Osilator Williams untuk Trading

Osilator Williams merupakan salah satu osilator terpopuler dalam dunia trading. Osilator ini merupakan pengembangan dari salah satu trader legendaris dan terkenal. Ia juga memenangkan sebuah kompetisi.

Dalam artikel ini kami akan membahas apa itu Williams %R? Bagaimana cara kerjanya? dan seberapa berguna indikator ini dalam dunia trading? Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Jika ingin memulai trading, Anda dapat membaca artikel berikut: Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
Apa itu Osilator Williams %R?
Indikator Williams %R juga kita kenal dengan sebutan Williams Percent Range. Indikator ini merupakan osilator momentum yang mendeteksi tingkat overbought dan oversold. Cara kerjanya adalah membandingkan posisi harga penutupan hari ini dnegan kisaran sesi terakhir. Umumnya, indikator ini berfungsi dengan baik pada pasar sideways daripada pasar dengan tren yang kuat.

Pencipta dari indikator ini adalah trader legendaris, yaitu Larry Williams. Ia juga pernah menjadi pemenang World Cup Trading Championship pada tahun 1987. Istilah indikator ini muncul pertama kali dalam karya bukunya yang berjudul How I Made One Million Dollars…Last Year…Trading Comodities.

👉 Anda juga dapat membaca buku analis teknikal lainnya pada artikel kami: Buku Analisis Teknikal Terbaik Bahasa Inggris & Indonesia
Rumus Menghitung Oscilator Williams %R
Rumus perhitungan Williams %R cukup sederhana. Untuk mendapatkan nilainya, cukup mengurangkan penutupan dari maksimum tertinggi yang tercatat dalam n hari terakhir. Kemudian membagi hasilnya dengan rentang variasi periode tersebut.
Berikut merupakan rumusnya:
Williams merekomendasikan nilai n sebesar 14 periode.
Jika memperhatikan dengan seksama rumus ini, Anda akan melihat osilator ini hampir mirip dengan Stochastic. Namun, terdapat perbedaan pada perbandingan nilainya hanya mengubah skala yang mewakilinya. Oleh karena itu, Williams mungkin terinspirasi oleh indikator buatan George Lane dalam menciptakan %R milikinya.
Cara Kerja Osilator Williams %R
Dari sudut pandang analisis teknikal, Williams %R memiliki dua kegunaan sebagai berikut:
- Menentukan tingkat overbought dan oversold.
- Mendeteksi kemungkinan perubahan tren ketika terjadi perbedaan antara indikator dan harga.
Selanjutnya, mari kita melihat penjelasan pada dua kegunaan tersebut.
Interpretasi dalam Mendeteksi Overbought dan Oversold
Seperti yang kita ketahui, interpretasi Williams %R mirip dengan Stochastic, meskipun perhitungan nilainya tampak terbalik. Hal ini karena representasinya dalam skala 0 hingga -100.
Cara Menafsirkan Sinyal Overbought dan Oversold
- Tingkat overbought: Harganya akan overbought ketika level Williams %R berada anatar -20 dan 0. Hal ini karena berdekatan dengan kisaran maksimum harga terkini.
- Tingkat oversold: Ketike berada di level -80 dan -100, harganya termasuk oversold. Hal ini karena terletak jauh dari level maksimum kisaran saat ini.
Dalam bukunya, Williams menunjukkan bahwa kita haurs berhati-hati saat menafsirkan. Ini karena penempatannya harus selalu dalam konteks tren yang berlaku pada waktu tertentu. Berikut merupakan penjelasannya:
- Saat berada dalam tren naik, trader harus berhati-hati ketika indikator bergerak di bawah -80. Karena hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa pasar telah menyelesaikan koreksi dalam tren. Oleh karena itu, akan ada pergerakan baru ke atas.
- Sebaliknya, apabila dalam tren bearish dan indikator berada di atas -20, maka posisi ini tersebut merupakan akhir rebound. Sehingga memperingatkan kita bahwa pergerakan baru ke bawah akan mulai.
Selanjutnya, mari kita melihat contohnya dalam grafik harian 3M berikut ini. Kami telah memasukkan indikator Williams %R dengan 14 periode beserta dengan moving average 200 untuk menentukan arah tren:
- Harga berada di atas moving average, Williams %R turun di bawah -80 (lingkaran hijau). Harganya akan menyelesaikan koreksi dan melanjutkan tren naik.
- Namun, ketika harga berada di bawah rata-rata, kita harus waspada saat Williams %R melampaui -20. Ini karena harganya akan menghentikan koreksi naik dan melanjutkan pergerakan turun.

