Harga Bitcoin Tembus US$ 100.000, Ini Proyeksinya!

Setelah harga Bitcoin tembus harga tertingginya (all-time high/ATH) pada akhir tahun 2024, Bitcoin berhasil menembus US$ 100.000. Dalam artikel ini kami akan mengulas alasan dari kenaikan harga Bitcoin yang berhasil menembus US$ 100.000!

Harga Bitcoin sebagai kripto terbesari di dunia berhasil tembus US$ 100.000.

Baiklah, baiklah… Pada akhir tahun 2024 kita mengalami kondisi pasar keuangan ini sungguh luar biasa, semua harga naik, bahkan kenaikan terjadi karena hukuman.

Indeks SP500 sudah menggoda -bahkan telah melewati sementara- batas 6.000 poin, China sedang on fire, dan bahkan Rusell 2000 yang telah datar selama 3 tahun, telah kembali menyentuh dan tampaknya ingin memecahkan rekor tertinggi akhir 2021, mendekati 2.500 poin.

Tetapi sekarang, yang membuat semua mata memandang adalah Bitcoin, yang sudah melampauai batas US$ 100.000. Bitcoin akhirnya memecahkan, dan dengan tekad perlawanan historis & psikologis dari level resistance US$ 70.000.

Memang benar bahwa Bitcoin sudah pernah menyentuh titik tersebut pada kesempatan sebelumnya. Tetapi itu tidak lebih dari sekadar panggilan sirene. Begitu menyentuh level tersebut, Bitcoin kembali masuk ke saluran lateral-menurun di mana ia terjebak sejak Maret tahun ini.

harga bitcoin US$ 100.000: BTC menembus sideways bearish dan mencapati titik tertinggi yang baru
Bitcoin Menembus Level Resistance

Sekarang bagaimanapun, tampaknya ini adalah pemecahan yang kuat.

Dan mengapa sekarang? Apa peristiwa yang menyebabkan demam Bitcoin mendadak ini? dan yang paling penting harga Bitcoin tembus US$ 100.000 di tahun 2025 ini.

Marilah kita lihat!

👉 Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pelajari apa itu BTC dalam: Mengenal Apa Itu Bitcoin: Kripto Pertama Dunia

Harga Bitcoin US$ 100.000: Alasan BTC Mencapai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Pastinya terdapat beberapa alasan di baliknya. Namun, kami akan memberikan 3 alasan yang paling berpengaruh.

Dimulainya proses normalisasi suku bunga

Kami sudah beberapa kali membahasnya, Bitcoin sepertinya menjadi aset yang berbanding terbalik (tidak sepenuhnya) dengan suku bunga. Sehingga, hal tersebut seperti aset berisiko lainnya, misalnya saham berkapiltalisasi kecil.

harga bitcoin US$ 100.000: Korelasi harga BTC dengan suku bunga yang berbanding terbalik
Korelasi Suku Bunga vs Bitcoin

Berikut merupakan 3 peristiwa yang telah BTC lalui dalam 3 tahun terakhir:

  • Siklus kenaikan suku bunga (garis biru): Bitcoin kehilangan hampir 70% dari seluruh nilainya.
  • Siklus puncak suku bunga (garis kuning atau oranye): Mata uang kripto dapat menstabilkan nilianya saat akhir dari kenaikan suku bunga terlihat. Sehingga nilai BTC relatif stabil, meskipun adanya serangkaian peristiwa, kita akan meliahtnya pada poin 2.
  • Siklus awal penurunan suku bunga (garis merah): Setelah dua kali penurunan 75 bps hanya dalam satu bulan, BTC mulai naik dengan kuat.

Sehingga, semua hal tersebut menunjukkan mata uang uang kripto terbesar ini masih mendapat anggapan sebagai aset berisiko di pasar. Kemudian, ada alternatif lain yang lebih aman dengan harga yang terjangkau. Misalnya, obligasi dengan kupon yang mendekati 5%, yang membuat investor tidak berinvestasi di dalamnya.

Namun, ketika siklus ini tampaknya telah mencapai puncaknya, pasar mulai mempertimbangkan opsi investasi lain yang lebih berisiko. Misalnya, berinvestasi pada Bitcoin.

👉 Pelajari juga Mana Alat Penyimpanan Nilai yang Lebih Baik: Emas vs Bitcoin?

Masuknya Modal Institusional

Berikut beberapa peristiwa yang telah berpengaruh pada perilaku Bitcoin pada tahun 2024. Namun, tentu saja hal ini sudah diperhitungkan.

  • Masuknya modal institusional melalui 11 ETF yang mendapat persetujauan SEC pada bulan Januari. Meskipun sudah beberapa bulan ini terdapat eksepektasi akan hal ini, fakta ini hanya mengonfirmasi bahwa pemodal institusional menganggapnya sebagai aset investasi nyata. Jadi, meski berisiko, namun tetap saja BTC adalah aset.
  • Halving BTC pada bulan Mei lalu menjadi peristiwa yang 100% diperhitungkan. Namun, tetap pada pendeketan bullish, atau setidaknya netral yang selalu di atas US$ 50.000.

