Badai Finansial 2030: Apa itu, Penyebab, Cara Menghadapi

Banyak ekonom dunia yang memprediksi akan ada Badai Finansial 2030. Padahal di waktu yang sama, dalam lima tahun ke depan Indonesia berpotensi akan masuk 10 besar kekuatan ekonomi dunia. Nah kondisi Badai Finansial berpotensi menyebabkan krisis ekonomi global di tahun 2030.

Lantas, seberapa parahkah krisis ekonomi 2030 yang berpotensi terjadi dan apa saja penyebab yang memicu Badai Finansial tersebut? Serta bagaimana cara menghadapinya untuk mengurangi dampak ekonomi yang timbul akibat Badai Finansial tersebut.

Berikut adalah penjelasan selengkapnya apa itu Badai Finansial beserta penyebabnya! Serta tips keuangan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi terjangan Badai Finansial 2030 yang berpotensi lebih mengerikan dari dampak Covid-19.

Apa itu Badai Finansial 2030?

Badai Finansial 2030 adalah istilah di dunia keuangan yang menggambarkan suatu kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Secara sederhana, Badai Finansial adalah dapat kita artikan sebagai peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi dan berdampak besar terhadap perekonomian dan berpotensi menyebabkan krisis ekonomi.

cara menghadapi badai finansial 2030
(Sumber: Linkedln)

Istilah keuangan ini merujuk kepada pengertian badai itu sendiri yang seringkali menimbulkan kerugian finansial bagi masyarakat karena dapat merusak rumah, menghancurkan bangunan, dan menyebabkan banjir. Ancaman Badai Finansial 2030 semakin nyata terlihat, ketika banyak perusahaan yang melakukan PHK kepada karyawan. Badai PHK ini akan langsung berdampak besar bagi perekonomian karena dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan daya beli masyarakat, hingga meningkatkan angka pengangguran.

Badai finansial bisa terjadi karena ada beberapa faktor seperti peristiwa geopolitik, resesi ekonomi, krisis ekonomi, dan bencana alam. Jika prediksi badai finansial 2030 benar-benar terjadi, hal ini akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan mengganggu kestabilan ekonomi.

👉🏻 Simak artikel menarik kondisi ekonomi Indonesia Deflasi Beruntun di Indonesia, Ungkap Sebab & Bahayanya

Apakah di 2030 Akan Ada Badai Finansial?

Potensi atau ancaman Badai Finansial 2030 bukanlah isapan jempol belaka, melainkan ini adalah fakta ekonomi yang perlu menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kenapa? Karena perekonomian global saat ini mendapatkan tantangan ekonomi dari faktor geopolitik, perubahan iklim, dan teknologi.

Dari sisi faktor geopolitik, perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat bisa menjadi Badai Finansial bagi perekonomian global di tahun 2030. Sementara perubahan iklim yang kini menjadi isu global dapat menyebabkan Badai Finansial seperti terganggunya sektor pertanian. Kondisi ini menyebabkan banyak petani gagal panen dan memicu naiknya harga komoditas di pasar.

Sektor teknologi juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap potensi terjadinya Badai Finansial di tahun 2030. Pemicu hal ini bisa karena banyaknya pekerjaan yang mulai tergantikan oleh teknologi AI dan menyebabkan banyak perusahaan melakukan PHK karyawan secara besar-besaran.

Penyebab Badai Finansial 2030

Dari banyaknya faktor yang bisa menjadi penyebab Badai Finansial di tahun 2030, ancaman Badai Finansial di tahun 2030 diprediksi bisa terjadi karena dipicu faktor berikut ini.

Utang Global yang Semakin Meningkat dan Membengkak

Menurut data yang dikutip dari International Institute of Financial (IIF), selama 10 tahun terakhir utang global mengalami kenaikan hingga 49% atau naik sebesar $105 triliun. Pada tahun 2015, utang global tercatat sebesar $213 triliun dan naik menjadi $318 triliun di tahun 2024.

Pada akhir tahun 2024, Amerika Serikat adalah negara dengan utang terbesar di dunia. Negara ini mencatatkan utang global mencapai $97,83 triliun atau setara sepertiga dari total utang global. Kemudian, ada Tiongkok di posisi kedua dengan utang global mencapai $62,4 triliun.

Sementara utang negara-negara Eropa mencapai $54,5 triliun dan utang Rusia mencapai $2,6 triliun. Dengan total utang global yang mencapai lebih dari $300 triliun tentu akan ada banyak negara-negara di dunia yang berpotensi mengalami gagal bayar.

Gagal bayar utang ini akan berdampak besar terhadap perekonomian global dan menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan menghambat investasi dari luar negeri.

👉🏻 Apa itu Kebijakan Fiskal? Penjelasan Lengkap untuk memahami bagaimana kebijakan ini akan mereka gunakan

Faktor Geopolitik dan Krisis Energi

Apakah akan ada badai finansial 2030
(Sumber: Infobanknews)

Penyebab Badai Finansial 2030 adalah juga dapat terjadi dari faktor geopolitik dan krisis energi. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok adalah isu geopolitik yang bisa menyebabkan adanya badai finansial di tahun 2030.