Arti Perbedaan Osilator Williams %R dengan Harganya
Seperti osilator lainnya, kita dapat menemukan perbedaan antara Williams %R dan harga. Meskipun hal tersebut jarang terjadi jika kita bandingkan pada osilator lainnya.
Berikut merupakan dua jenis perbedaannya:
- Divergensi bullish: Harga aset menandai titik terendah yang semakin rendah, sementara Williams %R menunjukkan titik terendah yang semakin tinggi.
- Divergensi bearish: Harga aset menandai titik tertinggi yang semakin tinggi. Pada saat yang sama, Williams %R menandai titik tertinggi yang semakin rendah.
Perlu Anda ingat bahwa hal ini umumnya merupakan sinyal kuat untuk antisipasi perubahan tren. Meskipun penggunaannya tidak bisa terpisah dan harus meninjau situasi dengan indikator lainnya agara dapat mengonfirmasi sinyal tersebut.
👉 Bullish dan Bearish: Apa Perbedaannya?
Contoh Perbedaan Osilator Williams %R dengan Harganya
Kami akan memberikan contohnya dari grafik 4 jam pasangan EUR/USD. Dari gambar di bawah kita melihat bahwa terbentuk divergensi bullish yang jelas pada Mei 2023. Sehingga kita dapat melihat perubahan yang menunjukkan pergerakan ke bawah yang menandai titik terendah dan tertinggi yang semakin rendah.
Sementara kita melihat Williams %R mulai menandai level yang semakin tinggi setelah rebound di level -100.
Hal tersebut menunjukkan tren bearish yang akan berakhir dan dapat terjadi rebound jangka pendek. Pada saat yang sama, saat osilator menembus level -80 beserta EUR/USD menembus garis tren bearish sehingga mengonfirmasi akhir tren ini.
Kemudian, kita dapat melihat perpanjang garis tren bearish bertindak sebagai support saat throwback yang terjadi setelah menembusnya.

Cara Konfigurasi Williams %R saat Trading
Konfigurasi osilator ini sangat sederhana karena hanya ada satu parameter untuk memilih jumlah periode pada indikator. Sehingga Anda bisa mendapatkan titik tertinggi dan terendah yang telah tercatat, secara default 14 hari.
Penggunaan Williams %R dalam Trading
Pertimbangan tren harga saat ini menjadi sangat penting ketika akan menggunakan osilator Williams %R. Dengan cara ini, Anda dapat beroperasi sejalan dengan pasar dan tidak terjebak pada pengambilan posisi yang berlawanan arah.
Cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan moving average 200. Hal ini berfungsi sebagai referensi untuk menentukan level ekstrem yang akan kita pertimbangkan.
Aturan Operasi
Berikut merupakan aturannya:
- Jika harganya di atas moving average 200 dan osilator Williams %R jatuh di bawah level -80, kita akan membuka posisi beli pada pembukaan candle berikutnya.
- Jika hargan di bawah moving average 200 dan osilator Williams %R melampaui level -20, kita akan membuka posisi jual pada pembukaan candle berikutnya.
- Saat dalam posisi beli dan harga jatuh di bawah rata-rata, kita akan menutup posisi.
- Demikian pula, saat kita memegang posisi jual dan harga melampaui rata-rata, kita harus menutup penjualan.
Untuk meminimalkan risiko, kita harus menerapkan stop loss berdasarkan analisis volatilitas aset (misalnya, mengambil nilai ATR persentase).
Kemudian, Anda dapat keluar dari perdagangan dan mengambil keuntungan dengan pertimbangan salah satu kondisi berikut:
- Williams %R mencapai level ekstrem yang berlawanan, sehingga dalam posisi beli, kita akan menutup posisi ketika osilator melampaui level -20. Kemudian, jika berada dalam posisi jual, kita akan membatalkan posisi ketika osilator jatuh di bawah -80%.
- Mencapai keuntungan pada persentase setidaknya 2 kali stop loss.
Contoh Penggunaan Strategi
Selanjutnya, kami akan menunjukkan contoh penggunaan strategi yang baru saja kami jelaskan. Kami menggunakan grafik harian pada Inditex pada 15 Maret 2023. Osilator Williams %R menembus level -80 (lingkaran hijau) dengan harga di atas moving average 200.
Sehingga, kita akan membuka posisi beli pada sesi berikutnya di harga EUR 28,23.
Oleh karena, volatilitas sahamnya rendah, kami menentukan stop loss 3,5% dari titik masuk. Dengan begitu, penetapan kerugian sedikit lebih tinggi dari persentase ATR, yaitu 2,2%. Sehingga berhasil menempatkan stop loss sedikit di bawah minimum candle yang mengaktifkan pembelian.
Target keuntungan akan tercapai sebesar 7% selama Williams %R tidak melebihi level -20. Namun, seminggu kemudian (lingkaran merah) osilator melampaui batas tersebut dan memicu penutupan perdagangan di EUR 29,27 (panah merah) dengan kenaikan 3,35%.