Namun, ada hal yang lain. Sesuatu yang membuat dalam 1 minggu harga BTC melonjak hampir 30% atau 40% pada Oktober 2024. Namun, apa penyebabnya?

👉 ETF BITO: ProShares Bitcoin Strategy Fund, Apa Itu?

Mari kita melihatnya!

Kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden

Hal ini menjadi fakta ketika kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris dapat memicu kenaikan mata uang kripto. Namun, sebenarnya terdapat dua alasan utama sebagai berikut:

  • Dana Federal Reserve: Memang benar, kandidat dari Partai Republik ini berkomitmen untuk membuat dana candangan strategis dalam Bitcoin. Sehingga, Pemerintah Federal AS harus mulai mengakuisisi BTC secara langsung, meningkatkan permintaan (sekali lagi institusional), dalam menghadapi aset degan pasokan yang 100% kaku dan kita ketahui. Selain itu, Trump tidak hanya memenangkan pemilihan presiden, tetapi juga menguasai senat. Kemudian, ada perwakilan Partai Republik yang sangat bersemangat dalam mendukung Bitcoin, yaitu senator dari Partai Republik dari negara bagian Wyoming, Cynthia Lummis. Ia yang memberikan usulan untuk membuat dana cadangan dalam bentuk BTC.
Statement dari Cynthia Lummis yang mendukung adanya cadangan dana dalam bentuk BTC
Statement Chyntia Lummis
  • Bitcoin Gratis: Meskipun tidak sepenuhnya gratis, Trump berkomitmen untuk mempertahankan sikapnya yang mendukung mata uang kripto melalui deregulasi peraturannya. Misalnya, pemerintah AS harus memfasilitasi munculnya produk keuangan baru yang memungkinkan investor mendapatkan eksposur terhadap mata uang kripto ini. Kemdian, pemerintah harus melegalkan penggunaannya tanpa adanya hambatan, misalnya memungkinkan melakukan pembayaran dengan mata uang kripto.

👉 Dampak Pemilu AS 2024 pada Pasar Keuangan dan Rekomendasi Strategi Investasi

Harga Bitcoin tembus US$ 100.000: Proyeksi di masa depan

Faktanya, kita sudah melihat harga Bitcoin tembus US$100.000 di tahun 2025 ini. Kami akan memberikan pendapat berkaitan dengan prediksi harga Bitcoin 2025 (ini bukan rekomendasi melainkan hanya pendapat).

Berdasarkan teori perdagangan, manusia cenderung merasa bingung ketika berhadapan dengan ambang batas harga tertentu. Kita menyebut hal itu sebagai penghalang psikologis.

Sehingga, setelah kenaikan yang luar biasa (reli bullish) yang terjadi akhir-akhir ini, ada kemungkinan akan ada jeda pada kenaikan yang hampir vertikal ini. Hal ini terbukti setelah mengalami kenaikan luar biasa di akhir tahun 2024, ada penurunan meskipun tidak signifikan di awal tahun 2025. Kemudian, kita melihat bahwa harga BTC kembali melampaui alltime high di akhir Januari 2025.

Itu bukan menjadi masalah karena tujuan utama untuk menembus batas tersebut akan tercapai sehingga kita akan melihat Bitcoin bernilai enam digit.

Kemudian, kita harus memperhatikan faktor-faktor yang dijelaskan di sini. Artinya, kita harus melihat bagaimana isu Trump akan berkembang. Selain itu, kita juga harus melihat perlakuannya terhadap industri kripto, situasi suku bunga, dan lain-lain.

Mari kita juga melihat proyeksi nilainya di masa depan.

Prediksi Harga Bitcoin Tahun 2025

Jika mengggunakan indikator tambahan Fibbonacci, yang mengukur seberapa jauh harga saat ini telah mencapai dorongan harga sebelumnya. Kita melihat bahwa sudah melewati sehingga nilainya kembali pulih ke 0,618 (angka emas dalam deret Fibonacci).

Analisis dan prediksi harga Bitcoin di tahun 2025
Analisis BTC dengan Fibbonacci Retracement

Kita dapat melihatnya dalam grafik, bahwa retracement pertama berada level Fibbonacci 78,6%. Kemudian, harga dari BTC kembali naik sehingga menembus level 61,8%. Harga dari koin ini terus naik hingga menembus level 23,6%.

Namun, ada penurunan sehingga level Fibbonacci-nya mencapai 38,2%. Hingga saat ini masih terjadi koreksi dengan nilai tertinggi mencapai US$ 109 ribu.

Menurut sejumlah dan ekonom, harga dari BTC akan terus mengalami kenaikan. Mereka memprediksi harga dari koin tersebut bisa mencapai US$ 200 ribu.