Krisis energi bisa terjadi karena ada beberapa faktor. Seperti naiknya permintaan energi, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, pemborosan energi, rusaknya infrastruktur, bencana alam, perang timur tengah, perang Rusia-Ukraina, dan ketidakstabilan pasokan energi.

Sejarah mencatat ada sejumlah negara di dunia yang pernah mengalami krisis energi seperti Laos, Sri Lanka, Haiti, Panama, Ekuador, Argentina, Kuba, Nigeria, dan Kamerun. Negara-negara tersebut mengalami krisis energi karena terdampak langsung perang Rusia-Ukraina yang membuat pasokan bahan bakar dari Rusia terganggu akibat rusaknya infrastruktur.

👉🏻 Baca bagaimana kebijakan moneter AS untuk menghadapi Badai Finansial adalah dalam artikel Pertemuan The Fed Maret 2025: Pertahankan Suku Bunga 4,25-4,5% yang akan kami update secara berkelanjutan!

Perkembangan Teknologi Khususnya pada Bidang AI, Otomatisasi, dan Robotika

Semakin masifnya perkembangan AI, otomatisasi, dan robotika bukan hanya berdampak positif bagi dunia kerja. Tetapi, perkembangan teknologi tersebut juga berimbas negatif bagi banyak pekerjaan di perusahaan. Menurut laporan World Economic Forum (WEF) pada 7 Januari 2025, WEF memprediksi ada 41% perusahaan di dunia akan melakukan pengurangan tenaga kerja dan ini adalah imbas dari penggunaan teknologi AI di dunia yang semakin masif.

Berdasarkan World Economic Forum (WEF) dan McKinsey, ada sejumlah pekerjaan yang terancam hilang di tahun 2030 karena AI dan otomatisasi di antaranya:

  • Telemarketing.
  • Customer service.
  • Jurnalis.
  • Editor.
  • Analis keuangan.
  • Akuntan.
  • Tenaga kerja di gudang dan manufaktur.
  • Driver (taksi, ojol, dan truk).
  • Data entry.
  • Administrasi.

Hilangnya sejumlah pekerjaan di atas gegara AI dan otomatisasi pasti akan menimbulkan badai PHK di berbagai negara. Akhirnya kondisi ini akan membuat daya beli masyarakat menurun, angka pengangguran naik, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

PHK yang marak terjadi akhir-akhir ini adalah salah satu contoh real kasus yang menggambarkan bahwa badai finansial 2030 semakin nyata terlihat dan dapat berdampak luas terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Cara Menghadapi Badai Finansial 2030, Ini Tips Keuangannya

Dampak ekonomi yang paling masyarakat rasakan jika Badai Finansial 2030 benar-benar terjadi adalah penurunan daya beli dan hilangnya pekerjaan yang menyebabkan kelas menengah di Indonesia turun. Berikut adalah persiapan yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi krisis ekonomi yang mungkin akan terjadi di tahun 2030.

Mempersiapkan Dana Darurat

dana darurat untuk menghadapi badai finansial
(Sumber: Kompas)

Dana darurat adalah tabungan yang bisa Anda persiapkan khusus untuk biaya-biaya yang bersifat tidak terduga. Misalnya biaya kesehatan yang perlu Anda keluarkan ketika tiba-tiba jatuh sakit atau juga bisa untuk biaya hidup sehari-hari jika mengalami kehilangan pekerjaan.

Berapa idealnya dana darurat? Tabungan dana darurat setidaknya harus bisa mencukupi biaya hidup Anda selama 3-6 bulan. Tips terbaik dalam menabung dana darurat adalah memilih kendaraan investasi yang tidak fluktuatif seperti reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.

Kedua produk reksa dana tersebut cocok bagi Anda yang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan biaya yang tidak terduga, punya likuiditas yang baik, rendah risiko, dan Anda bisa berinvestasi mulai dari Rp10 ribu melalui aplikasi reksa dana terbaik seperti Ajaib, Bibit, Bareksa, Pluang, Makmur, dan IPOT.

Diversifikasi Investasi

Cara menghadapi badai finansial 2030 yang kemungkinan akan terjadi berikutnya adalah melakukan diversifikasi investasi. Mendiversifikasi portofolio investasi biasanya investor lakukan untuk mengurangi risiko selama investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.

Sebagai investor, sebaiknya Anda tidak menempatkan uang di satu jenis instrumen investasi saja. Tetapi, cobalah untuk mendiversifikasi investasi dengan membaginya ke dalam beberapa jenis instrumen investasi.

Selain diversifikasi investasi dapat mengurangi risiko selama investasi, strategi investasi ini juga bisa meningkatkan kestabilan portofolio. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun dan mengelola portofolio sesuai profil risiko dan tujuan investasi.