👉 Ini panduan berinvestasi saham untuk pemula: Investasi Saham untuk Pemula: Langkah Demi Langkah
Penggunaan Osilator Williams %R dengan MACD dalam Trading
Seperti yang baru saja kita lihat, untuk operasional dengan Williams%R, tampaknya tepat untuk menggabungkan osilator ini dengan indikator tren. Indikator tersebut bisa berupa moving average sederhana, tetapi juga MACD dapat digunakan untuk keperluan ini.
Secara khusus, operasional akan mengikuti aturan berikut:
- Jika osilator Williams %R jatuh di bawah level -80 dan garis utama MACD berada di atas nol, buka posisi beli pada pembukaan candle berikutnya.
- Sebaliknya, jika osilator Williams %R melebihi level -20 dan garis utama MACD berada di bawah nol, buka posisi jual pada pembukaan candle berikutnya.
- Jika kita sudah membeli, apabila MACD turun di bawah nol, tutup posisi. Hal yang sama akan terjadi jika kita menjual dan MACD naik di atas nol.
Untuk manajemen posisi, pertahankan kriteria yang sama seperti bagian sebelumnya. Yaitu, stop loss berdasarkan ATR persentase, dan keluar karena keuntungan atau karena Williams %R mencapai level yang berlawanan.
Contoh Penggunaan Strategi William%R dengan MACD
Mari kita lihat pengembangan operasi berdasarkan strategi ini. Untuk melihat contohnya, kami menggunakan grafik harian ETF Invesco di Nasdaq 100, yaitu QQQ. Pada grafik tersebut, kita dapat melihat pada 3 Januari 2024 Williams %R berada di bawah -80 sementara garis utama MACD (warna biru) berada di atas nol..
Ketika konfirmasi pada penutupan, eksekusi sinyal beli pada sesi berikutnya terjadi di US$ 396,44. Karena persentase ATR ETF ini berada di 1,15%, tempatkan stop loss di US$ 390,46 sehingga batas kerugiannya 1,50%. Dengan begitu, kita memberikan sedikit ruang agar tidak “tersapu” oleh karena terlalu dekat.
Target profitnya adalah dua kali stop, yaitu sebesar 3% dari titik masuk pada US$ 408,20 dan tercapai pada 10 Januari. Namun, jika mempertahankan posisi dengan menunggi Williams %R menembus level -20, maka keuntungannya akan berada sedikit di atas 4%.

Osilator Trading Lainnya
Berikut merupakan penjelasan dari beberapa osilator lainnya:
- MACD (Moving Average Convergence Divergence): Merupakan pengembangan Gerald Appel di akhir 1970-an. MACD merupakan osilator yang berguna untuk mengidentifikasi perubahan pada kekuatan, arah, momentum, dan durasi tren harga suatu aset.
- RSI (Relative Strength Index): Merupakan osilator rancangan J. Welles Wilder. RSI adalah osilator momentum yang berfluktuasi antara 0 dan 100. Berguna untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold pada suatu aset.
- CCI (Comodity Channel Index): Osilator dari Donald R. Lambert pada tahun 1980-an. Penghitungannya berdasarkan volume perdagangan yang mengukur variasi harga sautu aset terhadap moving average sehingga dapat mendeteksi perubahan arah tren.
- Osilator Volume: Menunjukkan perbedaan persentase dua moving average yang penghitungannya berdasarkan volume perdagangan. Sehingga memungkinkan kita mengidentifikasi peningkatan atau penurunan tekanan beli atau jual.
Kesimpulannya, Williams %R adalah indikator analisis teknis jenis osilator, yang bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan perubahan tren atau kelelahan harga, melalui divergensinya, selama indikator tersebut menandai tingkat overbought atau oversold.
Petanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Williams %R menunjukkan hubungan antara harga penutupan dan rentang tertinggi-terendah dalam suatu periode, biasanya 14 hari. Indikator ini memiliki skala dari 0 hingga -100, di mana kondisi overbought terjadi jika nilai di atas -20, dan oversold terjadi jika nilai di bawah -80.
Secara umum, Williams %R mampu memprediksi kondisi overbought dan oversold dengan tingkat akurasi 70-80%. Namun, karena tidak ada indikator yang sempurna, Williams %R sebaiknya dikombinasikan dengan alat analisis teknikal lainnya untuk hasil yang lebih baik.