RSC Mansfield: Indikator untuk Mengukur Kinerja Saham

RSC Mansfield (Relative Strength Comparison) merupakan indikator kekuatan relatif yang memberikan kita informasi tentang kekuatan pada nilai atau sektor. Caranya adalah membandingkan dengan nilai yang kita ambil sebagai referensi. Sehingga, alat ini digunakan untuk membandingkan apakah suatu aset lebih baik atau buruk dibandingkan indeks yang kita gunakan sebagai dasarnya. S&P 500 menjadi indeks yang umum untuk menjadi acuan karena banyak analis dunia yang menggunakan dan menjadi acuan ekonomi dunia.

Apa itu RSC Mansfield?
Indikator ini sangat berguna ketika kita berinvestasi pada saham. Terutama karena indikator ini menunjukkan kekuatan pada saham yang kita minati dengan menggunakan pembanding nilai lainnya. Sehingga tugas utama dari indikator ini adalah membandingkan.
Untuk dapat menghitung RSC Mansfield, kita sebaiknya menggunakan grafik mingguan, dengan rata-rata 52 minggu. Oleh karena itu, tujuannya adalah membuat Anda melakukan investasi pada jangka waktu menengah atau panjang. Berikut merupakan rumus untuk menghitungnya:
- BP (Base Prior) atau dasar sebelumnya = (R(1) + R(2) + … + R(52)) / 52, dengan kata lain:
- Rasio = Harga aset dasar / Harga aset yang ingin kita bandingkan
Hindari penggunaan indikator ini pada rentang harian atau jam. Hal tersebut karena jumlah sinyal pada rentang grafik tersebut tidak menentu dan membuat indikator tersebut kurang berguna.
Dengan indikator ini, Anda dapat membandingkan dua aset apa pun. Misalnya, Anda dapat membandingkan mata uang kripto dengan konsensus pasar atau dengan Bitcoin untuk mengetahui kinerjanya.
Berikut merupakan contoh perbandiingan kinerja IHSG dengan S&P500:

Dapat kita lihat, indeks saham IHSG nilainya tidak dapat mengungguli S&P 500.
👉 Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading
Kegunaan Indikator RSC
Indikator tersebut berguna untuk menganalisis saham dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, indikator ini tidak sesuai jika Anda melakukan trading. Sekali lagi, kami memberikan saran untuk tidak hanya menggunakan indikator ini untuk membuat keputusan investasi. Anda juga harus memperhatikan faktor lain seperti sektor saham, struktur teknis, volume, dan fundamental.
Bagaimana Menerapkan RSC Mansfield?
Kita dapat menemukan indikator RSC Mansfield di bagian bawah grafik. Misalnya kita memilih saham Apple Inc. sebagai salah satu raksasa teknologi dunia. Berikut merupakan penerapan indikatornya:
- Warna hijau: RSC Mansfield berada di atas 0, menunjukkan bahwa saham atau sektor tersebut berkinerja lebih baik daripada indeks acuan. Ini berarti bahwa aset yang kita bandingkan tumbuh lebih dari rata-rata dalam 52 minggu terakhir. Oleh karena itu, saham tersebut menjadi saham yang lebih kuat daripada S&P500. Ini akan menjadi sinyal yang sangat kuat untuk mengidentifikasi saham dengan potensi apresiasi yang kuat karena pada awalnya, kenaikannya lebih dari pasar dan penurunannya lebih sedikit daripada pasar.
- Warna merah: RSC Mansfield berada di bawah 0, yang menunjukkan bahwa nilai atau sektor berkinerja lebih buruk daripada indeks acuan. Jika berada di bawah 0, menunjukkan bahwa nilai absolut indeks tidak terlalu relevan dan kinerjanya lebih buruk daripada rata-rata pasar, sehingga kita harus menghindari memilih saham dengan Mansfield negatif.
- Jika sama dengan nol: Berkinerja sama dengan pasar, kita harus menunggu apakah indikatornya akan naik atau turun.
Kita juga dapat mengamati bahwa nilai dapat naik dan turun, terlepas dari apakah di atas atau di bawah 0. Berikut merupakan artinya:
- Ketika nilai naik, kinerjanya cenderung lebih baik
- Ketika nilai turun, kinerjanya mulai lebih buruk daripada indeks acuan.
Contoh grafik RSC Mansfield
Pada grafik berikut, kita memiliki representasi harga saham perusahaan dalam grafik mingguan. Sehingga setiap candle berarti satu minggu perdagangan. Tepat di bagian bawah grafik, kita menemukan indikator RSC Mansfield.

