Margin Call: Tanda Bahaya yang Harus Diketahui Setiap Trader

Arti Margin call adalah pemberitahuan yang diberikan oleh broker ketika tingkat deposit kita sangat dekat dengan margin minimum, atau dengan kata lain, tidak ada jaminan yang tersisa untuk menutupi risiko posisi kita.
Ketika kita membahas tentang hal ini, yang terjadi adalah saat menggunakan leverage, posisi kita (aset yang telah kita investasikan) mengalami penurunan yang menghabiskan sebagian besar modal kita. Akibatnya, modal tersisa berada di bawah level minimum jaminan yang ditetapkan oleh broker. Pada saat ini, broker akan memberi tahu kita mengenai situasi tersebut.
Dalam skenario ini, kita memiliki dua pilihan:
- Menambahkan jaminan: Deposit dana tambahan untuk memenuhi persyaratan margin minimum.
- Membiarkan broker menutup posisi: Menyetujui kerugian dan tidak menyetor dana tambahan.
Pada situasi tertentu, broker mungkin menerbitkan margin call kepada nasabah, meskipun akun nasabah memiliki jaminan yang cukup. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa yang dapat menciptakan volatilitas di pasar.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Menerima Margin Call?
Jika Anda menerima margin call, tetap tenang dan jangan panik. Ada beberapa opsi yang bisa diambil, tergantung pada situasi Anda.
Pertama, jika Anda menggunakan leverage dan menerima peringatan dari broker, Anda perlu menyediakan dana sesuai yang diminta untuk menutupi margin. Dengan melakukan ini, masalah akan teratasi karena broker sudah mendapatkan jaminan yang diperlukan.
Sebagai alternatif, Anda bisa memilih untuk tidak menyediakan dana dan menutup posisi yang terbuka. Namun, perlu dicatat bahwa menutup posisi berarti Anda harus menerima kerugian yang diakibatkan oleh keputusan tersebut.
Ketika menerimanya, Anda memiliki beberapa opsi untuk dipilih. Penting untuk memahami konsekuensi dari setiap opsi dan menilai kemampuan Anda untuk mengambil tindakan yang sesuai.
Jenis-Jenis Margin Call
Berikut ini adalah jenis-jenis margin call yang umum saat ini:
- Margin Call 100% terjadi ketika nilai ekuitas (aset) di rekening investasi Anda turun hingga menyentuh jumlah margin requirement, yaitu uang yang diperlukan untuk membuka posisi trading. Misalnya, jika Anda memiliki ekuitas sebesar 100 juta dengan margin requirement 10%, Anda menyisihkan 10 juta untuk satu posisi. Jika nilai ekuitas turun menjadi hanya 10 juta, Anda akan menerima margin call 100%. Ini berarti ekuitas Anda sudah sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menutupi margin posisi Anda sehingga broker akan meminta tambahan dana.
- Margin Call 40% muncul sebagai peringatan ketika ekuitas Anda turun hingga mencapai 40% dari margin requirement. Broker yang menerapkan kebijakan ini biasanya lebih konservatif. Misalnya, jika ekuitas Anda 100 juta dengan margin requirement 10%, broker akan mengeluarkan peringatan jika ekuitas Anda turun hingga 4 juta. Artinya, nilai ekuitas Anda sudah turun menjadi 40% dari jumlah yang diperlukan untuk margin, dan broker ingin memastikan Anda menambah dana untuk menghindari likuidasi posisi.
Contoh Margin Call
Contoh di Saham
Jika Anda memiliki modal 20 juta, tetapi ingin membeli 25 lot saham (2.500 lembar) yang harganya 12.500 per lembar. Dengan demikian, total modal yang diperlukan adalah 31,25 juta.
Karena Anda tidak memiliki dana sebanyak itu, Anda memutuskan untuk menggunakan pinjaman (margin trading) untuk membeli saham tersebut. Namun, jika harga saham turun menjadi 12.000 per lembar, broker akan mengirimkan peringatan kepada Anda.
Margin call ini meminta Anda untuk menyetor tambahan dana sebesar 625.000. Jumlah ini diperoleh dari selisih antara harga beli awal dan harga baru, dikalikan dengan jumlah saham yang Anda miliki.
Contoh di Forex
Broker menetapkan margin call pada level 40%. Misalnya, Anda melakukan trading forex dengan modal awal USD 8.000, tetapi karena penurunan harga, nilai investasi Anda menurun menjadi USD 5.000. Anda juga menggunakan fasilitas pinjaman sebesar USD 5.000 untuk trading tersebut.
Tingkat margin dihitung dengan rumus: (modal saat ini – utang) / utang x 100. Dalam kasus ini, tingkat margin Anda adalah (USD 8.000 – USD 5.000) / USD 5.000 x 100 = 60%. Jika tingkat margin ini turun lagi hingga mencapai 40%, Anda akan menerima peringatan dari broker.
Apa Saja Penyebab Terjadinya Margin Call
Margin call dapat mempengaruhi kondisi psikologis investor. Untuk menghindari peringatan ini, berikut ini beberapa alasan umum mengapa broker mengeluarkannya:
- Perencanaan yang kurang matang: Margin call bisa dihindari dengan perencanaan yang baik sebelum trading. Ini berarti menghitung risiko dan potensi keuntungan secara cermat. Meskipun perencanaan terlihat merepotkan, langkah ini sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian.
