Bitcoin

SHA-256 merupakan salah satu algoritma terpopuler dalam dunia kripto. Algoritma ini menjadi bagian dari langkah-langkah untuk mengamankan aset kripto.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan definisi SHA-256, aplikasi praktisnya, kelebihannya, dan pengaruh di masa depan terhadap kriptografi. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
Sebelum membahas algoritma ini, mari kita melihat definisi fungsi hash. Fungsi hash adalah algoritma matematis yang mengubah berbagai blok data menjadi rangkaian karakter dengan panjang yang tetap. Algoritma ini bertugas memastikan hasil dari input untuk memberikan hasil output dengan panjang yang sama.
SHA-256 menjadi salah satu fungsi hash. Algoritma ini menjadi algoritma terpopuler sehingga menjadi algoritma dari Bitcoin itu sendiri. Oleh karena itu, algoritma ini memungkinkan penambang Bitcoin untuk membuat Proof of Work menjadi homogen.
👉 Jika Anda ingin berinvestasi Bitcoin, simak artikel berikut: Cara Aman Berinvestasi Bitcoin 2024 di Indonesia: Panduan Langkah
Sebagai salah satu algoritma dalam kriptografi, SHA-256 memiliki beberapa karakteristik utama. Berikut merupakan karakteristiknya:
Hash merupakan nilai unik dengan ukuran yang tetap meskipun berasal dari data yang memiliki panjang beragam. Singkatnya, hash merupakan "sidik jari" digital dari data asli.
Sehingga, dengan menggunakan algoritma SHA-256, ketika terjadi perubahan input sekecil apa pun itu, maka akan menghasilkan output yang berbeda. Hal ini menjadi penting dalam berbagai pengaplikasiannya. Misalnya, seperti kriptografi, verifikasi transaksi mata uang kripto (Bitcoin), verifikasi perangkat lunak dan file, keamanan web, manajemen data, dan lain-lain.
👉 Simak artikel pinjaman dalam bentuk kripto: Apa itu Crypto Loan (Pinjaman Kripto)?
Seperti yang telah kita bahas di atas, bahwa algoritma ini memiliki beberapa pengaplikasian. Berikut merupakan pengapilkasiannya:
Penggunaan SHA-256 yang paling populer adalah pada penambangan dan verifikasi transaksi cryptocurrency, khususnya Bitcoin. SHA-256 menjadi algoritma hash yang Bitcoin gunakan sebagai mata uang kripto pertama dan terbesar di dunia. Algoritma ini menjamin keamanan dengan memverifikasi transaksi dan menjaga integritas blockchain pada Bitcoin.
Ada juga cryptocurrency lain yang menerapkan SHA-256, namun tidak begitu populer, misalnya Syscoin (SYS). Koin ini merupakan sebuah proyek yang bertujuan untuk menawarkan keamanan Bitcoin dan fleksibilitas Ethereum. Sehingga dapat kita sebut 2 koin dalam 1 dalam satu blockchain.
👉 Pelajari lebih lanjut mengenai Bitcoin: ETF BITO: ProShares Bitcoin Strategy Fund, Apa Itu? dan Apa Itu ETP, ETC, dan ETF Bitcoin?
Dalam aplikasi yang lebih umum, SHA-256 berguna untuk memverifikasi integritas dan keaslian file maupun perangkat lunak.
Pengaplikasiannya cukup sederhana. Setelah menghitung hash dari file asli, setiap terjadi perubahan akan menghasilkan hash yang berbeda. SHA-256 akan memberikan peringatan akan adanya mainpulasi atau kerusakan file asli, sehingga menjamin keamanan.
Selanjutnya kami akan menjelaskan Sertifikat SSL terlebih dulu. Sertifikat SSL adalah sertifikat digital yang memverifikasi identitas sebuah situs web, sehingga memungkinkan koneksi jaringan terenkripsi ke situs web tersebut.
Berikut merupakan penjelasan sederhananya, agar Anda dapat memahami dengan mudah:
Keunggulan utama algoritma ini jika kita bandingkan dengan SHA-1 dan algoritma lainnya adalah ketahanan terhadap tumpang tindih yang lebih besar. Sehingga, memungkinkan penambang Bitcoin atau transaksi pada blockchain untuk meningkatkan kemampuan komputasinya. Hal ini juga mengotomatisasi lebih banyak operasi tanpa takut akan potensi kegagalan.
Seiring dengan peningkatan kemampuan komputasi, algoritma terdahulu akan menjadi lebih rentan terhadap serangan tumpang tindih. Yaitu saat dua input yang berbeda dapat menghasilkan hash yang sama sehingga membuat fungsi hash tidak berguna.
Namun, dengan SHA-256 yang memiliki panjang yang lebih dan struktur yang lebih baik, memberikan ketahanan lebih besar terhadap kerentanan ini.
👉🏻 Pelajari juga mengenai trading NFT: Apa itu NFT? Ini cara kerja & berinvestasi di dalamnya
Perkembangan keamanan digital yang pesat, membuat SHA-256 masih menjadi elemen kunci. Namun, para ahli data terus bekerja demi mengembangkan metode hash yang lebih kuat sebagai bentuk evolusi berkelanjutan pada perlindungan data.
R&D kriptografi mengarah pada pengembangan metode kriptografi yang tidak hanya aman terhadap ancaman saat ini, namun tahan terhadap kemungkinan kemajuan komputasi kuantum. Hal ini merupakan ancaman utama terhadap kriptografi seperti yang telah kita ketahui hingga hari ini.
Menurut para ahli di bidangnya, komputasi kuantum, masih membutuhkan waktu bertahun-tahun (bahkan dekade) hingga cukup berkembang untuk berfungsi sepenuhnya.
Namun, tugas ini terus berlanjut terutama dalam dunia kriptografi sehingga inovasi fungsi hash yang tahan terhadap kuantum dapat tercipta. Hal ini guna menjaman keamanan data di masa depan, saat komputasi kuantum telah menjadi kenyataan.
SHA-256 telah menjadi pilar fundamental dalam evolusi keamanan digital, dengan menetapkan standar integritas dan otentikasi.
Perannya melampaui kriptografi mata uang kripto yaitu telah meletakkan dasar untuk keandalan dalam verifikasi file, otentikasi web, dan perlindungan data.
Seiring dengan kemajuan keamanan digital, warisan SHA-256 tanpa diragukan lagi akan menginspirasi dan menjadi bagian dari evolusi menuju metode yang lebih aman dan adaptif dalam perlindungan informasi online.
👉 Cara untuk menyimpan aset kripto: Wallet Crypto: Mana Lebih Aman, Hot Wallet atau Cold Wallet?
👉🏻 Pelajari juga cara trading Forex: Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Lakukan Perdagangan Forex