Pada bagian pertama grafik, ketika harga mulai turun dan mengambil tren menurun, indikator RSC Mansfield mulai menurun (zona merah). Sebaliknya, kita melihat bahwa ketika harga mulai naik, RSC Mansfield mengubah kemiringannya dan mulai naik hingga melewati garis 0 (berubah dari warna merah menjadi hijau).
Indikator dalam analisis teknikal lainnya
Selain menggunakan RSC Mansfield, Anda juga bisa menggunakan indikator lain untuk membantu membuat keputusan dalam perdagangan. Berikut ringkasan beberapa indikator lainnya:
- MACD: Indikator yang dihitung dengan mengurangi exponential moving average (EMA) 26 periode dari EMA 12 periode yang menghasilkan garis MACD yang dibandingkan dengan garis sinyal. Apabila garis MACD melintas di atas garis sinyal ini memberikan sinyal beli. Jika garis MACD di bawah garis sinyal ini memberikan sinyal jual.
- Stochastik (Stokastik): Indikator stokastik adalah osilator yang membandingkan harga penutupan saat ini dari suatu aset dengan rentang harga selama periode waktu tertentu. Stokastik diekspresikan dalam skala 0 hingga 100 dan umumnya dianggap bahwa nilai di atas 80 menunjukkan bahwa aset tersebut jenuh beli, sedangkan nilai di bawah 20 menunjukkan bahwa aset tersebut jenuh jual.
- Indeks Kekuatan Relatif (RSI): Indeks ini merupakan indikator yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Bervariasi dari 0 hingga 100 dan biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual di pasar. RSI di atas 70 menunjukkan jenuh beli, sedangkan nilai di bawah 30 menunjukkan jenuh jual.
- Indikator CCI (Commodity Channel Index): indikator ini digunakan untuk mendeteksi awal dan akhir dari sebuah tren. Ketika CCI melintasi ke atas level nol, itu sebagai sinyal bahwa aset sedang memulai tren naik baru sehingga para trader sebaiknya memulai posisi beli (long).
- Osilator Williams: Juga dikenal sebagai Williams Percent Range. Mirip dengan indikator stokastik, dengan perbedaan bahwa skala terbalik dan indikator dikalikan dengan -100. Williams %R berosilasi antara 0 dan -100, di mana nilai antara 0 dan -20 menunjukkan kondisi jenuh beli, dan nilai antara -80 dan -100 menunjukkan kondisi jenuh jual.
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Untuk menentukan kinerja saham yang akan Anda pilih, Anda dapat menggunakan indikator tersebut. Kemudian, Anda dapat melihat ke bawah grafik. Apabila indikatornya berwarna merah, maka nilainya akan di bawah 0 sehingga kinerja saham tersebut cenderung lebih buruk dari acuannya. Apabila indikator berwarna hijau, maka kinerjanya lebih baik apabila kita bandingkan dengan indeks acuannya.
Tentu saja, indikator ini membantu Anda dalam melihat kinerja saham yang akan Anda pilih. Indikator tersebut bekerja dengan membandingkan nilai saham dengan indeks yang Anda jadikan acuan. Namun, kami menyarankan untuk tidak hanya menggunakan satu indikator saja dalam memilih saham di mana Anda akan berinvestasi. Masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan seperti fundamental perusahaan, sektor perusahaan, dan kapitalisasi pasar.