- Mengandalkan trading sebagai sumber pendapatan utama: Trading merupakan aktivitas dengan risiko tinggi. Banyak orang mengalami kerugian besar karena mereka mengejar keuntungan yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko yang ada. Mereka seringkali menetapkan target yang tidak realistis atau tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Meski memiliki perencanaan dan pengetahuan, pasar modal tetap sulit diprediksi.
- Kurangnya pengetahuan: Investor pemula sering kali tergoda oleh keuntungan besar yang diperoleh orang lain dalam trading. Namun, keuntungan sebenarnya hanya bisa diperoleh jika Anda memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang trading.
- Membuka terlalu banyak posisi: Membuka banyak posisi trading dengan margin yang tinggi meningkatkan risiko. Makin banyak aset yang dibeli, makin besar pula risiko yang harus ditanggung. Kondisi ini bisa mengakibatkan margin call.
- Tidak menggunakan stop loss: Jika Anda membiarkan posisi trading yang merugi tanpa mengambil tindakan, kerugian bisa terus bertambah dan menghabiskan margin yang tersedia. Akibatnya, broker akan mengirimkan peringatan.
Cara Mencegah Margin Call
Trading menggunakan pinjaman memang menarik karena Anda tidak perlu mengeluarkan seluruh modal. Namun, Anda harus teliti dalam membaca kondisi pasar untuk menghindari situasi yang merugikan. Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk mencegahnya:
- Gunakan fitur stop loss: Fitur stop loss membantu membatasi kerugian dengan otomatis menjual saham saat harga turun ke tingkat tertentu. Misalnya, jika Anda membeli saham ABCD di harga Rp1.200 per lembar dan menetapkan stop loss di Rp1.150, sistem akan otomatis menjual saham jika harga turun hingga Rp1.150. Ini membantu Anda mencegah kerugian lebih besar jika pasar bergerak melawan Anda.
- Tambahkan dana: Jika terjadi margin call, Anda bisa menambahkan dana untuk menutupi kekurangan sesuai permintaan broker. Pastikan Anda menggunakan dana cadangan atau dari portofolio lain agar tidak mengganggu kebutuhan finansial sehari-hari.
- Jaga jumlah pinjaman tetap wajar: Kondisi ini sering kali disebabkan oleh pinjaman yang terlalu besar. Jika Anda seorang investor pemula, sebaiknya hindari mengambil pinjaman besar karena selain membayar pinjaman pokok, Anda juga harus membayar bunganya. Jika nilai investasi turun dan suku bunga naik, pinjaman akan makin sulit dikelola.
- Terapkan manajemen keuangan yang baik: Mengelola keuangan dengan baik bisa menghindarkan Anda. Alokasikan hanya sebagian kecil modal untuk satu posisi trading. Misalnya, jika modal Anda 300 juta, gunakan margin 3% untuk satu posisi sehingga Anda hanya mengalokasikan 9 juta. Dengan strategi ini, penurunan ekuitas yang signifikan memerlukan banyak posisi trading yang rugi. Jika strategi Anda baik, kemungkinan mengalami kerugian besar menjadi lebih kecil.
Margin Call Movie di Netflix dan Bioskop

Margin Call adalah konsep yang telah menjadi judul film Hollywood, termasuk di platform, seperti Netflix, HBO, dan Amazon Prime. Salah satu yang paling terkenal adalah film yang dibintangi aktor Kevin Spacey dan disutradarai oleh JC Chandor.
Film yang dirilis pada tahun 2011 ini bercerita tentang delapan profesional keuangan yang bekerja di sebuah bank investasi besar. Cerita film ini berlangsung selama 24 jam sebelum dimulainya Resesi Besar pada tahun 2008.
Sebagai selingan, Anda juga bisa menyimak artikel kami yang membahas tentang rekomendasi buku dan film terbaik tentang trading dan saham.
- Rekomendasi Buku Terbaik Belajar Investasi di Pasar Saham
- Buku Analisis Teknikal Terbaik Bahasa Inggris & Indonesia
- Rekomendasi Film Investasi Saham, Asik dan Seru!
FAQs – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Margin call terjadi ketika seorang investor dipaksa untuk segera menyediakan uang tunai guna menutupi utang yang timbul selama trading. Ini biasanya disebabkan oleh penurunan nilai pasar dari aset, seperti saham, yang telah digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman. Artinya, jika nilai aset yang dijaminkan turun drastis, broker atau lembaga keuangan akan meminta investor untuk menambah dana guna menjaga agar posisinya tetap aman. Jika investor tidak dapat memenuhi margin call tersebut, mereka mungkin harus menjual aset dengan harga yang merugi atau menghadapi kerugian besar.
Jika Anda tidak dapat memenuhi margin call dengan cepat sesuai permintaan broker, broker mungkin akan menjual sekuritas Anda tanpa izin untuk menutupi kekurangan tersebut. Biasanya, Anda memiliki waktu dua hingga lima hari untuk merespons margin call, tetapi waktu tersebut bisa lebih singkat saat pasar sedang sangat volatil.
Margin call adalah peringatan pertama yang diterima trader, menandakan bahwa mereka perlu menambahkan dana atau menutup posisi mereka untuk menghindari likuidasi paksa. Peringatan ini muncul ketika dana di akun trading tidak mencukupi untuk menutupi kerugian yang terjadi. Sedangkan likuidasi adalah penutupan posisi trader secara otomatis oleh broker untuk mencegah saldo akun jatuh di bawah nol. Dalam proses likuidasi, broker akan menjual aset yang ada di akun untuk menutupi kerugian, sehingga saldo akun tidak menjadi negatif.