Analisis Bottom Up untuk Evaluasi Investasi

Analisis Bottom Up adalah suatu metode analisis fundamental. Metode Ini berfokus pada detail spesifik dari sebuah perusahaan, seperti keuangan dan operasinya. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi nilai dan potensi dari kinerjanya.

Analisis ini berdasarkan pada gagasan mengevaluasi perusahaan dari dasar ke atas. Dari komponen individualnya hingga keseluruhan, sehingga kita dapat memiliki pemahaman yang lebih akurat tentang nilai dan profitabilitasnya.
Anda dapat memulai analisis tersebut dengan mempelajari situasi ekonomi perusahaan, mengevaluasi indikator keuangannya dan informasi akuntansinya. Kemudian, Anda baru dapat menilai sektor dan ekonomi secara umum.
👉Baca juga indeks profitabilitas: Indeks Profitabilitas: ROA, ROE, ROCE, ROS
Analisis Bottom Up dan Top Down
Analisis bottom-up adalah prosedur yang berlawanan dengan top-down, sehingga Anda harus melakukannya secara terbalik. Artinya, Anda memulai analisis top-down dengan analisis makroekonomi umum, kemudian mempelajari sektor yang menarik dan akhirnya memilih nilai keuangan dalam sektor tersebut.

Analisis bottom-up biasanya berguna untuk strategi jangka panjang atau buy and hold. Investor membeli nilai dengan tujuan untuk mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, analisis top-down bisa lebih berguna bagi investor yang mencari peluang masuk pasar untuk keluar dalam jangka pendek dengan menghasilkan keuntungan.
Singkatnya, analisis bottom-up bergerak dari yang khusus ke yang umum, dari mikro ke makro. Sebaliknya, analisis top-down bergerak dari yang umum ke yang khusus, dari makro ke mikro.
Jika investor mengenal baik perusahaan yang akan mereka investasikan, analisis bottom-up mungkin berguna. Ini karena agen akan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang membedakan perusahaan, penawaran produk ke pasar, dan seberapa relevan bagi konsumen.
Pikirkan tentang perusahaan seperti Apple, yang mereknya memiliki kelompok pengikut yang sangat besar. Jadi, pelanggan setia Apple dapat mengembangkan analisis mendalam dengan gaya bottom-up berdasarkan semua yang sudah mereka ketahui tentang perusahaan tersebut.
Sebaliknya, analisis top-down, berawal dari hal yang umum ke yang khusus. Oleh karena itu, investor mencari peluang investasi, terlepas dari sektor atau perusahaan yang mereka kenal.
👉Untuk memahami analisis fundamental secara umum, bisa simak artikel berikut: Panduan Lengkap Analisis Fundamental untuk Investor Pemula
Tahapan Analisis Bottom Up
Berikut merupakan tahapan yang dapat Anda ikut saat melakukan analisis bottom-up untuk mengevaluasi perusahaan:
- Meninjau sejarah keuangan perusahaan: Mencakup peninjauan laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas, untuk mendapatkan pemahaman tentang kinerja perusahaan di masa lalu.
- Menganalisis operasional perusahaan: Memeriksa kegiatan operasi perusahaan, proses produksi dan distribusinya, saluran penjualannya, serta hubungannya dengan pemasok dan pelanggan.
- Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan: Saat mengevaluasi operasional perusahaan, penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya. Ini mencakup hal-hal seperti efisiensi proses, kualitas produk atau layanan, efektivitas tim manajemen, dan solvabilitas keuangan perusahaan.
- Memperkirakan nilai masa depan perusahaan: Setelah menilai sejarah keuangan dan operasi bisnis, informasi ini berguna untuk memperkirakan nilai masa depan perusahaan. Hal ini mencakup proyeksi laporan keuangan dan perhitungan kelipatan penilaian.
- Membandingkan perusahaan dengan yang lain di sektor yang sama: Melakukan perbandingan perusahaan dengan pesaing di sektor yang sama. Dengan cara ini, Anda dapat melihat karakteristik khusus, baik negatif maupun positif, yang pesaing tidak miliki.
- Menganalisis kondisi pasar: Evaluasi kondisi pasar keuangan tempat perdagangan saham. Sehingga kita dapat melihat posisi, apakah bear market atau bull market. Jika kita menganalisis perusahaan yang terdaftar di bursa saham AS, misalnya, kita harus mengamati indeks seperti S&P 500.
- Menganalisis indikator makroekonomi: Selanjutnya, lakukan evaluasi variabel makroekonomi seperti tingkat pengangguran, inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi (variasi PDB). Indikator-indikator ini dapat memiliki dampak pada perusahaan yang dapat Anda pelajari.
- Mengambil keputusan investasi: Terakhir, berdasarkan analisis bottom-up, Anda dapat melakukan pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak. Ini bisa termasuk pembelian saham perusahaan atau investasi dalam bentuk modal lainnya.
👉 Ini panduan untuk melakukan analisis keuangan: Analisis keuangan: Cara Menghitung, dan Jenis-Jenisnya
Contoh Analisis Bottom Up
Misalkan kita ingin menganalisis perusahaan Unilever. Hal pertama adalah menganalisis laporan keuangannya, neraca, laporan laba rugi, dan arus kas. Kita juga dapat mengamati rasio keuangan seperti PER, serta tingkat leverage, nilai buku perusahaan, dan lainnya.

Penting untuk mempertimbangkan semua informasi yang tersedia untuk memproyeksikan prakiraan tingkat pendapatan untuk periode mendatang. Ini akan tergantung pada rencana perusahaan dan ekspektasi bisnis.
Perusahaan mungkin menghadapi peluang besar atau, sebaliknya, ancaman tertentu yang mungkin mempengaruhi kinerjanya. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi sektor dan membandingkannya dengan pesaing.
Misalkan perusahaan bergerak di bidang barang konsumsi primer, Anda perlu menganalisis perusahaan mana yang menjadi pesaingnya, apa ekspektasi permintaan untuk produknya, tren pasar, preferensi konsumen, dan lainnya.
Kemudian, mengevaluasi pasar keuangan tempat perusahaan terdaftar. Yaitu, jika perusahaan Unilever (UNVR) terdaftar di indeks saham Indonesia, Anda harus mengevaluasi kinerja LQ45.
Terakhir, Anda harus memperhitungkan variabel makroekonomi yang telah kami bahas sebelumnya. Hal ini tingkat seperti inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi. Indikator-indikator ini memungkinkan kita mengetahui apakah ekonomi akan memasuki fase ekspansif atau kontraktif. Jika yang kedua diperkirakan, permintaan produk yang ditawarkan perusahaan bisa menurun.
👉 Artikel menarik lainnya: Bagaimana Cara Menilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Fundamental?
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Analisis bottom up artinya metode analisis yang dimulai dari evaluasi detail spesifik perusahaan, seperti keuangan dan operasinya, sebelum melihat kondisi sektor dan ekonomi secara umum.
Analisis bottom up fokus pada analisis perusahaan secara individu terlebih dahulu, sedangkan analisis top-down dimulai dari pandangan makroekonomi dan turun ke sektor dan perusahaan tertentu.
Analisis bottom up paling cocok digunakan dalam strategi investasi jangka panjang atau buy and hold, di mana investor ingin memahami secara mendalam nilai perusahaan yang mereka investasikan.