Harga Bitcoin di tahun 2025 ini dapat berkisar antara US$ 80 ribu hingga US$ 150 ribu. Jika harganya turun mencapai US$ 80 ribu, maka Trump tidak dapat mewujudkan hal-hal yang ia janjikan sebelumnya.

Seperti yang Anda lihat, jika skenario ini berhasil, masih ada ruang untuk bertumbuh dalam siklus saat ini. Bitcoin diharapkan akan terus bertumbuh.

Prediksi ini mungkin terjadi dan akan terus berlanjut seiring berjalannya waktu, selama apa yang dijanjikan Trump berkaitan dengan deregulasi, serta suku bunga yang bersahabat dapat terwujud.

👉 Pelajari Fibonacci Retracement: Cara Menganalisis Peluang Trading

Di mana kita bisa membeli BTC?

Kita sudah membahasnya panjang lebar. Selanjutnya, kami akan memberikan beberapa rekomendasi exchange kripto terbaik untuk membeli Bitcoin?

Tokocrypto

Aplikasi Tokocrypto merupakan platform exchange mata uang kripto pertama yang ada di Indonesia. Tokocrypto merupakan mitra resmi dari Binance, yang menawarkan perdagangan yang mudah dan aman pada mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Dogecoin (DOGE), dan banyak mata uang kripto lainnya. Kripto ini dapat kita beli dengan menggunakan mata uang Rupiah. Platform exchange tersebut berdiri karena cetusan sekelompok penggemar mata uang kripto pada tahun 2017 dengan tujuan memajukan industri kripto yang ada di Indonesia.

Tokocrypto

Berikut beberapa informasi penting dari Tokocrypto:

  • 🇮🇩 Regulasi: Bappebti di Indonesia
  • 🧳 Aset keuangan: Spot trading crypto, OTC, EARN, staking
  • 💰 Biaya trading: mulai 0,31% untuk akun biasa.

Pintu

PINTU menawarkan pilihan aset crypto yang sangat beragam setidaknya ada lebih dari 100 aset crypto yang bisa diperdagangkan trader maupun investor di aplikasi PINTU. Sebagai crypto exchange lokal dan legal di Indonesia, PINTU selalu menjadikan keamanan pengguna sebagai prioritas utama dengan menggunakan teknologi enkripsi terkini dan perlindungan dana yang kuat.

PINTU

Berikut beberapa informasi penting dari PINTU:

  • 🇮🇩 Regulasi: Bappebti di Indonesia
  • 🧳 Aset keuangan: Spot trading, Earn, Staking, Web3, OTC
  • 💰 Biaya trading:
    • Biaya jual/beli: gratis
    • Biaya penarikan: Rp4.500/transaksi

Reku

Reku bukanlah aplikasi investasi pendatang baru di Indonesia. Namun, aplikasi investasi ini memang tidak terlalu populer dan tidak memiliki basis pengguna yang banyak seperti Indodax, PINTU, dan Tokocrypto. Reku resmi meluncurkan produk keuangan terbarunya yaitu saham Amerika Serikat dan menyediakan lebih dari 600 saham AS yang bisa dibeli oleh investor melalui aplikasinya. Aplikasi Reku menawarkan saham AS secara fraksional, dimana investor tidak perlu membeli saham AS secara penuh karena bisa membelinya sebagian saja dengan nominal investasi yang kecil mulai dari US$1.

Reku

Berikut merupakan beberapa informasi penting dari Reku:

  • 🇮🇩 Regulasi: Bappebti di Indonesia
  • 🧳 Aset keuangan: +150 aset crypto, +600 saham AS, ETF, staking
  • 💰 Biaya trading:
    • Biaya jual/beli: 0,25% (belum termasuk pajak).
    • Biaya penarikan: Rp6.500/transaksi

Kesimpulannya, pertanyaannya bukan kapan harga Bitcoin akan mencapai US$ 100.000, melainkan memahami faktor-faktor yang mendorong kenaikannya. Jika hal tersebut terjadi dalam beberapa minggu atau bulan mendatang, maka nilainya akan terus meningkat di masa yang akan datang. Dalam jangka pendek, mungkin terjadi fluktuasi harga, yaitu bisa saja di atas atau di bawah US$ 100.000.

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Berapa harga Bitcoin hari ini?

Per tanggal 25 November 2024, harga Bitcoin US$ 97.609. Sehingga harganya mengalami penurunan setelah mencapai harga tertinggi pada tanggal 22 November 2024, yaitu mencapai US$ 99.436. Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa harga Bitcoin belum bisa menembus US$ 100.000.

Di mana kita bisa membeli Bitcoin?

Untuk dapat membeli Bitcoin, Anda dapat menggunakan beberapa exchange terpopuler dan aman yang telah teregulasi oleh Bappebti. Anda dapat membelinya melalui Tokocrypto, PINTU, dan Reku. Ketiga aplikasi tersebut telah terdaftar dan diawasi oleh regulator Indonesia sehingga keamanannya sangat terjamin. Yang perlu Anda pehatikan adalah risiko pada fluktuasi pasarnya.

Artikel Terkait