5,23 pada harga Rp 2.150. PER saham WIFI tercatat tinggi dibandingkan rata-rata sektor teknologi di Indonesia yang saat ini tercatat -2,5 kali. Namun nilai PER ini didukung oleh laba WIFI yang mengalami peningkatan. Sementara itu PBV juga tercatat overvalue jika dilihat dari aset.
Mereka mencatatkan arus kas operasional positif dan bersiap untuk melakukan rights issue sebesar Rp 5,8 triliun. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat ekspansi dan memperbaiki struktur permodalan.
Namun, kita juga perlu melihat total utang dari perusahaan tersebut yang mengalami kenaikan sebesar 14,63% dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 2,222 triliun. Kemudian, jika kita bandingkan dengan total aset perusahaan (Rp 3,273 triliun), utang tersebut memiliki persentase sebesar 67,85%. Sehingga rasio utang terhadap total aset tergolong sangat besar dan perlu Anda pertimbangkan sebelum berinvestasi di dalamnya.
👉 Panduan Lengkap Analisis Fundamental untuk Investor Pemula
Saham WIFI Bagi Dividen
Saham WIFI bakal bagi dividen sebesar Rp 4,72 miliar kepada para pemegang sahamnya. Perusahaan mengumumkan rencana bagi dividen ini pada Selasa, 17 Juni 2025. Jumlah dividen ini meningkat hingga 88,8% dari tahun buku 2023 yang tercatat hanya sebesar Rp 2,5 miliar.
Dengan nilai tersebut maka saham WIFI bakal bagi dividen Rp 2 per lembar saham. Adapun jadwal pelaksanaan pembagian dividen WIFI tahun buku 2024 adalah:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 20 Juni 2025
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 23 Juni 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 24 Juni 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 25 Juni 2025
- Pembayaran dividen: 11 Juli 2025
👉🏻 Recording Date Dividen dan Tanggal Penting Lainnya Untuk Dividen
Risiko dan Peluang Investasi di Saham WIFI
Sebelum berinvestasi saham WIFI, penting bagi Anda untuk melihat risiko dan peluang yang ada di dalamnya. Kami sudah merangkum kedua hal tersebut pada tabel di bawah ini.
❌ Risiko | ✅ Peluang |
---|---|
Utang yang tinggi karena kebutuhan akan pendanaan besar untuk ekspansi jaringan. Hal ini dapat meningkatkan risiko finansial jika terjadi tingkat pendapatannya menurun. | Ekspansi nasional jaringan fiber optic mendorong permintaan layanan backbone dan FTTH. Sehingga, membuka peluang pertumbuhan pengguna di seluruh Indonesia. |
Oleh karena pendapatan perusahaan sebagian besar disokong oleh proyek dari pemerintah (B2G) dan korporasi besar (B2B), membuatnya sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan dan anggaran. | Pasar di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi memberikan potensi pertumbuhan bagi perusahaan. Ini karena kebutuhan konektivitas yang masih belum terpenuhi sehingga menjadi target ekspansi utama. |
Fluktuasi nilai tukar Rupiah dapat berpotensi meningkatkan beban biaya operasional perusahaan. Ini karena pembelian perangkat jaringan dan layanan cloud seringkali berbasis USD. | Transformasi digital di sektor UMKM, transportasi, dan pemerintahan mendorong lonjakan permintaan layanan cloud, edge computing, dan IoT. |
Cara Beli Saham WIFI
Setelah kita melihat beberapa informasi penting terkait dengan saham WIFI, selanjutnya mari kita melihat bagaimana cara berinvestasi di dalamnya. Tentunya Anda dapat menggunakan beberapa broker beli saham terbaik di Indonesia seperti Stockbit, Ajaib, maupun Indo Premier (IPOT).
Kali ini, kami akan memberikan contoh cara membeli saham WIFI melalui aplikasi mobile Stockbit. Namun, pastikan Anda sudah memiliki akun yang terverifikasi terlebih dahulu dan melakukan deposti sesuai dengan jumlah saham yang akan Anda beli.
Berikut langkah-langkahnya:
- Pertama buka aplikasi Stockbit kemudian pilih tab “search“.

- Selanjutnya, Anda dapat mengetikkan kode WIFI pada tab pencarian tersebut dan memilihnya. Ingat pastikan nama perusahaan yang tertulis di bawah kode tersebut PT Solusi Sinergi Digital Tbk.