👉 Anda bisa simak artikel keuangan berikut: Portofolio Investasi: Cara Mengelola, Jenis, dan Contohnya

Meningkatkan Penghasilan

Di era badai finansial 2030 yang mungkin akan terjadi, uang yang Anda punya saat ini akan semakin kecil nilainya karena naiknya harga-harga komoditas di pasar akibat inflasi yang tinggi. Oleh karenanya, Anda perlu mempersiapkan sumber penghasilan lainnya yaitu melalui passive income yang bisa meningkatkan penghasilan Anda.

Passive income adalah kebalikan dari active income, yaitu Anda tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan tenaga untuk menghasilkan uang. Tetapi, Anda hanya tinggal menaruh uang Anda di sebuah investasi dan investasi tersebut akan menghasilkan return atau keuntungan bagi Anda.

Selain dengan berinvestasi di saham dan crypto, Anda juga bisa mendapatkan passive income dengan menjalani bisnis sampingan. Bagi Anda yang ingin menghasilkan passive income tapi belum tahu bagaimana cara memulainya. Artikel keuangan berikut ini dapat membantu Anda untuk memahami lebih lanjut apa itu passive income.

👉 Apa itu Passive Income, Keuntungan Menjanjikan Penghasilan Pasif

Prediksi 2030 untuk Harga Emas, Bitcoin, dan Saham

Berikut prediksi harga aset investasi di tahun 2030 di tengah isu badai finansial:

Emas

Walaupun isu Badai Finansial 2030 menghantui investor yang dapat membuat pertumbuhan ekonomi global melambat, namun harga emas diprediksi akan tetap naik di tahun 2030. Pendorong harga emas naik adalah beberapa faktor seperti emas adalah safe haven yang kebal inflasi, pelonggaran kebijakan bank sentral, dan situasi geopolitik yang menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga emas.

badai finansial 2030
Data harga emas diambil pada 19 Maret 2025 dari TradingView

Bahkan, tak tanggung-tanggung ada yang berani memprediksi bahwa harga emas di tahun 2030 bisa menembus $4.800. Prediksi ini sesuai dengan historis harga emas yang selalu naik di tengah ketidakpastian ekonomi atau krisis seperti yang terjadi pada krisis ekonomi 2008, pandemi covid-19, dan Depresi La Grande (1929).

👉 Berinvestasi Emas: Saham, ETF, Pendanaan Bersama, dan Emas Fisik

Bitcoin

Bagaimana dengan harga Bitcoin di tahun 2030? Menurut pendiri Block dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, harga Bitcoin berpotensi menembus $1 juta pada 2030. Nilai pasar Bicoin bisa mencapai $20 triliun. Kenaikan harga Bitcoin ini pendorongnya adalah faktor penerapan teknologi blockchain yang semakin masif dan semakin banyaknya investor yang membeli Bitcoin di seluruh dunia.

👉 Cara Investasi Bitcoin di Indonesia: Panduan Langkah

Saham

Sepanjang 6 bulan terakhir, IHSG telah mengalami penurunan sekitar 20%. Dan hal ini membuat banyak investor khawatir dengan perkembangan prospek saham di Indonesia. Jika kita melihat tren yang bakal berkembang di tahun 2030 nanti, sektor teknologi menjadi sektor bisnis yang paling menjanjikan untuk dilirik.

penyebab badai finansial 2030
Data harga IHSG diambil pada 19 Maret 2024 dari TradingView

Kenapa? Karena perkembangan AI akan semakin masif digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kini pun sudah banyak perusahaan yang mulai beralih menggunakan AI untuk menunjang operasional perusahaan.

Selain itu, kami juga melihat ada potensi di sektor energi terbarukan. Saat ini banyak negara di dunia yang mulai mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Di tahun 2030, pengguna bahan bakar fosil akan semakin berkurang. Mereka akan beralih dengan energi yang lebih ramah lingkungan.

Sesusai dengan target pemerintah yang ingin negara Indonesia masuk 10 besar kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030, sektor perbankan akan menjadi penopang utama perekonomian di Indonesia.

Saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI masih menjadi saham favorit bagi investor. Kemudian diikuti saham teknologi (Apple dan Nvidia), serta saham-saham energi. Anda bisa membeli saham-saham perusahaan tersebut melalui aplikasi saham terbaik resmi OJK.

👉 Cara Investasi Saham untuk Pemula, Ini Tipsnya!

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Badai Finansial 2030

Apa itu Badai Finansial 2030?

Badai finansial 2030 adalah sejumlah tantangan keuangan yang akan dihadapi di tahun 2030 nanti seperti geopolitik, badai PHK, disrupsi teknologi, dlll.

Apa Penyebab Badai Finansial 2030?

Ada tiga faktor penyebab utama terjadinya badai finansial 2030 yaitu geopolitik dan krisis energi, perkembangan teknologi AI, dan utang global yang meningkat.

Badai Finansial 2030 apakah benar?

Mengingat kondisi ekonomi dan pasar keuangan yang bersifat dinamis, maka Badai Finansial 2030 bisa terjadi ataupun tidak. Namun dengan faktor-faktor di atas, ada baiknya kita semua bersiap untuk menghadapinya.

Artikel Terkait