- Kemudian, Anda dapat memasukkan jumlah lot yang ingin Anda beli. Minimal pembeliannya yaitu sebesar 1 lot, sehingga setidaknya Anda membutuhkan dana Rp 208 ribu (harga per 23 Juni 2025).
- Langkah selanjutnya adalah klik “Buy” untuk konfirmasi pembelian dan tunggu hingga prosesnya selesai.
- Terakhir, lakukan pemantauan investasi Anda secara berkala untuk menghindari risiko.
👉 Jika Anda membutuhkan informasi saham terbaik Indonesia, ini Rekomendasi Saham Terbaik di Indonesia 2025
Kesimpulan: apakah saham WIFI layak dibeli?
Saham WIFI menunjukkan kenaikan pendapatan yang luar biasa dan laba yang kuat. Dengan kinerja tersebut return on equity (ROE) 24% dan net margin lebih dari 30%, memberikan sinyal kinerja operasional yang kuat. Namun kinerja ini harus diperhatikan dengan baik karena leverage perusahaan yang tinggi, yang mungkin akan memengaruhi laba bersih perusahaan di masa depan.
Sementara itu, valuasi WIFI tergolong premium dengan kenaikan lebih dari 1.000% dalam satu tahun. Apalagi saat ini saham kompetitor seperti GOTO (PER -13,14x), BELI (-21,61x), dan EMTK (6,13x) menunjukkan bahwa sektor tengah dalam pelemahan. Menunjukkan bahwa harga WIFI saat ini sudah menunjukkan optimisme masa depan, sehingga sulit untuk bertahan pada tren penguatan, kecuali didukung arus kas yang kuat dan pertumbuhan laba yang konsisten.
Indikator | WIFI | Sektor | Analisis |
PER | 21,94x | -2,5x | Tinggi, namun didukung oleh laba perusahaan |
PBV | 5,23x | 1,8x | overvalue jika dilihat dari asetnya |
Kisaran harga dalam 52 minggu | Rp 179 – Rp 2.730 | – | naik +1.100% dari harga terendah selama 52 minggu terakhir |
Debt to Equity Ratio (DER) | 2x | termasuk tinggi | |
Interest coverage | 4,73x | masih masuk akal, namun tidak terlalu kuat. |
Melihat kondisi tersebut, maka perusahaan ini menunjukkan ekspansi yang agresif yang didorong oleh utang. Disertai valuasi yang meningkat dan momentum spekulatif. Selain itu, lini bisnis WIFI di sektor komoditas (seperti kopi dan kakao) membuat ketidakpastian semakin meningkat.
Oleh karena itu, jika Anda saat ini telah memegang saham WIFI, Anda bisa menahannya. Namun jika Anda ingin membelinya saat ini, sebaiknya tunggu ada koreksi harga atau tunggu ada kenaikan arus kas bebas dan penurunan tingkat utang. Namun kembali kami tegaskan, Anda perlu melakukan analisis secara pribadi untuk menentukan posisi yang paling tepat dengan profil risiko Anda.
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Saham WIFI layak dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena memiliki prospek bisnis yang kuat di sektor digital, seperti jaringan fiber optic, cloud, dan layanan internet rumah. Dukungan investor global seperti NTT East dan potensi pasar luar Jawa memberi peluang pertumbuhan besar. Namun, investor tetap perlu mencermati risiko utang tinggi dan ketergantungan pada proyek besar. Dengan valuasi yang masih murah, saham ini cocok bagi investor yang siap menahan volatilitas sambil menunggu potensi cuan jangka panjang.
Saham WIFI bisa menarik perhatian pemula karena prospeknya di sektor digital dan harga sahamnya yang relatif terjangkau. Namun, saham ini tergolong cukup fluktuatif dan memiliki risiko tinggi karena utangnya besar dan bisnisnya masih dalam fase ekspansi. Untuk pemula, saham WIFI cocok jika Anda sudah memahami risiko investasi dan siap menahan pergerakan harga yang naik-turun. Disarankan untuk mempelajari analisis dasar dan tidak hanya tergiur oleh potensi keuntungan cepat.
Saat ini valuasi saham WIFI tergolong mahal, serta tingkat utang WIFI cukup tinggi. Sehingga ada baiknya untuk menunggu hingga ada koreksi harga dan arus kas WIFI meningkat serta adanya penurunan utang perusahaan.